AMOREVOLOUS

By ucu_irna_marhamah

1.3K 59 5

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Farenza adalah seorang pengusaha kaya yang memiliki istri yang cantik dan baik. Dari luar, ke... More

AMOREVOLOUS
PROLOGUE
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
EPILOGUE
🍂 NOVEL BARU 🍂
∘☽ NOVEL TERBARU ☾∘

Part 12

26 3 0
By ucu_irna_marhamah

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

"Dan kau siapa?"

"Aku penggantinya."

Tentu Farenza tidak percaya begitu saja. Ia melihat tangan pria itu yang basah. Sepertinya baru saja mencuci tangan.

"Berikan aku sepasang senapan kualitas tinggi beserta kelengkapannya termasuk silencer," ucap Farenza sembari merogoh saku di dalam jasnya.

Pria berambut pirang itu mengangguk. Ada senapan di tangannya yang disembunyikan di balik meja resepsionis.

"Tentu." Pria berambut pirang itu mengeluarkan senapannya dan bersiap menembak Farenza.

Namun, Farenza lebih cepat mengambil pistol dari dalam jasnya dan menembak lengan pria itu.

Terjadi baku tembak di dalam ruangan. Farenza bersembunyi di balik rak buku, sementara pria berambut pirang itu bersembunyi di bawah meja resepsionis.

Farenza terbelalak melihat seonggok daging yang berserakan di lantai dan darah segar di sekitarnya. Farenza yakin jika itu adalah mayat Sam yang meledakkan diri seperti yang diceritakan oleh pria berambut pirang.

Sebuah bola kecil terlempar ke arahnya. Kedua mata Farenza terbelalak. Ia segera berguling dan menjauh dari bola tersebut. Bola itu pun meledak. Ternyata itu adalah bom.

Pria berambut pirang mengambil senapan yang lebih canggih. Ia menembaki rak buku tempat persembunyian Farenza hingga roboh dan hancur hanya dengan tiga kali tembakan.

Pria berambut pirang itu tidak melihat keberadaan Farenza. Tiba-tiba akuarium di sampingnya pecah terkena tembakan.

Farenza tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menerjang dada si pirang saat lengah.

Mereka berdua pun berkelahi dan menembak di jarak yang dekat. Tampaknya si pirang bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Ia bisa mengimbangi Farenza dan perkelahian mereka berlangsung sengit.

Farenza memukul wajah pria itu. Dirinya juga mendapatkan pukulan di bagian perut.

Pria itu mengeluarkan pisau, begitu pula dengan Farenza. Mereka kembali beradu kelihaian dalam menggunakan pisau.

Namun, Farenza harus terluka di bagian dada dan pinggangnya karena sayatan pisau pria berambut pirang itu.

"Karena aku tidak mendapatkan kepala Samuel Smith, maka aku harus mendapatkan kepalamu, Predator!"

Farenza membanting tubuh pria itu ke meja resepsionis hingga mejanya hancur.

Tidak ingin menyerah apalagi putus asa, pria itu kembali bangkit dan menyerang Farenza.

Membutuhkan waktu lebih dari 40 menit untuk menumbangkan pria itu.

Farenza melilit leher pria itu dan berniat mematahkannya.

Namun, pria itu bersuara, "Apakah kau yakin istrimu baik-baik saja saat ini?"

Farenza mengernyit.

Pria itu tertawa. "Mungkin mereka sudah menemukannya dan membunuhnya."

Farenza semakin marah mendengar itu. Ia mengeratkan tangannya di leher pria itu.

"Atau mungkin mereka memperkosanya terlebih dahulu sebelum dibunuh? Bukakan dia sangat cantik dan seksi? Siapa yang akan tahan ketika melihatnya telanjang?"

Farenza menggeram marah dan langsung mematahkan leher pria itu hingga tewas saat itu juga.

Setelah membunuh pria berambut pirang itu dan mengambil beberapa senjata, Farenza segera pulang ke rumah. Dalam perjalanan, ia menelepon Neissya, tapi tidak diangkat.

Sesampainya di rumah, Farenza melihat keadaan rumahnya yang baik-baik saja. Namun, Neissya tidak ada di rumah.

Bubur di meja makan sudah tinggal setengahnya. Ada catatan yang ditinggalkan di meja.

Aku pergi ke kantor. Ada hal penting yang tidak bisa aku tinggalkan.

Neissya

Farenza panik bukan main. Ia kembali menelepon Neissya sambil menaiki tangga.

Farenza memasuki ruang kerjanya lalu menyingkirkan lukisan bunga teratai di dinding. Ternyata ada brankas rahasia di balik lukisan tersebut. Terdapat alat pemindai yang menempel dengan pintu brankas.

Farenza mengetik kode angka untuk memulai pemindaian wajahnya dan juga kedua telapak tangannya.

