My Ale! (Side Story Of Raka)

Oleh Rtan04

177K 29K 3.1K

Ale! Gadis barbar yang selalu mengejar-ngejar cinta seorang Raka Allandra. gadis yang selalu merecoki hari-ha... Lebih Banyak

Prolog
MOS Hari Pertama
MOS Hari Kedua
MOS Hari Ketiga
Si Biang Kerok Yang Barbar dan Aneh
Tak Percaya
Ale Stres!
Rakambing!
Arjuna Mahendra
Gila
Dia.. Hebat
Dasar Cempreng!
Sepeda Legend
Sama-sama Stres
Zoo
Itu.. Suara Siapa?
Ikan Lele?
Sisi Lain Ale
Sisi Lain Ale 2
Calon Menantu
Paul?
Hari Bersejarah
Merasa Bersalah
Jadi Model Sampul Majalah?
Gempar
Keluarga Prik
Alana Depresi
Aneh Lo!
Biar Mandiri
Harus Jaim
Heboh Sembriwing!
Pejantan Tangguh
Who Dis?
Gue Dijebak!
Gue Gak Butuh!
Gue Benci Lo!
Makan Malam Bersama
Mami Alin
Dikucilkan
Ale Menyeramkan!
Lepas Kendali
Terbongkar
GUE SUKA SAMA LO!
GAK MUNGKIN!
Merana
Bodyguard
Maju Terus Pantang Mundur!
Buah Hati
Raka Bucen!
Cengeng
Raka?!
Saranghae
Jadian
Pasangan Bucin!
Double Date
Ngerusuhin Paul Karna Galau
Ujian Terberat
Seharian Bersamamu
My Ale! Saranghae! (End)

Ale Sakit?

2.3K 449 65
Oleh Rtan04

Raka mengerutkan keningnya bingung karena hari ini tidak melihat keberadaan Ale. Ia merasa aneh karena tidak diganggu seperti biasanya oleh gadis Cempreng itu.

"Kemana dia?" Gumam Raka.

Membuka buku pelajaran, Raka memilih mengerjakan soal-soal yang ada disana. Ia tidak perduli jika sedari tadi, Tari melihatnya dan mulai berjalan mendekatinya.

"Lagi ngerjain apa, Ka?" Tanya Tari.

"Soal." Jawab Raka.

"Boleh ajarin aku?"

"Belajar sendiri."

"Tapi, aku belum ngerti."

Tari membuat wajah cemberut. Ia melihat Raka yang masih fokus mengerjakan soal-soal daripada berbicara dengan dirinya.

"Ajarin aku ya, Ka." Bujuk Tari.

"Ambil buku lo."

Tari tersenyum senang mendengar perkataan Raka. Ia langsung berlari ke mejanya dan mengambil buku dari dalam tas. Lalu, ia kembali menghampiri Raka dan duduk disebelahnya.

"Bagian mana yang lo gak ngerti?" Tanya Raka.

"Semuanya." Jawab Tari.

"Semuanya?"

"Iya, semuanya."

"Jadi, lo sekolah setiap hari untuk apa? Kalo semua materi yang udah dijelaskan sama guru, lo gak ngerti semua?"

Mendengar perkataan Raka, Tari langsung terdiam. Ia memasang wajah sedih dan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Ka, aku-"

"Suruh Bu Yuli ajarin lo lagi."

Setelah mengatakan itu, Raka menutup bukunya. Ia berdiri dan berjalan keluar kelas meninggalkan Tari yang sudah memasang wajah penuh amarah.

"Kamu harus dekat sama aku, Ka." Ucap Tari dengan mata berkaca-kaca.

"Tari." Panggil Manda.

"Ah, iya Man." Jawab Tari sambil tersenyum dan mengusap matanya.

"Lo kenapa?"

"Aku gapapa, Man. Cuma, tadi Raka gak mau ajarin aku materi yang lagi dia kerjakan."

"Sombong banget sih dia Mentang-mentang pinter!"

"Gapapa, Man. Mungkin dia gak punya waktu."

"Lo kok baik banget sih, Ri?! Jangan terlalu baik sama orang lain!"

"Terus, aku harus gimana, Manda?"

"Buat dia suka sama lo, Ri! Jangan biarin dia dekat sama si kasar Ale! Dia itu bawa pengaruh buruk untuk Raka!"

"Kamu gak boleh ngomong gitu, Man."

"Emang kenyataannya kayak gitu, Ri! Gue gedek banget sama itu cewek sok kecantikan!"

