PERFECT HUSBAND || AKAASHI KE...

By coretanpeach

14K 1.6K 324

Harukawa (Name), orang-orang memanggilnya (Name). Gadis berusia 23 tahun itu baru saja menyelesaikan wisudany... More

🦆Satu
🦆 Dua
🦆 Tiga
🦆 Empat
🦆 Lima
🦆 Enam
🦆 Tujuh
🦆 Delapan
🦆 Sembilan
🦆 Sebelas
🦆Duabelas
🦆Tigabelas
🦆Empatbelas
🦆Limabelas
🦆Enambelas
🦆Tujuhbelas
🦆Delapanbelas
🦆Sembilanbelas
🦆Duapuluh
🦆Duapuluh Satu
🦆Duapuluh Dua
🦆Duapuluh Tiga
🦆Duapuluh Empat
🦆Duapuluh Lima
🦆Duapuluh Enam

🦆 Sepuluh

669 90 32
By coretanpeach

Jgn lupa tinggalkan komentar dan tekan tombol bintang nya sahabat!;)

Mentalnya di siapkan ya sahabat, part ini bnyk adegan yg bikin meleyot☺️


Happy Reading


🦆🦆🦆


(Name) menatap pantulan dirinya di kaca besar yang ada di hadapannya dengan tatapan kagum. Benarkah ini dirinya? Ia tidak percaya wanita cantik di kaca tersebut adalah dirinya.

Rambut coklat panjangnya di cepol rapih, kemudian di beri hiasan kain transparan panjang  menjuntai ke belakang tubuhnya, lalu di tambahkan Tiara cantik di atas kepalanya. Wajahnya di beri riasan tidak terlalu menor, ia bahkan terlihat elegan dengan riasan tersebut.

Gaun yang ia kenakan juga terlihat sangat bagus di tubuhnya yang tidak kurus dan juga tidak gemuk. Tubuhnya bisa di bilang ideal walaupun agak sedikit berisi. Gaun putih bercampur silver itu terasa sedikit berat sebab dilapisi banyak kain yang (Name) tidak tahu namanya. Sebelum nya ia sudah mencoba gaun ini, namun sepertinya sang pemilik butik menambah beberapa hiasan yang membuat gaun tersebut terlihat lebih cantik.

Tangannya memegang buket bunga yang terdiri dari beberapa jenis, membuat nya terlihat lebih cantik.

"YA AMPUN! DEMI APA INI ANAK BUBU?!"

(Name) menoleh terkejut saat pekikan yang berasal dari Yuuka menggelegar ruangan mempelai wanita.

Wanita paruh baya itu terlihat cantik dengan dress berwarna senada dengan gaunnya. Yuuka tidak datang seorang diri, ia datang bersama Airin yang mengenakan dress kembaran dengan sang Bubu.

Keduanya menghampiri (Name) yang kini menatap keduanya dengan mata berkaca dan senyum haru.

"Bu..." lirihnya sendu.

"Astagaaa! Cantik nya anak Bubuuuu! Iihh, kok bisa cantik gini?! Gak abis di oplas 'kan kamu?!" Yuuka dengan tidak santainya memutar badan (Name) melihat penampilan gadis itu lebih rinci, ia pikir gadis itu bukan anaknya.

"Bubu iihh...mana ada abis di oplas."

Yuuka terkekeh namun ia tersentak kaget melihat kedua mata putrinya yang berkaca-kaca. Hal itu membuatnya juga ikut terbawa suasana.

"Jangan nangis hey, ini kan hari bahagia nya kamu. Kasian itu mbak nya udah make up kamu dari subuh, eh kamu nya malah rusakin pake nangis." kata Yuuka sembari menyeka setetes air mata yang jatuh di pipi putrinya.

"Gak bakalan. 'Kan waterproof make up nya."

Yuuka terkekeh, tangannya menyeka sudut matanya saat cairan liquid itu sudah terbendung di pelupuk.

"Jadi istri yang baik ya, sayang? Nurut sama Keiji, gak boleh ninggiin suara di depan dia, kalau dia gak bolehin jangan kamu lakukan, layani dia dengan baik. Walaupun sekarang kamu udah bukan pengasuhnya Keina lagi, kamu tetap harus sayangi dia seperti anak kamu sendiri. Kalau nanti kalian punya anak, jangan pernah banding-bandingin dia dengan anak kandung kamu." ucap Yuuka mulai memberikan wejangan buat putri sulungnya itu.

(Name) yang mendengar itu semakin mengeluarkan air mata, ia mengangguk seraya menyentuh tangan Yuuka yang kini mengelus pipinya dengan lembut.

Yuuka melepaskan tangannya dari wajah (Name), berbalik badan dan menyeka baik-baik air matanya yang malah mengalir dengan deras.

"Air mata Bubu gak bisa di ajak kompromi." katanya.

(Name) terkekeh di sela-sela tangisannya. Ia juga sama, tak bisa berhenti menangis. Untung saja make up yang ia gunakan cukup waterproof, jadi tidak rusak hanya karena tetesan air mata.

Yuuka kembali membalik badannya, mengembangkan senyumnya menatap sang putri yang sebentar lagi menjadi istri orang.

"Anak Bubu pasti bisa jadi istri dan ibu yang baik. Kalau ada masalah bicarakan dengan kepala dingin. Jangan saling mendiamkan, karena kunci sebuah hubungan itu adalah komunikasi. Mengerti, nak?"

(Name) mengangguk paham, Yuuka langsung menariknya ke dalam pelukan. Tak menyangka, putrinya yang Yuuka rasa baru kemarin dia melahirkannya, memandikannya, menyusuinya, menimang nya, mengajarkannya merangkak, berjalan, berbicara, berlari, belajar, kini beberapa saat lagi akan menjadi seorang istri. Secepat itu putrinya beranjak dewasa.

"Bubu sayaaanggg banget sama kakak. Maafin Bubu yang belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu."

