WitchCraft the Svinc Family

By GofatikHollow

278 10 3

Ada berapa banyak manusia yang pernah menghuni bumi sebelumnya?? Jika kalian hitung, pasti jawaban kalian ada... More

FIRST SPELL
SECOND SPELL
THIRD SPELL

SECOND SPELL PART 2

60 2 0
By GofatikHollow

DI GUDANG LANTAI BAWAH.
DHANDY DAN ROBERT.

“Dad.., aku pikir lebih baik kita cari tau mengenai rencana yang akan di lakukan oleh pengawal kedutaan penyihir yang akan kesini sore nanti. Bukankah mereka bukan orang yang baik-baik. Mengapa kita harus menyambutnya?? Ujar Dhandy terlalu gemas melihat tingkah polah orang tuanya yang seperti akan menyambut tamu agung. Ia sekarang di gudang bersama Robert, mencari beberapa peralatan pesta, seolah hari ini adalah ulang tahun pengawal tersebut.

“Agar salah satu dari keluarga kita tak di ambil lagi olehnya! ucap Robert agak serius.

“Kenapa masih membahas masalah itu?? Dhandy mulai bosan.
“Karna aku akan melindungi seluruh keluargaku, tanpa kecuali! ucap Robert dengan penuh percaya diri.

“Dad.., bahkan dia kita pungut dari seseorang, lalu kita besarkan dia seperti keluarga kita. Aku menganggap dia seperti adikku sendiri. Tapi ada saatnya kita harus melepasnya juga bukan??  ucap Dhandy memberi saran.

“Cukup Dhandy. Kau sudah kelewatan. Dia sudah menjadi bagian dari keluarga kita. Seharusnya kau juga melindunginya…” bentak Robert pada Dhandy.

“Okee.., aku mengalah saja! ucap Dhandy, tak ingin terlalu ribut berdebat dengan ayahnya.

Mereka tidak sadar, jika Anna menguping pembicaraan mereka di luar pintu masuk gudang yang tak tertutup dengan rapat. “Oh my God.., apa aku anak pungut??  Anna bertanya pada dirinya sendiri dengan gelisah.

Opening Story ARC :
APA KAMU KIRA, KEHIDUPAN BERJALAN TANPA TIPUAN.
BEGITU BANYAK HAL, YANG TERJADI PADAHAL TAK TERJADI.
BAGAIKAN SULAP, KEJADIAN ITU TERJADI SECARA INSTANS.
YA.., TOLONG CERITAKAN.

SESEORANG YANG MEMBAWA BUKU HITAM USANG TEBAL.
MELANTUNKAN KATA-KATA ANEH, YANG TAK ADA DI DALAM KAMUS MANAPUN.
APA KAMU PIKIR, ORANG ITU SUDAH TAK WARAS.
LEBIH DARI ITU….

SEMUA..,
HAL YANG TAK BISA DIJELASKAN.
TERTULIS DALAM..,
KISAH YANG SENGAJA DI BUAT TEKA-TEKI.
AGAR KAMU DAPAT MENEBAKNYA.

JANGAN PERCAYA PADA SESEORANG YANG AJAIB, KARNA..,
SEMUA HANYALAH TIPUAN.

SEMUA..,
HAL YANG TAK BISA DILOGIKAKAN.
BUKU RESEP..,
UNTUK MENGADUK RAMUAN YANG TETAP DAN MUDAH.
HARUS HATI-HATI, AGAR TAK JADI BERANTAKAN, KARNA..,

SEMUA ADALAH SIHIR.
APA YANG TAK DIPIKIRKAN??

WitchCraft the Svinc Family
(Second Spell Part 2) = vision

DI DAPUR.

“Hey Anna.., berapa banyak ibu memasak untuk tamu special kita sekarang?? sapa Dhandy yang baru saja tiba datang dari lantai atas. Anna terlihat sedang mengiris tipis beberapa tomat, menggunakan pisau besar dengan muka yang agak marah.

“Pesta perpisahan akan selesai secepatnya Dhandy. Kau tak perlu khawatir! Anna mulai menghampiri Dhandy dengan sebilah pisau besar tajam di tangan kanannya, dan potongan tomat di tangan kirinya, yang belum selesai dia iris.

