Mylovelly

By chihamusen

504K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Mengejar hati?!

200 15 1
By chihamusen

Semoga suka dan terhibur ya....

Selamat membaca!!

"Ale Lo lama banget sih bikinin gue makanannya mana hah? Cepat dong dari tadi gue lapar banget tahu! Lo sengaja ya nungguin gue mati dulu baru udah siap gitu?" gerutu Alyra dengan bunyi perut yang mulai keroncongan saat mendatanginya setelah ke dapur melihat cowok itu yang hanya terdiam bingung entah hendak melakukan apa.

"Ck! Lo sabar kek, gue ini bukan Mama Lo! Kenapa gak suruh bi Enah aja? Gue mana bisa disuruh masak sesuai keinginan lo itu!!" decak Ale kasar memutar jengah matanya malas.

"Pokoknya gue gak mau tahu! Harus Lo yang buatin gue gak mau sama yang lain! Ohiya Bi Enah biar gak usah repot-repot ya! Lo nurut kalau mau masih damai sama gue atau enggak gue aduin Lo sama bokap tahu rasa udah jahatin gue selama ini!!" ujar Alyra mulai berpura-pura memasang wajah tersakiti sambil berbicara sebentar pada Bi Enah yang kebetulan lewat. Ale sempat ingin menahan pembantunya itu namun Alyra membuat Bibi itu tersenyum simpul dan meanggukinya.

"Tuh Den dengar sendiri kan? Non Alyra maunya sama Ale aja kata dia. Gak suka sama orang lain kalau sudah manjanya yang minta ampun sama Den Ale tuh! Yaudah bibi tinggal dulu ya gak mau ganggu kalian berdua." kata Bi Enah yang melengos pergi begitu saja setelah berbisik sebentar.

Ale membuang napasnya berat. Saat hanya ada dirinya dan cewek merah itu sedang cerewet padanya.

"Gue emang gak bisa. Lo lihat ini kan dari tadi gue gak bisa motong sayur!!" geram Ale antara bercampur malu dan hendak membanting meja.

"Ih siniin pisaunya! sekarang gue ajarin dulu Lo cara yang benar cincangnya kayak gimana." kesal Alyra pun mengambilnya benda itu dari tangan Ale lalu mencontohkannya didepan Ale. "Hiap! Hii...yah! Nah gitu Alele sayang!!" ujar cewek berambut merah sambil menekan-nekan pisau itu pada bagian-bagian yang sudah terpotong halus sembari menatap tajam Ale dengan gemasnya.

"Te-terus gimana lagi?" tanya Ale agak tergagap ngeri sesaat melihat cewek merah itu cukup sadis juga memandang ke arahnya dengan pisau yang tertancap tadi masih berada ditangannya.

"Ohiya! Kayak gini lagi nih!!" tanpa sadar Alyra mulai berseru semringah dan tersenyum kecil ketika Ale terlihat tertarik seakan ingin belajar darinya tentang hal itu tadi. Padahal cowok itu hanya berusaha mengalihkannya dan memanfaatkan dia agar Alyra yang melakukannya sendiri dengan memasak makanannya itu. Jadi Ale tak perlu harus merepotkan dirinya juga dan bisa sedikit bersantai hanya dengan cukup memperhatikannya saja sampai akan bosan.

Ketika Alyra begitu fokusnya ingin mengirisnya dengan pisau itu tadi pada bahan makanan yang lain akan siap dia masak. Rambut merah Alyra yang belum sempat dia kuncir membuatnya sedikit kesulitan ketika rambut merah panjangnya itu tergerai indah disekitar dan sisi samping wajahnya dan hingga Alyra berusaha untuk mengibaskan sebentar.

Sontak tangan Ale bergerak refleks sendiri saat menyingkirkan anak rambut merah cewek itu dari wajah cantiknya tanpa sadar begitu membantunya.

Sesaat Ale cukup terperangah ke arah leher Alyra yang sempat tertutupi oleh rambutnya yang tergerai tadi. Lalu merapatkan bibirnya ketika matanya tak bisa beralih sebentar dari pemandangan dari gadis itu. "Ale Lo mau ngapain pegang rambut gue?!" sentak Alyra galak seakan menyadarkannya.