(Name) menggeleng kuat, tangannya yang sedari tadi membalas pelukan Yuuka semakin ia eratkan.

"Hikkss...enggak, Bu...Bubu udah jadi ibu yang baik buat aku...buat Airin...Bubu adalah wonder woman nya aku...maafin (Name) yang belum bisa bahagiain Bubu sama Papa, maafin (Name) yang suka buat Bubu marah, kesel, dan susah...hikss...ma--maafin (Name), Bu..."

Airin yang berdiri tidak jauh dari keduanya, ikut menitikkan mata melihat kakaknya yang menangis sesegukan di pelukan sang ibu.

Suatu saat ia juga pasti akan ada di titik ini. Dan ia belum siap. Airin belum siap meninggalkan Yuuka dan Ryota karena harus mengikuti suaminya. Airin belum siap. Ia menundukkan kepalanya dalam membiarkan air matanya yang berlomba-lomba berjatuhan.

Airin tertegun kala seseorang mendekapnya, ia mendongak sejenak melihat siapa yang memeluknya. Tanpa berkata apapun, Airin membalas pelukan tersebut menyembunyikan isakannya di dada bidang cinta pertamanya.

Ryota--sosok yang memeluk Airin itu mengelus punggung putri bungsunya. Senyumnya mengembang, ia memang tidak menangis, namun matanya juga berkaca-kaca melihat putri sulungnya yang sebentar lagi akan menjadi milik laki-laki lain. Bukan lagi miliknya.

"Usshh... usshh...udah dong nangisnya. Nanti Keiji nya gak jadi nikah sama kamu gimana? Kamu kalau nangis tuh jelek." canda Yuuka.

(Name) yang mendengar itu langsung merengek kesal membuat Yuuka tertawa, menepuk punggung (Name) beberapa kali lalu melepaskan pelukan mereka.

Yuuka mengedarkan pandangannya, meraih beberapa lembar tissue yang ada di atas nakas lalu menghapus air mata putrinya.

"Udah jangan nangis lagi, harus senyum dong, bahagia...ini 'kan hari pernikahan kamu. Suami kamu ganteng banget lohh."

Kedua pipi (Name) langsung dikuasai oleh semburat pink. Yuuka yang melihat itu sontak terkekeh geli. Tidak pernah melihat putrinya yang bersemu seperti ini.

"Masih calon, Bu." koreksi (Name).

"Yaa gak papa, bentar lagi juga udah resmi."

"Kakak."

(Name) dan Yuuka sontak menoleh, saking asiknya dengan dunia mereka sampai tidak sadar Ryota juga ada di dalam ruangan tersebut. Pria paruh baya itu tersenyum setelah melepaskan pelukannya dengan Airin. Ia mendekati sang putri yang kembali berkaca-kaca melihat Papa nya yang terlihat sangat tampan dengan toxedo hitam yang ia kenakan.

"Papa..." lirih (Name) kemudian masuk ke dalam dekapan Ryota yang langsung di balas oleh pria paruh baya itu.

Padahal (Name) masih sangat ingin bergelayut manja pada cinta pertamanya itu. (Name) masih ingin di manjakan, masih ingin ditemani jika sedang sedih, bimbang atau sedang ada masalah. Masih ingin ditemani jalan-jalan kalau lagi badmood, masih ingin di bela kalau cekcok sama Bubu. Namun sebentar lagi, akan ada yang mengganti posisi Papa di kehidupan (Name). Walaupun begitu, Papa tetaplah laki-laki nomor satu di hati (Name).

"Jadi istri yang baik ya, Kak? Papa gak nyangka princess Papa udah mau jadi istri orang." Ryota tersenyum haru sembari mengelus belakang kepala (Name) yang di tutupi kain transparan itu. "Walaupun sekarang Kakak udah jadi punya orang, udah jadi tanggungan orang, Papa tetep Papa nya kakak. Papa bakalan maju paling depan kalau ada yang nyakitin kakak, walaupun Keiji sekalipun."

(Name) kembali dibuat terisak mendengar penuturan sang Papa. Ryota bahkan ikut menitikkan air mata, walaupun senyum tak luntur dari wajah tampannya.

"Janji sama Papa kalau kakak akan terus bahagia. Papa tau dalam rumah tangga itu gak selalu berjalan mulus, pasti ada susah dan sedihnya juga. Walaupun begitu, baik kamu ataupun Keiji harus menyelesaikan nya dengan kepala dingin. Kalau kakak capek dan gak kuat lagi, Papa, Bubu dan Airin akan selalu ada buat Kakak. Pintu rumah akan selalu terbuka buat kakak kalau kakak emang udah gak sanggup lagi."

(Name) tak tau harus menjawab apa. Ia dibuat sesegukan dengan ucapan Ryota. (Name) bahkan belum membalas semua perjuangan Ryota dan Yuuka yang selalu berusaha untuk membuat (Name) dan Airin hidup bahagia, hidup berkecukupan dan hidup penuh dengan kasih sayang. Ryota tak pernah lelah mencari nafkah agar bisa memberikan semua kebutuhan keluarganya.  (Name) bahkan belum memberikan apa-apa buat orang tuanya.

Ryota menyeka air matanya sebelum melepaskan pelukan nya, senyumnya mengembang menatap wajah putrinya yang terlihat sangat cantik hari ini. Jarinya terulur menghapus air mata yang mengganggu riasan cantik itu.

"Satu pesan Papa. Kalau ada yang mengganggu pikiran kamu tentang rumah tangga kamu, segera bicarakan dengan Keiji. Jangan berpikir berlebihan dan berakibat merusak hubungan kalian. Kami sebagai orang tua gak akan ikut campur masalah rumah tangga kalian, tapi kalau sampai Keiji nyakitin kakak. Papa gak akan segan buat bawa pulang kakak kembali. Ngerti?"

