Through the Lens [END]

By dindaarula

84K 9.2K 831

I found you through the lens, then I'm falling right away. --- Ketika bertugas sebagai seksi dokumentasi dala... More

๐Ÿ“ท chapter o n e
๐Ÿ“ท chapter t w o
๐Ÿ“ท chapter t h r e e
๐Ÿ“ท chapter f o u r
๐Ÿ“ท chapter s i x
๐Ÿ“ท chapter s e v e n
๐Ÿ“ท chapter e i g h t
๐Ÿ“ท chapter n i n e
๐Ÿ“ท chapter t e n
๐Ÿ“ท chapter e l e v e n
๐Ÿ“ท chapter t w e l v e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t e e n
๐Ÿ“ท chapter f o u r t e e n
๐Ÿ“ท chapter f i f t e e n
๐Ÿ“ท chapter s i x t e e n
๐Ÿ“ท chapter s e v e n t e e n
๐Ÿ“ท chapter e i g h t e e n
๐Ÿ“ท chapter n i n e t e e n
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y o n e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y t w o
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y f o u r
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y f i v e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y s i x
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y s e v e n
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y e i g h t
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y n i n e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y o n e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y t w o
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y f o u r
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y f i v e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y s i x
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y s e v e n
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y e i g h t
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y n i n e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y
๐Ÿ“ท chapter f o r t y o n e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y t w o
๐Ÿ“ท chapter f o r t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y f o u r
๐Ÿ“ท f i n a l chapter

๐Ÿ“ท chapter f i v e

2.8K 249 3
By dindaarula

"Alsanira! Kenapa lo bisa telat lagi, sih?"

Adalah kalimat pertama yang Alsa dengar ketika ia menjawab panggilan telepon dari Kania saat dirinya baru saja menginjakkan kaki di lantai satu gedung FIKOM. Alih-alih memberi jawaban, gadis berambut hitam sebahu itu telah lebih dulu mendapati lift tengah terbuka sehingga ia pun lekas menggerakkan kaki-kakinya untuk masuk ke sana agar tak perlu menunggu lagi.

Alsa kemudian menekan tombol angka empat kala pintu lift tertutup. Setelahnya ia bergerak ke sudut sembari mengatur napasnya sejenak. "Tadi gue lama banget dapet Gojek-nya, Kan, udah gitu bannya malah bocor lagi pas di tengah jalan. Ah, sial banget pokoknya gue hari ini!" Gadis itu menjeda sejenak. "Btw, harusnya sekarang udah masuk, 'kan? Kenapa lo bisa nelpon gue, deh? Pak Yosef nggak masuk emangnya?"

"Aduh, mustahil kalau salah satu dosen terajin itu nggak masuk, Sa," sahut Kania dari seberang sana. "Tapi kebetulan banget nih, belio lagi ke ruang dosen karena ada tamu katanya. Jadi kalau lo bisa sampe ke kelas sekitar sepuluh menit dari sekarang, lo bakal aman deh pokoknya."

"Serius lo? Gue udah di lift kok ini, nggak bakal nyampe sepuluh menit, lah."

"Serius Sinathrya, Sa. Makanya buruan. Udah sampe lantai berapa lo?"

Senyum sumringah langsung terukir di bibir Alsa bersamaan dengan diembuskannya napas lega. "Ternyata gue nggak sial-sial amat." Pintu lift kemudian terbuka. Alsa pun lekas bersiap untuk beranjak, menunggu gilirannya untuk bisa keluar. "Udah di lantai empat, kok. Langsung ke kelas nih, gue."

Selepas Alsa melangkahkan kakinya keluar, ia bergegas pergi menuju ruangan di mana mata kuliah Pengantar Televisi dan Film dilaksanakan. Sambungan telepon telah terputus, Alsa pun memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tote bag dengan agak kesulitan karena hanya memakai satu tangan. Satu tangannya lagi sibuk memegangi boks kue berbahan plastik berisi risoles dan pisang nugget yang nantinya akan dijual oleh divisi danus.

Hampir tiba di tujuan, sepasang netra Alsa malah menangkap sosok Jeremy yang tengah berbincang-bincang dengan entah siapa tepat di depan ruangan kelas mereka. Kala Alsa menghampiri Jeremy, orang itu sudah berbalik pergi hingga gadis itu hanya bisa melihat punggung tegapnya saja serta sebuah benda berwarna hitam yang dibawa tangan kanannya.