"Gak! Gue tadi cuma nangkepin serangga terbang kebetulan mau hinggap! Ngapain juga gue sentuh Lo! Mending najis dapat lalat gue daripada sama Lo!!" sergahnya lalu mencibir pedas seolah menutupi malu gengsinya. Alyra melototkan matanya tak terima dengan ucapan tajam lelaki itu sambil Ale kini menguraikan rambutnya menjadi sedikit berantakan menutupi wajah gadis itu agar tidak bisa melihatnya yang salah tingkah didepan cewek merah itu.

Seketika Alyra teringat akan sesuatu yang pernah dialaminya. Sekilas lintasan bayangan Marchello yang suka perempuan berambut panjang membuatnyaberdecih kesal. "Iya juga ya gue potong aja nih rambut ah mau buang sial dulu!!" ujar Alyra bergumam sebentar dengan wajahnya yang mendadak sedih yang masih bisa didengar oleh Ale. Cewek itu meniupkan rambutnya ke atas agar terbuka celah untuk balas menatapnya.

"Padahal gue cuman bercanda doang sih kok nih cewek jadi ngerasa kayak gitu? Emang bener ya omongan gue tadi?" ucap batin Ale sembari menatap heran dengan perubahan Alyra yang tiba-tiba mendramatisir itu.

"Ayo sekarang potongin pendek rambut gue! Gue ogah banget nih rambutnya samaan kayak selingkuhannya mantan dulu! Gak papa deh pendek asal mirip Lo!!" seketika Alyra menyengir lebar setelah meletakkan lebih dulu barang-barang didapur meja. Ale mendengus kasar.

Disaat yang bersamaan pula Alyra semakin yakin dengan keinginannya itu, ia sebelumnya sempat mendengar pembicaraan antara cowok itu dengan Axello mengenai perihal seputar pertandingan futsal yang sebentar lagi akan diadakan disekolah mereka dalam pekan ini. Alyra mencoba untuk bergabung namun tak bisa peraturan melarang anak gadis ikut bermain. Tanpa Ale ketahui yang sebenarnya dengan maksud cewek itu yang tiba-tiba saja berubah sesuka hatinya menampilkan senyuman anehnya yang cukup membuat Ale merasa sedikit bergidik.

"Gue jadi gak sudi lihat muka gue sendiri kalau Lo sampai beneran dah ngelakuin hal itu semua kaca dalam rumah bakalan gue pecahin!!" desisnya jengkel.

"Gak mau tahu! Lo udah gak bikinin gue makan terus nolak lagi buat potongin rambut doang? Oke kalau itu mau Lo gue bakalan Loncat ke jembatan angker buat gentayangin tiap malam di kamar Lo!!" ancam Alyra melototkan matanya. Ale sedikit terkejut lalu menghembuskan napasnya pasrah.

"Sisanya biar Bibi aja ya yang ngerjain dapurnya! Alyra mau ke salon dulu sama Ale mumpung yang jadi tukar cukurnya, bentar gak lama kok." pamit Alyra sambil berteriak sebentar agar asisten rumah mereka dapat mendengarnya. Ale berusaha untuk menjauh dari cewek merah itu yang ingin mengejarnya sembari seakan menyeretnya juga pergi entah ke arah tempat lain.

****

Akhirnya waktu yang sudah dinantikan tiba juga. Alyra sedang menonton pertandingan sepakbola itu. Ia ingin masuk ke dalam area lapangan itu namun seakan tertutup oleh pagar besi diluarnya hingga Alyra tak bisa dengan jelas untuk memberikannya sebuah dukungan yang cowok gondrong itu dapatkan.

Alyra tidak mau semua perhatian dari para murid cewek lain mengalahkannya begitu saja sampai dia dihalangi oleh mereka. Sungguh membuat Alyra setengah mati ingin mengutuknya.

