Through the Lens [END]

By dindaarula

81.3K 8.9K 831

I found you through the lens, then I'm falling right away. --- Ketika bertugas sebagai seksi dokumentasi dala... More

๐Ÿ“ท chapter o n e
๐Ÿ“ท chapter t w o
๐Ÿ“ท chapter t h r e e
๐Ÿ“ท chapter f i v e
๐Ÿ“ท chapter s i x
๐Ÿ“ท chapter s e v e n
๐Ÿ“ท chapter e i g h t
๐Ÿ“ท chapter n i n e
๐Ÿ“ท chapter t e n
๐Ÿ“ท chapter e l e v e n
๐Ÿ“ท chapter t w e l v e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t e e n
๐Ÿ“ท chapter f o u r t e e n
๐Ÿ“ท chapter f i f t e e n
๐Ÿ“ท chapter s i x t e e n
๐Ÿ“ท chapter s e v e n t e e n
๐Ÿ“ท chapter e i g h t e e n
๐Ÿ“ท chapter n i n e t e e n
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y o n e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y t w o
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y f o u r
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y f i v e
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y s i x
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y s e v e n
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y e i g h t
๐Ÿ“ท chapter t w e n t y n i n e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y o n e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y t w o
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y f o u r
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y f i v e
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y s i x
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y s e v e n
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y e i g h t
๐Ÿ“ท chapter t h i r t y n i n e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y
๐Ÿ“ท chapter f o r t y o n e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y t w o
๐Ÿ“ท chapter f o r t y t h r e e
๐Ÿ“ท chapter f o r t y f o u r
๐Ÿ“ท f i n a l chapter

๐Ÿ“ท chapter f o u r

2.9K 267 9
By dindaarula

"Eh, danusan risol sama pisang nugget masih ada nggak? Gue mau, dong. Kalau masih banyak, gue borong aja dah sekalian."

"Widih, ada yang baru dapat transferan kayaknya, nih."

"Dih? Bukan gitu, elah. Itu temen di kosan gue banyak yang nitip. Kemaren pas gue bawa pulang, mereka pada ikut nyicip dan katanya enak banget."

"Yah, sayangnya udah pada habis, Jer. Ini ada tapi buat pesenannya Kak Mega. Kalau lo mau, lo pesen duluan aja ke Alsa sana. Risol sama pisang nugget tuh ngambilnya dari jualan tetangganya dia."

"Oh, gitu? Ya udah, deh. Alsa mana Alsaaa?"

Jeremy mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan di mana hampir semua teman satu jurusan di angkatannya berkumpul. Namun, sosok Alsa sama sekali tidak terdeteksi oleh indra penglihatannya. Entah gadis itu memang tidak berada di sana, atau bisa jadi ia terlalu sulit untuk ditemukan karena tubuhnya yang mungil bak seorang anak SMP. Namun, rupanya pernyataan pertama benar adanya karena ia mendapati Alsa baru saja memasuki ruangan bersama seorang temannya.

"Sa," panggil Jeremy kemudian. Ia menggerakkan tangan, memberi isyarat agar Alsa segera menghampirinya. "Sini, sini."

Alsa mulanya terlihat enggan, tetapi pada akhirnya ia menurut, hingga akhirnya kini ia tiba di hadapan Jeremy. Dengan sorot malas Alsa bertanya, "Apaan?"

Jeremy menghela napasnya. "Kenapa sih, lo masih aja bete sama gue?"

"Siapa yang bete?"

"Heleh. Dari muka sama nada bicara lo aja udah ketauan banget, Sa."

Alsa hanya mendengkus dengan bibir bawah yang sedikit maju.

"Haduh, Sa. Lo masih ngambek karena kita batal ngundang Baswara Chandra?"

Lagi-lagi Alsa tak menjawab, tetapi fakta yang ada memanglah demikian.