“Ada apa denganmu??
Dhandy semakin menjauh dari adiknya. Sayangnya Ia terpojok di dinding dapur tersebut. Dhandy agak waspada melihat ekpresi adiknya yang seperti sedang kerasukan itu. “Valteris Valter….”  potong Dhandy, yang tak bisa berkata-kata lagi setelah Anna menodongkan pisau ke arah badannya.

“Aku sudah tau semuanya. Kau ingin aku pergi, baiklah aku akan pergi sekarang! ucap Anna dengan nada yang lirih. Dia menonjok cukup keras ke arah perut kakaknya itu, dengan tangan kiri yang masih memegang tomat.

Buah tomatpun pecah. Tangan kirinya belepotan. Anna membuang tomat itu ke sembarang tempat, namun pisau masih ia pegang di tangan kanannya. Anna keluar dari dapur, meninggalkan Dhandy yang memegang perutnya yang sedikit sakit, akibat tonjokan Anna.

“Di luar pintu masuk dapur, Margaret dan Robert menyapa Anna dengan senyuman. Namun karna ketakutan dan cemas, Anna menodongkan pisau yang dibawanya ke arah mereka berdua.

“Minggir.., minggir…, jangan halangi aku! Bentak Anna yang membuat kedua orang tuanya ketakutan setengah mati. Apalagi wajahnya yang sangat marah dan berlinangan air mata. Anna segera berlari menuju lantai atas dan mengunci dirinya di dalam kamar sambil menangis terisak-isak.

“Kenapa tingkah laku Anna menjadi seperti itu?? Margaret tak percaya.
Terdengar balasan dari arah dapur. Mereka berdua melihat sosok Dhandy yang berjalan tertatih-tatih dengan memegang perutnya yang masih kesakitan. “Aku juga tidak tahu. Anna baru saja…”

“Aaaawwwkkkkkkhhhhhhhh……!!!  Margaret berteriak histeris dan pingsan di tempat, namun Robert dengan sigap menangkapnya sebelum tubuh istrinya membentur lantai.

“Kenapa ibu pingsan?? Dhandy kebingungan.
“Apa kau habis di tusuk oleh Anna?? ucap Robert balik bertanya dengan cemas.

“Oh.., tadi Anna menonjok perutku dengan tangan kirinya yang masih memegang potongan tomat. Anak itu membuat perutku kesakitan dan mengotori kaos putihku. Entah film sikopat apa yang dia telah tonton…” ucap Dhandy sambil mendesah saking kesalnya.

“Baiklah.., bantu aku untuk menidurkan ibumu di sofa ruang tamu! Robert memberi kode pada Anaknya, untuk membawa ibunya ke ruang tamu.

DI DALAM KAMAR ANNA.

“Mereka semua selalu menyembunyikan sesuatu dariku. Dan sekarang semuanya terbongkar. Aku bukanlah anak mereka. Dan hari ini, kedutaan sihir akan membawaku entah pergi kemana. Weekend yang sangat menyenangkan…” dumel Anna sambil memilih-milih barang yang akan dibawanya dan yang akan dia tinggalkan sebagai kenang-kenangan di rumah ini.

“Oh tunggu.., aku punya ide bagus! pikirannya menangkap sebuah ide unik yang mungkin bisa memecahkan teka-teki kemana kedutaan sihir akan membawanya sekarang. Anna membuka sebuah laci kecil dan mencari sesuatu disana.

“Dapat…” jawabnya, ketika ia berhasil menemukan sebuah bingkai foto keluarga, dimana usia Dhandy masih tiga tahun. Dan dirinya belum ada di dalam foto itu.