Tari tersenyum mendengar perkataan Manda. Ia mendekati temannya itu dan membisikkan sesuatu.

"Kamu mau bantuin aku?" Tanya Tari.

"Bantuin apa?" Jawab Manda bingung.

"Buat Raka jadi benci sama dia."

Manda langsung menoleh melihat Tari. Ia tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya. "Gue bakal bantuin lo. Gue juga benci sama dia karena udah buat gue malu didepan umum karena ulah kedua temannya itu."

"Kalo gitu, lebih baik kita ke kantin dulu. Aku udah laper nih." Ajak Tari.

"Yuk!"

Tari dan Manda berjalan keluar dari dalam kelas. Mereka berdua bergandengan tangan dan tertawa bersama sambil membicarakan Ale dan kedua temannya.

***

"Den!" Panggil Nando.

"Aaa! Ada apa Kak Nando?" Tanya Deni histeris.

"Ale mana?"

"Ck! Ale mulu yang dicari!"

"Soalnya kita mau adain latihan bareng. Lo kan juga anggota Taekwondo."

"Eh? Iya juga ya, lupa gue."

"Ale gak masuk, Kak."

Nesa membuka suara untuk menjawab pertanyaan Nando. Ia duduk sambil melipat kedua tangannya diatas meja kantin karena merasa bosan.

"Gak masuk? Emang dia kemana?" Tanya Nando penasaran.

"Sakit, Kak. Katanya dia demam." Jawab Nesa.

"Bisa sakit juga tuh cewek."

"Heh! Lo kira temen gue apa sampe gak bisa sakit?!"

Deni memukul meja kantin mendengar perkataan Nando. Ia menjadi kesal karena Ale dikatain seperti itu.

"Bercanda, Den. Sensi amat lo." Jawab Nando sambil tertawa.

"Gue gak suka ya, kalo ada orang yang ngomong gak baik tentang Ale!"

"Udah, Den." Lerai Nesa.

"Ale sakit?"

Nesa langsung menoleh melihat Alice yang tiba-tiba sudah duduk didepan Deni. Ia sedikit mendengar pembicaraan Nando dan kedua teman Ale itu saat ia duduk disebelah meja mereka.

"Iya, Kak." Jawab Nesa.

"Rumahnya dimana? Gue mau jenguk nanti." Ucap Alice.

"Gak jauh dari sekolah, Kak. Diperumahan Indah Permata yang ada diujung sana."

"Indah Permata?"

Nando terkejut mendengar perkataan Nesa. Ia mendekatkan duduknya dan sedikit mencondongkan tubuhnya melihat Deni dan Nesa dengan serius.

"Lo serius?" Tanya Deni.

"Dih! Gak percaya lo!" Kesal Deni.

"Bukan itu, tapi.. itukan perumahan orang kaya. Rata-rata pemiliknya waw semua."

"Ale mah anak tunggal kaya raya, Kak. Gayanya aja yang tengil gitu, tapi kalo kakak liat latar belakangnya, ya kayak gini. Pada pangling semua."

"Gak nyangka gue. Kesekolah naik sepeda, paling mentok jalan kaki. Ternyata dia waw!"

Alice tertawa mendengar perkataan Nando. Ia hanya diam sambil mengotak-atik ponselnya dan menyodorkannya kepada Deni.

"Minta nomor Ale." Ucap Alice.

"H-hah?" Cengo Deni.

"Masukin nomor hape Ale."

Dengan tangan gemetar, Deni mengambil ponsel Alice. Ia menekan nomor Ale didalam ponsel itu dan memberikannya nama. Lalu, ia mengembalikan ponsel Alice dengan hati-hati.

"Udah? Thanks." Ucap Alice sambil tersenyum.

Setelah itu, Alice berdiri dan mengajak Nando pergi ke Ruang OSIS. Melihat Alice sudah pergi, Deni hanya diam dan terus menatap kepergian Kakak kelasnya itu dengan mata yang tidak berkedip.

"Kenapa lo?" Tanya Nesa bingung.

"Gue.. gapapa." Jawab Deni.

Nesa mengangkat bahunya tidak perduli. Ia kembali melipat kedua tangannya diatas meja dan memperhatikan seisi ruangan kantin yang sangat membosankan tanpa kehadiran Ale.

Sedangkan dari belakangnya, Raka diam-diam menguping pembicaraan tadi. Ia hanya diam dan tidak jadi makan nasi gorengnya setelah mendengar Ale sakit.

"Dia sakit?" Batin Raka.