Pintu brankas terbuka. Ia mengeluarkan sebuah koper besar yang isinya adalah alat-alat yang hanya dimiliki oleh assassin profesional, termasuk persenjataan lengkap dengan alat peredam.

Tanpa berhenti menelepon Neissya, Farenza memasuki mobilnya dan melajukan dengan kecepatan tinggi menuju ke kantor Neissya.

☽༓☾

Neissya tengah duduk di kursi kebesarannya. Ia tidak menyadari ada telepon yang masuk ke ponselnya yang sedang di-charge. Ponselnya juga sedang dalam mode senyap getar. Sementara ia tengah berbicara dengan seseorang di telepon.

Terdengar suara pintu diketuk. Neissya menoleh ke arah pintu. Ia pun mematikan teleponnya.

"Masuk."

Pintu dibuka dari luar. Masuklah seorang pria berjas hitam dan berambut cepak. Neissya tampak terkejut. Tanpa disuruh, pria itu duduk berhadapan dengan Neissya.

Sementara itu, Farenza semakin menambah kecepatan laju mobilnya. Ia melirik ponselnya yang masih mencoba menelepon Neissya, tapi tidak kunjung diangkat.

Ponsel Neissya jatuh ke lantai karena getaran panggilan yang masuk. Perhatian Neissya dan pria berambut cepak itu teralihkan.

Neissya pun mengangkat telepon dari Farenza.

"Sayang, jangan pergi ke mana pun. Segeralah telepon polisi atau bantuan untuk segera datang ke sana," kata Farenza dari seberang sana.

Neissya tidak segera menjawab. Ia menatap pria berambut cepak di depannya.

"Sayang? Neissya?!"

Tiba-tiba sebuah tembakan melesat ke jendela kantor hingga pecah. Neissya berteriak kaget.

Farenza semakin panik ketika mendengar suara tembakan dan kaca pecah dari seberang sana.

"Neissya?! Apa yang terjadi? Neissya?!"

Tidak ada jawaban. Bahkan teleponnya diakhiri dengan sepihak.

Farenza melihat lampu lalu lintas yang berwarna merah. Ia terpaksa menghentikan mobilnya sambil memukul klakson.

Farenza menelepon Departemen Pembersih. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi sepertinya akan ada pembersihan besar-besaran di lokasi yang akan aku kirimkan."

Lampu kuning menyala.

Farenza kembali melajukan mobilnya dan menyalip kendaraan di depannya. Ia pun sampai di perusahaan bengkel Neissya. Farenza segera keluar dari mobil sambil membawa kopernya dan tas berisi senjata yang ia bawa dari tempat Sam. Ia memasuki gedung tersebut. Saat memasuki lantai satu, Farenza terkejut melihat beberapa mayat yang terkapar di sana.

Dari pakaian yang mereka pakai, sepertinya mereka bukan pegawai Neissya, karena karyawan di bengkel tersebut memiliki seragam yang selalu mereka pakai ketika bekerja.

Tidak mau ambil pusing, Farenza segera menaiki tangga menuju ke lantai dua. Ia membuka pintu ruangan Neissya.

Farenza membeku saat melihat Neissya memegang pistol dan diarahkan padanya. Farenza melihat ada pria berambut cepak yang duduk di kursi dan juga tengah melihat ke arahnya.

"Jangan bergerak," kata Neissya. Ia menarik pelatuknya.

Farenza menutup matanya. Peluru itu melesat melewati Farenza dan mengenai dahi seseorang yang membawa kapak dan berdiri di belakangnya.

Pria itu pun tewas seketika.

Farenza membuka matanya. Ia melihat ke belakang. Farenza terkejut melihat mayat pria yang barusan ditembak oleh Neissya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Ini berbahaya!" gerutu Neissya.

Farenza kembali menatap ke arah Neissya dengan tatapan bingung.

Sniper yang berdiri di gedung seberang menembak ke kaca ruangan Neissya hingga jendela kaca di ruangan itu benar-benar hancur.

Neissya segera menarik Farenza dan membawanya bersembunyi di bawah meja.

Farenza melihat Neissya yang cekatan saat mengisi ulang peluru dan memasang silencer di pistolnya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

12.52 | 1 Desember 2021
By Ucu Irna Marhamah
 

     

Continue Reading

You'll Also Like

166K 15.9K 57
gatau 🗿 nikmati saja.
152K 9.1K 26
cerita ini berisikan kisah Baby dan Darwin setelah mempunyai Kenzo squel dari Married With Old Man
4.6M 474K 91
Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur. Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri. Bagaimana jadinya jika Felicia si g...
2.2K 114 30
"Hilang secara tiba-tiba, hadir membuat bencana." Kehadiran sosok itu membuat Violetta Alesha penasaran, pikirannya penuh dengan tanda tanya. Ia teru...