“Ibu bilang.., foto ini dulunya di letakan di dekat ruang tamu. Aku yakin foto ini merekam memori kejadian dimana pengawal kedutaan sihir, pernah datang dan mengambil seseorang dari keluarga ini. Mungkin anak pungut yang lain…” ucapnya sangat percaya diri.
Anna kemudian merogoh tas selendangnya dan mengambil sebuah buku catatan, yang mana buku catatan itu adalah buku rangkuman yang selalu ia bawa ketika mengikuti khusus sihir keluarga yang di ajarkan oleh ayahnya sendiri. Mata dan tangannya membaca dan mencari setiap judul spell yang mungkin bisa membantunya sekarang.
“Dapat…” Pencariannya terhenti pada spell vision, untuk melakukan Clairvoyance.

“Dengan ini.., maka kebenaran akan bisa terungkap! Anna menyemangati dirinya sendiri.

“Vision…” sambungnya membaca catatan itu.  “Adalah spell untuk melakukan penglihatan pada waktu sebelumnya ataupun sesudahnya, tanpa ada kontak kesadaran yang melompati garis dunia. Spell vision disebut juga dengan Clairvoyance. Dimana kita tau, bahwa setiap object hidup ataupun mati, mampu merekam memori dari lingkungan sekitar mereka dan menyimpannya pada gelembung-gelembung memori yang bermuatan tak terbatas…” Tiba-tiba Anna behenti membaca.
“Untuk apa aku membaca rangkuman ini. Langsung saja ke bagian prakteknya! Sambungnya karna malas membaca catatannya sendiri.

“Untuk melakukan spell vision sangatlah mudah, namun membutuhkan ketenangan dan rasa nyaman yang cukup. Lihat object yang akan di estrak file memorinya kedalam database otak kita. Bayangkan kamu menghisap gelombang denyut elektrik dari object yang kamu pegang itu dan biarkan denyut itu semakin mengalir dari tanganmu menuju ke otak. Pikiran adalah katalis sempurna untuk mengalirkan gelombang memori lain dari object yang tersentuh oleh kulit tanganmu.
Untuk manusia normal.., mereka bisa mempelajari spell vision sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Namun untuk penyihir, kedutaan memberikan harga cash 50 point sihir untuk dapat Clairvoyance dengan cepat…” Anna berhenti membaca kembali.
“Woww.., cukup mahal juga! sambungnya.

“Aktifkan spell, dengan berucap..,  Rahdax Casting. Setelah kamu mengucapkan kata itu, cash sihirmu akan di potong secara otomatis oleh kedutaan…” Anna menutup buku catatannya. 

“Okee.., aku siap!  Jawabnya. Ia duduk bersila di atas ranjang kasurnya, dengan posisi kedua tangan yang memegang bingkai foto itu. Kemudian me rileks’an semua anggota tubuhnya, merasakan denyut dari bingkai foto yang di pegang olehnya dan setelah itu, ia kemudian berucap dengan tegas.
“Rahdax Casting!!!  untuk beberapa saat, ia tak merasakan efek apapun. Kemudian ia tiduran sambil kedua tangannya tetap memegang foto tersebut.  “Apa batas spellnya sudah kadaluarsa??  Duganya.

Kedua matanya terpejam. Tak mau terlarut di dalam kesedihan yang dia rasakan saat ini. Di saat itulah ia seperti mengalami mimpi yang aneh. Di mimpi itu, ia tak dapat melihat dirinya sendiri dan penglihatannya seolah mematung di suatu sudut tempat.

Ia berada di ruang tamu rumahnya, yang seolah telah terenovasi menjadi sangat kuno, seperti di zaman dulu. Ia melihat seseorang berjubah hitam datang membawa sesuatu, namun ia terhalangi oleh sosok ayahnya yang keliatan lebih muda dan sedang menggendong anak laki-laki berusia 3 tahunan.
Ibunya menjerit-jerit. Meminta orang berjubah hitam dan bertudung hitam itu, melepaskan sesuatu yang ia paksa untuk dibawa keluar dari rumah. Namun orang berjubah hitam itu berhasil membawanya keluar.

Background berganti dengan cepat. Ia melihat ayah dan ibunya sedang duduk berduaan di sofa, memegangi perutnya yang sedang hamil. Lalu ayahnya berucap.

“Jika anak ini perempuan.., lebih baik kita namai siapa??
“Aku akan menamai dia Anna. Nama yang mudah di ingat dan dia adalah gadis yang periang yang mudah bergaul dengan orang lain disekitarnya! Jawab Ibunya dengan muka tersenyum.

