Step On The Lament || {TOMARR...

By Flair_12

34.4K 4.1K 609

Horcrux dalam diri Harry Potter berubah menjadi sebuah janin, yang kemudian lahir sebagai bayi perempuan pali... More

1. Birth and Death
2. Lament
3. Golden Gloom
4. Pieces Of Soul
5. A Bridge To Connect
6. The Dove Hums
7. Beyond The Sleep
8. House of Lotus
Suratku, Untuk Kamu
Pengumuman
10. Dark Thoughts
11. Hope

9. Foreign Portraits

2K 262 21
By Flair_12

Kabut dan malam menyelubungi Rumah Teratai. Hujan rintik sayup-sayup memecah keheningan malam. Aroma hujan dan Teratai yang mekar mengaburkan kesadaran, angin malam yang sejuk menggoda dan menidurkan pekerja Kementerian yang mengambil tugas malam.

Hujan di sepertiga malam telah berlalu. Langka terjadi. Hanya sekali dalam satu waktu. Kelangkaan nya menjadikan hujan dalam purnama sebagai waktu yang sakral. Ritus kuno para hamba Pagan, merakit racun tak ber penawar, pun waktu untuk berdoa pada Yang Maha Berkuasa.

Bagi Voldemort, ini adalah waktu yang sakral untuk para roh. Khususnya yang masihlah terikat pada Dunia Makhluk Fana.

Bersila di depan lukisan tambatan hatinya, alat musik tradisional dari Asia Timur di hadapannya. Bertahun-tahun semasa muda ia habiskan meneliti tentang keabadian dan roh, ia temukan cara untuk berkomunikasi dengan para roh. Di Asia Timur, Orang-orang di masa lampau berkomunikasi dengan para roh melalui musik. Musik khusus para pertapa di puncak gunung yang telah menyentuh benang keabadian. Musik yang menjadi bahasa dalam berkomunikasi, bagi dua dunia yang dibatasi oleh tabir yang maha gaib.

Jari-jemari menyentuh senar, memetik membentuk nada. Terampil dan tak bercela. Sihir mengalir lembut di udara, dan nada-nada lagu yang suci melayang-layang, menjangkau roh-roh sekitar.

Nada yang syahdu mengalun selaras dengan hati pemain. Lembut dan menyedihkan. Mengandung segala bentuk kesedihan dan kerinduan pada kehangatan, pada cinta, pada rumah.

"Harry Potter, pernahkah kau melihatnya? Wahai roh yang baik."

"Tidak. Maaf."

"Leluhur ku yang Agung, adakah kau melihat roh ibu dari putri rumah bangsawan ini?"

"Tak satupun di antara kami melihat roh yang kau cari, Darahku."

"Harry, di mana kau?"

"Harry, jawab aku."

"Di mana kau berada, Harry?"

"Jawab aku. Sebentar saja."

"Athlarien membutuhkanmu."

"Harry, jawablah meski kau enggan."

"Harry, jika kau tak mau menjawab karenaku, jawablah untuk Athlarein."

"Harry, putrimu membutuhkanmu."

"Harry-"

"Harry-"

"Harry..."
.

.

.

.

.

"Di mana kau? Aku me-."

Hujan mendadak berhenti. Suasananya teduh. Rintik-rintik hujan memecah permukaan danau yang tenang. Hujan bulan purnama datang tanpa gelagat, pun hilang tak bertanda.

Dengan berakhirnya hujan di bawah bulan purnama, maka habislah kesempatan untuk berkomunikasi dengan para roh.

Habis gaib yang tadinya longgar, kini menjadi rapat tak bercela.

Voldemort tertegun. Ia terengah-engah. Ia panik dan merasa tak terima. Masih banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan. Kenapa hujan harus berhenti. Bisa saja kali terakhir itu yang ia cari akan menjawabnya.

Voldemort menutup mata. Sihirnya mengalir lebih deras dari pada yang sebelumnya. Jemari terampil terus bermain di atas senar-senar musik. Kini yang keluar hanyalah lagu biasa. Lagu yang menyedihkan bagi hati yang mendengar. Alunan musik terus-menerus dimainkan, tanpa henti mencoba menjangkau yang ingin dituju.