Disesi pertandingan pertama tim Axello mendapatkan hasil yang seri dengan musuhnya itu. Waktu istirahat mereka tak banyak. Alyra ingin sekali mendekati Axello dan menyerahkan langsung minuman botol dingin itu pada dia. Pikirnya mungkin Axello tak akan menolaknya lagi karena dia sudah kehausan hampir kehabisan tenaga. Tapi yang Alyra lakukan sekarang masih tetap sama ia tidak bisa memasukinya dengan bebas kecuali ia merupakan anggota tim futsal jika hanya sebagai penonton bukan lah kepentingan yang berguna jika ingin menggangu saja para pemain yang sedang lagi fokusnya. Dengan begitu sadarnya Alyra seakan mengerti dirinya harus bagaimana. Tak ada cara lain yaitu dia memilih untuk menyamar sebagai anggota cadangan tim mereka. Segera Alyra pun bergegas mengganti penampilannya terlebih dahulu agar terlihat sama dengan mereka.

Hingga dironde kedua. Ale yang sebagai partnernya Axello, si cowok berambut cepak itu harus mengalami cidera disalah satu kakinya karena musuh mulai bermain licik demi kemenangan yang akan diraihnya.

Ale mengaduh kesakitan sebentar. Untungnya tidak terlalu parah mungkin kesandung oleh kaki salah satu mereka tadi yang menyenggol temannya Ale membuat cowok itu terkena kaki temannya sendiri. Padahal musuh itu memanfaatkan teman dari anggota Axello agar terlihat tidak kompak.

Disaat yang tepat itulah Alyra langsung menerobos begitu saja masuk ke arah dalam lapangan bersama mereka. Dengan kumis tipis dan rambut palsu yang lebih pendek membuatnya terlihat seperti seorang anak lelaki sungguhan.

"Lo nggak papa kan? Biar gue yang gantiin Lon! Lo lagi sakit kan? Tenang aja gue jamin kita pasti akan menang demi Lo juga nih gue ngelakuinnya!!" ujar Alyra terlihat khawatir meski sempat terkekeh sembari mengusap kepala Ale yang ditumbuhi tipis oleh rambutnya yang cepak itu dengan tangannya.

"Yang sakit itu kakinya goblok! Bukan botaknya Lo kira tuh bola apaan dah dielusin segala?!" geram Axello memutar jengah matanya dan agak merinding melihat kedekatan Ale dengan orang itu.

Mendengar perkataannya Axello yang  berdiri tak jauh dari mereka. Membuat Alyra sontak menurunkan tangannya cepat untuk memegang kaki Ale. "Iya saya selalu salah! Maafkan saya jika saya emang suka salah." Alyra kemudian berdehem untuk mengubah suaranya lebih dulu sebelum akan menjawab cowok itu. Axello menggelengkan kepalanya heran sebentar.

"Aaaa-- tunggu!!" panggil Alyra langsung menyodorkan sebotol minuman untuk Axello. Tanpa pikir panjang Axello langsung menerimanya. "Minum dulu gak sopan kalau saya gak lihatnya kamu udah meminumnya apa enggak,," lanjutnya. Membuat cowok itu berdecak kasar lalu membuka segelnya dan mulai menenggaknya dengan cepat.

"Ale Lo istirahat dulu,," kata Axello melihat sebentar ke arah temannya cowok itu. Alyra tersenyum senang dalam hatinya. Akhirnya Axello mau meminumnya juga botol mineral yang sedari tadi ingin dia berikan. Syukurlah dia berhasil tidak sia-sia juga seperti ini membantunya.

Ale meanggukkan kepalanya sebagai balasan Axello tadi. Lalu kembali menoleh pada orang yang ada didepannya itu sedang tersenyum-senyum sendiri.

Ale yang baru menyadari bahwa orang yang ada didepannya itu sekarang ikut berjongkok untuk menolongnya saat ini tadi adalah cewek merah itu Alyra yang sengaja memakai baju bola tim mereka entah bagaimana dia dapatkan dengan dari siapa yang jelas mungkin gadis itu telah mencurinya dari salah satu anggota cadangan mereka.

