Kisah Papa Papi - Guanren

ุจูˆุงุณุทุฉ yourxpine

670K 71.5K 11K

Hanya kisah sederhana mengenai perdebatan 24/7 antara Papa Alin dan Papi Injun. ยฉ Yourxpine ๐ŸšฆBXB , MPREG... ุงู„ู…ุฒูŠุฏ

Bagian Perkenalan
satu.
dua. (Kilas balik)
tiga.
empat.
lima.
enam.
tujuh.
delapan. (Kilas balik)
sembilan. ๐Ÿ”ž
sepuluh. (Kilas balik)
sebelas.
dua belas.
tiga belas.
empat belas.
lima belas. (kilas balik)
enam belas.
tujuh belas.
delapan belas.
sembilan belas. ๐Ÿฅต๐Ÿ”ž
dua puluh.
dua puluh satu.
dua puluh dua.
dua puluh tiga. (Kilas balik)
dua puluh empat.
dua puluh lima.
dua puluh enam.
dua puluh tujuh.
dua puluh delapan.
dua puluh sembilan.
tiga puluh.
tiga puluh dua. (kilas balik)
tiga puluh tiga. (Kilas balik)
tiga puluh empat.
tiga puluh lima.
tiga puluh enam.
tiga puluh tujuh.
tiga puluh delapan.
tiga puluh sembilan.
empat puluh.
empat puluh satu.
empat puluh dua.
empat puluh tiga.
empat puluh empat. (Kilas balik)
empat puluh lima.
empat puluh enam.
empat puluh tujuh.
empat puluh delapan.
empat puluh sembilan.
lima puluh.
lima puluh satu.
lima puluh dua.
lima puluh tiga.
lima puluh empat.
lima puluh lima.
lima puluh enam.
lima puluh tujuh.
lima puluh delapan.
lima puluh sembilan.
enam puluh. ๐Ÿ”ž
enam puluh satu.
enam puluh dua. (kilas balik)
enam puluh tiga.
enam puluh empat.
enam puluh lima.
enam puluh enam.
enam puluh tujuh.
enam puluh delapan ๐Ÿ”ž
enam puluh sembilan (kilas balik)
tujuh puluh.
tujuh puluh satu.
tujuh puluh dua.
tujuh puluh tiga.
Tujuh puluh empat.
Tujuh puluh lima.
Tujuh puluh enam.
Tujuh puluh tujuh.
Tujuh puluh delapan.
Tujuh puluh sembilan.
Delapan puluh.
Delapan puluh satu.
Delapan puluh dua.
Delapan puluh tiga.
Delapan puluh empat.
Delapan puluh lima.
Delapan puluh enam.
Delapan puluh tujuh.
Delapan puluh delapan.
Delapan puluh sembilan.
Sembilan puluh.
Sembilan puluh satu.
Sembilan puluh dua.
Sembilan puluh tiga.
sembilan puluh empat.
Sembilan puluh lima.
sembilan puluh enam.
Sembilan puluh tujuh.
Sembilan puluh delapan.
Sembilan puluh sembilan.
Seratus.
Season 2?
Bonus chapter I
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3.
Bonus chapter 4
Bonus chapter spesial ulang tahun papi

tiga puluh satu.

6.2K 736 179
ุจูˆุงุณุทุฉ yourxpine

"Yangg.. bangun udah hampir jam tujuh nih" Guanlin menggoyang pelan lengan Renjun yang masih tertidur di dekapannya

"Heuum?" Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menatap Guanlin

"Bangun, yang. Udah hampir jam tujuh, gue mau siap siap kerja"

Renjun menggeleng pelan kemudian kembali menduselkan kepalanya di dada Guanlin

"Gak mau. Jangan kerja hari ini"

Guanlin mengerutkan dahinya, menatap bingung kepada Renjun yang enggan ia tinggal. Tumben sekali, pikirnya.

"Tumbenan lo gak bolehin gue kerja?"

Renjun tidak menjawab, ia pun kembali melingkarkan kakinya di tubuh Guanlin bak sedang memeluk guling agar suaminya itu tidak pergi kemana-mana.

"Yang, bangun dulu yuk"

"Gak mau"

"Bangun dulu, Renn"

Renjun berdecak, kemudian semakin mengeratkan pelukannya.

