Angel

By nadiahrrn

172 24 4

Ekspetasi memang jauh dari realita. Begitu menyakitkan berharap begitu banyak pada manusia. Harusnya hanya ja... More

00 • Perkenalan
02 • Tentang Mentari
03 • Membeku di Tengah Mentari
04 • Tidak Bisa Lupa

01 • Surat Cinta

41 6 2
By nadiahrrn

Dear Joan . . .
Sebenarnya . . Sudah lama sekali aku menyukaimu
Sebenarnya . . Selama ini aku menyimpan rasa padamu
entah mengapa aku merasa selama ini kamu juga memiliki perasaan yang sama padaku
Itulah sebabnya aku memberanikan diri untuk menulis surat ini
Kalau memang kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku,
ku tunggu kamu di halte bus sepulang sekolah . .

Angelina April D.

April sudah berdiri tepat di depan loker anak kelas 12 IPA-III. Ia menarik napas dalam-dalam sembari menggenggam erat surat yang ada di tangannya, matanya menatap yakin loker atas nama Jonathan kahhil—orang yang April tuju. Lantas dengan segenap keberanian yang telah ia kumpulkan, ia menoleh ke kanan dan kiri lalu langsung menyalipkan surat tersebut di pintu loker milik Kail.

Setelah berhasil dengan misi pertamanya, April lantas menarik napas bersiap untuk melancarkan misi keduanya, yaitu 'melarikan diri'. Dengan secepat kilat ia berlari menjauh dari loker milik Kail, bersembunyi di balik tembok persimpangan sembari melirik apakah surat itu terjatuh atau tidak. Syukurlah surat itu aman di tempatnya.

Lantas April pun langsung pergi meninggalkan gedung IPA dan menuju gedung IPS. Sembari berjalan ke arah kelasnya April bergumam, "semoga aja apa yang gua pikirin selama ini benar."

April masuk ke dalam kelasnya, kelas IPS-I yang sudah sepi karena penghuninya sedang sibuk di kantin. Ia berjalan menghampiri Jere yang tengah berbicara pada tembok.

"Lu gada kerjain lain apa selain ngomong sama tembok?" tanya gadis berambut pendek itu sembari duduk di samping sahabatnya. Jangan lupakan kaki April yang kini tengah bersantai di meja yang berada di hadapannya.

Jere yang tadinya sedang menyandarkan diri ke tembok pun langsung bangkit dengan malas. Melirik sedikit kaki April yang tidak ada sopan santunnya. "Suka-suka gua lah, abis gabut," ujar Jere, menjawab pertanyaan April.

April mengerlingkan bola matanya malas. Lalu setelahnya ia kembali buka suara dengan topik berbeda. "Gua baru aja nyelesaiin dua misi yang hasilnya nanti sama aja, menurut lu ini bakal berhasil ga?" Jujur April tidak mengharapkan sama sekali jawaban dari Jere.

Jere dengan malas menjawab, "gataulah, emang gua tuhan apa," sembari menyandarkan kembali tubuhnya ke tembok.

April berdecak kesal. Kalau tidak tahu kenapa harus menjawab, padahal April tidak mengharapkan jawaban. Jere memang payah dan menyebalkan karena ketidak-pekaannya.

April dan Jere pun terjebak dalam suasana canggung. Jere sibuk dengan dunianya dan tembok, lantas April sibuk memikirkan reaksi Kail saat menerima surat itu nanti. Menerka-nerka reaksi Kail membuat April menjadi lebih khawatir akan hasil dari misinya, daripada dia harus overthinking, bukan kah lebih baik dia mencari Jaf dan Efal.

April bangkit dari duduknya lantas menarik lengan baju Jere agar anak itu ikut berdiri. "Ayo ikut gua," ajaknya tanpa memperdulikan jawaban Jere.

"Ke mana sih anjir?!" Dengan pasrah, dan memang tidak bisa mengelak juga akhirnya Jere ikut dengan April.

Mereka berdua cukup jauh memutari sekolah, sampai akhirnya April melihat Jaf dan Efal yang tengah sibuk memotret—lebih tepatnya Jaf sedang memotret Efal. Tanpa ba-bi-bu lagi April langsung menoyor kepala Jaf. "Gua cariin kemana-mana gataunya di sini lu bedua."

Yang ditoyor tadi kepalanya langsung menoleh sembari berdecak kesal. "Ganggu banget lu Pril, gua nih lagi nyari angle yang pas tau," gerutunya tidak terima.

April hanya menganggap itu angin lalu saja. Lagi pula, siapa yang akan perduli dengan ucapan Jaf yang isinya hanya omong kosong. April lantas ikut duduk di samping Efal yang tengah terduduk di bangku taman.