"Harusnya Lo yang mirip gue Ale!
Rambut Lo tuh tumbuhin dikit kek biar sama kayak rambut palsu gue ini jadi orang gak bakalan curiga juga ngeliatnya kalau kita jadi orang yang samaan gitu." bisiknya sebentar begitu beralih lagi menangkup kedua wajah Ale agar menatap lebih ke dalam matanya dengan bahasa isyarat yang hanya bisa cukup mereka berdua saja yang dapat mendengarnya tanpa orang lain harus ikutan mengetahuinya.

"Siapa sih itu orang yang lagi sama Ale kok gue ngeri banget ya kalau memperhatikan dia lama-lama,," celetuk Savero bertanya heran saat mengernyitkan dahinya penasaran.

"Mungkin itu anak kesayangan Pak Sedit kali,," gumam Kevan malas dengan ngasal ikut menyahutinya. Tentu saja dia masih teringat tidak suka dengan guru yang satu itu.

"Tuh tuh! Lo lihat kan Ale sendiri juga megangin tangan orang itu kek berasa mesra banget dah mereka berdua. Gak mungkin kan Ale suka sama cowok kayak kita juga? Secara kita ini lebih ganteng dari pada sama dia." kata Jastin sambil membandingkan diri mereka dengan penyamaran Alyra yang menjadi seorang lelaki aneh. Semua perhatian yang dilihat tadi tak luput dari pandangan mata mereka. Mengingat Ale tak pernah terlibat oleh perasaan dengan anak cewek membuat mereka menaruh curiga sempat berpikir bahwa Ale bukan pria remaja yang normal, namun hal itu salah besar. Ale hanya belum siap menerimanya itu saja yang para temannya tidak pernah memikirkannya.

"Sialan! Soal sesama jenis kayak begituan jangan pernah libatkan gue dengan omongan gak waras Lo itu! sekali lagi kalau masih gue dengar, lidah Lo bakalan gue kebiri!!" sengit Kevan mendesis tajam langsung menoyor keras kepala Jastin agar berhenti berbicara hal yang begitu menggelikan baginya. Savero tergelak cukup keras saat menertawakan kebodohan para temannya itu. "Bahaya sih kalau ketelan bisa sampai kena bawah anunya juga." kata Savero masih terpingkal dengan bayangannya. Jastin mendengus tak terima tapi ia hanya bisa pasrah menerima perlakuan kejam Kevan tadi.

"Gak usah dibayangin entar malah Lo yang lemas lagi!!" balas Kevan pada Savero agar berhenti membayangkannya.

Apa yang sempat Jastin lihat tadi ke arah lapangan cukup menarik. Ale yang tahu bahwa dia adalah si cewek merah itu, dia sengaja ingin bergabung ke dalam tim anggota yang bukan laon ialah hanya demi agar bisa mendekati Axello dimana pun tak mau berjauhan, sang kapten mereka yang harus selalu turun tangan dalam setiap babak pertama sampai babak ke-empat terakhir. Tidak seperti Ale yang bisa berhenti kapanpun dan bergantian dengan anak buah lainnya jika sudah waktunya untuk pergantian jam istirahat  sebentar.

"Lo harus hati-hati kali ini mereka main curang. Jangan sampai Lo lengah kayak gue!!" ucap Ale seketika memegang tangan Alyra sebentar sebelum cewek itu akan pergi tengah berdiri sedangkan Ale akan dibantu oleh tim cadangan teman mereka yang menunggu gilirannya.

"Tunggu sampai gue pulih kembali Lo harus segera keluar atau enggak bakalan ketahuan dan tim futsal Axello akan diskualifikasi pelanggaran besar hanya karena gara-gara Lo sebagai penyusup!!" kata Ale masih menahannya seakan erat memeganginya. Menatap balas cewek itu dengan peringatannya yang keras.

Alyra yang kesal mendengarnya hampir saja cewek merah itu ingin sekali menendang kepala Ale agar cowok itu pingsan saja jadi Alyra pun bisa berlama-lama disini bersama Axello sebagai partner barunya menggantikan Ale. "Iya gue cuma bantu doang dikit, mainnya juga sebentar. Lo tenang aja ini baju gue pinjem dari Rendra katanya dia mules yaudah entar gue balikan lagi sama dia. " sentaknya sempat mendelik tajam ke arah tangannya.