(Name) tersenyum tipis dengan kondisi masih sesegukan, ia mengangguk mencoba untuk tidak menangis tapi tetap saja tidak bisa. Air matanya jatuh tanpa bisa di tahan.

"Udah, jangan nangis lagi. Ayo senyum, anak Papa kan cantik, apalagi kalau senyum." sambung Ryota masih mengusap air mata (Name) dengan jarinya.

(Name) tersenyum malu ikut menghapus air matanya dan mengangguk.

"Terima kasih, Papa. Kakak gak tau harus ngomong apa. Karena rasa cinta dan sayang Kakak buat Papa, Bubu sama Airin gak bisa di ungkapkan dengan kata-kata."

Yuuka tertawa pelan mendengar itu. Putrinya bisa gombal juga rupanya. Ia merangkul Airin yang ikut terkekeh melihat kakaknya.

"Airin gak mau ngomong sama kakaknya?" kata Yuuka membuat (Name) dan Airin menoleh.

"E-eh?" Airin langsung di buat gugup. Masalahnya bukan itu, ia tidak tahu harus berkata apa pada kakaknya.

Mereka memang dekat namun tidak sedekat itu, (Name) lebih dekat pada Yuuka di banding dirinya. Mungkin karena ia tidak suka banyak bicara, makanya (Name) lebih sering mengobrol dengan Yuuka di banding dirinya.

"Airin gak mau ngomong sama kakak? Bentar lagi kakak udah gak serumah sama Airin loh, Airin juga mau kembali ke Swiss 'kan?" ujar (Name) membuat Airin semakin gugup.

Ia memandang kakaknya yang tengah tersenyum itu. Ryota memundurkan diri dan mendekat pada Yuuka, memberikan ruang untuk anak-anaknya.

Airin pun mendekat pada (Name) dan tersenyum canggung.

"Happy wedding ya, Kak. Maaf Airin gak bisa seperti Bubu yang jadi temen curhatnya Kak (Name). Maaf juga Airin gak asik kalau di ajak ngobrol atau main. Maaf Airin kadang gak---"

"Airin ngomong apa sih?" potong (Name) cepat membuat Airin yang menunduk tadi sontak mendongak dan tertegun, "Airin asik kok orangnya. Airin juga seru kalau di ajak main. Maaf kalau kakak jarang ngajak Airin ngobrol, kakak takut ngeganggu waktu belajarnya Airin, kan dari kecil Airin pengen kuliah di luar negeri, 'kan? Makanya kakak jarang ngajak Airin main."

Airin yang mendengar itu kembali terisak, (Name) pun membawa Airin dalam pelukannya.

"Airin belajar yang rajin ya. Biar cepet lulus, biar jadi orang hebat, biar bisa banggain Bubu sama Papa. Jangan kayak kakak yang abis kuliah bukannya dapat kerja malah dapat jodoh." (Name) terkekeh dengan ucapannya yang terakhir.

"Kakak ngomong apa sih." kata Airin di sela-sela tangisnya.

(Name) kembali terkekeh kemudian melepaskan pelukannya, Airin pun menyeka air matanya.

"Hehehe...emang gitu kok kenyataannya. Gegara Bubu tuh, marah-marah mulu nyuruh kakak nyari kerja. Eh udah dapet kerja malah plus jodoh." ujar (Name) bercanda.

Yuuka mendengus lalu terkekeh geli, "Bonus itu mah. Bubu 'kan kalo ngomong pasti ke kabul."

"Dih, orang Bubu cuman ngomong nyari kerja bukan nyari jodoh."

"Yeee Bubu emang bilangnya nyari kerja, tapi dalam hati bilangnya semoga dapet jodoh juga." ungkap Yuuka diakhiri kekehan.

(Name) yang mendengar itu mendengus. Emang nih si Bubu.

"Udah-udah, itu acaranya udah mau di mulai." lerai Ryota sebelum pembicaraan nya merembet kemana-mana.

(Name) sontak menegang, jantungnya yang tadinya berdegup normal. Kini kembali berdegup kencang, ia kembali nervous.

"Loh? Bukannya mempelai prianya kesini dulu ya, Pa?" tanya Airin.

Yuuka langsung menunjukkan senyum menyeringai nya, "Keiji nya gak mau, katanya mau surprise."

(Name) semakin menegang mendengar itu. Apa-apaan cowok muka triplek itu. Tidak tahu kah dia kalau hal itu membuat (Name) semakin gugup?

"Kak, napas, kak, napas ....jangan lupa." jahil Yuuka menggoda putrinya.

(Name) menoleh lalu mendengus, "Bubu apaan sih, ini lagi napas juga." kesalnya.

Yuuka tertawa kemudian meraih tangan Airin.

"Bubu sama Airin keluar dulu ya, (Name) nanti keluarnya bareng Papa ya?"

(Name) hanya mengangguk, ia tidak bisa berkata-kata karena terlalu sibuk mengurus jantung nya yang tidak mau berdetak tenang.

Yuuka dan Airin pun keluar dari ruangan khusus mempelai wanita itu. Mereka berjalan menghampiri Shira dan Keizo--ayah Akaashi. Mereka mengobrol sejenak kemudian Keizo menyuruh sang MC untuk memulai acaranya.

Akaashi dan (Name) yang ada di ruang masing-masing semakin dibuat deg-degan, (Name) memegang kuat tangkai buket di tangannya. Ryota yang melihat itu hanya tersenyum sembari mengucapkan kata-kata untuk menenangkan putrinya. Sedangkan Akaashi yang sendiri di ruang mempelai pria, kembali mengatur napasnya. Kelihatannya ia memang tenang seperti biasa, namun jika di perhatikan lebih teliti pria itu terlihat sangat tegang saat ini. Jantungnya juga berdegup kencang seolah-olah tengah naik rollercoaster.