Tiba-tiba Anna terbangun dari tidurnya. Namun ia sadar, posisi ia masih memegang bingkai foto itu. Terdengar suara keras dari pintu kamar yang di ketuk dari luar. Cepat-cepat Anna membuka kamarnya yang ia kunci, dan dia mendapati sosok ibunya yang memeluk ia dengan cemas. Anna membalas pelukan itu sambil menangis sesegukan.

“Aku cemas.., apa kau akan bunuh diri. Aku tadi berpikir, lebih baik aku menghalangimu di dapur tadi, dan terluka oleh pisaumu. Di bandingkan aku tidak bisa melihat adikku lagi…” ucap Dhandy, yang mencoba menahan air matanya untuk keluar.

“Maaf Dhandy.., aku sudah salah paham! Ucap Anna sambil menatap sosok kakaknya yang tak bisa berkata-kata lagi. Ayahnya mendorong Dhandy untuk saling berpelukan satu sama lain. Merekapun berpelukan melepas kegelisahan hati mereka masing-masing.

“Apa aku mengganggu waktu kalian…” ucap suara seorang gadis cantik seusia putranya, dari arah belakang mereka. Keempatnya teperangah kaget. Mereka melihat sosok yang memakai costume hitam dan merah ala vampire dan rambut lurus keriting yang berwarna pirang keemasan.

“Anda siapa..” jawab Margaret bingung.

“Aku datang dari kedutaan sihir. Aku harus menyembunyikan diriku dari manusia di sekitar sini, jadi ku putuskan untuk menggunakan teknologi portal dimensi dengan titik tujuan di dalam rumah ini. Tepatnya di ruang tamu Nyonya dan Tuan! ucap gadis itu dengan nada sopan dan penuh etika.

“Boleh aku tau siapa namamu?? ucap Dhandy secara tiba-tiba. Matanya bersinar-sinar, seolah di depannya melihat bintang.
“Hhmmm....”  Anna, Margaret, dan Robert berdehem secara berbarengan.

“Apa.., mungkin dengan mengenalnya, aku bisa jadi seseorang yang penting dalam kedutaan sihir, suatu saat! ucap Dhandy mengelak.

MEJA MAKAN.
DIHUNI LIMA ORANG PENYIHIR.

“Oh iya.., Lily. Apa kamu tahu apa yang di bawa oleh kedutaan sekitar 19 tahun yang lalu, dari rumah ini?? ucap Anna kepada gadis dari kedutaan itu, di sela-sela jamuan makan mereka. Lily menguyah apel yang dimakannya lebih cepat dan menyeruput air putihnya agar dapat tertelan lebih cepat. Lalu mulai berbicara.

“Aku tidak tahu. Karna aku adalah orang baru. Tapi.., mari kita lihat! Jawabnya dengan sopan. Ia merogoh saku bajunya dan mengeluarkan secaman bola telur dari bahan seperti Kristal, berwarna kuning keemasan, yang di berikan tambahan pijakan, sehingga telur Kristal itu dapat berdiri, jika di simpan pada bidang permukaan yang datar. Belum lagi ada tambahan hiasan besi dan butiran-butiran kristal lain yang berpadu disekitarnya. Seperti telur paskah dari bahan Kristal alam dan berbalutkan besi berwarna.

Lily menyimpan benda itu di permukaan meja makan, lalu berucap.
“Database 19 tahun lalu di rumah ini…” ucapnya.

Seketika, muncul cahaya kuning keemasan di ujung atas telur dan menampilkan sebuah gambar proyektor hologram yang terlihat 3D. Gambar itu berbentuk kucing hitam bersayap dengan ukuran sebesar anak domba. Terlalu besar untuk ukuran kucing yang normal.

“Seekor kucing! ucap Anna memandangnya dengan geli, karna dia sangat alergi pada bulu hewan. Sehingga membuat Anna tidak menyukai binatang apapun. Margaret menangis sesegukan dan Robert mendekap istrinya, menenangkan dia.