Ale mendengus kasar baru dengan segera melepaskan cepat tangannya tadi pada tangan cewek itu sebelum akan mengangkat kakinya ke wajah Ale. Terpaksa Ale tadi sempat melakukan hal seperti itu agar Alyra tahu peraturannya dalam bermain dan bisa mengerti akan situasi berbahaya ini.

Axello yang sudah berlalu menjauhinya sambil memberitahu Satria dengan temannya yang lain segala arahannya meninggalkan Alyra dan Ale tadi tengah berbicara sebentar sesekali dia juga meliriknya. Sementara menunggu Rendra yang akan bermain dalam pertandingan terakhirnya. Hanya cowok sangar itu yang berguna satu-satunya sebagai kunci kesempatan untuk meraih kemenangannya. Jika dia bersatu dengan Axello akan dengan mudah mencapainya.

Hanya saja entah kenapa Rendra dipilih sebagai pemain yang terakhir baru akan memasuki lapangan. Mungkin staminanya yang terkumpul banyak itu akan membawanya terus berlari sedangkan nanti Axello tak perlu harus merasa kelelahan didetik-detiknya yang berharga ia tetap mempertahankan bolanya agar tidak direbut oleh musuhnya dengan begitu mudah saat menjelang final.

Tak lama peluit berbunyi. Kini Alyra akan berusaha membantu Axello sembari menunggu kedatangan Rendra juga. Dari jarak jauh Ale masih memandanginya dengan tatapan yang tajam seakan mengawasinya membuat Alyra sedikit  gugup lalu ia mulai menenangkan dirinya sendiri sampai fokus.

Permainan sedang berlangsung dengan begitu tegangnya Alyra tak memedulikan hal itu disekitarnya. Ia tetap berlari mendekati Axello cowok pujaan hatinya membuat Alyra menjadi gila sebentar saat menatap punggungnya yang gagah.

"Woy! Lo cowok bukan sih? Sebenarnya Lo mau ngejar gue atau bolanya hah? Aneh banget Lo jadi makhluk ngapain coba didekat gue terus Lo harusnya halangi mereka kek bukan ngikutin gue mulu dari tadi!!" ketus Axello menoleh ke arahnya sinis setelah membuatnya berhenti sejenak mengatakan hal itu padanya.

"Engh.... Itu anu saya mau melindungin anda dari incaran musuh saingan saya sih biar kamu gak digangguin,," balas Alyra dengan suaranya yang kaku dan sedikit terkekeh garing.

Axello kemudian berdecak kesal sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir lalu berlari untuk menjauhinya. Namun Alyra keras kepala tetap mengejarnya terus.

"Lo tuh ngapain lagi coba nendang-nendang bokongnya mereka hah!? Itu bukan bolanya bego! Tapi didepan punya lo tuh sekalian Lo pecahin bijinya juga biar mampus dah Lo rasain!!" geram Axello cukup meredam emosinya dengan keanehan Alyra yang masih menyamar sebagai seorang lelaki yang belum menyadarinya. Ia mengira Alyra seakan-akan sungguhan anak cowok yang baru bergabung di timnya.

Entalah Axello tidak tahu haruskah dia merasa senang dengan kekacauan Alyra diperbuat yang bermain dengan musuhnya untuk menganggu mereka, setidaknya Axello tidak kesulitan saat musuh lain menghadangnya. Disaat yang bersamaan cara Alyra juga sedikit lumayan menguntungkannya namun lebih tepatnya terlalu memalukan jika Axello semakin memperhatikannya.

Sedari tadi Axello hanya sibuk mengurus orang aneh itu yang mulai cukup bermasalah dari Alyra mendapatkan kartu kuning dan teguran keras. Jangan sampai kartu merah keluar untuk orang itu bisa cacat anggota tim Axello karena dia.

