The Story Of ARION

Von reffect

1.4M 101K 4.4K

Bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tam... Mehr

1. Anak itu
2. Namanya Arion
3. Bertemu
4. Arion Nelson ?
5. Jatuh Cinta ?
6. Nelson bungsu
7. Heboh
8. Messy day
Nelson Family Introduction
16. Jangan hilang, Arion
17. Bocilnya Argara
18. Posesif
19. ๐š‚๐š˜๐š—๐š๐šŽ๐š›
20. Daddy Ares ?
21. Babi bikin frustasi
22. Bocah ajaib
23. Arion suka!
24. Diddy-nya Arion ni bos!
26. Jangan cepat besar, Arion!
27. Yoyo meresahkan
28. Hampir
29. Yang tak asing
30. Parasite
31. Arion sudah sold out!
32. Office date
33. A Promise โ€ขEndโ€ข
EXTRA : 1. Magic!
EXTRA: 2. Punyanya Siapa?
EXTRA: 3. Bukan Adek!
EXTRA: 4. Ayo nangis, Arion !

25. Saingan Ares

29.1K 2.9K 101
Von reffect

•─────•°•❀•°•─────•


Akhir-akhir ini, Arion suka makan telur. Hari-hari maunya telur. Sebenarnya tidak masalah, tapi kan banyak makanan lain, ayam, ikan Sasimo- eh, maksudnya Shisamo yang sedang hype karena jadi favorit anak artist itu, daging juga ada. Tapi si bocah hanya mau makan dengan telur. Ares kini juga menyuapinya makan siang dengan telur, kalau tidak telur, mana mau Arion membuka mulut kecilnya. Ckck.

"Arion suka makan telur bebek ?"

"Ebek ?"

"Iya, karna Arion suka makan telur, kemarin mbak beli telur bebek buat digoreng"

Mendengar itu, ekspresi wajah Arion seketika berubah. Manik jernihnya menatap mangkok makannya yang sudah kosong, mungkin mengira yang dia makan selama ini adalah teman-teman bebek kesayangannya. Ares diam-diam menahan diri untuk tidak tertawa.

"Enak kan telur bebek ?"

Biasanya anak-anak akan langsung menangis di situasi seperti ini, tapi Arion beda. Bocahnya malah pergi kedapur, menghampiri para maid yang sedang bekerja. Ares menyempatkan waktu untuk tertawa dulu sebelum menyusul.

"Embak.. ebek ?"
"Lulnya ebek ?"

Tentunya para maid tidak menangkap apa yang Arion coba katakan.

"Ini telurnya bebek kan, mbak ?"
Ares mengambil telur yang kebetulan ada di rak diatas pantry. Mengode pada para maid untuk mengangguk. Arion yang melihat semua orang mengangguk semakin murung wajahnya.

"Aec~"
Arion merengek kecil, menggenggam telur ayam itu. Ares hanya tertawa-tawa gemas karena ekspresi Arion, meski agak merasa bersalah karena sudah mengada-ngada.

Arion memang pintar, disaat bocah-bocah lain akan menangis, dia malah ingin meminta pembenaran dulu. Bocah ajaib memang.

Kalau biasanya Arion yang dibuat terpesona oleh Abang-abangnya, sekarang Ares yang gantian terpesona dengan si bocah.


•°•❀•°•




Seperti yang kita semua tahu, karena Ares yang lebih sering di Mansion, jadi kebanyakan dia yang mengemban amanah menjaga si bocil seharian.

Jangan remehkan Ares lho, jomblo-jomblo begitu sudah lincah mengurusi Arion dengan baik. Mulai dari mandi, makan sampai menidurkan , Ares sudah hatam.

Kedekatan Arion dengan Ares itu sempat membuat Arthur cemburu, sebab intensitas menghabiskan waktu bersama jadi sedikit berkurang karena Arion apa-apa maunya sama Ares.

Ares sendiri jadi sedikit besar kepala. Pemuda itu selalu menyombong pada sang Ayah tiap kali Arion menghampirinya, terkadang membuat Arthur gondok setengah mati.

Ares tidak tahu saja apa yang akan terjadi kemudian Hari, orang lain mungkin bisa menggeser posisinya.
Seperti Arven kali ini misalnya.

"Aven.. Aven~"
Arion mengangkat tangannya, ingin menggapai putra kedua Arthur itu.

"Arven mau boker sayang, Ayo Arion mandi dulu"
Ares berujar asal, membujuk Arion agar mau ikut dengannya. Hari sudah beranjak malam, namun Ares belum juga berhasil membawa Arion ke kamar mandi. Sedari tadi bocah itu lengket sekali dengan Arven.

Arven sendiri hanya mendengus mendengar omongan absurd si sulung, karena tidak ada untungnya berdebat dengan Ares, Arven yang merasa lebih waras akhirnya mengalah, pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Kepergian Arven tak serta merta membuat Ares terbantu, Arion masih tidak mempan dibujuk. Ares yang kelewat sayang akhirnya mengalah, memberikan sedikit kelonggaran waktu untuk si bocil yang tidak mau mandi.

Keduanya kini duduk diatas karpet bulu disekitar mainan-mainan Arion.

"Abang.. ini ?"

Ares melepas satu per satu pakaian si bocah yang sudah agak basah karena keringat, melirik sebentar pada kertas bergambar yang ditunjuk si bocah.
"Itu namanya kelinci"

"Inci.."
Jari mungil Arion mengusap-usap gambar kelinci itu. Matanya jadi berbinar-binar begitu, bikin Ares terkekeh kecil.

"Arion mau kelinci ?"

Si bocah mengangguk, akhirnya ada Hal lain selain susu yang membuatnya tertarik. Ares jadi terpikirkan sesuatu.

