gadis itu sejak dari tadi memandangi layar ponselnya yang ia genggam dari dua jam yang lalu, ntah apa yang ia pandangi selama dua jam itu.
dia seperti orang tidak waras, ketawa ketawa sendiri dengan ponselnya itu. ternyata ia sedang berchatingan dengan seorang cowo.
biasa lah anak muda, kalau sedang kasmaran pasti akan menganggap bahwa semuanya akan indah. tapi sekalinya dijatuhkan, langsung tertendang dengan ekspektasinya sendiri hadeh.
ketika gadis itu tengah asyik ketawa ketiwi, tiba tiba ada seseorang perempuan masuk dan mengatakan..
"ca ayo makan dulu" kata sarla mama cahya.
iya gadis itu bernama cahya, stefani cahyarila. orang orang biasa memanggil dengan sebutan "ca", gadis yang sangat ceria dan ramah kepada semua orang, gadis berambut pendek tidak berkulit terlalu putih dan memiliki bola mata hitam, itu sangat cantik tapi tidak anggun karena dia sangat cerewet. bahkan temanya sering kali memarahi dia, kalau dia bertindak jahil kepada temanya. memang dasar cahya, siapa yang bisa menghentikanya jika dia berbuat seperti itu? mungkin teman dekatnyaaa atau bisa jadi tidak, karena teman dekat nya pun sama seperti cahya suka jahil hahahaha.
setelah sarla membuka pintu kamar cahya dan mengingatkannya makan, cahya malah kesal sendiri. cahya merubah raut wajahnya menjadi cemberut seperti anak kecil yang tidak dikasi permen .
"ih mama ganggu aja lagi asyik juga" jawab cahya tak terima.
sarla hanya tersenyum melihat tingkah putrinya itu dengan ekspresi cemberut.
"ayo makan dulu main hpnya nanti lagi" kata sarla kembali mengingatkan.
mau tak mau cahya harus menuruti permintaan mamanya ituu. walaupun ia sangat kesal sekali, tapi ada baiknya juga mamanya mengingatkan ia makan, karena sedari tadi dia memang belum makan.
di meja makan ada dua sosok perempuan yang sedang makan bersama, apa? hanya dua? kemana kakanya? ayahnya juga?.
semenjak ayah cahya sakit, ia tidak mau makan bersama di meja makan dengan putri dan istrinya itu. cahya sering kali merasa rindu kepada sikap keluarganya yang dulu, yang selalu harmonis tidak pernah bertengkar satu samaa lain.
cahya memang sekarang hanya tinggal berdua dengan kedua orangtuanya, ia anak terakhir dari 4 bersaudara. kaka kakanya sudah memiliki hidup masing masing bersama pasanganya. tapi ada kala waktu kakanya datang untuk menjenguk orangtuanya.
ah rasanya tidak seceria waktu cahya masih duduk di bangku sd, hal itu benar benar membuat kepala cahya berdenyut berkali kali. cahya pusing memikirkan keadaan keluarganya yang sungguh rumit ini.
"ma" ucap cahya pelan.
seketika keheningan pecah saat cahya memberanikan diri untuk membuka percakapan.
sarla memandangi mata anak gadisnya itu, ia tau apa yang dirasakan anaknya itu. didalam hati sarla yang sangat dalam ia sebenarnya menangis, menangis melihat keadaan cahya yang tidak sebahagia dulu. tapi sarla menutupi itu semua dengan senyumanya.
setelah beberapa detik sarla memandangi putrinya ia menjawab pertanyaan cahya.
''iya ca kenapa?" jawab sarla pelan.
"ma, kenapa ayah ga pernah mau makan bareng kita?" mata cahya tidak bisa berbohong ia tidak bisa membohongi perasaanya di depan mamanya kali ini.
"gapapa ca ayahmu lagi ngga mau makan, kamu habisin makananya terus kamu bantuin mama nyiramin tanaman di depan ya" jawab sarla.
cahya hanya mengangguk pelan, cahya tau bahwa mamanya hanya ingin membuat pikiran dan hatinya tenang. tapi ya sudahlah lagi pun, cahya menanyakan hal itu hanya sekadar rindu kepada keluarganya yang dulu.
***
cahya merebahkan dirinya diatas kasur. tulang tulang cahya kini rasanya ingin patah, tapi cahya mengabaikan hal itu. pandangan cahya kini mengarah kepada ponselnya yang berada di atas bantal, ia menggerakan tanganya untuk mengambil ponsel itu.
fenrir.
pacaran dulu dong
cahya.
oalah gitu yaudah ayo pacaran
kali ini gue ga bercanda
fenrir.
gue juga ga bercanda gue serius
gadis itu melotot, dia benar benar pacaran dengan fenrir? bahkan cahya belum tau latar belakang dia, cahya juga belum yakin laki laki itu benar benar baik, tapi cahya merasa kalau di dekat dia seolah semuanya menjadi tenang.
"ca lo bego banget si kenapa tadi ayo ayo aja pas diajak pacaran" cahya merutuki dirinya sendiri.
mau tak mau cahya harus melupakan traumanya terhadap "pacaran" dan memaksa membuka hati, ia tak mau terus terusan terjebak di masa lalu yang kelam, ia ingin memulai lembaran baru dengan orang yang baru, meski cahya tampak sedikit ragu dengan laki laki itu.
dia adalah FENRIR SBASTIAN GIORNANDO, anak dari keluarga terpandang, tapi dia tidak pernah menyombongkan hal itu kepada cahya, ia juga tidak pernah mau tau tentang asal usul keluarga cahya, ia juga tidak pernah memaksa cahya untuk bercerita apapun yang menyangkut masa lalu cahya. mungkin, fenrir berpikiran untuk tidak terlalu mengorek privasi orang lain, apalagi sekarang cahya adalah pacarnya. sudah tugas dia untuk menjaga cahya walaupun dari kejauhan.
kejauhan? iyaa fenrir dan cahya LDR-an, padahal banyak hubungan LDR yang kandas karena tidak pernah bertemu, tidakk percaya satu sama lain. tapi ntah kenapa mereka berdua yakin bahwa memang seterusnya mereka akan selalu bersama, meskipun menurut cahya itu mustahil tapi fenrir terus menerus nenghapus rasa mustahil cahya.
***
"ca bangun, anterin mama ke pasar ayo mama mau belanja kan pumpung sekarang kamu lagi libur" ucap sarla sambil menggoyangkan tubuh cahya pelan.
cahya hanya berdehem sambil mengusap usap rambutnya yang acak acakan.
"pagi pagi banget si ma, cahya masih ngantuk" kata cahya dengan mata yang hanya terbuka sedikit.
"kalau ga pagi pagi nanti udah pada pulang pedagangnya ca".
"yaudah cahya cuci muka dulu deh".
sarla keluar, sedangkan cahya melakukan aktivitasnya yang barusan ia katakan, cahya pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, lalu ganti baju dan bersiap untuk mengantarkan mamanya ke pasar.
tapi, sebelum cahya keluar kamar cahya mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja tersebut selama semalaman ia charger, ia mendapati pesan dari sang pacar.
fenrir.
ayang
jam 10, ayo bobo
kamu udah bobo ya?
have a nice dream cantik
g'night
mimpiin aku ya hahaha
itu pesan semalam, pagi ini fenrir belum mengirim pesan untuk cahya mungkin masih tidur, cahya terkekeh fenrir terlihat lucu kalau sedang seperti ini. karena cahya pacar yang baik jadi cahya spam fenrir agar bangun, tapi rasanya tidakk mungkin fenrir akan bangun secepat itu setelah cahya spam chat kepadanya.
"ini gue keliatan alai ga si yaarab".
cahya mewek dengan wajah yang dibuat buat. setelah aktivitas alay nya itu berhenti, gadis itu keluar kamar dan mendapati ibunya sudah menunggu di ruang tamu.
"kok lama ca, ngapain aja? kita udah kesiangan loh".
cahya malah cengar cengir tanpa dosa. "maaf ma tadi pusing banget milih milih baju".
"astaga cahya kita mau ke pasar bukan mau ke mall, pake milih milih baju" jawab sarla sedikit kesal.
bagaimana tidak bahkan sarla sudah bangun pagi pagi untuk bergegas ke pasar, kalau saja dia bisa mengendarai motor pasti dirinya sudah berangkat dari tadi.
"iya iya maaf, yaudah ayo".
cahya keluar mendahului mamanya. walaupun cahya tak sebahagia dulu tapi mamanya sangat berharap cahya selalu bahagia jika di sisinya, dan berharap ada lelaki yang benar benar tulus mencintai anak putri kesayanganya itu.
gimana guys? suka sama ceritanya ga? kalau suka tombol votenya di pencet ya thnk u guys <3