Tak ada jawaban.

Hening mengelilinginya.

Namun pantang baginya untuk menyerah.

Langit yang gelap perlahan menerang. Bintang-bintang tersamarkan oleh cahaya terang dari ufuk timur. Cahayanya yang lembut menusuk penglihatan, bekas air yang mengalir tertinggal di pipi.

Mata yang merah, bengkak dan sembab, menerawang cahaya di ufuk timur. Bau besi lantas menusuk penciuman nya.

Mata merah menoleh ke bawah, tujuh senar ternodai oleh merah-beberapa merah yang segar, sebagian lagi telah menjadi sedikit gelap. Rasa sakit menyengat di jari-jarinya.

Sakitnya tiada tara.

.

.

.

.

.

.

Voldemort tidak jarang dibohongi. Kebohongan seperti racun yang Voldemort hindari dan membentengi dirinya dengan penawar darurat. Namun kebohongan yang satu ini tidak memiliki penawar.

Voldemort telah dibohongi.

.

.

.

.

.

.

Voldemort sering berandai-andai.

Apakah Harry Potter berulang kali muncul dalam kepalanya karena Athlarien, yang berwajah sama dengan induknya.

Mulai dari fitur wajahnya, hingga mata hijau legendaris.

Melihatnya berarti melihat Harry Potter.

Voldemort tidak heran lagi setelah kemunculan pertama Athlarien yang berusia 5 tahun dalam pesta Natal tahunan Kementerian menjadi berita yang menghebohkan. Berita itu menjadi headline selama berhari-hari. Masyarakat tidak peduli dengan hal lain. Tidak peduli dengan kenaikan nilai galleon dalam beberapa hari terakhir, ramalan cuaca badai yang mendekati Inggris dalam beberapa hari, atau  bahan pangan yang kini mengalami kenaikan kualitas. Masyarakat hanya peduli dengan gosip. Hanya peduli dengan Juruselamat yang digosipkan memiliki anak diluar nikah dengan You-Know-Who.

Surat kabar itu membandingkan dua foto. Harry Potter remaja dan anak kecil yang usianya tak mungkin lebih dari lima tahun. Keduanya berambut gelap, dan berkata hijau. Dengan fitur wajah yang sama. Hanya berbeda di bentuk dagu dan alis saja. Dan kemudian surat kabar menambahkan fotonya, menyamakan fitur dagu dan alisnya.

Pria 1:"Anak ini mirip dengan Harry Potter dan Kau Tahu Siapa!"

Pria 2 :"Bukan lagi mirip! Jelas-jelas anak itu adalah anak mereka berdua!"

Pria 1 :"Juruselamat itu rupa-rupanya tak lebih dari seorang pelacur."

Masyarakat heboh.

Mereka menuntut penjelasan.

Mereka menginjak nama Harry Potter.

Masyarakat memberi Harry Potter pandangan yang jelek sejak berita itu keluar. Menyebut berapa pelacurnya dia membuka kakinya untuk musuh, bahwa dia pantas mati.

Voldemort ingin membakar mereka semua.

Albus Dumbledore menyimpan tangannya. Dia tidak mau ikut campur dengan hal ini. Meski begitu mereka yang berkata buruk tentang Harry Potter di depannya menemui akhir yang buruk. Dia tidak membenarkan masyarakat, tapi apa yang mereka katakan tidak salah. Athlarien lahir di luar pernikahan, semata-mata karena satu malam kecelakaan antara Voldemort dan Harry. Adalah sebuah mukjizat Voldemort mau mengambil anak itu dan merawatnya, dengan penuh kasih sayang dan masih menyimpan nama belakang ibunya.

Tapi Harry Potter bukan pelacur. Adalah wajar untuk remaja seusianya yang memiliki banyak tekanan untuk mencari pelampiasan dengan seks. Banyak orang melakukannya. Harry hanya tidak beruntung dan memilih berakhir dengan Pangeran Kegelapan.

Pelahap Maut tutup mulut. Meski banyak orang-orang mencoba mengorek dari mereka, mereka tetap tutup mulut. Putri Pangeran Kegelapan adalah anak yang manis dan baik. Menjawab pertanyaan berarti mengekspos kebenaran gosip itu sendiri.