Hingga saat dimana ia dipanggil untuk keluar terlebih dahulu, Akaashi kembali mengatur napasnya, menarik napas panjang lalu membuangnya secara perlahan kemudian beranjak dari ruangan tersebut. Wajahnya yang datar tanpa ekspresi kini berjalan dengan gagahnya menuju panggung Aula yang sudah di dekor seindah mungkin.

Para hadirin sontak bertepuk tangan sembari berdecak kagum melihat pria yang tampannya menjadi berkali-kali lipat.

"Waahh mantu gue handsome banget!" tanpa malu Yuuka berseru heboh membuat Akaashi yang mendengar itu menunduk lalu tersenyum malu.

Pantas saja (Name) seperti itu, ternyata turunan ibunya.

Orang-orang bahkan ikut tertawa mendengar penuturan Yuuka. Jika (Name) ada disitu, sudah di pastikan Yuuka akan pindah haluan ke parkiran hotel. Benar-benar ibunya itu.

"Wah, mempelai pria nya kalem banget ya, pasti gak gugup nih bentar lagi ngubah status."

Akaashi hanya tersenyum tipis membalas ucapan MC tersebut.

"Gak perlu berlama-lama lagi karena pasti mempelai pria nya juga gak sabar nih ketemu calon istri yang bentar lagi bakalan jadi istri." MC tersebut terkekeh geli diikuti para hadirin yang datang.

"Baik, kepada wali mempelai wanita diharapkan menghantarkan anaknya ke calon suaminya untuk mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan."

Akaashi menegakkan tubuhnya, tangannya yang terkepal di samping tubuh mulai berkeringat dingin karena gugup.

Pintu aula pun terbuka, mereka yang ada di dalam sontak menolehkan kepala menatap takjub mempelai wanita yang di gandeng oleh ayahnya berjalan menghampiri Akaashi yang kini terpaku melihat penampilan (Name) yang membuat jantungnya semakin berdetak tidak karuan.

Matanya terasa panas dan mulai berkaca, dadanya sedikit sesak, ingin menangis melihat (Name) yang begitu cantik dengan gaun yang sengaja ia pesankan kepada desainer agar di rancang khusus untuk (Name) seorang.

Melihat wanita itu yang tersenyum cantik padanya membuat Akaashi menunduk sejenak menyeka air matanya lalu kembali mendongak dan melebarkan senyumnya membuat ia berkali-kali terlihat lebih tampan.

(Name) bahkan dibuat ikut terharu dan juga tertegun. Baru kali ini ia melihat senyum lebar dan hangat itu. Akaashi yang memang dasarnya sudah tampan, terlihat makin tampan dengan balutan toxedo berwarna silver di tubuh kekarnya. Rambut hitamnya di tata rapih membuat (Name) tak tahu lagi harus mendeskripsikan bagaimana tampannya calon suaminya itu.

Hingga saat Ryota dan (Name) berhasil berdiri di hadapan Akaashi, Ryota tersenyum hangat membuat Akaashi juga membalasnya dengan senyuman.

"Tolong jaga putriku, cintai dia, sayangi dia, dan hormati dia sebagai wanita. Jangan sekali-kali kamu melukai hati dan fisiknya. Jika sampai hal itu terjadi, saya tidak akan segan mengambil dia kembali dari kamu."

Akaashi langsung mengangguk tegas tanpa berpikir panjang.

"Saya berjanji akan menjaga dan mencintai (Name) seperti Om yang selama ini menjaga dan mencintai (Name). Saya akan terima apapun konsekuensinya jika saya menyakiti dan melukai hati maupun fisik putri anda."

Ryota mengangguk, "Saya percaya pada kamu." kata Ryota kemudian melerai gandengannya pada (Name), menyerahkan putri nya itu kepada laki-laki yang kini telah berjanji padanya di hadapan Tuhan untuk menggantinya menjaga dan mencintai putri sulungnya itu.

(Name) menatap ayahnya dengan mata berkaca, dengan gugup ia pun memandang ke arah Akaashi yang kini menyodorkan tangannya dengan senyum manis di wajah tampannya.

(Name) sekali lagi menoleh pada Ryota, pria paruh baya itu mengangguk membuat (Name) kembali menoleh pada Akaashi. Ia pun mengulurkan tangannya membuat Akaashi langsung menggenggamnya dengan erat.

Ryota tersenyum haru lalu undur diri ikut bergabung dengan keluarganya.

Kini kedua mempelai itu menghadap membelakangi para hadirin, mengucapkan janji suci sehidup semati untuk saling menjaga, menyayangi, mencintai dan menghormati sebagai sepasang suami-istri.

"Terima kasih sudah menerima saya sebagai suami kamu. Tolong tegur saya apabila saya ada salah."

(Name) tersenyum, ia mengangguk dan mengeratkan tautan tangan mereka.

"Terima kasih juga sudah memilih (Name) sebagai pendamping hidupnya Kak Keiji. Begitu juga sebaliknya, tolong tegur (Name) kalau (Name) salah, dan tolong bimbing (Name) agar bisa menjadi istri yang baik buat Kak Keiji."

Hingga tiba saatnya dimana momen berciuman berlangsung. Para hadirin sudah pada heboh menunggu membuat kedua mempelai merasa sangat malu. Apalagi pekikan teman-teman Akaashi yang sama sekali tidak (Name) kenali kecuali Konoha karena pernah datang ke acara pernikahan pria itu.

"UWAAAA! AKAASHI UDAH JADI SUAMI ORANG WEY!"

"AYO! AYO! BURUAN WEY GUE MAU FOTO!"

"Numpang, bang! Boomerang! Boomerang!"

"Setdah lama bener! Lumutan sampe karatan dah nih kita nunggu nya!"

"Kapan lagi ngeliat Adek kelas emas kita romantis wooyy!"

