TAEYONGIE - JAEYONG

By ppeachrose

1M 104K 9.6K

BXB || JAEYONG || MPREG "Hei! apa yang kau lakukan?! kau mau telanjang dipinggir jalan?!" - Jaehyun. πŸ₯‡#1- ta... More

1. ☁️
2. ☁️
3. ☁️
4. ☁️
5. ☁️
6. ☁️
7. ☁️
8. ☁️
9. ☁️
10. ☁️
11. β˜€οΈ
12. β˜€οΈ
13. β˜€οΈ
14. β˜€οΈ
15. β˜€οΈ
16. β˜€οΈ
17. β˜€οΈ
18. β˜€οΈ
19. β˜€οΈ
20. β˜€οΈ
21. πŸͺ (repost)
22. πŸͺ
23. πŸͺ
24. πŸͺ (πŸ”ž)
25. πŸͺ (πŸ”ž)
26. πŸͺ (πŸ”ž)
27. πŸͺ
28. πŸͺ
29. πŸͺ
30. πŸͺ
31. πŸŒ™
32. πŸŒ™
33. πŸŒ™
35. πŸŒ™ (πŸ”ž)
36. πŸŒ™
37. πŸŒ™
38. πŸŒ™
39. πŸŒ™
40. πŸŒ™
41. 🀍 (End)
42.🀍 (Bonchap 1/2πŸ”ž)
43.🀍 (Bonchap 2/2)

34. πŸŒ™ (πŸ”ž)

27.9K 1.5K 72
By ppeachrose

Lenguhan dengan desisan menggoda, terdengar samar kala Jaehyun tekan bagian bawahnya pada Taeyong, yang kini sudah telanjang sepenuhnya berbeda dengannya yang masih memakai pakaian lengkap, hanya jas yang berhasil pria itu tanggalkan.

Nafas Taeyong naik turun, saat Jaehyun sengaja menggesek testisnya dengan celana bahan yang pria tampan itu kenakan.

"Oh, Taeyong. Kau terlihat kecil saat berada dibawahku," ucap Jaehyun dengan lidah yang menjilat ringan pada puting Taeyong.

Taeyong menatap dengan sayu, senyumnya sudah lemah karena terbakar nafsu, "Kau akan membuat tulang ku patah, jika kau menghentak terlalu kuat."

Jaehyun terkekeh, "Kau takut?"

"Kau menantang ku.." Taeyong menaikan pinggangnya, hingga penis kecilnya semakin ditekan pada celana Jaehyun, "Jadi, aku tidak takut."

"Baiklah," Jaehyun tersenyum. Jaehyun dorong lagi bagian bawahnya, hingga pinggang Taeyong yang sebelumnya terangkat naik, kini jatuh pada kasur.

"Ugh," Taeyong melenguh, kepalanya terdongak dengan mata yang terpejam ringan.

Putingnya diremas, dan ketika Jaehyun menunduk akan mengulumnya, Taeyong langsung menarik kerah kemeja Jaehyun, menariknya hingga bibir Jaehyun landas diatas bibirnya.

Dadanya masih aktif dimainkan dengan telapak kasar Jaehyun, membuat rasa geli dan nikmat. Taeyong membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya meminta Jaehyun untuk menghisapnya seperti permen. Puas menghabisi mulut Taeyong hingga tercecer saliva, Jaehyun kini beralih pada leher Taeyong. Memberi gigitan kecil dengan meninggalkan jejak basah hingga mengkilap.

"Jaehyun," nafas Taeyong terengah, memanggil kekasihnya dengan begitu lemah, tidak sabar menanti bagaimana jauhnya mereka saling bersentuhan.

Jaehyun mencium ringan perut datar Taeyong, secara bergantian hingga ia bertemu didepan puting susu yang sejak tadi ingin sekali ia lumat habis-habisan. Jaehyun menjilat pelan, sebelum memasukannya kedalam mulut, Taeyong tidak mengelak malah ia tekan kepala Jaehyun agar tenggelam semakin dalam.