Tapi sejujurnya sepertinya semua itu tidak perlu. Tidak perlu ancaman atau tindakan apapun untuk menutup mulut domba-dinba ternak. Karena Voldemort sendiri sebenarnya turun tangan tanpa mengeluarkan satupun kata-kata.

Ada potret di aula komplek istana Slytherin.

*

*

*

*

*

Ada potret di aula komplek istana Slytherin.

Potret itu besar dan memamerkan kekayaan tuan rumah. Bingkai nya emas dan warna cat lukisan potret itu pastinya mahal. Karena potret itu bercahaya. Entah karena catnya atau karena sosok di dalam potret itu sendiri.

Madam Bones berpikir itu karena sosok dalam potret itu sendiri.

Karena sosok di dalam potret itu adalah Harry Potter.

Sosoknya yang begitu muda, terlukis dengan cahaya seolah-olah dia masih hidup dan belum mati. Rambutnya yang sebahu berkilau dan sehat. Kulitnya yang putih (—samar-samar ada bisikan bahwa seharusnya  berkulit lebih gelap, semua pemain Quidditch seperti itu) dan lembut. Matanya yang hijau seperti permata, memandang penuh cinta seolah menghadap sang pelukis. Dan senyumnya yang cerah dan manis menghangatkan mata yang memandangnya.

Tah hanya itu. Ada sebuah perhiasaan lingkaran perak di kepalanya dan batu zamrud di dahinya. Lingkaran perak itu ada pada potret di lukisan lain, dikenakan oleh banyak mendiang Permaisuri.

Madam Bones melirik ke bawah, menatap tulisan yang terpahat pada papan emas di bawah potret.

"Harry James Potter-Black, 31 Juli 1980-24 Desember 1996,” Madam Bones mengucapkan pikirannya dengan keras tanpa sadar. Terbesit rasa sedih untuk sosok dalam potret yang meninggal dunia begitu muda. "- Permaisuri Slytherin ke-181."

"Artinya mereka menikah, kan?"

Madam Bones menoleh ke sumber suara, dan menangkap sosok Percy Weasley dengan setumpuk berkas di tangannya, berjalan menuju Madam Bones dan berhenti di sampingnya, ikut memandang potret.

"Aku bertanya pada potret Permaisuri Slytherin yang lainnya. Mereka bilang, Permaisuri hanya boleh dilukis oleh keluarga sedarah. Dan perlu lebih dari sekedar pernikahan untuk menjadi Permaisuri, butuh bahkan restu dari para penatua yang tutup usia." Percy menjelaskan dengan panjang lebar.

Madam Bones sedikit bersuara dengan fakta baru yang ia dengar. "Maka mungkin sejak awal Pangeran Kegelapan ingin menjadikannya Permaisuri, bukan lawan." Timpalnya menyuarakan pendapat

Percy mendengus keras. "Ibuku sangat histeris saat potret ini bocor dan menjadi headline Daily Prophet. Dia praktis menyeret Dumbledore dan menuntut untuk memberitahunya segala hal yang ia tahu pada Ibu."

Madam Bones meringis. Dia pernah bertemu sekali dengan Matriark Weasley dan melompat terkejut setengah mati karena volume suaranya. RIP Dumbledore.

"Keluargamu pasti sangat terkejut. Berita ini membuat semua orang terkejut. Tapi, kalau memang benar dia sudah mati," Madam Bones mengecilkan suaranya. Suasana menjadi serius tiba-tiba dan hawa dingin merayapi punggung wanita hebat itu.

Percy melirik nya, melihat Madam Bones masih saja terfokus pada potret.

"...kenapa potretnya tidak bergerak?"

Hawa dingin ikut menusuk Percy, kali ini terasa meski mentari musim panas begitu terik.

*

*

*

*

*

Severus menemukan lukisan lain.

Harry Potter tapi bukan lukisan potretnya sebagai Permaisuri.