"KAKAK! GASSS KAK! GASSS!" yaampun Bubunyaaaa

Haah! (Name) semakin dibuat malu karena pekikan-pekikan tersebut. Sampai tak sadar wajahnya kini menunduk malu. Akaashi yang melihat itu hanya tersenyum kemudian memegang kedua wajah (Name) yang sontak membuat gadis itu tertegun dan menegang. Bola matanya membulat kala merasakan sesuatu yang kenyal menempel di dahinya, ia pun memejamkan matanya menikmati desiran darah yang mengalir dan detak jantung yang begitu kencang. Hingga beberapa saat kemudian, ia kembali membuka matanya kala Akaashi menjauhkan wajahnya dari wajah (Name).

"YAAAHH! YAAAHH! KECEWA PEMIRSAAHH!"

"AAAAH GAK ASIK! ULANG-ULANG!"

"Masa di kening doang! Bibir juga dong!"

"Buset bahasa lo, Konoha! Filter dikit Napa!"

"Heeeh! Itu mah wajar! Udah resmi juga!"

"ULANG WOI! APA-APAAN DI KENING DOANG!"

"Akaashi! Apa perlu gue ajarin caranya?!"

"Tetsu! Mulutnya!"

"GILAA GILAAA! AKAASHI BERDAMAGE BANGET WOY!"

"Heh! Suami orang itu!"

(Name) mendongak dan tersenyum melihat Akaashi yang tersenyum manis ke arahnya.

"Nanti saja. Maaf teman-teman saya buat kamu malu."

(Name) melebarkan matanya, ia langsung menggeleng gugup, "E-enggak...nggak gi--"

Cup!

"AAAAAAAAAAAAA!!!!"

"OMAYGAAATT OMAYGAAATTT! AKAASHI BELAJAR DARI MANA WOOYYY!"

"Adek emas gue udah gak polos!"

"JUJUR SIAPA YANG NGAJARIN AKAASHI?! LO 'KAN KUROO?!"

"KOK GUE?!"

"YA AMPUN PAPAAAA! ANAK KITA UDAH BESAAARRR!"

"MAU REKOMEN DEDE BAYI LUCUUU DONGG!"

"Heh! Tau darimana lo soal Dede bayi, Hinata?!"

Para hadirin sontak berseru heboh saat Akaashi mengecup singkat bibir (Name) dengan cepat membuat gadis itu kini membeku di tempat. Bola matanya membulat lucu membuat Akaashi terkekeh geli. Mendengar pekikan para tamu undangan, (Name) langsung tersadar dan menyembunyikan wajah di dada Akaashi dengan cepat.

GILAAAA GILAAA! ITU APA BARUSAN?! batin (Name) menyeru heboh.

Akaashi sempat tertegun namun detik kemudian ia melingkarkan tangannya di tubuh (Name) membiarkan gadis itu menyembunyikan wajah malunya. Senyumnya mengembang sembari mengelus punggung (Name) yang dibaluti kain gaun itu.

"HAHAHAHA ANAK BUBU KOK MALU-MALU?! BIASANYA 'KAN MALU-MALUIN!" teriak Yuuka

"Bubu..." tegur Ryota

"Hahaha! Maaf, sayang!"

Ya Tuhan Bubu nya itu. Bisa-bisanya berteriak seperti itu membuat (Name) semakin takut buat menampilkan wajahnya.

"Kamu malu?" tanya Akaashi dengan suara pelan yang langsung di balas cubitan kecil di pinggang pria itu.

"Udah tau juga." jawab (Name) membuat Akaashi terkekeh.

"Udah gak usah malu, 'kan udah resmi."

"Gak bisaaa..."

Akaashi melepaskan pelukannya menatap wajah (Name) yang sudah memerah bak kepiting rebus. Wajahnya dan kedua telinganya terlihat sangat merah saat ini, dan itu membuat Akaashi gemas.

Bisakah mereka langsung pulang saja?! Istrinya lucu begini membuat Akaashi tidak rela berbagi dengan banyak orang.

Tangan Akaashi kembali terulur memegang wajah (Name) dan mengelusnya lembut.

"Istri saya cantik sekali."

Blush!

Wah! Akaashi sudah tau (Name) sedang malu, malah tambah dibuat malu dengan pujiannya.

"WEH! UDAH DONG BUCINNYAAA MAU MAKAN INI! LAPAR!"

"Merusak suasana Lo, setan!"

"AKAASHI! Lo belajar dari mana romantis gitu hah?! Siapa yang ngajarin lo?! Kuroo?! Atau Konoha?!"

"Kok lo nyalahin kita?!"

"Udah gak usah denger. Mereka emang laknat." (Name) mengangguk masih speechless mendengar ucapan Akaashi sebelumnya.

Pria itu beralih menggenggam tangan nya lalu menyilangkan di lengannya dan menghadap tubuh mereka ke arah para tamu undangan.

"Aduh ini beneran mantu Bunda ya? Kok cantik banget?"

(Name) sontak tersadar dari lamunannya, ia tersenyum melihat Shira dan Keizo kini berdiri di hadapannya.

"Iya dong, Kak. Anak saya gitu loh." mereka serentak menoleh, mendapati Yuuka, Ryota dan Airin yang juga ikut naik ke atas panggung.

Shira tertawa pelan membenarkan ucapan Yuuka.

(Name) mengedarkan pandangannya, baru menyadari ketidakhadiran Keina.

"Keina kemana?" tanya (Name)

"MAMAAAA! KEINA DISINIII!"

Mereka sontak mengalihkan pandangan, senyum (Name) mengembang lebar mendapati gadis kecil itu kini berjalan dipegangi oleh seorang pria yang belum pernah (Name) lihat.

Saat gadis kecil itu berhasil menaiki panggung di bantu pria tadi, (Name) melepaskan genggaman tangannya dengan Akaashi, kemudian merendahkan tubuhnya menghadap gadis kecil itu.

"Selamat atas pernikahan anda, Pak."

Akaashi tersenyum dan mengulurkan tangannya membalas uluran pria berjas yang memegang Keina tadi.

"Terima kasih, Pak Nezu."

"Anak Mama cantikk bangeet." ucap (Name) membuat Keina tersenyum lebar.