Alsa merasa dongkol bukan main kala Jeremy selaku ketua pelaksana inaugurasi jurusan mereka memutuskan bahwa Baswara Chandra telah dicoret dari daftar guest star yang akan mereka hadirkan secara langsung di hari pelaksanaan--meski masih berbentuk sebuah rencana. Penyebabnya adalah sebuah Festival Musik yang diselenggarakan oleh para kakak tingkat dari fakultas lain sekitar seminggu yang lalu. Mereka rupanya sudah lebih dulu mendatangkan Baswara Chandra, hingga membuat panitia inti inaugurasi lekas merundingkan kembali perihal bintang tamu dalam acara mereka.

Usai mendengar keputusan tersebut, Alsa menjadi satu-satunya yang merasa paling kecewa sebab ia adalah penggemar berat penyanyi pendatang baru yang satu itu. Gadis itu senang bukan main ketika mendengar nama Baswara Chandra ada dalam urutan daftar bintang tamu yang rencananya akan mereka undang. Namun, Alsa lebih sulit lagi mendeskripsikan perasaannya saat Jeremy berkata bahwa ia bisa mendapatkan privilege jika bersedia bergabung dalam divisi LO (Liaison Officer).

Privilege apakah yang dimaksud Jeremy? Tentu saja menjadikan Alsa sebagai LO dari Baswara Chandra tanpa melakukan perundingan dengan anggota yang lain! Alsa pasti akan menjadi salah satu penggemar yang beruntung karena bisa berhubungan langsung dengan pihak sang artis. Oleh karena itu, ia sama sekali tak ragu saat mendapatkan tawaran dari Jeremy guna mengisi kekosongan anggota divisi tersebut.

Namun, hal itu kini hanya menjadi angan-angan saja. Alsa bahkan sudah tak tertarik lagi dengan divisinya, tetapi ia juga tidak bisa semudah itu meninggalkannya.

Walaupun Alsa sudah sempat melihat penyanyi favoritnya secara langsung dari barisan depan dalam Festival Musik beberapa waktu lalu, tapi tetap saja ia tidak bisa melupakan fakta bahwa dirinya sudah kehilangan kesempatan yang lebih besar daripada itu.

Ya Tuhan, bagaimana caranya agar Alsa bisa segera move on?

"Gue juga sebenernya berharap banget bisa ngundang Baswara Chandra," Jeremy melanjutkan kalimatnya. "Lo liat aja di festival kemaren, penggemarnya dia sebanyak apa. Acara jurusan kita juga pasti bakal nggak kalah meriah. Tapi ya, mau gimana lagi? Gue denger-denger juga banyak jurusan lain yang ngincer Baswara buat jadi guest star."

"Iya, iya, udah cukup, nggak perlu lagi lo bahas masalah itu." Alsa mengibaskan tangannya seolah tak peduli. Ia hanya tak mau lagi mendengar sesuatu yang dapat membuat dirinya kembali merasa kesal. "Lo manggil gue tadi buat apaan?"

"Oh, itu, gue mau pesen risol sama pisang nugget."

"Hah?"

"Lo denger, Sa."

"Ya, emang. Cuma, alasannya karena risol sama pisang nugget doang?"

Jeremy hanya mengangguk santai.

Alsa mengembuskan napas lelah. "Nanti chat gue." Ada jeda sejenak. "Sekarang lo mending lanjutin rapatnya, deh. Istirahatnya udah kelamaan tau, nanti pulangnya malah pada kemaleman. Tolong diinget, ya, nggak semua orang di ruangan ini ngekos, dan yang ngekos juga nggak semuanya di sekitaran kampus."

"Oh, iya, lo bener juga," sahut Jeremy setelah mengecek waktu di ponselnya. "Tapi, risol sama pisang nugget gue gimana?"

"Astaga, besok juga pasti gue bawain, sih!"

"Ya nggak usah marah juga dong, Sa ...."

Setelah tak ada yang perlu dibicarakan lagi di antara mereka, Alsa pun kembali berkumpul dengan divisinya sementara Jeremy memanggil seluruh rekan-rekannya, memberitahu bahwa rapat akan segera dimulai kembali. Hingga satu jam kemudian, semua yang ada dalam ruangan pun akhirnya diperbolehkan untuk meninggalkan kampus.