Ketika Alyra berlari ada seseorang dari musuhnnya dengan sengaja menarik rambut belakang kepalanya Alyra melototkan bola matanya nyaris keluar. Untung saja Alyra dengan cepat memegangi kepalanya menahan rambut palsu itu tadi yang hampir saja terlepas jika tidak akan tertinggal ditangan musuh yang sudah berani merenggutnya.

"Sialan eh kamu si bangsat kepala saya hampir copot nih!!" maki Alyra terkejut. Musuh itu tadi tertawa lepas melihatnya lalu berlari cepat meninggalkannya.

Axello yang melihatnya juga kini memijit pelipisnya pusing sebentar, demi apapun cowok gondrong itu ikutan merasa sangat malu dengan tingkah konyol Alyra.

Dengan rasa yang masih tidak terima tadi Alyra pun balas dendam ia berlari sambil menendang kaki orang itu dan teman musuh mereka satu persatu ketika Alyra menggulingkan bolanya dari kaki Axello ia merebutnya sebentar sebagai umpan pengalihan agar dirinya bisa dengan bebas melakukan tendangan yang keras dan menyakitkan untuk musuhnya itu pada kaki mereka satu persatu yang mencoba menghalangi langkahnya.

Sampai bola itu keluar dari garis, Alyra yang tak bisa berhenti menggerakkan kakinya menjadi ketahuan telah melanggar aturan. Ia pun mendapat kartu kuning yang kedua kalinya. Hingga sebuah sepatu dari arah lain melayang ke arahnya membuat cewek terperanjat sebentar. "Masa ini sepatu gue bisa lepas dari kaki gue sih? Perasaan gue udah ikat mati biar gak copot!!" bingung Alyra sejenak melihat sebelah sepatu itu tadi yang datang ke arahnya lalu matanya menatap kedua kakinya bersamaan. "Syukurlah masih lengkap." gumamnya lega.

Begitu tahu siapa sang empunya pelaku sepatu tadi Alyra pun tiba-tiba langsung teringat akan perkataan Ale tadi bahwa ini sudah saat pergantian anggota tim saatnya Rendra yang akan memasuki area lapangan sepakbola. Alyra menghela napasnya. Sudah cukup waktunya dia bermain. Sekarang harus dia serahkan pada cowok itu.

Alyra memungut bolanya terlebih dahulu sambil membawakan sepatu sialan Ale yang hampir saja mengenai mukanya tadi jika saja Alyra tak berhati-hati sempat menghindarinya.

"Sialan lo Ale! Kalau sampai rambut palsu ini jatuh beneran, leher Lo akan gue garuk sampai putus!!" geram cewek itu ketika sudah menghampirinya sebentar membuang sepatu Ale ke dalam tong sampah yang tak jauh disekitarnya.

"Dari tadi gue manggil, Lo nya yang gak dengar-dengar! Lo malah asik ngeladenin musuh jadi gue emang  benar lagi ngingetin Lo!!" decih Ale melotot tajam dengan yang Alyra lakukan barusan. Agar cowok itu tak terlalu mengomelinya jadi Alyra langsung bisa kabur darinya.

Detik berikutnya Alyra pun melemparkan bola itu tadi dari tangannya ke arah Rendra yang sudah datang mendekat disisi lapangan. "Sisanya Lo harus berjuang mati-matian buat balas kemenangan biar ayang gue gak akan sedih mau diledekin musuh saingan gue itu tadi!!" kata Alyral dengan penuh membara masih teringat akan musuhnya tadi sudah mulai berani main tangan, dia berujar pada cowok itu dulu sebelum ingin menghilang keluar dari arena.

"Kemana aja Lo Ren?!" tanya Axello ia terlihat menahan kemarahannya yang terpancar dibalik matanya yang tajam saat baru saja melihat Rendra yang jauh dari kata sudah terlambat hampir dengan pertandingan akan selesai.

"Boker gue njing keknya ada yang mau racunin gue dah biar pingsan di toilet. Untungnya sih tadi Eboy sempat menemani eh lebih tepatnya nyariin gue kalau gak, bisa ketiduran dah gue sambil sekalian nungguin jemuran celana kering dulu bentar ." ucap Rendra agak cengengesan yang baru saja terlihat tampil. Cowok bertopi kebelakang itu mengusap perutnya yang terasa lebih membaik sekarang. Axello hanya bisa menghembuskan napasnya.