Bibir Jaehyun menyedot kuat puting cantik itu, pipinya mencengkung hingga keningnya mengerut, berusaha agar ia bisa menghisap kuat puting itu.

Taeyong menjambak kuat rambut Jaehyun, menarik kepala kekasihnya agar terlepas dari dadanya dan berhasil membuat putingnya nyeri karena Jaehyun menahannya dengan gigi. Ketika terlepas, Taeyong sorong lagi kepala Jaehyun pada puting sebelahnya. Ia mendesah enak ketika kedua putingnya merasakan hal yang sama, ia bergumam dengan desahan nikmat.

Kedua tungkainya ia kaitkan pada pinggang Jaehyun, menggesekkan diri pada kekasihnya yang masih asik menyusu. Ketika Jaehyun melepas kulumannya, Taeyong kembali menarik kepala Jaehyun agar tetap mengulum putingnya, tapi Jaehyun menahannya.

Jaehyun terkekeh pelan, "Bersabarlah."

Ia tegapkan tubuhnya, untuk lepas semua pakaian yang menggangu, agar kini ia bisa sama telanjangnya seperti Taeyong. Dasi yang Jaehyun lepas, ia gunakan untuk mengikat kedua lengan Taeyong, lalu ia letakkan diatas kepala pria cantik itu.

Saat Jaehyun menatapnya, Taeyong lebarkan lagi kakinya. Membuka diri sepenuhnya untuk Jaehyun. Taeyong senang ketika Jaehyun mengikat kedua tangannya, membuat dirinya terlihat begitu lemah, hanya bisa menerima apa yang akan Jaehyun lakukan. Bahkan rasanya, Taeyong ingin kedua kakinya juga turut diikat pada ujung kasur, agar kakinya bisa mengangkang lebih lebar lagi tanpa bisa menarik diri untuk berlindung.

"My little baby," ucap Jaehyun pelan, lalu mengusap pipi Taeyong, "You're here. You back to me."

Jaehyun menunduk, ia mengecup kening Taeyong cukup lama sedangkan pria kecil dibawahnya hanya memejamkan matanya.

"Jangan pernah meninggalkanku lagi." Bisik Jaehyun.

Taeyong menggeleng, "Tidak akan."

Jaehyun tersenyum tulus, ia mengusap pelan bagian pinggang Taeyong, dan merangkak naik untuk kembali mengusap puting basah Taeyong yang sudah sedikit membengkak.

Jaehyun usap dengan kedua telapak tangannya, kedua ibu jarinya bermain pada masing-masing sisi kanan dan kiri, membuat gerakan memutar lalu menekannya membuat Taeyong menggeliat, penisnya semakin mengacung dengan sedikit lelehan sperma.

Jaehyun mengecup dadanya bergantian, lalu meremasnya berkali-kali dengan kedua tangan, hingga otot jarinya menonjol keluar, seperti tengah mengeluarkan tenaga yang ia bisa untuk meremasnya.

Tubuh Taeyong semakin tidak bisa diam, ia mendesah dengan teriakan, padahal Jaehyun hanya memainkan dadanya. Dan ketika Jaehyun menarik kedua putingnya dengan kencang, lolos pekikan Taeyong dengan sperma yang muncrat keluar.

Jaehyun menyeringai puas, lalu mengambil beberapa sperma Taeyong yang tumpah diperut dengan jarinya dan mengulum jarinya yang terdapat cairan Taeyong.

Taeyong hanya bisa memalingkan wajahnya yang memerah, malu ketika Jaehyun menjilat cairannya.

Setelah dua jari Jaehyun sudah basah karena saliva, bekasnya Jaehyun usapkan pada lubang Taeyong yang berkedut.

"Enghh.."