“Kau tahu Anna. Ayah kita adalah seorang pakar Cryptozoology Sihir. Dia melakukan experiment untuk meng evolusikan dua atau lebih DNA hewan yang berbeda, dan membuat sebuah penelitian tentang mahkluk sihir yang baru. Salah satunya kucing dengan sayap burung itu…” ucap Dhandy, yang membuat Anna melirik dengan wajah kesal kepada Robert.

“Namanya Neko. Salah satu experiment kita berdua saat 25 tahun yang lalu. Ibumu sangat menyukai Neko, begitu pula dengan kakakmu Dhandy, di saat dia lahir. Neko sudah kita anggap sebagai keluarga kita sendiri. Tapi suatu saat, Neko lepas dari rumah. Dengan ukurannya yang sangat besar, dia membuat kerusakan di kota. Terbang dan mencuri semua ikan di sekitar rumah tetangga sekitar kita. Setelah Neko berhasil kita tangkap kembali, kedutaan sihir mengetahuinya. Dan Neko di amankan oleh petugas kedutaan yang datang kemari! Robert menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi pada putrinya Anna.

“Tapi.., aku yakin masih ada lagi yang lainnya kand??  ucap Anna curiga.

“Kita merahasiakannya darimu Anna. Karna kulitmu alergi pada hewan. Bahkan kau sama sekali tak menyukai binatang…” sambar Dhandy, membuat Anna mengela napas.

“Ini tak adil. Aku menyukai reptile, seperti ular. Menurutku dia hewan cantik! Anna mengelak.
“Kalo begitu.., kau mau melihat kebun binatang ayah di ruang bawah tanah rahasia rumah ini?? dhandy mengajukan pilihan.

“Apa banyak hewan berbulunya?? Balas Anna balik bertanya. Semua orang disana menertawai ucapan Anna.

“Kau Anna Margatroid?? ucap Lily di tengah-tengah tawa mereka.
“Menurutmu! jawab Anna, menjawab pertanyaan yang seharusnya tidak perlu di jawab.

“Sorry.., aku hanya memastikan kau orangnya. Ini untukmu…” ucap Lily sambil menyodorkan sebutir kapsul berwarna ungu terang kepada Anna, yang menerimanya dengan ragu-ragu. “Apa ini??

“Itu adalah kapsul untuk masalah alergimu. Kau tahu.., saat kedutaan menandaimu dengan suntikan kami, sewaktu kau masih kecil. Suntikan itu telah di racuni oleh para pemberontak yang memakai sihir jahat. Dan kau terkena suntikan yang sudah di racuni itu. Kami juga baru menyadari hal yang menganjal itu sekarang! ucap Lily menjelaskan.

“Jadi.., setelah memakan kapsul ini, alergiku pada hewan akan sembuh??
“Besar kemungkinan seperti itu!
“Kau beruntung Anna…”  ucap Dhandy memberi selamat. Ayah dan ibunya tersenyum lega. Akhirnya mereka tidak harus merahasiakan lagi pekerjaan mereka kepada putrinya yang bertolak belakang dengan bakat mereka.

Ending Second Spell.
In Page the Roof.

Dhandy mengantar Lily yang ingin melihat bintang, ke halaman atap luar rumah mereka, yang di buat seperti sebuah taman kecil dan di penuhi berbagai jenis tanaman dan bunga-bungaan.

“Tidak ada bintang di kota ini. Hanya ada kegelapan malam dan cahaya bulan saja! ucap Dhandy berbicara sekenanya. Pria itu menatap gadis di sampingnya dengan senyuman yang salah tingkah.

“Tak apa.., aku hanya ingin mencari udara segar malam ini…” balas Lily, sambil tersenyum menatap balik Dhandy. Dhandy mencuri pandang ke arah lain, dan berucap.

“Tidak ada udara segar saat malam hari. Jika kau berteduh dan tidur di bawah pohon yang rindang, saat malam, keesokan paginya kau sudah di temukan tak bernyawa lagi.
Lily tertawa kecil. “Ucapanmu itu terlalu logis! ungkap Lily, kepada Dhandy yang agak sedikit nerves di dekatnya.