"Halah palingan Lo kualat sama bini suka jajan sembarangan!!" cibir Axello pelan.

"Dah fokus main lagi! Keburu mepet ini waktu kita." Ale kembali bergabung mengingatkan sisa terakhir permainan mereka.

Sampai kemenangan pun jatuh ke tangan timnya Axello dengan mudah begitu anggota mereka saling melengkapi satu sama lain. Jika saja Rendra belum datang mungkin akan sulit mendapatkannya. Begitu melihat mereka gembira Alyra pun langsung saja ikut bersenang-senang sambil memeluk Axello. Cowok gondrong itu sempat membalasnya tanpa sadar meski sedikit merasa aneh jika mereka sesama lelaki, dia masih mengira begitu. Alyra tak perlu lagi menyembunyikan jati dirinya tadi sebagai seorang anak cowok agar dia bisa ikut bermain sebentar dengan Axello.

Ia pun melepaskan rambut palsunya karena dirasa dia sudah lolos bisa masuk ke dalam lapangan yang sebenernya hanya anggota pemain saja yang ikut boleh berada disini setelah selesai pemain sepakbola perempuan baru diperbolehkan untuk bergabung memberikan kata selamat kepada anggota tim para lelaki itu. Alyra bernapas lega pikirnya ini adalah kesempatan yang tepat untuk dia bebas dibalik anggota tim futsal perempuan yang ingin memberikan hormat tadi dari penjagaan ketat sebelumnya yang dilarang syukurlah Alyra tak terlalu jadi sorotan.

"Jadi dari tadi itu Lo ya yang ngejar gue gak jelas?!" kaget Axello. Begitu tahu bahwa orang aneh itu adalah Alyra. Axello sontak melepaskan pelukannya walau dari tadi sudah merasa geli seakan tertipu dengan penampilan lelaki ketika cewek itu menyamar.

Axello yang masih kaget itu sempat mendorong Alyra menjauh darinya. Namun untungnya kebetulan ada Ale berada dibelakang gadis itu jadi Alyra tak hampir jatuh saat menahannya sebentar. "My love! Gimana ini Ale yang potongin rambut aku? Bagus gak?"  Alih-alih merasa kesal cewek itu malah balik bertanya dengan penampilan rambut baru pendeknya pada cowok itu.

Axello menatapnya sejenak. Ia sedikit terperangah melihat Alyra agak berbeda yang seketika seakan mirip Mea yang sedang tengah tersenyum manis dengan rambut sebahunya itu. Begitu tersadar Axello langsung menggelengkan kepalanya cepat lalu memutar jengah matanya. Ia beralih didekat Ale.

"Kenapa gak sekalian Lo botakin aja tuh anak biar sama persis mirip lo Le kan jadi kembaran bisa berguna juga kayak tadi?!" dengus Axello mengejeknya daripada nanti Axello akan jatuh cinta dengan cewek itu ketika telah berhasil membuatnya mulai tertarik padanya. Axello lantas menutupi rasa gengsinya dari Ale.

"Enak aja Lo sama aja nyuruh gue bunuh diri! Yang ada kepala gue putus beneran! Kalau berani bikin Alyra kayak biksu gituan. Bokap gak akan tinggal diam, gue malah pindah alam kalau ngikutin omongan Lo!!" Ale mendelik tajam sembari menahan kesalnya. Axello pun jadi sedikit ikut tertawa lepas jika sampai hal itu akan terjadi.

TBC......

VOTE DAN KOMENT!!

HARAP MAKLUM TYPOS BERTEBARAN....

































Continue Reading

You'll Also Like

1M 32.1K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
159K 128 27
warning! Cerita khusus 21+ bocil dilarang mendekat!! Akun kedua dari vpussyy Sekumpulan tentang one shoot yang langsung tamat! Gak suka skip! Jangan...
4.3M 97.9K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
111K 12.2K 17
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...