"Jam delapan apa masih kemaleman buat lo?" tanya Jeremy pada Alsa yang ternyata masih berada di sekitar ruangan, tengah berkutat dengan ponselnya.

"Buat gue yang rumahnya jauh jelas udah kemaleman, lah," Alsa menjawab seadanya.

"Padahal lo bisa izin buat pulang duluan. Atau, jadwal rapat emang perlu diatur ulang?"

"Ya masa gue pulang duluan terus-terusan? Dan soal jadwal rapat, itu gimana kesepakatan bersama aja sih, Jer. Tapi kalau lo bener-bener nggak tega sama gue atau yang lain, ya lo tau harus apa, 'kan?"

Jeremy terkekeh lalu manggut-manggut. "Oke, masukan ditampung." Ia menjeda sejenak. "Omong-omong, lo pulang sendiri atau gimana?"

"Oh, gue dijemput."

"Dijemput siapa? Bokap lo? Atau pacar? Tapi, gue kayaknya nggak pernah dengar kalau lo punya pacar."

"Ya siapa juga yang dijemput sama pacar? Orang gue udah ditungguin sama abang ojol, tuh, di depan gerbang." Alsa kemudian bersiap-siap untuk beranjak. Ia melambai singkat pada Jeremy. "Duluan, Jer!" Setelahnya, gadis itu pun lekas mengambil langkah.

"Eh, Sa!"

Alsa kontan berhenti dan berbalik kala Jeremy memanggilnya.

"Hati-hati di jalan."

"Idih, lo bukan Tulus! Ngomongnya nggak usah kayak begitu." Meski membalas demikian, Alsa tetap mengangguk sembari membentuk gestur "OK" dengan tangan kanannya.

Melihat itu Jeremy hanya menggeleng-geleng pelan sembari terkekeh.

Jeremy kemudian segera beranjak--setelah berpamitan singkat pada rekan-rekan satu jurusannya yang kebetulan masih berada di sana--menuju ruang sekretariat himpunan karena ia masih harus mengurusi beberapa hal. Lalu di tengah-tengah perjalanan, laki-laki itu tiba-tiba saja menerima sebuah telepon. Setelah mengecek nama kontak di layar, tanpa perlu menunggu lama ia pun langsung saja menjawab panggilan tersebut.

"Oy, kenapa, Rad?"

📷

meet alsanira mahika and jeremy ethan! ✨





-

author's note:

ada dua tokoh baru nih hihiyy.

kira-kira jeremy siapanya radya hayoo?

kalo alsa kalian udah pasti bisa nebak lah yaa setelah baca chapter ini wkwk. yap! dia cewek yang radya cari-cari, guys. alsa di sini aku jadiin adek tingkatnya radya karena aku pengen lagi aja bikin cerita yang cowoknya lebih tua haha.

sooo penasaran nggak nih sama kelanjutannya? tungguin terus notif update-an dari cerita ini okee! <3

bandung, 11 agustus 2022

love, dinda.

Continue Reading

You'll Also Like

941K 97.7K 66
Sekian lama move on, Trinda mendadak CLBK-crush lama belum kelar-melihat mas-mas mempesona berkemeja batik slimfit incarannya delapan tahun silam mun...
165K 18.5K 40
#Romance-comedy #Make-up series #Food series Bagi Cinnamon, skincare dan make up adalah dua hal yang sangat penting untuk menunjang penampilannya seb...
7.2K 1K 24
Katanya kalau kita membuat seribu bangau, harapan kita akan terkabul. Campus Life | Romance Written on : 01 January-01 May 2023 ยฉDkatriana
428K 58.2K 34
Gimana rasanya kalau ada orang yang ngikutin gaya kita? Dari fashion, potongan rambut, sampai gaya bicara, diikuti juga! Kesal, nggak, sih? Itulah ya...