The Minister is Mine

By ravinsary

731K 51K 1.6K

Tidak ada yang tahu jika gadis biasa seperti Guinina Larasati adalah istri dari seorang Menteri Pertahanan ne... More

Cast
1.Guinina Larasati
2. Sebuah Jalan
3. Airlangga Lynn Marshall
4. A Banquet
5. The man who infinite
6. A road to Rome
7. My magical mystery road
8. I am yours
9. Kaisar Si Pembuat Onar
10. Jobless
11. Pacaran itu?
12. SEMINAR
13. Suddenly Married
14. Menjadi istrimu
15. Traktiran
16.JOGJA
17. HEHA
18. About Kaisar
19. My Mom
20. my Mom (2)
21. Gabriel
22. Celine
23. Mission
24. Tulang Rusuk
Cast(2)
25. Alexander Rhodes
26. All is well
28. Dia Ratunya
29. Heart Attack
30. DON'T RUN TO ME
31. LALUNA
32. G20
33. GIGI
34. OFFICE
35. GUEST STAR
36. CLASS MEETING
37. OSPEK
38. KEHILANGAN
39. PETUNJUK
40.TRAP
41. INCIDENT
42. FALLING THORNS
43. ALEXANDER EFFECT
44. FAMILY LIFE
45. ATTRACTIVE
46. IT IS HIM
47. NERVOUS
48. FAT ISSUE
49. PICK ME UP
50. THE TRUTH
51. A DAY WITH DADDY
52. FIRST STEP
53. SECOND
54. SEMINAR
55.AFFECTION

27. Kekuasaan

10.6K 852 16
By ravinsary

Airlangga tersenyum miring ketika ia berhasil meringkus Celine. Ia akan menunjukkan bagaimana sakit yang sesungguhnya kepada wanita ini.

Belum, ia belum menembak mati mantan sahabatnya ini. Ia perlu sedikit bermain-main untuk mengetahui motif sebenarnya dari kejahatan itu.

"Cambuki dia sampai pingsan" teriakan-teriakan Celine tak dia gubris. Airlangga berlalu meninggalkan ruangan pengap itu.

____________________________________

Makan malam hari ini terasa sangat berisik, begitu setidaknya bagi Guin. Kedua kakaknya berebut satu rolade ayam, ibunya sedang mengomeli ayahnya agar makan sayur, sementara dirinya hanya saling diam dengan Airlangga.

Suaminya baru pulang berdinas. Menampilkan wajah lelah yang begitu kentara.

"Mau aku suapi mas?" Airlangga mengangguk kecil.

Ia gunakan tangannya yang terbebas untuk merengkuh Guin sebentar.

"Maafkan mas yang tidak bisa melindungi kamu sayang. Kamu masih bersediakan bersamaku?"

"Tentu, aku mencintaimu mas"Guin membalas pelukan Airlangga.

Melihat itu, Kaisar dan Ibrahim terdiam. Mereka berusaha tidak terbawa suasana romantis kedua pasangan beda usia di depannya. Ibrahim melirik Kaisar, lalu keduanya memutar bola matanya bersama.

'ewhh'

Kegiatan mereka terhenti ketika mbak Yuli mengabarkan bahwa ada tamu yang sedang mencari Alexander.

"Bawa kemari, biar aku menjamunya" Alexander menegakkan punggung, mengambil sikap wibawanya yang sempat surut.

Rektor universitas tempat Guin belajar datang mengadap dengan kepala menunduk, ia agak gentar menghadapi pemimpin negara seperti Alexander. Maklum ia bukanlah seorang penguasa, justru bagaikan seekor semut jika dibandingkan dengan Alexander yang agung.

"Selamat malam, Sir" ucapnya ramah. 

Ia masih berdiri di muka pintu ruang makan sambil memandangi Alexander dan keluarganya. Sungguh ia dibuat terkejut dengan kehadiran seorang Airlangga Lynn Marshall, menteri pertahanan negara ini.

"Bapak Airlangga" ucapnya lagi sambil menunduk memberi hormat.

"Please, have a seat" Alexander memberi ruang.

"Silahkan duduk bapak Safii" tambah Airlangga. "Ada apa kiranya bapak menemui kami?"