Menggoda permukaan anal Taeyong dengan perlahan, sebelum memasukan dua jarinya sekaligus, menenggelamkan jarinya hingga pangkal, merasakan rongga hangat dan sempit yang meremat kuar jarinya didalam sana. Jaehyun putar jarinya, dan ia bisa rasakan dinding anal yang terasa lembut dan lembab.

"Aghh, brengsek." Umpat Taeyong tanpa sadar.

Jaehyun menyeringai, ia tepuk pantat Taeyong cukup kuat, hingga bunyi kulit yang terdengar perih. "Naughty."

Taeyong menelan ludahnya, ia raih pergelangan tangan Jaehyun yang jarinya berada dilubangnya, mencengkram lengan itu dengan kedua telapak tangannya, walaupun dengan keadaan tangan yang terikat, "fuck me with your finger."

"Sure, baby."

Dan Jaehyun tidak punya ragu untuk menggerakkan jarinya keluar masuk, mengocok dengan cepat tanpa melakukan tempo stabil.

"Uhh.."

Jaehyun gerakan jarinya memutar lalu kembali mengocoknya, ujung kuku menggaruk dinding anal Taeyong. Membuat kedua kaki bergerak gelisah namun tetap memberi ruang yang cukup agar Jaehyun puas memasukan jarinya.

"Akh!" Taeyong berjengit saat Jaehyun melepaskan jari telunjuk dan tengahnya dan berganti dengan kedua ibu jari pria tampan itu, membuka lubangnya hingga menganga, seakan ingin melihat bagaimana isi lubangnya.

"No, Jaehyun, ahh." Taeyong bisa rasakan, dingin AC yang masuk membuat tubuhnya bergidik.

Jaehyun menggigit bibir bawahnya, lalu menggeram pelan. Ia menunduk, meludah didepan lubang Taeyong, mengisinya dengan saliva lalu lidahnya terjulur untuk menjilati sekitarnya.

Taeyong menaikan kedua kakinya pada punggung Jaehyun yang tengah merunduk, dan pahanya ditahan dengan dua tangan Jaehyun, hingga pinggangnya terangkat naik.

Analnya dikecup, dihisap, sebagaimana pria itu tengah menghisap putingnya. Lidahnya bergerak mendorong, mencoba untuk menerobos masuk walaupun gagal masuk sepenuhnya, namun Jaehyun terus mencoba.

"Anghhh, Jaehyunie~" Dan kembali muncrat keluar cairan milik Taeyong.

Jaehyun mendongak, ia perbaiki lagi badannya agar berlutut dengan tegap,  penis pria itu berdiri begitu kokoh, ukuran jadi sedikit lebih besar, seingat Taeyong, penis Jaehyun tidak sebesar ini.

Taeyong mendesah hanya dengan melihat penis Jaehyun didepannya, saat tangannya yang masih terikat, mencoba untuk meraih kejantanan kekasihnya, Jaehyun menahannya tangannya, meletakkannya kembali tepat diatas kepala Taeyong.

"Aku tidak punya, lube." Jadi, Jaehyun merangkak diatas tubuh Taeyong, membuat posisi berjongkok didepan wajah Taeyong.

Taeyong tanpa diberi perintah lagi, segera mengulum kepala penis Jaehyun, sedangkan tatapannya bertemu dengan Jaehyun. Mulutnya mengerucut, tersumpal kepala penis Jaehyun. Dan Taeyong perlu memasukan bagian lainnya, agar sepenuhnya bisa basah akan saliva.

"Mmhh," matanya terpejam, saat Jaehyun mendorong kejantanannya masuk. Ia tersedak, air matanya menetes keluar, bahunya bergetar takut.

Rasanya ia tidak sanggup untuk menelan lagi. Ketika ia membuka matanya, sorot minta ampun ia berikan pada Jaehyun.

