Extra Love Story

By Roaila_

2.1M 187K 4.4K

Transmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di ang... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49⚠
50
51
52
53
54
55 [ FLASHBACK ]

20

40.8K 3.3K 29
By Roaila_

Mora menatap datar pemandangan yang berada di depannya, lantas gunanya dia datang kesini apa? Mau pamer kemesraan gitu?

"Tolong ya, pak, buk. Tahu tempat!"

Samuel menatap putrinya yang juga menatap dirinya dengan datar. "Kenapa?"

Mora menyipitkan matanya, bibirnya maju beberapa senti. "Ngapain nyuruh Mora buat datang ke kantor kalau kalian berdua mau mesra-mesraan disini!! Mau pamer sama Mora karena Mora gak ada pasangannya?!"

Samuel terkekeh pelan, "tunggu aja. Alexo lagi otw kesini."

"Beneran, dad?" tanya Mora dengan mata yang berbinar.

Mora kan kangen, Alexo kalau di sekolah suka ngartis. Padahal kalau lagi berdua manja banget, sampai Mora menganggapnya baby boy.

"Tapi boong."

Mora cemberut, "daddy usil banget sih! Padahal Mora udah berharap kalau Alexo beneran dateng kesini!"

"Kenapa berharap aku datang kesini? Kangen?"

Mora langsung menoleh saat mendengar suara Alexo. Masyaallah, nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Alexo berdiri di depan Mora dengan menggunakan jas, mungkin laki-laki itu habis ada urusan di kantornya.

"Kamu gak sekolah?" tanya Mora.

Alexo duduk di samping Mora, tangannya terulur mencubit kecil hidung tunangannya itu. "Harusnya aku yang tanya kayak gitu, kenapa kamu gak sekolah?"

"Emangnya kenapa kalau aku gak sekolah? Kamu juga gak sekolah."

Alexo gemas juga lama-lama, tunangannya ini sangat tidak mau kalah. "Aku kan ada urusan. Kalau kamu?"

"Aku juga ada urusan!"

Alexo mengangkat alisnya sebelah, "apa?"

Tangan Mora menunjuk Samuel, "daddy suruh anterin makanan ke kantornya. Kalau aku sekolah, nanti daddy kelaparan. Kalau daddy kelaparan, nanti gak ada yang cari uang. Kalau enggak ada yang cari uang, aku mau jajan dari mana?"

Alexo terkekeh geli mendengar pembelaan Mora terhadap dirinya. Alexo yakin, jika yang sebenarnya terjadi adalah Mora yang meminta untuk tidak sekolah hari ini.

"Enak aja kamu nyalahin daddy! Semalam kamu kan yang minta gak sekolah, daddy tanya alasannya kamu jawab malas. Daddy kan hanya berperan sebagai daddy yang baik, makanya daddy turutin kemauan kamu. Kalau kayak gini, daddy gak akan turutin lagi!" kata Samuel bercanda.

"Ih, daddy. Mora kan cuman bercanda. Masa gak mau nurutin permintaan Mora lagi sih? Nanti Mora ngambek loh?!"

Samuel menatap datar putrinya itu, "masalahnya apa? Mau kamu ngambek kek, mau enggak. Nyatanya kalau mau jajan pasti minta sama daddy."

Mora cemberut, menatap daddynya dengan sinis. "Mora gak pernah minta sama daddy yah!! Mora kalau mau jajan suka minta sama mommy, atau kalau enggak, Mora suka minta sama abang."

"Pura-pura lupa! Terus siapa yang minta uang sama daddy buat ngerombak kamarnya dulu?"

Mora mengangkat bahunya acuh, "gak tahu, Mora gak kenal."

Alexo terkekeh melihat perdebatan antara ayah dan anak itu, lucu saja melihatnya. Samuel yang terkenal dingin, ternyata usil dengan putirnya.

Apa mungkin semua orang akan berubah jika menemukan orang yang tepat? Alexo berharap, Mora adalah orang terakhir dalam hidupnya.

"Dad, Alexo izin minjem anaknya ya?"

Samuel mengibaskan tangannya seolah sedang mengusir sesuatu. "Bawa aja, gak usah dibalikin sekalian. Beban soalnya."

"DADDY!"

Samuel tertawa saat Mora berteriak sambil bertolak pinggang, matanya melotot membuat kesan lucu di mata Samuel. Kapan terakhir dia mengerjai putrinya itu?

"Apa?" tanya Samuel mengangkat alisnya sebelah.

"Mora bukan beban, ya! Mora itu cuma numpang hidup sama daddy sebelum Mora menemukan jodoh Mora."

"Kalau udah ketemu sama jodoh kamu, kamu gak akan tinggal sama daddy lagi?"

Mora mengangguk dengan semangat, "iya lah. Nanti Mora bakal tinggal di rumah jodoh Mora."

"Sama aja dong, beban. Bedanya kalau sekarang kamu jadi beban daddy, kalau nanti kamu jadi beban jodoh kamu."

Mora menghentak-hentakan kakinya, "ih daddy!! Ngalah kek sama anak.  Bikin kesel aja."

"Lihat tuh, kamu masih gak mah bantuin aku? Aku udah dicerca sama daddy, tapi kamu masih diem aja." kata Mora pada Alexo.

"Hubungannya sama Alexo apa? Mau kamu daddy bunuh juga gak ada urusannya sama Alexo, kamu kan masih tanggung jawab daddy."