Gadis kecil itu langsung memeluk leher (Name) dengan erat yang langsung di balas oleh (Name).

"Telima kasih udah jadi Mama nya Keina." ucap Keina senang, saking senangnya bola matanya berkaca-kaca.

Akaashi tersenyum melihat itu, dan tangannya terulur mengelus surai Keina yang diberikan hiasan bunga berwarna pink soft, senada dengan gaun yang ia pakai.

"Terima kasih juga udah jadi anak Mama yang baik dan cantik." balas (Name) seraya mengelus punggung Keina.

Beberapa saat kemudian, Keina melepas pelukan itu, (Name) tersenyum seraya meneliti penampilan Keina yang terlihat sangat cantik.

"Keina kok cantik banget? Bajunya siapa yang pilihin?"

"Papa dong." kata Keina sembari menyengir.

(Name) terkekeh geli, "Keina kayak peri. Kalo di pakein sayap pasti udah kayak peri beneran."

Mendengar itu mata Keina langsung berbinar, "Benalkah?!"

(Name) mengangguk, "Iya dong. Kan anak Mama ini cantik."

"Hehehe..."

"Aduh-aduh, kok saya jadi baper ya, Kak? Perasaan anak saya ini jomblo ngenes loh, gak pernah deket sama cowok. Tapi kok udah sedewasa ini sih?"

(Name) merenggut kesal, menatap sinis Yuuka yang baru saja bersuara. Ia kembali menegakkan tubuhnya lalu melingkarkan tangannya ke lengan Akaashi.

"Udah gak jomblo ya!" ujarnya membuat mereka tergelak, "Ngapain juga pacaran lama-lama ujungnya gak nikah-nikah. Mending kayak aku, sat set sat set auto nikah." pamernya.

Para orang tua itu terkekeh sembari menggeleng-gelengkan kepala. Benar-benar gadis yang satu ini, ajaib sekali.

"Iyain deh, yang sat set sat set auto nikah. Next di tunggu sat set sat set auto tekdung nya ya." (Name) melototkan matanya mendengar penuturan Yuuka yang sudah beranjak seraya tertawa itu bersama Ryota di susul Airin.

Benar-benar Bubu nya itu. (Name) menoleh, ia terkejut melihat kedua telinga Akaashi yang memerah. Matanya kembali melebar, apa yang dipikirkan Akaashi?! Jangan-jangan ia memerah karena ucapan Bubu nya?

Waaahh gaswaat!

"Hahaha kami juga menunggu yaa, ayo Keina. Jangan ganggu Mama sama Papa mu biar Keina cepet punya adik."

Lagi-lagi (Name) melototkan matanya mendengar penuturan Shira. Sejak kapan mertuanya bersekongkol dengan Yuuka?

"Benelan, Nek?! Yeeyy!"

(Name) kembali dengan dunia nyatanya, ia menoleh melihat Shira dan Keizo yang sudah beranjak bersama Keina dan Pak Nezu--supir pribadi keluarga Akaashi.

(Name) menghela napas panjang. Ia kembali melirik Akaashi yang hanya diam di samping nya. Apakah Akaashi baik-baik saja?

"Kak Keiji baik-baik aja?"

Kening (Name) mengernyit, Akaashi tersentak kaget mendengar pertanyaan nya. Pria itu juga terlihat sedang gagu. Ada apa dengannya?

"A-ah, iya...saya baik-baik aja." kata Akaashi lalu menampilkan senyumnya.

"Kok--"

"AKAASHI HAPPY WEDDING!"

"KAK AKAASHI, SELAMAT BERGANTI STATUS!"

Keduanya sontak menoleh ke arah sumber suara saat para pria yang memakai pakaian formal itu datang setelah memotong ucapan (Name). (Name) tersenyum walaupun dalam hati ia melaknati mereka yang memotong obrolan mereka.

"AKAASHII! GAK NYANGKA! LO NGEDULUIN GUE!" Pria yang rambutnya menjulang ke atas itu berseru dramatis dengan wajah sedihnya.

(Name) mendelik, siapa ini?

"Maaf, Kak Bokuto."

Tunggu... Bokuto? Bukankah nama itu pernah di sebut oleh Konoha sewaktu ia dan Akaashi datang ke acara pernikahan nya?

"Makanya, Bokuto, nyari calon sana. Volly mulu otak Lo." kali ini cowok bersurai cokelat pendek yang bersuara.

"HEH! LO KIRA NYARI CALON ISTRI SEGAMPANG NYARI IKAN CUPANG?!"

"Nyari ikan cupang juga susah, Kak Bokuto." sahut cowok bersurai orange.

"Ck, kalian bisa diem gak sih? Belum juga ngucapin selamat udah gelud aja lo pada disini." (Name) mendongak memandang pria bersurai hitam pekat dengan gaya aneh yang baru saja melerai pertengkaran teman-temannya.

"Kuroo istri lo kemana?"

"Tuh, lagi gosip bareng istrinya Konoha."

"Bisa gak kalian kenalin diri dulu? Istri gue bingung ngeliat kalian." (Name) sontak menoleh pada Akaashi dengan mata membulat.

Apakah sejelas itu kebingungan nya?

"Ciaaelaah, sekarang nyebutnya udah istri ya bunds."

(Name) menunduk malu mendengar itu.

"Ekhem, istrinya Akaashi eh alay deh pake nama aja. (Name) gue Kuroo Tetsurou, perempuan yang pake dress biru navy itu istri gue namanya Kirin."

(Name) mengangguk dan tersenyum ramah, waktu itu Akaashi pernah menyebut Kuroo dan Kirin sewaktu mereka menjemput Keina di rumah Shira.

Yang lain pun ikut memperkenalkan diri. Beruntung (Name) bisa mengingat nama orang dengan baik. Biar (Name) sebutkan satu persatu teman-teman Akaashi yang datang.