“Aku sempat berpikir. Aku adalah penyihir. Dan itu memang benar kenyataannya. Namun.., aku bukanlah pembuat keajaiban. Sihir yang aku pakai tak lepas dari teknologi dari dalam diriku sendiri dan dari kedutaan, yang memberikan tarif Cash Point…” Dhandy sedikit memberi lelucon. Namun sepertinya Lily menanggapi hal itu dengan serius. Gadis itu seperti merenung dengan muka terlihat murung.
“Apa aku salah ucap. Itu hanya bercanda! Dhandy menjelaskan.

“Kau pasti sudah tau. Kedutaan menandai setiap penyihir di dunia permukaan ini dengan suntikan DNA. Agar mereka dapat meminjam kekuatan dari teknologi tersembunyi kami dan membuat keajaiban palsu. Dan mereka sangat senang! Ucap Lily, sambil menyeka air matanya agar tak terlihat oleh pria di sampingnya itu.

“Tentu saja kami sangat senang. Hanya beberapa orang yang dapat mengendalikan teknologimu itu...”  balas Dhandy, berusaha menenangkan Lily agar tak menangis kembali.

“Menurutku mereka bodoh! Ucap Lily dengan tegas, sambil menatap Dhandy.

“Kenapa?? Ucap Dhandy bingung.
“Dengan suntikan itu, kalian sudah menjadi aset kami dan sebagai aset kalian adalah boneka kami. Yang kami kendalikan dari jauh…” ucap Lily membuat Dhandy tercengang.

“Kenapa kau berpikiran seperti itu?? ucap Dhandy tak percaya.
“Kau pasti sudah tau, jika Cash Pointmu tidak cukup untuk melakukan sihir tertentu. Dan kau masih tetap melakukannya karna ingin melindungi seseorang yang kau sayangi, maka kau akan mati. Teknologi kami yang mengalir bersama aliran darahmu, akan membunuhmu.

“Dan aku akan menerima kosekuensinya. Kau tahu kenapa aku tidak suka mendonorkan darah kepada orang lain?? Dhandy memberi tebakan.
“Kenapa?? Lily menyerah.

“Karna jika aku mati karna Cash Point Sihir, maka orang-orang yang menerima donor darahku akan ikut mati juga. Sementara mereka tidak pernah memakai spell apapun dari kalian. Dan saat mereka bisa melakukan spell tertentu, aku yakin cash pointku akan di hack oleh mereka. Nyawaku dan nyawa mereka akan terancam bahaya! ucap Dhandy membuat lelucon lagi.

“Itu bukan lelucon Dhandy. Hal itu sering terjadi…”  ucap Lily yang sekarang memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Apa maksudmu?? tanya Dhandy dengan serius.

“Kami memang melarang penyihir mendonorkan darahnya kepada orang lain. Ada ada satu mahkluk kecil, yang dunia kalian sebut nyamuk. Dia penyebab seseorang tiba-tiba menjadi penyihir. Dan dapat memecahkan beberapa kode kami untuk memanggil spell tertentu! ucap Lily menjelaskan.
“Wow.., nyamuk sialan…” kesal Dhandy.

“Karna itulah, kami akan menggantinya dengan ini. Soul Egg. Punyaku hanya replika karna aku bukan berasal dari dunia permukaan. Kami akan memberikan soul egg, dan juga memberikan obat penawar untuk menonaktifkan teknologi kami yang ada pada aliran darahmu itu. Juga menangkap beberapa orang di antara ras kalian, yang menjadi penyihir secara tiba-tiba. Kami akan melakukan penawaran dengan orang-orang itu melalui teknologi kami yang kami sebut incubator. Jika mereka setuju, maka kami akan memberi mereka hak akses sihir, berupa Soul Egg juga! tegas Lily menuturkan, sambil menunjukan benda berbentuk telur paskah yang di perlihatkannya di meja makan sewaktu tadi.

“Kau selalu berkata “Kami” padahal bentuk fisikmu mirip denganku. Kenapa?? Dhandy mengajukan pertanyaan.

“Karna ini hanya tipuan. Kau sungguh ingin melihat bentuk fisikku yang asli?? balas Lily memberi pilihan.