Tidak bisa melihat tatapan Taeyong, akhirnya Jaehyun mengalah, ia menarik diri menjauh dari wajah Taeyong dan setelah itu, Taeyong terbatuk, wajahnya memerah dengan bibir yang bergetar. Taeyong perlu belajar untuk menelannya, agar lebih terbiasa. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengajari, nanti. Nanti Jaehyun akan ajarkan.

"You okay?" Tanya Jaehyun, setelah kembali berlutut ditengah-tengah kaki Taeyong, lalu mengusap pipi kekasihnya.

"It's okay, i'm fine."

"Sorry."

Taeyong mengangguk lemah, mereka belum memulai apapun dan ia sudah segini berantakannya.

Taeyong lebarkan lagi kakinya, memperkirakan diri agar bisa terbuka seluas mungkin, "Masukkan."

Jaehyun terkekeh, ia tahan paha bagian dalam Taeyong, hingga keduanya kakinya tidak lagi menapak pada kasur. Jaehyun dorong pinggulnya, mengarahkan penisnya tepat didepan lubang Taeyong.

Taeyong merintih saat kepala penis Jaehyun sudah masuk, memaksa lubangnya untuk terbuka, melahap utuh penis Jaehyun hingga pangkal. Meski harus susah payah, keringat dipelipis Jaehyun banjir, ia menggeram saat baru setengah yang berhasil masuk. Cincin anal Taeyong mengetat, seolah mengatakan stop karena terlalu sempit untuk terus maju.

"Taeyong-ah," ucap Jaehyun rendah, nafasnya menderu dengan rahang yang mengeras, bahkan Taeyong kini sudah menangis, mata pria cantik itu tertutup. Rintihan dan isakan saling keluar berganti dari celah bibir yang sudah bengkak.

Jaehyun menahan kedua sisi pinggang Taeyong, memposisikan kakinya agar berlutut dengan benar, Jaehyun angkat pinggang ramping kekasihnya, lalu mendekat dengan pinggul yang mengentak kuat.

"AAHH!" melengking teriakan Taeyong, saat Jaehyun memasukannya dengan sekali hentakan, hingga Taeyong bisa rasakan bola kembarnya menyentuh perut Jaehyun.

Kedua kaki Taeyong menopang pada bahu Jaehyun, mengempit nyaris mencekik leher Jaehyun ketika Jaehyun mulai menggerakkan pinggulnya.

Tubuh Taeyong terhentak, saat Jaehyun bergerak semakin cepat, "Ahh ahh," mendesah ketika prostatnya dihantam berkali-kali.

Jaehyun turunkan lagi pinggang Taeyong pada kasur, untuk merunduk dan melumat puting Taeyong lagi, tanpa mengurangi kecepatan pinggulnya.

Taeyong membuka matanya yang sebelumnya terpejam, melihat wajah Jaehyun yang tenggelam di dadanya. Bibir pria tampan itu bergerak dengan rakus untuk mengulum putingnya. Rasa yang tidak bisa Taeyong jelaskan selain melalui desahannya. Lubangnya penuh, tekocok dengan cepat dan putingnya yang dinikmati dengan mulut hangat milik Jaehyun, sementara puting sebelah lagi, juga turut dilecehkan dengan jari. Penisnya tertekan perut berotot Jaehyun, karena tubuh mereka yang terlalu merekat. Taeyong juga merasakan nyeri saat penisnya tergesek dengan perut Jaehyun ketika pria itu bergerak maju mundur dengan cepat.

"I—i missed you s-so m-much, hyung. Ahh," ucap Taeyong terbata ditengah desahannya.

Jaehyun mendongak saat mendengar racaun dari Taeyong. Hatinya menghangat saat untuk pertama kalinya, Taeyong memanggilnya dengan sebutan Hyung. Sudah berulangkali Jaehyun mengingatkan untuk memanggilnya Hyung, tapi Taeyong tidak menurut. Dan kini, Taeyong melakukannya, dalam keadaan lemah, terkurung dibawah badan besarnya.