Pertama tadi Kuroo dia sudah beristri bernama Kirin, lalu ada Yaku dan Bokuto yang ternyata atlet Volly Nasional bersama Hinata--cowok berambut orange. (Name) lihat-lihat Hinata ini sepertinya yang paling muda di antara para cowok-cowok ini, lalu ada Konoha yang juga datang bersama istrinya Chira, Komi, Sarukui, Washio--mereka adalah senior Akaashi di SMA, Kenma--katanya pemilik perusahaan game. Selain Kuroo dan Konoha, sepertinya yang lainnya masih single alias belum menikah.

"(Name), Akaashi sering curhat tentang lo looh." tutur Bokuto dengan watados nya membuat (Name) langsung menoleh memandang Akaashi yang nampak lelah dengan seniornya itu.

"Jangan mulai, Kak." kata Akaashi dibalas seruan tawa oleh Bokuto.

"Oh jadi ini cewek pertama yang bikin Akaashi jatuh cinta?" Kuroo menimpali.

(Name) tidak bisa lagi mengontrol wajah dan degup jantungnya. Apakah benar Akaashi sering menceritakan nya kepada teman-teman cowok itu?

"Yoi! Ingat gak waktu gue sama Akaashi masih kuliah, trus lo berdua belum sibuk dengan pekerjaan masing-masing, itu loh yang keciduk senyam-senyum di apart-nya Kuroo." tambah Konoha membuat pengantin baru itu ingin pindah isekai karena malu.

"Oohh ingat-ingat, pulang-pulang dari acara perusahaan bokapnya malah senyam-senyum sendiri pas di ajak ngumpul. Gue kira dia kerasukan loh, hampir gue bawa ke dukun." sahut Sarukui.

Akaashi menghela napas berat. Kalau teman-teman nya sudah membuka kartu begini, Akaashi tidak bisa mengelak.

"Hahaha yang bener wey?!" Yaku menimpali.

Mereka serentak mengangguk. Bokuto bahkan tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian itu.

"Kaget gue anj*r, gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba dia senyam-senyum sendiri. Lo pada juga tau nih anak jarang banget senyum. Eh ternyata lagi falling in love." kata Konoha kemudian.

Akaashi mendengus pelan, (Name) yang mendengar itu tersenyum. Ternyata Akaashi bisa lucu juga.

"Gak usah dengerin mereka." Dua wanita bersuara dan menatap tajam para pria itu.

Keduanya kemudian tersenyum hangat ke arah (Name), mengempit gadis itu hingga Akaashi melebarkan bola matanya kala tangannya dengan (Name) terlepas.

"(Name) masih ingat aku 'kan? Itu hari kamu datang ke acara pernikahan ku." tutur Chira dibalas anggukan oleh (Name).

Tentu saja ia masih ingat.

"Masih kok, Kak." kata (Name) dengan senyum khasnya.

"Eh, ga usah kak, kita seumuran kayaknya. Ini nih yang harus kamu panggil Kak, istrinya bang tetsu nih, Kak Kirin." lanjut Chira.

Kirin--wanita berdress navy itu melebarkan senyumnya, "Next kita girl time boleh lah. Sayang banget yang nikah di antara mereka baru tiga orang."

Para pria yang belum menikah sontak mendengus kesal mendengar penuturan Kirin.

"Gue otw ya!" ujar Yaku dibalas ekspresi remeh oleh Kirin.

"Kenma nih yang bentar lagi nyusul." Kuroo bersuara seraya merangkul Kenma.

Cowok bertubuh sedikit pendek itu menghela napas gusar.

"Heee?! Kok gue di duluin mulu sih?!" sentak Bokuto tak terima.

"Yeeee! Terserah orangnya dong! Makanya jangan Volly mulu otak lo!" timpal Konoha.

Bokuto berdecih pelan.

"Berisik!" sentak Chira dan Kirin bersama membuat para pria itu terdiam.

Akaashi mengernyitkan dahi kala kedua wanita itu nampak membisikkan sesuatu kepada (Name). Beberapa menit kemudian, mata (Name) melebar, kedua pipinya memperlihatkan semburat pink dan kedua telinganya memerah. Apa yang terjadi?

"Astagah! A-a-apa...ya-yaa...sa-saya gak tau, Kak!"

Para laki-laki yang melihat itu juga sama bingungnya dengan Akaashi, Chira dan Kirin sontak tertawa melihat reaksi yang diberikan oleh (Name) setelah mereka membisikkan sesuatu.

Kuroo sontak menyeringai, mulai mengerti apa yang dibahas oleh ciwi-ciwi itu.

"Gue mau turun deh, semoga proses unboxingnya lancar ya, biar dede-dede gemes bisa segera launching." dengan wajah tanpa dosa nya, Yaku berkata seperti itu kemudian turun dari panggung dengan santai.

Yang lain sontak tertawa melihat keterkejutan yang diperlihatkan oleh (Name) dan Akaashi secara bersamaan.

"Gue mau request deh, yang kembar kalo bisa ya, cewek cowok apa aja deh. Pasti lucu-lucu." tambah Kuroo.

Akaashi dan (Name) makin memerah, "Kak Kuroo duluan." balas Akaashi disertai dengusan.

Kuroo tertawa kemudian merangkul Kirin dan turun dari panggung.

"Mari berjuang bersama-sama."tutur Konoha dengan tidak malunya seraya menepuk bahu Akaashi beberapa kali.

Lagi-lagi Akaashi membalasnya dengan dengusan dan tatapan datar. Lain halnya dengan (Name) yang sudah membatu di tempat, syok dengan pembicaraan yang entah kenapa mengarah ke sana.

Yang lain malah ikut menggoda pengantin baru itu sembari turun dari panggung.

Akaashi menghela napas lega. Salah satu hal yang ia hindari malah terjadi dengan cepat. Mana pembuka nya berasal dari keluarganya.