"Hari ini jangan kerja. Titik."

Guanlin masih merasa bingung dengan Renjun, karena tumben sekali dia manja seperti ini.

"Jangan berangkat, ya?" pinta Renjun sembari menatap Guanlin dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Guanlin menghela nafas sebentar kemudian ia mengangguk. "Gue telfon Daehwi dulu, ya? Mau ngabarin kalau gue ijin hari ini"

Renjun mengangguk, Guanlin kemudian merenganggkan pelukannya dan mencari cari ponselnya di nakas samping ranjang. Guanlin lalu menelfon Daehwi untuk meminta asistennya itu menggantikan tugasnya hari ini.

"Gimana? Bisa kan kalau gak kerja hari ini?" tanya Renjun kembali setelah Guanlin selesai menelfon

"Bisa, Cuma gue tetap harus mantau dari rumah. Nanti gue ikut meeting, tapi via online"

Renjun mengangguk, kembali mengeratkan pelukannya. "Pokoknya gue mau sama lo terus hari ini"

Guanlin terkekeh dan mengusak rambut Renjun. "Ini yang lagi manja lo apa anak kita?"

"Dedek"

"Yakin, dedek? Papinya enggak nih?"

"Akhh! Kok lo nyubit gue sih?" ucap Guanlin ketika Renjun memberikannya satu cubitan di perut

"Udah deh diem aja!"

"Iya iya" Guanlin terdiam sejenak, mengotak atik ponselnya, "gak mau ngecek kakak? Nih udah bangun" lanjut Guanlin sembari menunjukan ponselnya yang sedang menampilkan keadaan kamar Ayden di layarnya

"Udah bangun?"

"Udah, nih. Dia kayaknya lagi mikir hari ini mau meeting dimana ya? Saham lagi naik gak ya? terus makan siang dimana ya?"

Plakk

"Ngawur!"

Guanlin terkekeh. "Ya udah ayok, ini keburu nangis nanti dia"

Renjun mengangguk kemudian ikut Guanlin bangun. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar Ayden yang berada tepat di sebelah kamar mereka.

"Pwiiii" panggil Ayden yang mendudukan dirinya sembari mengulurkan kedua tangannya melihat Renjun dan Guanlin masuk

"Papi doang nih yang di panggil? Papa enggak?" protes Guanlin

"No, papwa jeyek"

"Kamu ini, ngatain Papa mulu. Kalau Papa jelek kamu juga jelek loh. Kan kamu anaknya Papa"

Renjun terkekeh melihat perdebatan anak dan suaminya itu. Selalu saja seperti ini setiap harinya,

"Pwiii, mik cuuu"

"Mau minum susu kak?"

Ayden mengangguk, menduselkan wajahnya di dada Renjun. "Heh! Udah gede gak boleh nen Papi" ucap Guanlin sembari menjauhkan wajah Ayden dari dada suaminya itu

"Ish! Pwiii papwaa akal"

"Papa juga mau dong nen. Kak kamu kanan Papa kiri"

"Nooo!! Pwaa dah dee!" (Papa udah gede)

"Minum susu biasanya aja ya kak? Sekalian kita makan" ucap Renjun memutus perdebatan Guanlin dan Ayden.

"Mandi dulu?"

Renjun mengangguk. "Yukk mandi dulu yuk!"

*
*
*
"Yang? Ini sampe kapan lo nempelin gue gini?" tanya Guanlin yang sedaritadi di peluk oleh Renjun dari samping. Dirinya kini tengah mengecek beberapa berkas yang dikirimkan Daehwi kepadanya

Guanlin duduk di sofa, memangku laptop, Renjun memeluk Guanlin dari samping. Sejak tadi pagi memang Renjun enggan untuk jauh dari suaminya itu,

"Lo capek ya gue pelukin gini?"

"Enggak, yang. Cuma ya pegel dikit"

Renjun mendengus pelan, ia kemudian melepaskan pelukannya dari Guanlin. Guanlin yang sadar Renjun pasti akan ngambek itu segera menarik kembali tangan Renjun dan mengapitnya di ketiak.

"Akkkh!! Lepasin" Renjun meronta menarik tangannya

"Husttt!! Diem deh, yang"

Renjun berdecak lalu membiarkan Guanlin mengapit lengannya. Renjun menggeser tubuhnya menghadap ke depan menatap Ayden yang tengah bermain dengan beberapa bola dan mobil mainan di hadapannya.