"Ada lah, kan yang jadi jodohnya Mora itu Alexo. Kalau Mora mati, kasihan dong Alexo gak akan merasakan malam pertama."

Samuel tertawa remeh mendengar ucapan anaknya itu, "kayak Alexo mau aja sama kamu?!"

Freya menghela napasnya pelan, kenapa kedua orang ini tidak pernah mau berhenti berdebat? Dan yang membuat Freya heran, selalu ada aja topik perdebatan mereka.

Tapi giliran jauh satu sama lain, pasti saling menanyakan kabar. Selalu bilang kangen, tapi pas udah ketemu kayak kucing sama anjing.

"Udah lah, dad. Kamu usil banget sama anaknya. Lihat tuh mukanya udah kayak baju belum disetrika, kusut."

"Mommy sebenarnya niat bantuin aku atau enggak?"

Freya terkekeh, mungkin Samuel selalu mengerjai anaknya ini karena ekspresi yang dikeluarkan Mora saat kesal sangat lucu. Jadi sangat disayangkan kalau harus dilewatkan.

"Mommy niat bantuin, dek. Udah sana pergi sama Alexo. Kasihan dia udah nunggu kepastian dari kamu."

Mora menatap Alexo yang juga sedang menatap dirinya, mata Mora melotot. "Apa kamu lihat-lihat?"

Alexo kaget? Jelas. Mora tiba-tiba melotot di depan wajahnya. Tangan Alexo memundurkan wajah Mora dari depannya wajahnya. "Pengen aja sih."

"Kamu mau ajak aku jalan kemana?"

Alexo mengangkat bahunya acuh, "terserah kamu" kata Alexo bercanda.

Mora menghela napasnya kasar, "please ya Exo, jangan buat aku mengeluarkan jurus yang membuat kamu tidak bisa berkutik lagi!"

"Jurus apa emang yang bisa buat aku gak berkutik?"

Mora menatap remeh tunangannya, "memutuskan hubungan pertunangan kita!"

°°°°

"Mas, aku mau melihat Sandra dulu." kata Sinta beranjak dari kasur.

Revan menatap istrinya itu, tubuhnya masih bergulung dengan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Ngapain lihat dia?"

Tanpa memperdulikan Revan yang berada satu ruangan dengannya, Sinta memakai bajunya di dalam kamar. "Cuman pengen lihat aja, boleh kan?"

Revan mengangguk, tidak masalah. Lagian dia yakin jika Sinta tidak mungkin melepaskan Sandra.

Setelah melihat suaminya mengangguk, Sinta langsung pergi keluar kamar dan berjalan menuju ruang bawah tanah. Sinta disambut dengan anak buah Revan yang memang bertugas menjaga ruangan bawah tanah.

"Nyonya, ada keperluan apa datang kesini?"

Sinta menatal sinis bodyguard yang menjaga ruang bawah tanah. "Memangnya kamu siapa sampai berani bertanya seperti itu kepada majikanmu?!"

Bodyguard itu menunduk, "maaf atas kelancangan saya, nyonya."

Sinta langsung masuk tanpa menghiraukan kedua bodyguard itu.

Hal yang pertama Sinta lihat saat membuka pintu adalah pemandangan dimana orang yang memiliki wajah yang serupa dengannya dalam kondisi terikat.

"Gimana rasanya dikurung selama belasan tahun, kakak?"

Sandra menatap tajam adik kembarnya itu, dia tidak menyangka jika dibalik penculikannya dulu adik kembarnya ikut terlibat.

"Kamu akan merasakan apa yang pernah aku rasakan Sinta!"

Plakk..

Sinta menatap kakaknya yang memalingkan wajahnya karena tamparan dari dirinya. Wajah Sinta terlihat panik, kemudian dia tertawa begitu lebar.

"Kakak, bagaimana caranya kamu membalasku jika kamu saja dalam keadaan terikat seperti ini, hm?"

Sandra menatap bengis pada Sinta, "Lihat saja. Tidak akan lama lagi, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan Sinta." ucap Sandra dengan senyum yang menurut Sinta sangat menyebalkan kerena terlihat meremehkan dirinya.

Sinta mengeraskan rahangnya, tatapan meremehkan dari Sandra membuat jiwa iblis dalam dirinya bergejok. Tangan Sinta mencengkram dagu kakaknya, "sebelum kakak melakukan itu, aku duluan yang akan menghabisi dirimu!!"

Sandra menatap Sinta dengan tajam, dagunya seperti akan patah karena kuatnya cengkraman Sinta. Senyum meremehkan kembali Sandra perlihatkan, dan itu membuat Sinta murka.

Tangan Sinta terangkat untuk memukul wajah menyebalkan kakaknya itu.

Bugh.

_______

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 1.4K 53
[Follow dulu sebelum baca] Starla memanggil Marcell dengan sebutan bintang. "bintang tunggu." teriak Starla "sory gue gak kenal sama lo." jawab Marce...
1.5M 201K 73
Genre : Fiksi Stefani Arsita Prameswari seorang dokter yang namanya sudah sangat dikenal di seluruh penjuru negri. Tertembak oleh tentara sekutu saa...
4.3M 318K 68
Alya, vokalis kebanggan SMA 07 jakarta yang punya mimpi besar namun sangat bertolak belakang dengan keluarga, sang papah yang seorang jendral TNI ang...
1.5M 7K 5
Setelah Salsa keluar, Atharsya mengingat-ngingat novel mana yang sekarang ia tempati? "Salsa? Kevin?Indah? Atharsya Mahendra? novel apa ya? duh gua l...