Ini adalah lukisan lain. Letaknya ada di bagian dalam lorong, bagian istana yang kebanyakan dihindari oleh kebanyakan Pelahap Maut karena tempat itu gelap dan memiliki hawa yang menyeramkan. Lorong itu juga adalah tempat yang cukup pribadi, yang bahkan Lingkaran Dalam menghindar. Karena disanalah Pangeran Kegelapan sering menghabiskan waktu saat tengah malam. Severus tak sengaja, dia menjatuhkan botol ramuannya yang menggelinding jauh ke lorong ini, hingga ke bagian dalam-dalamnya. Itu tidak disengaja, karena Severus secara tak sengaja malah menendang botol itu untuk masuk lebih dalam.

Severus mengayunkan tongkatnya dan membuat cahaya dengan tongkatnya. Cahaya bersinar di ujung tongkatnya untuk beberapa saat sebelum mati. Severus merengut. Dia mencoba mantra pencari, tapi gagal lagi.

"Kau pasti bercanda." Kutuknya.

Bangsal anti sihir.

Air muka Severus seasam cuka.

Severus keluar dari lorong, memperhatikan sekeliling dan mendapati kandil dengan empat lilin yang menyala. Tanpa babibu Severus menyambar nya dan masuk kembali ke lorong. Severus mengarahkan penerangan sedikit ke bawah, menyusuri lantai batu kalau-kalau dia menemukan dan menendang botol ramuannya lagi.

Setelah cukup lama, matanya menangkap botol ramuannya. Severus tersenyum puas. Dia melangkah dengan hati-hati (takut tertendang lagi) ke arah botolnya, membungkuk untuk mengambilnya. Kandil dan kotak ramuan ia letakkan di lantai, mengambil botol ramuannya yang nakal lalu memasukkannya ke dalam kotak.

Severus mengambil kembali kandil lilin dan kotak ramuan, ia bangkit dan melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.

Lukisan itu indah dan mempesona.

Tapi Severus merasa terkutuk saat melihatnya. Bukan karena ada kutukan pada lukisan itu. Tapi karena isi dari lukisan itu.

Lukisan itu berlatar hutan yang gelap dengan cahaya bulan sebagai penyerang, ada juga kunang-kunang yang melayang-layang. Dan dua sosok. Satu lagi adalah Harry Potter, dan satunya lagi adalah Pangeran Kegelapan.

Pangeran Kegelapan membawa seekor kuda putih dengan tali di tangannya, dan Harry Potter di sisi lain kuda, ikut memegang tali kekang kuda, dalam jubah putih yang murni membawa lentera.

Pemandangan itu sudah cukup membuat Severus melotot. Kini matanya selebar piring saat matanya menangkap sosok lain di atas kuda.

Seorang anak laki-laki.

Berwajah persis tuannya.

Anak itu berwajah ceria dan tertawa, Harry Potter menoleh padanya dengan senyuman, dan Tuannya memandang ke depan namun matanya melirik anak itu dan senyuman di wajahnya.

'Dalerin Forest'
'635 SM—The Land of Nightingale.'

Severus melompat dan berlari secepat mungkin. Lilinnya mati dan Severus tersandung beberapa kali, tapi dia bangkit dan langsung kembali ke Hogwarts.

Severus menutupi dirinya dengan selimut, memejamkan mata dengan kuat berusaha keras untuk tertidur lelap dan bangun dengan keadaan sepenuhnya lupa apa yang ia temukan hari ini. Tapi berusaha tidur di saat pikiranmu dipenuhi oleh pemikiran menakutkan adalah usaha yang sia-sia.

Siapa anak laki-laki itu?

Pangeran Kegelapan hanya punya satu anak, anak perempuan yang berambut panjang dan suka mengganggu Lucius Malfoy.

Pangeran Kegelapan dan Harry Potter hanya punya satu anak, perempuan.

Harry Potter sudah mati bertahun-tahun yang lalu.

Satu-atunya malam yang Tuannya habiskan dengan Harry Potter tanpa saling mengutuk adalah malam one night stand mereka dan malam Harry Potter meninggal dunia.

Siapa anak itu.

Siapa.

Mengapa potret Harry Potter hingga kini masih tetap diam, seolah dia belum mati?

.........TBC....

Hayooo kenapa potret nya nggak gerak hayoo

Anak itu siapa hayoo

Kok author lama update hayoo

See you!

Continue Reading

You'll Also Like

306K 23.3K 106
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
44.9K 3.2K 48
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
88.2K 13.4K 18
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...