Terkadang kelemahan wanita itu apabila ia mendapatkan perlakuan manis dari seorang lelaki, ia berpikir bahwa lelaki itu mencintainya.
*
*
Pagi ini Syahla tidak berhenti tersenyum. Ralat, Syahla terus tersenyum itu semenjak di antar pulang oleh Arsyad. Pikirannya selalu terngiang akan candaan Arsyad dan juga pujian Arsyad terhadap Syahla. Entah itu pujian cantik, pintar, dan juga pintar berwirausaha.
Pagi ini pun saat Syahla hendak berangkat membeli bahan sultan untuk kliennya yang dari Amerika, Syahla terus bernyanyi sambil menari ketika berjalan keluar rumah.
"Tumben happy banget, non?" Baru kali ini Sri melihat Syahla sebahagia ini.
"Hehe, maklum lah mbok. Lagi di mabuk asmara, nih."
"Duhh, non Syahla ini. Kirain kesurupan, eh taunya kena virus merah jambu, ya?"
Syahla hanya tersenyum kepada Sri, kemudian ia masuk kedalam mobil. Di dalam mobil pun Syahla tidak berhenti menyanyi. Ia ingat suara Arsyad yang super kalem itu. Kalau tahu ujung-ujungnya cinta mah, Syahla bakalan bersikap manis sejak pertama ketemu.
Lima belas menit perjalanan akhirnya Syahla sampai di pusat toko kain sultan. Toko ini terletak di pusat kota Jakarta. Ketika Syahla masuk kedalam, ia langsung di sambut dengan baik oleh konsultan kain di toko ini.
"Mau beli bahan sultan lagi, kak?"
"Iya, kak."
Gadis yang berstatus sebagai konsultan kain itu membimbing Syahla menuju sederet kain sultan khusus pengantin. Semua warna ada di sini. Mulai dari yang warnanya kalem hingga warna yang agak mencolok.
Mata Syahla berbinar melihat semua deretan kain warna-warni yang berkilauan. Ini baru surganya kain menurut Syahla.
"Kakak mau yang warna apa?"
"Saya lihat yang warna putih sama champagne, kak."
Jadi, bride kali ini minta di buatkan dua buah gaun pengantin sekaligus. Satu warna putih dan satu warna champagne. Setelah lama mengamati, pilihan Syahla jatuh kepada kain putih dengan motif salur yang nantinya akan sedikit di poles dengan warna biru laut sesuai kemauan pelanggannya. Sedangkan yang warna champagne, Syahla memilih yang full kristal agar kesannya sparkly.
"Yang kain putih 6 meter dan yang champagne 20 meter ada?"
"Ada, kak."
"Kalau begitu bisa di packing kan sekarang?"
"Baik, kak."
Kain pilihan Syahla di bungkus rapi dan di bawakan oleh para karyawan toko ini menuju mobil Syahla. Maklum lah, kain sultan itu berat karena memang kualitas nya sangat premium. Jadi, Syahla tidak mungkin membawa sendiri kain-kain ini.
Sebelum Syahla keluar dari toko, ia kembali mengamati kain-kain yang terpajang apik itu. Ia memimpikan sebuah gaun ala princess disney untuk ia pakai di hari pernikahannya. Dan desain gaun itu sudah Syahla siapkan selama Syahla berkuliah di Amerika.
"Tunggu aku ya kain indah. Besok-besok aku ambil kamu, yaa."
Syahla menyentuh kain berwarna biru laut yang sangat indah. Beberapa meter dari kain itu di pajang di patung agar bisa di lihat keindahannya. Dan inilah kain impian Syahla. Kesannya romantis, elegan, tapi tetap mewah dengan payet yang menempel pada kain biru itu.
"Semuanya sudah siap, kak."
"Iya, kak, terima kasih. Nanti uangnya saya transfer ya, soalnya ngga bawa uang cash nih"
"Baik, kak," ucap salah satu karwayan itu dengan tangan hormat.
***
Ini adalah momen yang paling di tunggu-tunggu. Klien yang dari Amerika itu sudah datang. Tentunya Syahla menyambutnya dengan baik. Syahla mulai menggambar desain sesuai penuturan dari kliennya. Benar-benar desain yang sangat indah.
Kliennya bilang kalau dia suka banget sama lautan yang warnanya biru jernih. Nah, jadinya dia request gaun putihnya ada sedikit warna birunya. Biar kesannya tetap gaun pengantin, tapi juga warna gaun itu sesuai impiannya. Gaun pertama ini akan di gunakan untuk prewedding.
Oke, kali ini lanjut gaun yang kedua yaitu gaun warna champagne full kristal.
"I want a luxury ballgown."
Syahla mengangguk dan tangannya mulai menggambar sebuah ballgown mewah. Kali ini kliennya minta sebuah gaun yang tertutup karena akan di gunakan untuk acara permberkatan. Namun, gaun itu juga harus cocok untuk acara resepsi. Karena kliennya suka yang ngga ribet, ia minta di buatkan gaun satu look aja, tapi masuk buat pemberkatan dan resepsi.
"Excuseme..."
Mata Syahla terbelalak melihat sosok yang berada di ambang pintu sedang tersenyum ke arahnya.
"Alex?" gumam Syahla
"I am waiting you so long, Mira."
Apa? Jadi Alex ya calon suami Miranda? Syukur deh kalau Alex sudah hampir menikah. Lagian Syahla juga sudah tidak menyukai Alex. Cintanya kini hanya untuk Arsyad, Arsyad, dan Arsyad.
"Oh i am sorry. Syahla still make a design."
Syahla tersenyum kaku dengan kalimat Miranda. Tidak lama kemudian, Miranda pamit kepada Syahla karena besok ia harus memilih cincin pernikahan.
"Thanks for your work, Ms. Syahla."
"You are welcome, Miss."
Mereka berjabat tangan sambil mengulum senyum.Sebelum pintu ruang kerja Syahla tertutup, Alex terlebih dahulu menghampiri Syahla yang sedang sibuk merapikan kain-kain yang tadi sempat di buka.
"Syahla... Aku kangen kamu."
Oh iya aku lupa ngomong kalau Alex ini bisa bahasa Indonesia karena dulu dia pernah kuliah S1 di Indonesia.
"Aku sudah melupakanmu, Alex. Lagi pula kamu sudah mau menikah."
Dahi Alex mengernyit.
"Menikah? Aku belum mau menikah, Syahla. Aku masih mencintai kamu. Dan hari ini aku datang ke Indonesia untuk menetap selamanya. Aku ingin jadi mualaf yang nantinya bakal kamu bimbing."
Apa katanya tadi? Mualaf? Bukannya Alex seharusnya sudah mati kalau dia pindah agama?
"Tapi Alex-
Ucapan Syahla terpotong.
"Aku ingin belajar tentang Islam sama kamu, Syahla. Aku mohon."
Syahla menatap nanar ke arah Alex. Ia menghela napas dan akhirnya menganggukkan kepala tanda bahwa ia setuju. Alex yang melihat itu langsung berbinar matanya.
Cinta yang tidak di harapkan malah datang kembali. Duhh, Alex, kamu cinta banget apa sama Syahla sampai main kabur-kaburan gini? Hahaha 😂😂.
Jangan lupa ibadah
~Anne