Akaashi melirik (Name) yang diam sedari tadi, ia jadi penasaran apa yang diucapkan oleh istrinya Kuroo dan Konoha kepada istrinya itu. Akaashi hendak membuka suara namun pekikan seseorang membuat (Name) tersadar dari lamunannya.

"BESTIEEEE! OMAAYGGAATTT! DEMI APA LO JADI JUGA SAMA KAK DUDA GANTENGNYA?!"

Senyum (Name) kembali merekah mendapati Nara dan Shirabu yang berjalan bersamaan ke arahnya. Ia melebarkan kedua tangannya menyambut Nara dalam pelukannya.

"Di bilangin Kak Akaashi masih single." koreksi (Name) sembari memeluk Nara yang langsung di balas oleh wanita itu.

Nara tertawa, memang tidak percaya Akaashi adalah duda, namun karena kebiasaan menganggap Keina adalah anak kandungnya, jadi Nara keterusan memanggil cowok itu duda.

"Gue kira lo gak bakalan datang." kata (Name) sembari melepas pelukan mereka, memandang Nara dengan kesal.

Nara langsung menyengir, "Sorry bestie, 'Kan lo tau sendiri gue udah gak single. Tadinya mau dateng paling awal, cuman nih kebo satu baru bisa datang jam segini."

Wajah Shirabu langsung kusut mendengar ucapan istrinya yang mengatainya kebo.

"Kebo?" beo (Name) bingung.

Nara terkekeh, "Nanti gue cerita."

"Jangan mulai." peringat Shirabu dibalas seruan tawa oleh Nara.

"Selamat atas pernikahan lo berdua, Kak Akaashi, bestie!" ucap Nara membuat kedua mempelai itu tersenyum senang.

"Terima kasih." kata Akaashi.

"Makasih, bestiee!" balas (Name).

"Mantap, Kak! Kok lo bisa jinakin macan anti cowok ini sih?"

(Name) langsung menggeplak lengan Nara, bukannya marah perempuan itu malah tertawa.

"Mulut lo minta di sleding." kesal (Name).

"Saya pake jurus terpercaya."

Nara yang mendengar itu kembali tertawa, sedangkan (Name) malah menatap Akaashi dengan horor.

Sejak kapan pria yang kini menjadi suaminya bisa berkata seperti itu?

"Jurus apa tuh, Kak? Gue kepo." balas Nara.

"Tampang dan dompet tebal." jawab Akaashi dengan senyum tipisnya yang mengundang Nara semakin terbahak karena nya.

(Name) sendiri sudah melongo syok di tempat.

Benarkah ini Akaashi? Pria yang kalau ngomong itu selalu datar dan dingin?

"HAHAHAH! GILA SUAMI LO HUMORNYA RECEH BANGET ANJ*R!" seru Nara ngakak.

Shirabu menghela napas jengah, meraih tangan istrinya itu lalu memandang (Name) dan Akaashi.

"Selamat atas pernikahan kalian. Saya mau request anak cowok lima, anak cewek dua."

Sontak (Name) tersadar dari lamunannya, ia langsung melotot begitu juga dengan Akaashi yang melebarkan bola matanya.

"Apaan?! Lo pikir gue kucing yang bisa melahirkan banyak gitu?!" sentak (Name) kesal.

Memang pasangan yang satu ini, pantas jodoh.

Shirabu menyeringai membuat (Name) semakin dongkol ingin menggebuk dokter satu ini.

"Suami lo pasti bisa penuhin." Nara semakin terbahak mendengar penuturan suaminya, perutnya bahkan sudah sakit karena tertawa.

"Kalian dulu! Baru gue!" ujar (Name) tanpa sadar karena kesal.

Akaashi yang mendengar itu melebarkan bola matanya dengan wajah yang sudah memerah seperti gurita rebus.

"Aman. Bisa di atur."

Plaakkk!

"Enak di elu, kagak di gue!" tukas Nara seraya menabok lengan Shirabu dengan wajah garangnya.

Kini bergantian (Name) yang terbahak. Benar-benar mereka ini, bisa-bisanya sereceh ini.

Shirabu tak mengindahkan ucapan istrinya, ia menarik wanita itu turun dari panggung.

"Tunggu aja kabar baiknya." ucap Shirabu sebelum benar-benar turun.

Nara semakin dibuat dongkol oleh suaminya itu, ia terus mengomel sepanjang mereka berjalan.

(Name) menggeleng kuat, perutnya sudah sakit karena tertawa. Di sekanya sudut matanya karena kuat tertawa sampai mengeluarkan air mata.

"Sudah-sudah, gak lucu kalo ada berita pengantin meninggal karena tertawa."

Tawa (Name) langsung meluap mendengar itu, matanya sontak melotot tajam ke arah laki-laki yang merupakan suaminya.

"Kamu pengen aku mati?!"

Akaashi tertegun, "E-enggak...nggak gitu maksudnya--"

"Terus apa?!"

Akaashi menelan salivanya, menghela napas pelan kemudian mengembangkan senyumnya. Perlahan ia meraih tangan (Name).

"Enggak gitu maksudnya, sayang. Kan gak lucu kamu sakit perut di tengah acara ini."

Sial! Akaashi malah memanggilnya sayang. Gak tau apa kalau jantungnya berdetak semakin gila di dalam sana?!

"Udah, ngambeknya di pending dulu." Cowok itu malah mengelus pipinya dengan lembut membuat (Name) semakin meleyot di buatnya.

Gimana mau ngambek! Kelakuannya bikin gue meleleh!


To be continue

Gimana-gimana????

Dapet gaaa feel nya? Hahahaha!
Sumpah gemessh banget akuuu loochh sama merekaaa xixixi

See u next part ya semuanya!

Seneng bgt liat komentar² lucu kalian 🥺🥰

Continue Reading

You'll Also Like

71.6K 7K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
47.2K 7.4K 44
Rahasia dibalik semuanya
39.8K 8.2K 11
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
34.5K 4.5K 42
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...