Lalu, ia segera berdiri dan berjalan meninggalkan kantin untuk meminta izin pulang terlebih dahulu.

"Kak Aka mau kemana?" Tanya Ratu yang berpapasan dengan Raka.

"Ada urusan sebentar. Nanti, Ara pulang sama Alana ya. Pak Anto mau temani Kakak hari ini." Jawab Raka.

"Yahhh, ya udah deh."

"Nanti kakak beliin permen kapas untuk Ara."

"Beneran ya, Kak!"

"Iya, Kak Aka pergi dulu ya."

"Siap!!!"

Ratu langsung memberikan hormat. Ia tersenyum ketika Raka mengacak-acak rambutnya. Setelah itu, Raka berjalan mengantar Ratu terlebih dahulu sampai dikelasnya agar adiknya itu tidak diganggu murid lain.

***

Mobil Raka sampai dirumah Ale. Ia segera turun dari dalam mobil dan menyapa Dadang yang sedang membuka pintu pagar. Lalu, mobil Raka langsung masuk kedalam perkarangan rumah Ale untuk menunggunya yang sedang menjenguk gadis itu.

"Ada, Den Raka. Masuk dulu, Den." Ucap Susi yang baru keluar dari dalam rumah.

"Iya, Bi." Jawab Raka.

Raka berjalan masuk kedalam rumah Ale. Ia duduk disofa ruang tamu seorang diri untuk menunggu Susi datang setelah memberi tahu Ale dikamarnya.

"Anu, Den Raka. Non Ale nya tidur." Ucap Susi.

"Paul dan Tante Alin ada, Bi?" Tanya Raka.

"Nyonya sama Tuan lagi keluar kota, Den. Mereka lagi diperjalanan pulang, pas tau Non Ale sakit."

"Mereka baru tau?"

"Iya, Den. Sebelum Nyonya sama Tuan pergi, Non Ale sehat-sehat aja. Pas malamnya, Non Ale demam tinggi. Mereka panik dan langsung pulang tadi. Mungkin nanti malam udah sampai."

Raka terdiam mendengar perkataan Susi. Ia meminta izin kepada ART Ale itu untuk mengantarkannya ke kamar Ale. Lalu, ia langsung masuk bersama Susi untuk melihat keadaan gadis itu.

"Pucat banget." Ucap Raka.

"Non Ale kalo sakit gak mau makan, Den. Tadi cuma makan roti, itupun cuma sedikit." Jawab Susi.

"Dia udah dibawa ke Dokter?"

"Udah, Den. Tadi Dokter udah datang dan periksa Non Ale. Katanya, Non Ale kelelahan dan ditambah pileknya kemarin."

Raka mengembuskan nafasnya. Ia melihat Ale kembali dan berjalan mendekati gadis itu. "Bi, Ale saya bawa kerumah saya aja. Nanti, biar Mama dan Papa saya yang ngasih tau Paul dan Tante Alin."

"Tapi, Den-"

"Gapapa, Bi. Biar Ale diurus sama Mama saya, menjelang Paul dan Tante Alin pulang."

Susi menatap ragu Raka. Kemudian, ia menganggukkan kepalanya dan membantu mengangkat tubuh Ale untuk dinaikkan kebelakang punggung Raka.

Setelah Ale naik keatas punggung Raka, ia mengangkat tubuh Ale berjalan keluar dari dalam kamar dan menuruni tangga. Lalu, Raka menyuruh Anto membuka pintu mobil dan meletakkan Ale dikursi belakang bersama dirinya.

Selama diperjalanan, Raka menahan kepala Ale agar terus bersandar dipundaknya. Karena merasa susah, Raka melingkarkan tangannya memeluk pundak Ale dan membawanya masuk kedalam pelukannya. Tak lupa, ia juga menyandarkan kepala Ale di dadanya agar gadis itu tidak terusik didalam tidurnya.

"Keras kepala." Ucap Raka.

Mendengar itu, Anto tersenyum didepan. Ia melirik Raka dan Ale dari kaca spion tengah dan melihat anak majikannya itu yang terlihat sangat khawatir saat ini.

25 Agustus 2022

Selamat hari Kamis semuanya 🤗🤗🤗

Segini dulu ya, kepala emak lagi jedag jedug sakit banget 😣😣😣

Ada yang mau disampaikan???

Jangan lupa follow Instagram emak ya: rtan_04

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

8.8M 946K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
3.3M 268K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
4.6M 271K 32
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
301K 10.1K 24
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...