Alexander tersenyum miring membuat Airlangga menatapnya tak mengerti. 

"Saya ingin meminta maaf atas kelalaian saya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin, hari ini Guinina, mahasiswi kami menjadi korban bully dari temannya. Mohon maaf atas ketidakbecusan saya dalam mendidik anak-anak kami." Airlangga mengepalkan tangannya seketika. Dia baru saja meringkus tikus kecil yang menyakiti istrinya, namun tak disangka ia lengah. Ia kira Guin baik-baik saja. Rupanya istrinya mengalami hari yang buruk.

Brakk

Airlangga menggebrak meja, membuat pak Safii terkaget-kaget.

"Saya peringatkan untuk terakhir kalinya" Airlangga berdiri, menunjuk pak Safii di kursi seberangnya." Jika saya menemukan  lecet sekecil apapun di tubuh Guin karena perbuatan anak didik anda, saya pastikan bukan hanya kursi anda yang akan hilang tetapi juga keluarga anda"

"Calm down, Air. Guin was okay. " Alexander menengahi. Ia menyuruh Airlangga duduk kembali. Guin menepuk-nepuk punggung suaminya, menenangkan.

"I'am okay Mas. Tenang"

"So, here we are, Mr. Safii. Guinina Larasati sangat penting bagi kami, dia segalanya, untuk itu kami menitipkan dia kepada anda selama dia menjadi mahasiswa di kampus anda. Tolong lindungi dia. Hari ini saya memberi toleransi karena anda telah membuat keputusan yang benar dengan mengeluarkan beberapa pihak yang bersalah. Namun saya dan keluarga saya bukanlah orang yang murah hati. Apalagi menyangkut keselamatan Guinina" Alexander memandang lekat pria Madura di depannya.

Guin menggenggam erat jemari Airlangga, ia merasa suaminya sedang sangat marah. Ia berusaha meredamnya dengan perhatian kecil.

"Terimakasih bapak Alexander, bapak Airlangga. Saya sangat menyesal." Pak Safii duduk di kursi sebelah Kaisar. Ia merasa sangat kecil duduk diantara orang-orang ini. Lalu dia mulai berpikir.
Siapa sebenarnya Guin. Gadis itu bahkan duduk disamping Airlangga dan Alexander dengan sangat tenang.

"Silahkan dinikmati hidangannya Pak Safii. Bapak tidak perlu sungkan dengan saya juga bukan, karena saya adalah mahasiswi anda pak" Guin mempersilahkan Pak Safii, ia melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

"Terimakasih Guin"

__________________________________

Keesokan harinya, tersebar berita penurunan dekan fakultas pertanian. Beberapa fakta terkuak kebenarannya termasuk berita tentang kenakalan jajaran dekanat yang diam-diam memiliki sugar baby. Nama Nana Amanda juga langsung menjadi santer karena menjadi salah satu sugar baby para petinggi fakultas itu.

"Bobrok banget sih pimpinan kita" Salah seorang mahasiswi duduk di seberang Guin sambil membuka tutup botol air mineral dengan kasar. Dia adalah Sarah, gadis yang kemarin membantu Nana menguncinya di toilet.

"Yee, Hujat dulu temen Lo tuh yang mau-maunya jadi peliharaan jin tomang. Najes"Melly menyahut sewot, membuat Sarah yang berjarak 3 kursi darinya langsung menengok ke arah Melly.

"Udah Mel, ngapain sih ngurusin. Mending kita ikut hal-hal yang positif aja. Ikutan BEM dong kayak Guin" Rani mengompori, ia melirik -lirik Guin.

"Kalian kira Guin sebaik itu, huh. Gue pernah mergokin Guin jalan sama om-om. Coba gue tanya Guin. Tadi malem Lo ke plaza kan sama om-om genit?" Sarah menatap puas ke arah Guin. 

Guin mengangguk, tidak ada raut kecemasan dalam wajahnya.

" Iya, bener kok. Tadi malem gue ke plaza. Dan dia bukan sembarang om-om, dia bapak gue Sarah!!!"