“Aku ingin melihatnya. Aku penasaran…” ucap Dhandy.

Lily memejamkan matanya. Tangan kanannya menyentuh kening wajahnya. Dan seketika, ada cahaya kilatan cahaya yang menyebar di seluruh permukaan tubuhnya. Dan kemudian memudar, menunjukan rupa asli dia yang sebenarnya. Dhandy terperangah kaget.

“Kau sama seperti aku, hanya saja kulitmu sedikit agak putih kebiruan. Dan kupingmu lancip. Kau juga mempunyai antena dengan ujung yang bercahaya di kedua dahi kanan dan kirimu. Matamu yang hijau itu, bersinar dengan indah. Kau menakjubkan. Pantas saja orang tuaku mengatakan jika mereka meminjam kekuatan sihir dari fairy. Jadi.., apa kau salah satu dari Fairy?? ucap Dhandy, semakin terpesona menatap sosok asli dari Lily.

“Setiap manusia permukaan menyebut kami Fairy. Si pembuat keajaiban. Kami sangat bergantung kepada ras kalian. Kami hidup di langit kalian dan di dalam bumi kalian. Kami tidak mungkin menunjukan rupa kami yang asli kepada ras kalian. Karna itulah, kami perlu beberapa orang di antara kalian, untuk menjadi penyalur makanan pokok kami dan kebutuhan hidup kami. Aku menyukai sayuran segar dan buah-buahan yang manis. Juga bunga-bungaan yang sangat enak ini…”  ucap Lily sambil memetik setangkai bunga mawar di salah satu pot dan lalu memakannya.

“Fairy itu memang ada. Aku percaya itu. Bisakah aku mengambil fotomu?? Ucap Dhandy, sambil buru-buru merogoh saku celananya dan mengambil handphone miliknya. Dhandy mengarahkan kameranya ke arah Lily, namun kameranya tak bisa menangkap sosok Lily di depan, kecuali bunga mawar yang ia pegang, seperti melayang-layang di mata kameranya.

“Kau tak bisa memotret dan menangkap wujud dan pakaian khususku dengan teknologi rasmu. Karna teknologi ini, lebih halus dari teknologi kasar kalian…” ucap Lily sambil tertawa, melihat ekpresi kebingungan pria di depannya.
“Sialan…”  Dhandy mendesah kesal kembali.

“Oh iya.., tolong pakai ini untuk keluargamu dan juga dirimu sendiri…” ucap Lily sambil menyodorkan karung kecil berwarna keemasan yang berisi sesuatu yang lumayan agak berat, yang tadi dia sempat ambil di tas selendang ukuran besarnya.
“Apa ini oleh-oleh?? ucap Dhandy membuat lelucon, sambil menerima pemberiannya.

“Bukan.., ini Soul Egg punyamu dan Keluargamu.! balas Lily.
“Sekarang aku harus pergi…”  sambungnya.

“Apa kita bisa berjumpa lagi. Kau bisa berjalan-jalan di duniaku. Kau pasti belum pernah mencoba Es Krim dan Coklat. Rasanya enak sekali. Kau mau…” Dhandy menawarkan.

“Terima kasih atas tawaranmu. Tetapi kami hanya memakan makanan organik dari tanaman, tanpa di olah dan di campuri zat-zat kimia yang beracun. Tubuh kami sangat rentan! balas Lily menolak tawaran Dhandy.

“Tapi.., aku akan pikirkan ajakanmu untuk berjalan-jalan di duniamu. Pasti menyenangkan bisa terus berada di dekatmu…” sambung Lily, yang membuat Dhandy menjadi salah tingkah.

Tiba-tiba saja, sosok lily melesat cepat, menjadi cahaya kuning keemasan yang melayang dan terbang ke atas langit. Dhandy melambaikan tangannya ke arah langit, berharap dia melihatnya.

#Fin
#Happy Spell

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 120K 26
Namira entah bagaimana dia masuk ke dalam sebuah novel Tampa judul, yang baru dia menamatkan bacaannya tadi malam. Tapi ketika dia membuka matanya la...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
21M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...