"Eh, Sa? Akhirnya nyampe juga lo," ujar Jeremy saat ia baru menyadari keberadaan Alsa di depannya.

Alih-alih menyahut, Alsa malah melontarkan sebuah tanya, "Lo habis ngobrol sama siapa, Jer? Kating?"

Jeremy menoleh sekilas ke belakang. "Oh, itu kenalan gue, ke sini buat minjem gimbal. Dia emang kating, sih, dari fakultas sebelah." Tak memberi Alsa kesempatan untuk membalas, Jeremy lekas menaruh kedua tangannya di atas bahu sang gadis dan mendorongnya pelan ke dalam ruangan. "Mending lo buruan masuk dan isi absen, deh, sebelum ketauan Pak Yosef."

Alsa hanya bisa menurut saja karena perkataan Jeremy memang benar adanya.

Sesampainya di dalam ruangan, Alsa lebih dulu menyerahkan boks di tangannya kepada Reina--sang ketua divisi danus--sebelum menghampiri meja dosen dan cepat-cepat membubuhkan tanda tangan di samping namanya dalam daftar kehadiran yang tergeletak di sana. Beruntungnya nyaris semua rekan-rekan sekelas Alsa mendukung tindakannya tersebut walaupun sejatinya tak pantas untuk ditiru.

"Asik, risol gue datang!"

Kini Alsa mendapati meja Reina dikerubungi beberapa temannya yang telah menanti-nantikan pesanan mereka sejak tadi. Dan tak butuh waktu lama, dua kudapan yang Alsa bawa hanya tinggal tersisa untuk yang sudah lebih dulu memesan, bahkan sebelum sempat ditawarkan ke seluruh warga FIKOM ataupun fakultas lain--jika mereka tidak beruntung.

"Lagi-lagi risol sama pisang nugget jadi yang paling laris," Reina tiba-tiba menggerutu. "Ini pada nggak tertarik beli yang lain, apa? Dagangan danus nggak cuma dua itu aja, woy."

"Ya gimana ya, Rei, namanya selera konsumen mana bisa diatur," Jeremy menimpali meskipun kursinya tak berdekatan dengan Reina. "Nanti lo mending bagi-bagi deh, anggota lo, biar nggak cuma jualan di FIKOM. Coba main-main ke FEB atau FISIP, siapa tau bakal banyak yang tertarik buat beli."

Reina menghela napasnya. "Kemaren gue sempet ke FISIP, sih, tapi kayaknya gue salah waktu karena di sana nggak begitu rame. Nanti deh, gue coba atur strategi lagi sama anggota gue."

Dari kursinya yang sudah ditempati Kania, Alsa tak sengaja mencuri dengar percakapan dua orang itu. Diam-diam Alsa pun menyayangkan dirinya sendiri yang batal bergabung menjadi anggota danus karena Jeremy sudah lebih dulu menyeretnya ke divisi LO. Padahal, tampaknya berjualan merupakan kegiatan yang menyenangkan di mana ia bisa berinteraksi dengan para pembeli meski ia dapat tahu juga bagaimana sulitnya untuk mendapatkan uang.

"Kalau aja risol sama pisang nugget bener-bener diproduksi sama lo atau keluarga lo, lo pasti udah untung gede, Sa," kata Kania yang sudah memerhatikan segalanya sejak Alsa datang. "Tapi, kalau habis inaugurasi selesai dan lo tetap mau jualin dagangan tetangga lo, kayaknya lumayan juga deh, untungnya? Bisalah, buat lo pake buat beli album Baswara Chandra atau nonton konsernya."

Mendengar hal itu kontan membuat Alsa seketika mengerang frustasi. "Aduh, lo bisa stop dulu nyebut nama dia nggak, sih?"

"Hah? Gue salah ngomong emangnya? Atau sekarang lo udah nggak ngefans sama dia lagi?" Kania benar-benar tak memiliki ide mengapa Alsa bersikap demikian. Namun, lebih tepatnya Kania tidak benar-benar memahami apa yang Alsa rasakan.