"Minta sama Arven ya, baby. Kalo bisa Arion porotin dia sampe miskin"

Ares tersenyum ala-ala villain. Arven itu crazy rich, dia sudah ikut Arthur bekerja sejak umurnya 18 tahun, aset dan kekayaan tentunya tak menghawatirkan. Seandainya Arven punya pemikiran seperti Elon Musk, adiknya itu mungkin akan bikin rumah di planet Mars sana.

Kembali pada sisi Arven.
Pemuda 22 tahun itu turun lagi ke lantai bawah setelah membersihkan diri.
Entah kenapa, begitu mendengar suara satu-satunya bocah yang ada di Mansion, langkahnya yang tadinya mengarah ke pantry malah berbalik ke ruang tengah.

Disana, mata tajam Arven menangkap presensi Arion yang tengah sibuk entah melakukan apa diatas karpet bulu.

Bugil, cuman pakai kolor.
Penampilan Arion mengingatkan Arven pada hantu Indonesia yang suka mencuri uang itu (read: tuyul). Bedanya, yang satu ini tidak suka uang, sukanya mencuri hati. 🌞

Si bocah langsung semangat menghampiri begitu melihat Arven.

"Aven~"
Arven berdehem, bibirnya otomatis membentuk kurva tipis begitu Arion memeluk lututnya.

"Abang.. inci.. ion ?"
Rupanya, Arion benar-benar mengikuti ajaran Ares, dia menunjukkan kepada Arven gambar kelinci itu.

"Ion.. inci..,"
Ujar Arion diulang-ulang begitu terus, Arven sampai luluh dengan mata bulatnya yang berbinar-binar.

"Want one ?"

"Inci.. wan... Aven~"
Arion mengikuti perkataan Arven. Berhasil menaikkan level senyum mahal Arven menjadi kekehan kecil.

Ares yang sejak tadi hanya memperhatikan akhirnya buka suara.

"Arion, Ayo mandi dulu"
Begitu suara Ares terdengar, Arion semakin mengusal pada Arven.

"Biar gua"
Arven berinisiatif, lalu dibalas Ares dengan tatapan sangsi.

"Kayak bisa aja lo"
Ares tentunya skeptis, hidup Arven itu hanya seputaran kertas-kertas dokumen kontrak kerja, pulang ke Mansion saja jarang, mana bisa mengurus bayi!
Takutnya Arion bukannya dimandikan malah direndam.

Tapi, sayangnya, kekhawatiran Ares hanya dianggap angin lalu, Arven sudah membawa Arion sebelum si sulung mengoceh lebih banyak.

Arven memang tidak punya pengalaman sedikitpun dengan urusan perbayi-an, tapi dulu sering menemani sang ibu memandikan Arxel yang baru lahir, ingatan-ingatan samar itu kemudian dipraktekkah oleh Arven, selebihnya hanya mengikuti feeling.

Kalau mau tahu, kemampuannya masih sedikit lebih baik dibandingkan Arthur saat pertama kali memandikan Arion.

Arion sendiri kelewat anteng karena Arven sangat lembut menyentuh badannya. Bocah itu sampai hampir tertidur di bath up.
Sehabis mandi, pipinya jadi memerah menggemaskan. Arven sekali lagi dibuat terkekeh.

"Abang.. Ion cucu~"
Arion sepertinya tidak lupa kalau jatah susunya belum dikasih sedari tadi, keduanya akhirnya kembali lagi ke lantai bawah demi sebotol susu.

Setelahnya, Arven menimang Arion, berjalan perlahan sambil sesekali mengayun si bocah.
Arion dimanja sekali sampai botol susunya juga dipegang.

Arven melakukan itu semua entah tercetus darimana, dia seperti secara Alami bergerak.

Kalau dipikir-pikir, ini juga merupakan Sebuah pencapaian untuknya yang sangat jarang berinteraksi dengan manusia kalau tak ada kepentingan. Tadi bahkan sudah dua kali bolak-balik kekamarnya dan lantai bawah. Bersama Arion, Arven seketika lupa dengan rasa lelah seharian bekerja.

"Sini"
Baru menikmati moment sebentar, Ares sudah datang lagi.

"Sini, kemarikan Arion"
Ares menuntut, tangannya sudah bersiap mau mengambil Arion yang sudah hampir terlelap.

"Biar gua"

Menangkap maksud si sulung, Arven yang juga tidak mau mengalah berjalan duluan meninggalkan Ares yang misuh-misuh dibelakangnya.

Kalau tau akan jadi begini, Ares tidak akan mengusulkan Arion untuk meminta pada Arven tadi. Menyesal sumpah, karena teryata kedekatan Arven & Arion semakin erat saat esok harinya, Arion dihadiahkan seekor kelinci lucu begitu dia bangun.





•─────•°•❀•°•─────•

23rd-July-2023

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

Semesta Rafka (END) Von Kikim

Aktuelle Literatur

318K 24.9K 28
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
450K 25.9K 25
โ†’HABIS BACA JANGAN LUPA VOTEโ† Note: BUAT PARA PLAGIAT!!! WOI! KALAU PUNYA OTAK YA LO HARUS MIKIR SENDIRI :v JANGAN SEENAK JIDAT NGEJIPLAK MILIK ORANG...
CERPEN DEWASA (21+) Von Didi

Aktuelle Literatur

125K 383 40
Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21+
1.1M 101K 37
[HALAL AREA] BUKAN lapak bl atau bร—b๐Ÿ‘Š โš ๏ธRevisi Lanjutan Hanya tentang Arkanza, bocah laki-laki yang hidup sebatang kara, dengan segala tingkah ajaib...