"Satu fakultas juga tahu kalo Lo itu yatim piatu Guin. Jadi Lo mau ngeles apalagi? Udah jelas kan guys siapa yang sugar baby sebenarnya disini. "

Plak

Suara tamparan keras menggema di kantin fakultas pertanian. Sarah meringis kesakitan, bibirnya sobek dan mengeluarkan darah segar. Lantas ia menoleh untuk mengetahui siapa yang menamparnya.

Jennifer El Rhodes menjambak rambut gadis tidak tahu diri dihadapannya. Matanya menyorot tajam.

"Mulut kamu ini perlu diberi peringatan, anak saya adalah gadis yang baik tidak seperti kamu" dengan kasar Jennifer menghempaskan Sarah ke lantai. Gadis itu tersungkur kasar.

Guin segera berdiri menggiring ibunya. Gawat sekali jika satu fakultas heboh karena dirinya. Sudah beruntung rekaman rekaman dirinya diselamatkan oleh Alexander kemarin telah diamankan dan tidak tersebar. Jika tidak Guin pasti sudah menjadi sorotan.

"Mom, calm down." Guin membuka air mineral dan menyerahkannya kepada ibunya.

"Mom sudah tidak bisa diam, bagaimana dong" Jennifer hanya mengendikkan bahu acuh.

Sarah dan teman-temannya langsung pergi dari kantin, ia berjalan terseok-seok karena kakinya terkilir. Jennifer yang melihatnya bersikap masa bodoh.

"Halo, teman-temannya Guin ya. Saya Jennifer, mommy kandung Guin. Dan pria genit yang dibilang tadi adalah suami Tante, Daddynya Guin. Oh ya Siapa yang namanya Melly dan Rani?"Jennifer membuka obrolan terlebih dahulu membuat Rani dan Melly langsung mengulurkan tangannya memberi salam.

"Saya Melly Tante"

"Saya Rani, hehe. Tante keren sekali tadi. Langsung gercep banget"

"What's gercep?"

Guin tertawa melihat ibunya kebingungan. Maklum bahasa Indonesia Jennifer belum berkembang ke tahap singkatan gaul.

"Gerak cepat Mom" Jennifer manggut-manggut. Ia kemudian mengajak ketiganya pergi ke restoran yang sedang ingin ia kunjungi.

"Come on girls, Tante sedang ingin makan soto ayam Lamongan. Kita makan sama-sama yuk" ketiganya mengangguk mengikuti Jennifer.

Hari ini Jennifer sebenarnya datang dengan Ibrahim. Pria itu nampak santai dengan kaos polo hitam dan jeans denim. Wajah baratnya tidak terlalu mencolok, ia agak mirip dengan Guin jika sedang tertidur. Itu kata ayahnya yang sangat dia ragukan kebenarannya.

"Ewhh, mirip apanya" ucapnya bergidik.

Namun faktanya dari ketiga anak-anak Alexander. Hanya Guin yang wajahnya tidak terlihat seperti gadis Eropa. Wajah Guin mewarisi wajah nenek buyutnya, Djah Pratiwi yang berasal dari Jawa. Wajah mereka sama persis. Bedanya Guin memiliki bentuk mata yang sama dengan Alexander.

"Halo sayangku, sini peluk dulu. Muah" Ibrahim turun lalu memburu Guin. Ia memeluk Guin seperti seorang kekasih, menggiringnya ke kursi samping kemudi.
Sedang Melly dan Rani hanya mengikuti Jennifer duduk di kursi belakang.

"Resek Lo kak, bau jigong juga." Guin menonyor lengan kakaknya. Ia tahu Ibra hanya bersikap protektif tetapi sifat posesif kakak-kakaknya kadang menyeramkan baginya.

________________________________

Kenapa Airlangga jarang muncul?
Yah realistis aja sih, doi kan jadi menteri guys. Nggak mungkin dong bisa njemput istrinya apalagi makan bareng.
Btw udah bab 27 aja iihh...wkwkwk ..teman teman request sampai bab berapa?
Hehehehehe

Continue Reading

You'll Also Like

732K 26.8K 32
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
145K 8.8K 36
Diyah (30th) terkejut saat Galil (24th) menyatakan cinta padanya. Padahal setahu Diyah, Galil punya hubungan spesial dengan Embun (24th)-adiknya. Mak...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

99K 911 12
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
444K 38K 58
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...