"Sandaran sini" ucap Guanlin yang membuat Renjun menoleh

"Apa?"

"Sini, sandarin kepala lo lagi di bahu gue"

"Katanya capek?"

"Enggak. Bercanda doang gue tadi"

Renjun mendengus pelan, kemudian perlahan menyandarkan kepalanya di bahu Guanlin.

"Gue tuh masih kaget kalau lo tiba tiba anteng gini"

Renjun kembali menegakan kepalanya dan menatap Guanlin. "Maksud lo?!"

"Ya ini, lo tiba tiba nempelin gue mulu"

"Lo tuh ya, gue ngomel salah, gue nempelin lo mulu salah"

Guanlin terkekeh, meletakan laptopnya di samping kirinya kemudian menarik tubuh Renjun untuk berbaring di pahanya dan ia peluk dengan gemas tubuh mungil Renjun. Guanlin berikan beberapa kecupan di pipi Renjun dan ia gigit pipi yang mulai gembul itu hingga membuat Renjun meronta.

"Gemes banget gue sama lo!"

"Akkkhh!!" Renjun mengusap-usap pipinya yang basah karena ulah Guanlin, teriakan Renjun membuat Ayden menoleh

"Pwii apa?" (Papi kenapa?) tanyanya

"Huhuuu kak, Papi digigit Papa" jawab Renjun yang seolah sedang menangis membuat Ayden menoleh kepada Papanya seketika

"Pwapaaaa!! No!!"

"Apa?? Mau protes?"

Ayden berdecak, namun kemudian kembali fokus kepada mainan di depannya sembari bergumam

"Lah? kirain mau ngomel" ucap Guanlin sembari terkekeh melihat Ayden barusan.

"Lin" panggil Renjun sembari menghadap Guanlim

Guanlin menunduk. "Apa? Mau di gigit lagi?" tanyanya yang kemudian mendapat satu cubitan dari Renjun

"Lin?"

"Hm? Mau apa?"

Renjun tidak menjawab, ia malah menggeser tubuhnya kesamping dan memeluk Guanlin.

"Yang, beneran deh yang, gue mau jantungan kalau lo kayak gini" Guanlin mengusap pelan rambut Renjun, "ayo, lo mau minta apa?" tanyanya lagi

"Mau beli tas? Sepatu? Atau apa?" tidak ada jawaban lagi dari Renjun, "lo kemarin bilang mau ganti hp? Jadi gak? kayaknya bulan ini bakal realese yang baru"

Renjun berdecak kemudian melepas pelukannya di perut Guanlin dan menatap suaminya itu. "Enggak. Gue gak mau apa apa. Gue cuma mau peluk lo"

Guanlin hanya mengangguk dan mengusap halus pipi Renjun. "Yakin?"

"Iya, ish!!"

Renjun menarik tangan Guanlin dari pipinya kemudian ia letakan di atas perutnya. Guanlin pun mengusap halus perut Renjun yang mulai membesar itu.

"Lin"

"Apa?"

"Maaf, ya?"

"Maaf?" tanya Guanlin kebingungan dan di balas anggukan pelan dari Renjun

"Maaf kalau gue selalu marah atau ngomel ke lo. Maaf kalau omongan gue kadang kasar" Renjun terdiam sejenak menghindari tatapan Guanlin.

"Lo udah jadi suami yang baik, Lin. baik banget menurut gue"

Guanlin semakin tidak paham arah pembicaraan dari suami mungilnya itu. "Gue gak pernah nyesel buat milih lo jadi suami gue. Bahkan kalau waktu bisa gue putar balik, gue bakal tetap milih lo jadi suami gue"

Mata Renjun mulai berkaca menatap Guanlin, tangannya ia ulurkan untuk mengusap halus pipi Guanlin.

"Yang—"

"Gue mohon jangan tinggalin gue ya, Lin. jangan nyesel karena nikah sama orang yang kesabarannya tipis kayak gue" Renjun menghela nafas pelan, "gue pingin kita sampai tua bareng, tapi kalau gue pergi dulu, lo harus jagain anak anak kita dengan baik ya. Kalau lo mau nikah sama orang lain, pastiin orang itu sayang sama anak anak ya. Dan yang pasti, yang lebih baik dari gue"

"Lo kenapa sih, yang?" tanya Guanlin setelah akhirnya ia bisa memotong pembicaraan Renjun. "Gue gak suka kalau lo ngomong aneh aneh gitu."

