64. Berakhir?
•••
"Adik Abang mau nyerah?, Hei, jangan menyerah. Ingat kata-kata kamu dulu, perempuan hebat gak akan pernah menyerah" ucap Arman
Steva memejamkan matanya"bang, aku harus apa?" Lirihnya
"Ayo pulang, biar Abang yg bicara sama suami kamu" wanita itu menggeleng
"Dia bakal marah" Balasnya
Arman menghela nafasnya "nggak, ayo steva. Jangan buat Abang yg marah sama kamu" ujar Arman tegas
Steva menatap Arman"Abang Kenapa mau bantuin aku? Padahal aku udah pernah nyakitin Abang berulang kali" cicitnya pelan
Arman tersenyum sembari mengelus rambut panjang steva"sekarang abang bukan lagi orng yg cuma mencintai kamu, Abang juga menyayangi kamu va. Bukan sebagai laki-laki kepada seorang gadis, tapi sebagai kakak kepada adiknya"
"Mau peluk" ucap steva pelan
Arman menaikan sebelah alisnya"peluk?"
Steva mengangguk lalu memeluk Arman "makasih bang, aku nggak tau gimana kalo gak ada Abang disini" lirihnya
"Udah ya, sekarang ayo pergi ke rumah kamu" ucap Arman
Pria itu membawa steva masuk ke mobil lalu menjalankan nya menuju rumah wanita itu, di perjalanan steva hanya diam tak mengeluarkan suara apapun
Bahkan sesampainya di rumah, wanita itu menolak untuk turun"hei, ayo" ucap Arman
Steva menggeleng pelan "liat Abang, ada Abang disini. Ingat, wanita hebat gak akan pernah menyerah"
Dengan bujukan Arman, akhirnya steva nurut dan berjalan berdampingan dengan pria itu. Steva membuat pintunya dan langsung di sambut Andra yg berdiri di depan pintu
"Darimana?" Tanyanya dingin
"Dia sama gue, sor-"
"Apa wajar seorang wanita yg udah punya Suami pergi sama laki-laki lain yg bukan siapa-siapa nya?" Arman tersenyum miring
"Harusnya gue yg ngomong gitu, apa boleh seorang laki-laki meninggalkan istrinya demi wanita lain?" Skakmat, Andra tidak berani menjawab sekarang
"Udah bang, mending Abang pulang. Aku mau istirahat, makasih waktunya" ucap steva yg langsung buru-buru naik ke kamarnya
"Gue pernah bilang sama Lo, jangan pernah sekalipun Lo sakitin steva. Lo inget kan apa konsekuensi nya?, Dan Lo gak bisa lari dari kenyataan itu. Don't expect steva to be yours again" Arman menepuk pundak Andra dua kali lalu pergi meninggalkan Andra
"Kamu marah?" Tanya Andra
Steva menatap mata Andra yg duduk di depannya "aku?" Tanyanya
"Va, mas mohon jangan gini. Iya mas tau mas salah, mas gak suka kamu kayak gini" ujarnya
"Kalo gak suka, ya udah" balas steva malas
Andra menghela nafasnya, "apa mau kamu sekarang?" Tanya nya lelah
"Cerai" hanya satu kata yg di ucapkan steva, tapi bisa membuat Andra naik darah
"Bisa gaksi va, masalah kecil jangan di besar-besarkan? Jangan egois, jangan pikirin diri sendiri va. Asal kamu tau, mas juga marah sama diri sendiri, mas kecewa karena udah nyakitin kamu, tapi mas tau, kalo mas marah sama kamu, sama aja mas egois" ujar Andra
"Aku egois?" Steva tersenyum miring
"ASAL KAMU TAU MAS, AKU RELA BUNUH ANAK AKU SENDIRI CUMA DEMI KAMU, AKU RELA KESAKITAN DEMI KAMU, MINUM PILL PENCEGAHAN KEHAMILAN SELAMA BERBULAN-BULAN, AKU RELA LAWAN RASA TAKUT AKU BUAT DATANG KE RUMAH SAKIT CUMA KARENA KAMU GAK AKAN PERNAH MENGINGINKAN ANAK INI, AKU NGELAKUIN SEMUANYA KARENA KAMU. AKU TAU SEMUANYA MAS, APA AKU DISINI YG EGOIS? APA AKU MAS? HIKS!..." Tangisan steva pecah, dia mengeluarkan Semua isi hatinya
Bohong jika dia tidak sedih, bohong jika dia tidak kecewa. Jika dulu dia mengetahui dirinya sedang hamil, tidak mungkin dia melakukan itu. Tapi kenyataannya apa yg dia lakukan sama dengan yg di inginkan Andra
Flashback on
Steva menatap dirinya di cermin, sepulangnya di rumah sang mertua. Entah Kenapa dirinya menjadi gendutan, wanita itu memegang Beberapa tablet obat ditangannya
"Gue harus ngelakuin ini?" Gumamnya
"Gue gak mau egois, mas Andra gak mau gue hamil" lirihnya
3 hari lalu, steva mendengar pembicaraan Andra, Pria itu mengatakan jika dia tidak siap memiliki anak darinya
'andra gak mau steva hamil ma, Andra gak siap'
"Lucu bgt hidup gue, suami gue sendiri gak mau gue hamil. Mungkin kalo gue hamil, anak gue gak akan di anggap sama dia" Ucapnya pada diri sendiri
Hingga satu Minggu setelah mengkonsumsi Pill itu, perut steva sangat tidak enak, rasanya sakit yg selalu dia rasakan saat datang bulan, namun kini sakit nya 3 kali lipat
"Plis, sakit banget!"ringis nya
Posisinya sekarang dia sedang berada di sebuah taman, sendirian pula. Tidak ada seorangpun disini, dan sekarang, hanya ada steva dan kegelapan
Wanita itu tak sadarkan diri, hingga ada seseorang yg menolong. Orng itu tahu steva benci rumah sakit, dan langsung membawanya ke rumahnya
2 jam berlalu, steva membuat matanya, dia melihat sekeliling nya terasa asing. Dia tak tahu ada dimana?, Di culik? Tidak mungkin. Penculik tidak mungkin menyekapnya di rumah semewah ini
"Udah bangun?"
Deg
Steva mengenal suara itu, dia melihat ke arah pintu dan benar saja"Ivy, kamu hamil?"
Dan tiba-tiba Pria itu berbicara seperti itu "hah?"
"Kamu hamil?, Tadi aku periksa kamu dan ka-"
"Nggak-nggak, kamu bohong kan? Aku gak hamil. Aku selalu minum Pill pencegah kehamilan, aku gak mungkin hamil" Ucapnya jujur
"Vy?"
Steva terdiam"aku salah hiks..." wanita itu memegang perutnya
"Maksud kamu apa Ivy? Kamu gak mau hamil? Bahkan dulu kamu selalu ngomong kalo udah nikah mau punya anak banyak, Kenapa kamu ngelakuin ini?" Tanya gio
Steva menggeleng"anak ini bakal buat aku jauh dari mas Andra " lirihnya
Gio yg tadinya ragu-ragu untuk menyentuh steva, dan pada akhirnya Pria itu memeluk Steva. Pelukan yg dia rindukan, pelukan yg hangat, pelukan yg dulu sering dia rasakan
"Anter ke rumah sakit buat gugurin anak ini"ucap steva spontan
Tbc
"Cuma?"
Takut ah di amukkkk!!!😭