Jaf berdecak kesal lagi. Kini pandangannya menatap sebal ke arah April. "Pril, sumpah lu ganggu banget. Gua lagi motret Efal lu malah duduk di situ, lu kacauin stagenya tau!"

Lagi, April sekali lagi tidak perduli dengan keluhan sahabatnya itu, seolah suara Jaf hanyalah angin lalu baginya. Kaki pendek April menggantung di udara karena tidak sampai ke tanah, terlihat lucu. "Fal, salah ga sih kalo kita ada rasa ke temen sendiri?" tanya gadis berambut pendek itu tiba-tiba, berhasil membuat Efal sedikit terkejut.

"Apa sih, Pril, lu suka sama Jaf?" ujar Efal dengan tenang, diselingi juga dengan tawa kecil. Ia hanya tidak habis pikir dengan gadis kecil di sampingnya, tidak ada angin dan tidak ada hujan tiba-tiba saja berkata seperti itu. Aneh.

Jaf yang merasa terpanggil namanya pun langsung menghentikan kegiatan memotretnya. "Apa nih? April suka sama gua? Gila aja, ya kali dia suka sama gua, hobinya aja nyakitin gua." Jaf melanjutkan kegiatannya.

April berdecak sebal, karena Efal yang tiba-tiba menyimpulkan membuat Jaf berdrama seolah dia adalah korban. "Ngapain juga gua suka sama orang narsis kayak dia, ga level."

"Gua tuh ga ngomongin diri sendiri, Fal, tapi gua lagi ngomongin drama yang gua tonton. Kasian pemerannya, kejebak di friendzone," lanjut April. Dia hanya mengada-ada saja agar tidak terlihat lebih mencurigakan lagi.

Entah kenapa, mendengar alasan April barusan membuat Efal tersenyum kecut. April merasa bersalah karena sudah berbohong. Gadis berambut pendek dengan tinggi badan yang juga pendek itu mengulum bibirnya sembari menundukkan kepala.

Efal tersenyum. Lalu menoleh ke arah April sembari berkata, "kalo rasa itu muncul tiba-tiba itu ga salah, yang salah itu kalo lu paksain dia buat punya rasa yang sama ke lu."

April menoleh, menatap kedua mata Efal yang juga menatap matanya.

Selamat siang Dreamy Lovers yang kalo disingkat jadi DL—derita lo maksudnya.

Selamat datang di bagian pertama cerita ini yang berjudul surat cinta. Semoga kalian suka yaaa . .

Betewe, foto surat di atas itu adalah surat yang April tulis sendiri, betulan. Iya, maklumin aja kalo tulisan April jelek, alesannya ya karna dia anaknya males nulis aja.

Dan ya, buat yang mau tau hasil potretnya ka Jaf ini aku spill.

Jere bertepuk tangan. Iya, dia bertepuk tangan di saat suasana antara Efal dan April tengah canggung. Aksinya itu berhasil menarik perhatian semua orang—termasuk Jaf—dan dapat memecahkan suasana canggung yang ada.

"Udah ya ngang-ngong-ngang-ngongnya, bel masuk udah bunyi, jadi kita balik aja ke kelas masing-masing." Setelah berkata seperti itu Jere lantas menarik lengan baju April dan membawanya masuk ke gedung sekolah untuk kembali ke kelasnya.

Jaf menghampiri Efal dan duduk di sebelahnya. "Fal, menurut lu kita atau April yang bakal berhasil?" tanya Jaf pada orang di sebelahnya.

Efal masih menatap pintu masuk gedung sekolah yang tadi April lewati. Tatapannya sendu, sangat sendu. "Kita harus berhasil, Jaf, gimana pun caranya."

Jaf menatap Efal dengan heran, lalu kembali bertanya, "jadi lu yakin gua harus lakuin itu?"

Efal menoleh pada Jaf. "Kalo engga, lu mau April sakit nantinya?" balas Efal dengan pertanyaan juga.

Jaf menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku taman, lantas menghela napas. "Apa ga sebaiknya kita biarinin aja? Toh semuanya juga bakal berjalan sesuai dugaan kita kok."

"Gua ga yakin.." Efal mengalihkan pandangannya ke rerumputan yang sering diinjak-injak. "..bisa aja dia kasian ke April, dan semua jadi berjalan di luar dugaan, ya kan?"

Lagi, Jaf menghela napas untuk yang kedua kalinya. Sebenarnya, sudah berkali-kali ia menghela napas sepanjang pertemuannya dengan Efal tadi pagi.

Continue Reading

You'll Also Like

279K 10.7K 40
"bego ini obat perangsang bukan antimo" #lapakbxb Top : gamma Bot : nelv (mpreg) (BxB)
987K 18.9K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
1M 31.4K 43
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
HER LIFE By hulk

Teen Fiction

7.4M 364K 64
Sudah terbit di Glorious Publisher. Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya...