Damien's Possession

By Y_E_S_S_Y

3.9M 429K 83.7K

COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pe... More

Teaser and Soundtrack
Opening
Prologue 1.1
Prologue 1.2
Visual Cast ⭐️
Chapter 1 - Blessing and Curse
Chapter 2 - Crazy
Chapter 3 - You Can't Be Serious
Chapter 4 - Transaction
Chapter 5 - Neighbor
Chapter 6 - Who Says?
Chapter 7 - What Happened?
Chapter 8 - Bitter
Chapter 9 - Mayla
Chapter 10 - Scared
Chapter 11 - Begging
Chapter 12 - Escape Plan
Chapter 13 - Dizzy
Chapter 14 - What Do You Think?
Chapter 15 - What is Your Answer?
Chapter 16 - How to escape
Chapter 17 - Oh My....
Chapter 18 - Green Light
Chapter 19 - I don't want to believe it
Chapter 20 - Norman
Chapter 21 - Need An Ally
Chapter 22 - Agreement
Chapter 23 - How To Stay Professional?
Chapter 24 - Lose Again
Chapter 25 - Secret Mission
Chapter 26 - The Reason
Chapter 27 - Is It True?
Chapter 28 - Life As Miss Barnes.
Chapter 29 - Never, This Time
Chapter 30 - Look Foolish.
Chapter 31 - For My Family
Chapter 32 - Disguise
Chapter 33 - I'm so damn serious
Chapter 34 - Let's Have Fun
Chapter 35 - Mission Start!
Chapter 36 - Oh No...
Chapter 37 - How Can?
Chapter 39 - Why Would He Do That?
Chapter 40 - The Culprit
Chapter 41 - Matteo Long
Chapter 42 - Damn It!
Chapter 43 - Jealousy
Chapter 44 - Trapped
Chapter 45 - The Mastermind
Chapter 46 - Is This Just A Coincidence?
Chapter 47 - The Beast Inside Me
Chapter 48 - Can't Sleep Peacefully
Chapter 49 - Want To Escape
Chapter 50 - The Culprit
Chapter 51 - Is This a Joke?
Chapter 52 - Their True Motives
Chapter 53 - Since When?
Chapter 54 - Please
Chapter 55 - His Plan
Yessy's Fantasy World
Chapter 56 - Let Me...
Chapter 57 - Private part
Chapter 58 - The Result
Chapter 59 - I'm Confused
Chapter 60 - Surron
Chapter 61 - Theo and Surron
Chapter 62 - The Conclusion
Chapter 63 - Dinner
Chapter 64 - Good Night
Chapter 65 - New Mission
Sepertinya Wattpad lagi Error
Chapter 66 - I need to calm down
Chapter 67 - Never Before
Chapter 68 - I don't want to miss this.
Chapter 69 - I don't like it
Chapter 70 - My Only Regret
Chapter 71 - Casino
Chapter 72 - The Drama
Chapter 73 - Who?
Chapter 74 - I Swear
Chapter 75 - Keep An Eye
Malam ini izin gak update!
Chapter 76 - Miss Bell
Chapter 77 - Hospital
Chapter 78 - New Me!
Chapter 79 - What kind of joke is this?
Chapter 80 - Let's Talk
Chapter 81 - The Test
Chapter 82 - The Truth
Chapter 83 - Our Daughter
Chapter 84 - Feel Suffocated
Chapter 85 - Embarrassed
Malam ini izin gak update! (2)
Chapter 86 - How about....
Chapter 87 - My Decision
Chapter 88 - New York
Chapter 89 - The Auction
Chapter 90 - Sneak In
Chapter 91 - I Have To Hurry
Chapter 92 - Power
Malam ini izin gak update (3)
Chapter 93 - Yusef
Chapter 94 - There is something odd
Chapter 95 - Please tell me
JFI/ Curhat
Chapter 96 - With my own hands
Chapter 97 - I Swear
Chapter 98 - Interesting
Chapter 99 - Tonight
Chapter 100 - I'm Ready
Malam ini izin gak update (4)
Chapter 101 - The Time Has Come
Chapter 102 - If You Dare To....
Chapter 103 - Who?
Chapter 104 - Closer
Chapter 105 - Heart vs Brain
Chapter 106 - Albert
Chapter 107 - Fix Everything
Chapter 108 - Never in this life
Chapter 109 - Mine
Chapter 110 - Perfect Night
Chapter 111 - It's been a long time.
Chapter 112 - Panic
Chapter 113 - Ours
Epilogue
Cerita Dante & Louisa sudah dipost

Chapter 38 - Make An Offer

38.5K 4.7K 887
By Y_E_S_S_Y

"Aku tidak mengerti, bagaimana itu terjadi?" tanya Starley. Damien tidak menjawab pertanyaan Starley, dia hanya meneguk minumannya. Starley bersabar menunggu Damien menjawab pertanyaannya.

"Ceritanya panjang," jawab Damien akhirnya bersuara.

"Kita memiliki waktu sampai pagi," seru Starley langsung.

Damien menoleh menatap Starley. "Aku memiliki kerjaan yang belum selesai," katanya.

Starley memincingkan matanya, apa Damien baru saja memberikan alasan kepadanya? Sepertinya Damien memang belum percaya padanya.

"Bagaimana kau menyelesaikan kerjaanmu dalam keadaan mabuk seperti ini?" tanya Starley sambil menghela napas.

Damien terkekeh rendah. "Aku belum semabuk itu sampai tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku."

"Tapi terlalu mabuk untuk menyelesaikan ceritamu?" sindir Starley.

"Kau sepertinya begitu penasaran dengan kisahku, Miss Bell," jawab Damien sambil memperhatikan Starley. Starley hanya menatap Damien sejenak, sebelum berkata.

"Lupakan saja kalau begitu. Kau pun terlihat tidak ingin menceritakannya," seru Starley dengan berat hati. Karena mungkin saja hanya ini lah satu-satunya kesempatan dia untuk mengetahui masa kecil Damien.

Starley menunggu respon dari Damien, tapi Damien tidak menjawab apa-apa. Benar, Damien tidak mungkin menceritakan semua itu, karena Starley bukanlah siapa-siapanya Damien. Apa yang Starley harapkan?

"Kalau begitu aku kembali ke kamarku," seru Starley. Ketika Starley sudah membalikkan tubuhnya dan akan keluar dari perpustakaan itu, Damien tiba-tiba bersuara.

"Kau ingin mendengar kisahku?"

Ucapan yang keluar dari mulut Damien cukup membuat Starley kaget. Starley menoleh ke belakang dan menatap Damien.

"Bukannya kau tidak ingin bercerita?" tanya Starley.
"Sekarang mungkin mau," jawab Damien. Alis Starley terangkat mendengar jawaban Damien.

"Apa kau mencoba menggodaku, Mr. Mavros?" tanya Starley.

"Oh kalau niatku ingin menggodamu, aku sudah menciummu sejak tadi, Miss Bell," jawab Damien dengan nada rendah.

Starley menahan napasnya. Damien yang mabuk memang sedikit berbahaya.

"Kau tahu maksudku bukan itu," seru Starley mengalihkan. Damien hanya menyeringai nakal.

"Kemarilah, kau terlalu jauh," ucap Damien.

Starley biasanya tidak langsung menuruti perintah Damien. Mungkin untuk saat ini adalah pengecualian. Starley langsung berjalan mendekati Damien.

Ketika Starley mau duduk di sofa yang berada di depan Damien. Damien sudah berkata, "di sini." Sambil menunjuk tempat kosong di sebelah lelaki itu.

Starley sedang tidak ingin berdebat, dia akhirnya duduk di sebelah Damien. Tapi masih ada jarak antara duduk mereka.

Damien tidak menoleh ke arah Starley setelah Starley duduk di sebelahnya. Damien menatap perapian, ia meletakkan gelas wine yang kosong ke meja sebelah sofa, lalu ia mulai bercerita.

"Dulu, ketika masih kecil. Dominic selalu menjadi anak teladan dan kebanggaan orang tua. Well, dia harus seperti itu, karena dia putra pertama."

Starley mencoba menebak-nebak ke mana arah cerita ini.

"Sedangkan, aku dan Dante sebagai putra kedua dan ketiga, lebih bebas. Dan karena itu, aku dan Dante begitu liar dan nakal," jelas Damien. Lalu Damien terkekeh pelan, seolah dia teringat betapa nakalnya dia ketika masih kecil.

"Sampai kedua orang tuaku sudah kebingungan bagaimana menangani aku dan Dante. Mereka akhirnya memutuskan mengirim aku dan Dante ke sekolah asrama yang private. Sekolah itu terkenal begitu ketat dan sangat disiplin, bahkan murid yang dikirim ke sekolah itu tidak boleh pulang sampai mereka lulus. Walaupun Dante lebih muda satu tahun dari aku, dia berada di angkatan yang sama denganku. Karena Dante itu sudah genius sejak kecil, dia lompat kelas."

Starley tidak begitu mengenal Dante, tapi Damien sering berkata Dante adalah seorang genius. Walaupun Starley belum melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Yang Starley lihat sekarang adalah Dante seorang lelaki yang kerjaannya hanya bersantai-santai. Mengingat lelaki itu hanya menjelajahi dunia beberapa tahun belakang ini.

"Dia memang genius, tapi sikap Dante, yang tidak pernah serius membuat orang tuaku khawatir. Karena genius tanpa ambisi akan sia-sia pada akhirnya."

"Sedangkan aku, aku hanya sering membuat masalah sejak kecil," seru Damien.

Starley mengangkat alisnya, "Hanya?" Damien melirik Starley dari sudut matanya, lalu tersenyum miring begitu tampan.

"Tidak seburuk yang kau bayangkan. Aku hanya suka mencuri pistol sejak umurku enam tahun, lalu mulai belajar menembak sendiri ketika memasuki sekolah dasar. Aku hampir membakar rumahku tanpa sengaja. Kalau aku marah dengan temanku, aku memilih menyelesaikannya dengan adu tinju. Aku sering dapat peringatan dikeluarkan dari sekolahku," jelas Damien santai.

Starley tercengang. Damien benar-benar liar sejak kecil, bahkan melebihi Starley. Dan menjadi CEO sebuah badan inteligen swasta, kurang cocok untuk kepribadian Damien yang sebenarnya. Karena menjadi mata-mata butuh kehati-hatian. Damien kecil lebih cocok menjadi seorang mafia atau gangster dari pada seorang mata-mata.

Tapi Semua ini membuktikan bahwa kejadian di masa lalu, membawa perubahan pada diri Damien yang sekarang. Orang sering menyebut itu pendewasaan, tapi Starley lebih menyebut itu sebagai efek samping dari hal yang sudah dialami Damien.

Damien pun kembali bercerita.

"Aku dan Dante dikirim ke sekolah itu ketika akan memasuki sekolah menegah pertama. Aku dan Dante diantar oleh sopir keluarga. Dan pada malam hari, saat perjalanan menuju sekolahku. Tiba-tiba sopirku ditembak oleh seorang sniper. Sopirku langsung meninggal saat itu juga sehingga mobil yang kami tumpangi menabrak sebuah pohon sangat besar."

Starley terkesiap mendengar itu.

"Aku sempat mengira aku akan mati saat itu. Tapi ternyata aku tidak separah itu, aku tidak pingsan, hanya Dante yang pingsan karena dia syok. Aku dan Dante hanya terluka ringan. Tidak lama kemudian, aku mendengar ada bunyi mobil lain, awalnya aku mengira itu adalah orang baik yang mencoba menolong kami. Tapi ketika mereka melihat aku dan Dante, aku ingat mereka berkata, 'tidak ada Dominic!' Tepat saat itu, pilihanku satu-satunya adalah untuk pura-pura ikut pingsan. Lalu mereka membawa aku dan Dante ke sebuah kediaman. Dan di sana, aku dan Dante dikurung beberapa hari."

Seketika hati Starley terasa nyeri membayangkannya.

"Dan di sana aku bertemu dengan Yusef Dawoud untuk pertama kalinya. Ternyata dia hanya ingin menculik Dominic. Tapi tidak ada Dominic. Akhirnya aku dan Dante lah yang dibawa olehnya."

"Tapi, aku masih belum mengerti bagaimana orang tuamu tidak tahu kau diculik? Seorang dari sekolahanmu pasti langsung menghubungi orang tuamu kalau kau dan Dante tidak datang," jawab Starley.

"Yusef sudah mepersiapkan rencananya dengan sangat rapi. Dia mengirim dua anak kecil palsu yang berpura-pura menjadi aku dan Dante, diantar dengan seorang sopir. Bahkan mobil dan platnya sama," jelas Damien.

"Apa maksudmu? Pasti langsung ketahuan. Muka anak kecil yang palsu itu tidak mungkin persis seperti kau dan Dante," jawab Starley.

"Iya, makanya Yusef membuat sebuah topeng kulit yang realistik menyerupai wajahku dan Dante untuk digunakan sebagai penyamaran mereka," seru Damien.

"Oh c'mon, bagaimana mungkin itu berhasil?" tanya Starley.

"Tapi berhasil. Buktinya satu tahun berlalu dan belum ada yang tahu kalau mereka palsu," jawab Damien. Starley begitu tercengang tidak percaya dengan hal itu.

Damien mengangkat bahunya dengan gaya tidak peduli. "Penculikan itu memang direncanakan begitu rapi."

Starley menatap Damien, dan memberanikan diri bertanya."Lalu, apa yang Yusef lakukan padamu dan Dante?"

"Kau sudah tahu. Aku dan Dante menjadi budak," jawab Damien. Dia terlihat tidak ingin menceritakan semuanya. Starley menatap Damien dengan tatapan simpati. Atau mungkin memang terlalu berat untuk menceritakannya.

Akhirnya, tanpa pikir panjang, Starley memeluk tubuh Damien. Damien kaget dengan pelukan mendadak itu. Damien menoleh ke arah Starley. Tapi Starley tidak mengatakan apa pun setelah memeluk Damien.

Lalu Damien menyentuh kepala Starley, lalu mengelusnya dengan lembut. "Kau tidak perlu memberiku simpati, cupcake," kata Damien lembut.

Walaupun Damien berkata seperti itu, entah kenapa Damien merasa begitu tenang ketika Starley memeluknya seperti ini. Walaupun tubuh Starley jauh lebih kecil darinya, tapi Damien dapat merasakan kehangatan dari pelukan itu.

Akhirnya tangan Damien turun dan melingkari pinggang Starley, dan membalas pelukan Starley.

"Aku tidak tahu tepat apa yang sudah kau alami, tapi pasti itu berat," seru Starley pelan. Lalu menghela mapas.

Damien terdiam. Lalu beberapa saat kemudian dia kembali bercerita. "Aku dan Dante dijual ke keluarga yang sama. Tapi tuan yang aku dan Dante layani berbeda. Dia mendapatkan tuan seorang perempuan dan tuanku adalah kakak laki-lakinya. Saat itu, hal yang aku syukuri adalah perempuan itu memperlakukan Dante cukup baik, dia memberikan Dante kamar bersih dan makanan yang cukup layak," jelas Damien.

Starley melonggarkan pelukan mereka, lalu menatap Damien.

"Bagaimana dengan kakak laki-lakinya? Apa dia memperlakukan kamu dengan baik?" tanya Starley. Sepertinya itu pertanyaan bodoh ketika jawabannya sudah cukup jelas.

"Cukup buruk. Dia ternyata membeli banyak budak, ada sekitar dua puluh budak. Rata-rata semuanya masih anak-anak dan dipaksa kerja di pabriknya. Kami semua tidur di gudang kotor, yang tidak pernah dibersihkan. Juga sering diberi makanan yang basi atau hampir basi. Tapi itu belum terlalu buruk," seru Damien.

Starley menatap Damien heran. "Apa maksudmu belum buruk? Itu sangat buruk!"

"Belum. Aku hanya tiga bulan di sana, karena aku tidak mudah patuh. Akhirnya dia mengembalikan aku kepada Yusef, karena muak denganku. Sehingga aku dan Dante berpisah, selama satu tahun. Dante tetap di tempat perempuan itu, sedangkan aku menjadi budaknya Yusef."

Damien terdiam sejenak dan berkata, "Yusef lebih buruk."

Starley mengentuh tangan Damien, lalu meremas pelan, seolah memberi dukungan untuk Damien. Damien tersenyum kecil, tapi matanya tidak tersenyum.

"Setiap hari aku dipaksa adu tinju dengan anak buah Yusef dari pagi sampai malam, saat itu ukuran tubuh anak buah Yusef sepuluh kali lipat dari tubuhku yang masih kecil. Aku menjadi budak hiburan untuk mereka. Mereka tidak segan-segan memukuliku sampai aku patah tulang berkali-kali. Dan mereka hanya tertawa melihatnya. Tapi setidaknya Yusef tidak memberikan aku makanan basi."

Setelah mendengar itu Starley merasa begitu marah, ia marah kepada Yusef dan anak buahnya yang sangat tega melakukan hal tersebut kepada anak kecil yang rapuh.

Starley teringat beberapa bekas luka ditubuh Damien yang seperti luka lama, apa itu dari masa-masa ia menjadi budak? Starley tidak pernah menanyakan hal itu, karena tidak enak hati.

"Kau melakukan itu selama satu tahun penuh?" tanya Starley.

"Tidak penuh satu tahun, ketika tulangku patah. Aku masih melakukan kerjaan paksa lainnya. Dia tidak pernah membiarkan aku istirahat." jawab Damien.

"Kenapa Yusef melakukan itu kepadamu? Dia benar-benar psikopat!"

"Dia memiliki dendam dengan keluarga Mavros," jawab Damien.

Ah tentu saja balas dendam. Batin Starley.

"Kenapa dia melampiaskannya kepada anak kecil tidak berdosa?!"

"Aku tidak tahu pasti, karena itu aku harus menangkapnya, agar keluargaku aman," jawab Damien.

Jadi itu alasan utama Damien, melakukan pencarian ini. Mata Starley melembut. Bahkan orang tuanya tidak tahu. Lelaki ini sudah menyimpan burden-nya seorang diri selama bertahun-tahun.

"Lalu bagaimana kau dan Dante bisa bebas setelah satu tahun itu?" tanya Starley.

"Aku membuat penawaran padanya," jawab Damien sambil mengelus-elus tangan Starley. Alis Starley mengerut.

"Dan tawaran apa itu?"

Damien menatap Starley sejenak, sebelum berkata, "Ginjalku. Aku menukar ginjalku untuk kebebasan aku dan Dante."

-To Be Continued-

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 113K 19
Jonathan Benedict Wilson, seorang aktor kenamaan yang terpaksa mengasingkan diri untuk menghindar dari pemberitaan yang semakin memojokkan. Dia berpr...
84.3K 10.2K 55
PROSES PENERBITAN! [Dihimbau para pembaca baru untuk membaca sebelum adanya penarikan bab-bab untuk kepentingan penerbitan] #2 in Princess (29/3/24) ...
3.6M 296K 93
Tiba-tiba jadi buronan, melakukan pelarian, dan harus tidur sekamar dengan lelaki paling mesum sedunia, Dante Mavros. (WARNING : MATURE 21+, VULGAR T...
2M 18.9K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...