Renjun tidak menjawab, ia kembali memeluk perut Guanlin dan menyembunyikan wajahnya disana. Guanlin menghela nafas pelan, ia tau jika mood orang hamil akan sering berubah, tapi dia juga tidak menyangka Renjun tiba tiba seperti ini.

"Yang, lo kenapa sih? Siapa juga yang mau ninggalin lo?"

Lagi lagi Renjun tidak menjawab, namun Guanlin dapat merasakan pelukan Renjun semakin mengerat. Guanlin hanya bisa mengusap halus kepala dan punggung Renjun dan membiarkan suaminya itu untuk meluapkan semua perasaannya.

"Pwiii" panggil Ayden sembari menarik ujung kaos yang di kenakan Renjun

"Kenapa kak? Papi lagi tidur" bohong Guanlin

"Akak pupp"

Guanlin menghela, "udah selesai?"

Ayden mengangguk. "Ya udah ayo Papa cebokin"

Guanlin bergerak pelan meletakan kepala Renjun di bantal sofa. Ia kemudian menggandeng Ayden menuju kamar mandi. Selang sekitar sepuluh menit Guanlin sudah kembali dengan Ayden. Saat kembali, Guanlin mendapati Renjun ternyata benar tertidur.

"Pwii booo?" (Papi bobo?)

Guanlin mengangguk, ia membenarkan tubuh Renjun agar tidur dengan nyaman dan mengambil selimut untuk menyelimuti suaminya itu.

Ayden mengusap matanya dan menguap beberapa kali. "Ngantuk?" tanya Guanlin dan di angguki Ayden pelan

"Mawuuu cucu"

"Bentar, Papa ambilin susu buat kamu. Susu kotak aja ya? Soalnya Papa lupa takaran susu kamu berapa"

Ayden hanya mengangguk, Guanlin pun mengambilkan Ayden susu kotak yang berada di lemari pendingin.

"Nih, minum"

Ayden mengambil susu yang di ulurkan Guanlin, matanya mencari kesana kemari entah apa yang dicari.

"Nyari apa?" tanya Guanlin

"Acun"

"Acun?"

Ayden mengangguk. "Acun apa?"

"Acunnya akak pwaaa"

"Acun apasih?"

Guanlin berfikir sejenak, namun seketika ia teringat jika Ayden tidak akan bisa tidur tanpa boneka rakunnya

"Rakun?"

Ayden mengangguk. "Acunnnnn!!"

Guanlin segera mencari keberadaan boneka Ayden, ia pun menemukannya di kamar Ayden dan membawanya kembali ke bawah. Guanlin memberikan Ayden boneka tersebut, Ayden segeran merebahkan dirinya.

"Bentar, kak. Ini di gelar dulu Kasur kamu biar kamu tidurnya enak"

Guanlin menggelar Kasur yang lebih tepatnya matras yang biasa Ayden pakai untuk tidur siang jika ingin tidur di ruang tengah. Ayden menurut dan kembari merebahkan dirinya setelah Guanlin selesai memasang matras tersebut.

Setelah Ayden tertidur, Guanlin memutuskan membawa laptopnya menuju meja makan. Ia akan menyelesaikan pekerjaannya disana.

Guanlin masih mencoba berfikir apa yang terjadi dengan Renjun. Antara suaminya itu baru saja menonton drama, atau memang dia sedang overthinking seperti biasanya.

"Ck! Kepikiran gue, sebenernya Renjun kenapa"

Guanlin mengusap kasar wajahnya kemudian menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Siapa ya kira kira yang bisa gue curhatin?"

"Mama? Bunda? Papa? Ayah? Atau Mark Jeno?"

"Apa tanya bang wooseok aja ya? Kan dia lebih berpengalaman"

Guanlin pun menarik ponselnya, mencari kontak kakak sepupunya itu dan segera menelfonnya.

"Apa Lin? tumben lo telfon gue?" tanya Wooseok dari sebrang sana

"Bang, gue mau curhat"

"Curhat apa?"