"Miss you too, baby." Jaehyun melepaskan ikatan pada pergelangan tangan Taeyong, lalu mengecup punggung tangan Taeyong dengan lembut, menghentikan gerakannya sejenak hanya untuk menatap Taeyong dengan tulus.

Taeyong mengalungkan lengannya pada bahu Jaehyun, "Jaehyun Hyung."

Ucapan yang mampu membuat detak jantung Jaehyun kembali berdenyut cepat. Jaehyun tenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Taeyong untuk menyembunyikan wajah memerahnya, lalu kembali menggerakkan penisnya keluar masuk.

Ketika Jaehyun merasa penisnya dijepit lebih erat, ia kurangi tempo hentakkannya. Hanya untuk merasakan pijatan lembut dinding anal Taeyong pada penisnya.

Taeyong menurunkan tangannya dari bahu Jaehyun, lalu meraba kedua pipi pantatnya untuk ia remas dan menariknya agar Jaehyun bisa masuk lebih dalam lagi. Dan setelah itu, Jaehyun bisa merasakan lubang yang kian menyempit dan penisnya yang mengembung ingin memuntahkan cairan, kian membuat penisnya tersedot kuat, sulit untuk bergerak lebih cepat.

Jaehyun raih kedua tangan Taeyong untuk ia genggam, lalu Jaehyun letakkan pada sisi kepala Taeyong.

Jaehyun hentakkan lagi penisnya, lebih dalam, lebih tegas, lebih kuat, hingga bola kembar menampar belahan pantat Taeyong. Dibantu dengan Taeyong yang mengetatkan lubangnya, jadi lima kali hentakkan sudah bisa membuat Jaehyun klimaks.

Penuh dan hangat. Itu yang Taeyong rasakan, sedangkan cairan miliknya mengotori perutnya sendiri dan juga sprai karena meloncat keluar dengan mengenaskan.

Nafas keduanya terengah, menderu cepat dengan peluh yang banjir di sekujur tubuh. Jaehyun keluarkan penisnya, dan meleleh keluar sperma yang tak bisa Taeyong tampung dirahimnya, karena terlalu banyak.

Taeyong tersenyum lemah, saat Jaehyun terbaring disampingnya. Ia menutup matanya perlahan dan bergumam pelan.

"Aku lelah." Ucapnya dengan nafas yang masih tak beraturan.

Jaehyun tekekeh, ia peluk tubuh Taeyong lalu menyelipkan diri diantara Taeyong, membuat sebelah paha Taeyong menindihnya. Dengan posisi begini, mudah bagi Jaehyun untuk masukan lagi penisnya, mengisi lagi lubang Taeyong hingga sesak.

"Satu kali lagi?"

"Jaehyun, nghh," Taeyong hanya mampu memukul pelan punggung Jaehyun tanpa bisa melarikan diri.

Biarkan keduanya menikmati malam yang panjang dengan bercinta. Menghilangkan rindu yang sudah menumpuk kian banyak.

To be continue..

Continue Reading

You'll Also Like

225K 28.2K 17
❝Bangsat.. kalau gini mendingan gue lrp.❞ Kisah tentang galau nya Lee Taeyong karena rumitnya cinta di dunia Roleplayer. γ€Š Warning 》 ➀ Boy X Boy : H...
1.8M 185K 32
{COMPLETE} "You're Mon Destin" β€’JaeyongArea. β€’BxB β€’Homophobic? Jangan mampir ya~
6.2K 1.6K 12
Tujuh tahun yang lalu Veronica Aswati atau kerap disapa sebagai Vera menikah ketika usianya 20 tahun dengan Bisma Atmaja. Usia pernikahan mereka hany...
1.6M 168K 51
❝Na- lo itu cuma milik gue! Lo bisa gak kalau gak usah baik ke semua orang?❞ ❝Jen- lo tau kan, gue sayangnya cuma sama lo- jangan posesif banget, g...