"Gila lo," seloroh Alsa. "Entah gimana jadinya hidup gue kalau gue nggak ngefans sama dia lagi, Kan. Lo tau sendiri 'kan, gue tuh--"

"Iya, iya, nggak perlu lo ceritain lagi, Sa, udah sampe hafal gue karena udah keseringan," Kania cepat-cepat menyela sebelum Alsa kembali membeberkan kisah bagaimana mulanya gadis itu bisa menjadi penggemar berat seorang Baswara Chandra, penyanyi muda yang tengah naik daun saat ini. "Perasaan minggu lalu lo masih semangat-semangatnya buat nontonin dia di Festival Musik FEB itu, kok sekarang tiba-tiba lo jadi begini?"

Dengkusan pun Alsa loloskan. "Nggak tau deh, Kan. Mikirin gue yang gagal berhubungan lebih dekat sama Baswara bikin gue kesel setengah mati, sumpah. Masih gondok banget gue sampe sekarang. Gue ngapain harus jadi LO kalau nggak ada Baswara, Kaaan?"

Kania pun perlahan-lahan mulai mengerti situasinya meski tak sepenuhnya paham. "Kalau gitu, ini fix salah si Jerami sih, Sa." Gadis itu sengaja mengeraskan volume suaranya, lalu ia menatap Jeremy secara terang-terangan. "Lo denger 'kan, Jer? Semuanya salah lo!"

Jeremy yang tak tahu apa-apa karena sama sekali tak memerhatikan percakapan Kania dengan Alsa pun tampak kebingungan. "Gusti, salah apa lagi, sih, gue?"

"Karena lo udah--"

Ucapan Kania segera terhenti ketika ia mendapati Pak Yosef akhirnya memasuki ruangan. Suasana ruangan seketika hening, beberapa mahasiswa lekas kembali ke tempat duduk masing-masing. Dan setelahnya kelas pun kembali dimulai dengan Pak Yosef yang menjelaskan materi.

Tidak semua yang ada dalam ruangan tersebut memerhatikan dengan serius, tentu saja. Termasuk Kania, yang Alsa dapati malah tengah asyik melihat-lihat apa yang tersaji di Instagram. Sampai gadis itu tiba-tiba saja menepuk-nepuk bahu Alsa dengan heboh untuk menarik atensinya.

"Sa, liat, Sa," Kania berucap sambil berbisik. "Gue nemu di explore. Foto-foto Baswara ternyata udah di-upload sama BEM FEB!"

"Hah? Mana? Mana?" Alsa berubah menjadi antusias dengan begitu cepatnya.

Namun, sayangnya, sebelum Kania sempat memberikan ponselnya pada Alsa, benda pipih itu malah tiba-tiba berbunyi hingga nada deringnya memenuhi seantero ruangan, yang tentu segera mengundang perhatian dari orang-orang yang berada di dalam sana--termasuk Pak Yosef. Pria itu kini bahkan tengah menatap ke arah Kania dengan sorot tajamnya.

Kania yang panik setengah mati pun buru-buru menolak telepon yang diterimanya sembari berkata, "Ma-maaf, Pak, HP saya lupa di-silent."

Mungkin Kania tengah beruntung hari ini sebab Pak Yosef pada akhirnya memilih untuk tidak mengatakan apa pun dan kembali fokus memaparkan materi. Kania pun sekonyong-konyong merasa lega luar biasa, begitu pula dengan Alsa--meskipun ia gagal untuk melihat foto idolanya.

Gila, yang tadi itu hampir saja!

📷

meet kania jovanka! ✨

bandung, 17 agustus 2022 🇲🇨

Continue Reading

You'll Also Like

528K 52.3K 39
Namanya Gemintang. Anak Papi Bumi dan Mami Wulan. Pacarnya.... Gak punya. Baru aja putus 6 bulan yang lalu karena mami ga setuju. Ya, baiklah, sebaga...
7.4K 1.1K 24
Katanya kalau kita membuat seribu bangau, harapan kita akan terkabul. Campus Life | Romance Written on : 01 January-01 May 2023 ยฉDkatriana
3.5M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
4.9K 725 7
DISASTER COMESSY: Disaster comedy-messy โ€ขโ€ขโ€ข Jungkir balik Asha, mengejar Awan dan S.T. โ€ขโ€ขโ€ข ***** Benar katanya setelah masuk kuliah kehidupan kita ak...