Guanlin menghela nafas pelan sebelum memulai menceritakan semuanya kepada Wooseok.

"Menurut gue ya lin, mungkin aja dia lagi overthinking. Soalnya istri gue juga pas hamil gitu, atau kemungkinan dia habis dengar sesuatu yang nyakitin"

"Yang nyakitin gimana tuh bang maksudnya?"

"Ya, mungkin aja dia habis dengar orang ngatain dia"

"Ha? Gimana maksudnya?"

Wooseok berdecak. "Gini, loh. Mungkin aja ada yang ngatain dia kurang baik. Contohnya, lo tuh gak pantes sama Guanlin karena lo blabla. Atau mungkin sesuatu yang lainnya, jadi dia ngerasa gak pantes buat lo dan takut lo tinggalin"

Terdengar helaan nafas dari Guanlin. "Gue bingung deh bang. Gue harus ngeyakinin dia kayak gimana. Akhir akhir ini dia tuh sering banget overthinking yang gak jelas. Gue mau nenangin dia juga bingung sendiri kayak gimana"

"Ajak liburan aja deh"

"Ha? Liburan?"

"Iya, anggap aja babymoon"

Guanlin mengangguk. "Bener sih, bang. Mungkin dia jenuh juga kali ya kalau di rumah mulu"

"Nah, tuh! Terus sekalian deh lo tanyain kenapa dia overthinking"

"Iya bang, nanti gue coba. Thanks buat sarannya ya"

"Iya, santai aja. Salamin nanti ke Renjun, kapan mau ke Bali lagi"

Guanlin terkekeh. "Iya bang"

Guanlin mematikan sambungan telfonnya. Meletakan ponselnya di samping laptopnya yang terbuka.

"Liburan ya?" Guanlin berfikir sejenak, "tapi yang di omongin bang Wooseok bener juga, bisa aja ada orang yang abis ngatain Renjun"

"Tapi siapa? Renjun palingan juga mainnya sama Echan Nana, gak mungkin juga mereka ngatain Renjun"

*
*
*

Renjun memeluk erat Guanlin dari belakang, membuat Guanlin menoleh. "Udah bangun?" tanyanya dan di angguki pelan

"Lo kenapa ninggalin gue?"

"Yang, gue cuma ke dapur. Gue tadi meeting, takut berisik terus bangunin lo sama Ayden"

Renjun berdecak dan menenggelamkan wajahnya di punggung Guanlin. Guanlin menarik tangan Renjun, ia bawa kesamping menyuruh Renjun duduk.

"Yang"

Renjun mendongak, menarik kursinya dan mendekap lengan Guanlin. "Apa?"

"Mau liburan gak?"

Renjun menatap Guanlin dan mengerjap beberapa kali. "Kemana?"

"Terserah lo mau kemana"

Renjun terlihat berfikir sejenak. "Tapi gue gak mau kemana mana. Maunya disini aja sama lo"

Guanlin terkekeh. "Lo kenapa sih, yang? Tumben banget"

"Lo gak suka kalau gue kayak gini? Gue kan Cuma mau jadi pasangan yang baik buat lo"

"Yang bilang lo selama ini gak baik buat gue siapa sih, yang? Kalau gak baik pasti gue udah ninggalin lo dari lama" Guanlin menghela pelan, menarik tangan Renjun. "Lo tuh pasangan terbaik buat gue, meskipun lo sering ngomel, tapi gue tau lo sayang sama gue"

Renjun tidak berani menatap Guanlin, ia hanya semakin menenggelamkan kepalanya di lengan Guanlin. "Jangan keseringan overthinking gini, ya? gak baik buat lo dan dedek"

Renjun mengangguk pelan. "Gue mau selamanya sama lo, Lin"

Guanlin menarik kepala Renjun, ia tatap lamat mata indah suaminya itu. "Gue juga, yang. Gue mau Cuma lo yang nemenin gue sampai tua. Sampai beruban dan sampai kembali ke tanah. Gue mau lo yang nemenin gue lihat Kakak sama Dedek sampai gede, sampai nemuin kebahagiannya masing masing"

Guanlin mendekat, memberikan satu kecupan di bibir Renjun. Renjun menarik tengkuk Guanlin sebelum kepala Guanlin menjauh, ia kembali menyatukan bibirnya dengan bibir tebal Guanlin.

Ciuman yang semula hanya kecupan pelan, kini berubah menjadi ciuman yang saling menuntut. Renjun kalungkan tangannya di leher Guanlin, lidah mereka saling berperang dan beradu. Renjun merapatkan tubuhnya. Guanlin yang tidak sabaran pun menarik Renjun agar duduk di pangkuannya.

Guanlin mengusap halus pinggang dan punggung Renjun, tangannya mulai masuk kedalam kaos besar yang Renjun gunakan.

"Eummhh" satu desahan lolos dari bibir Renjun ketika Guanlin bermain pada titik sensitifnya.

Guanlin memutus tautan mereka. Ia tangkup kedua pipi Renjun.

"Bentar lagi kakak pasti bangun, udah hampir jam tiga" ucap Guanlin dan di angguki Renjun. "Apa mau di terusin?" lanjut Guanlin

Renjun hendak menjawab, namun suara langkah dan tangisan dari putra sulungnya membuat ia buru buru turun dari pangkuan Guanlin.

"Pwiiiiiii"

"Udah bangun kak?" tanya Renjun sembari menarik Ayden kedalam pangkuannya. Sepertinya bocah mungil itu masih mengantuk.

Ayden tidak menjawab, ia semakin menduselkan kepalanya di dada Renjun. Renjun terkekeh dan mengusap halus kepala Ayden.

"Gak boleh nen. Udah gede" ucap Guanlin menggoda Ayden sembari mencoba menjauhkan kepala Ayden dari dada Renjun.

Ayden menegakan tubuhnya, menatap nyalang Guanlin. "Pwa uga nen" (Papa juga nen)

Renjun dan Guanlin sontak membulatkan matanya. "Kapan?" tanya Guanlin

"Adii" (Tadi)

"Heh! Papa gak nen yaa"

"Nen! Ni unya akak! Pwapa gaboyeh!" (Nen! Ini punya kakak! Papa gak boleh!)

"Punya Papa! Kakak yang gak boleh nen"

"Akkkkk! Unya akak!!"

Renjun terkekeh. "Iya, punya kakak ya? Papa gak boleh nen ya? Kan udah gede" ucap Renjun yang di angguki Ayden tanda setuju

Guanlin mencebik. "Padahal Papi paling seneng kalau Papa nen"

"Akkk! Iya iya bercanda yang" lanjut Guanlin ketika mendapat satu cubitan di pinggangnya dari Renjun dan membuat Ayden tertawa.




Tbc

*******

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴ ᴀɢᴀʀ ᴀᴋᴜ ᴍᴀᴋɪɴ ʀᴀᴊɪɴ ᴜᴘᴅᴀᴛᴇ! ʜᴇʜᴇʜᴇ

~~~~~~~~~~~~

Jujur aku kehabisan ide lagi guys 😭 semoga kalian tetep suka yaa sama jalan cerita ini.

ูˆุงุตู„ ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉ

ุณุชุนุฌุจูƒ ุฃูŠุถุงู‹

89.1K 11K 35
๐บ๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘Ž ๐‘Ž๐‘˜๐‘ข ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ ๐‘Ž๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘– ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘”?? ๐ฝ๐‘–๐‘˜๐‘Ž ๐‘Ž๐‘˜๐‘ข ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘– ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘–๐‘ก๐‘ข ๐‘๐‘Ž๐‘ ๐‘ก๐‘– ๐‘Ž๐‘˜๐‘ข ๐‘ ๐‘’๏ฟฝ...
Need Mom || Ilyoung ุจูˆุงุณุทุฉ liaam_

ู‚ุตุต ุงู„ู‡ูˆุงุฉ

10K 753 13
tentang Kim Doyoung yang dijodohin paksa oleh kedua orangtuanya dengan duda yang sudah beranak satu. perbedaan umur yang lumayan jauh dan sang calon...
302K 24.4K 33
[COMPLETED] tentang kisah sesama idol yang mendapatkan perjodohan dari dua pihak keluarga yang menyebabkan mereka harus menikah dengan merahasiakan s...
378K 45.8K 29
[ Completed ] " Lee Jeno, i love you" " Diem goblok " { Gila 2nd book } ยฉwujinnis.