Dear, Ashana

By Hunianlapakjeje94

10.9K 299 12

Cerita 18+ " kamu mau jadi pacarku ?" " Hah " " mau nggak ?" " mau " Ashana Maharani Putri, gadis pemilik se... More

Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Bab XII
Bab XIII
Bab XIV
PDF

Bab VIII

611 21 1
By Hunianlapakjeje94

Kami menghabiskan waktu menonton film dengan menyenangkan, Shana tak pernah memiliki teman laki-laki selain Julian, itupun tak lama karena Julian harus pindah ke Luar Negeri. Shana cenderung tidak nyaman bergaul dengan lawan jenis, karena memang sejak memasuki pendidikan SMA dia lebih memilih masuk ke sekolah khusus putri yang berada didekat rumahnya, sedangkan ketika SMP dia menjadi murid pindahan dari Surabaya karena Papa nya yang Dinas di Malang.

Shana sepertinya belum menceritakan tentang keluarga intinya, Papanya bekerja sebagai Penyuluh Pertanian, dulu Papa bekerja di Surabaya dan ketika lolos PNS, Papa ditempatkan di daerah Malang, sedangkan Mama memilih menjadi Ibu Rumah Tangga, Shana dan Sean adiknya hanya berbeda tiga tahun, adiknya baru saja naik ke kelas Dua tingkat SMK. Kami memiliki tanah di belakang rumah yang cukup luas, lalu dimanfaatkan menjadi lahan pertanian berbagai jenis macam sayur-sayuran yang setiap panen nya akan di setorkan ke beberapa Swalayan dibeberapa kota, Papa dan segala keuletannya membuat Shana jatuh cinta.

Memasuki dunia perkuliahan, membuatnya sedikit uring-uringan kala itu, dia tak pandai bergaul, hingga Agnes datang membuka peluang pertemanan yang menjanjikan, Shana tertawa memikirkan itu.

" lo pernah pacaran Shan ?" Tanya Alan ketika mereka sedang menyantap makanan cepat saji yang dijual di Restoran didalam Mall.

" dih si Alan ngegas " sahut Riki sambil tertawa

" biar gue jawab nih " Agnes memotong

" si Shana udah punya pacar " seketika omongan Agnes menghadirkan denyut nyeri di hati Alan.

" beneran Shan ?" Tanya Alan tak percaya

" dih lo nggak percaya, kalian juga kenal siapa pacarnya Shana "

" SIAPA ?" tanya para pria serentak

Agnes mendengus karena keget, " kasih tau nggak Shan ?" Gurau Agnes

Shana mengangguk, " tapi jangan bilang sama siapa-siapa yah, hubungan kita sedikit rumit "

Riki mengangguk antusias, jiwa kepo nya sudah menjulang tinggi, sedangkan Alan menunggu dengan hati yang was-was.

Jika benar apakah cinta pertama nya akan kandas begitu saja.

" Kak Agam " jawab Agnes

" APA !, Agam ? Ketua BEM kita, si Agam Mahardika Yusuf ?" Teriak mereka hampir berbarengan.

" aaah lawak lo Nes " toyor Riki pada kepala Agnes

" dih nggak percaya, tanya noh sama yang bersangkutan langsung " tunjuk Agnes pada Shana yang saat ini sedang asik minum.

" beneran Shan ?" Alan menanyakan langsung pada Shana, jika laki-laki itu Agam dia memangnya bisa apa. Alan menghormati Agam, pria itu memiliki tanggung jawab yang besar, berprestasi, memiliki reputasi yang baik, dan baiklah Alan akui jika Agam itu ganteng dan manis sekaligus, jika dibanding dengan Agam, Alan hanya seujung jari dari pria itu, haruskah Alan berjuang apa berhenti sampai sini saja.

Shana mengangguk mengiyakan, dan luruhlah kedua bahu Alan. Riki merangkul sahabat karibnya.

" jangan patah semangat bro, jalur kuning memang belum melengkung, namun kalo lawan lo Kak Agam yah bisa di ibaratkan lo bagaikan pungguk merindukan bulan " bisik Riki memberi semangat ke Alan, namun nadanya terlalu keras hingga Agnes ataupun Shana mendengar dengan jelas.

Shana menatap Alan, begitupun sebaliknya.

" Alan maaf. Gue nggak tau jenis perasaan yang lo punya buat gue, tapi bagi gue lo adalah salah satu sahabat terbaik yang gue punya, sama berharganya seperti Agnes dan juga Riki " terang Shana menatap bergantian Agnes dan juga Riki.

" jujur gue patah hati Shan, tapi kalo lo bisa bahagia bersama Kak Agam, gue akan dukung apapun yang lo pilih " lirih Alan menatap perempuan yang sudah mengambil hatinya sejak awal masuk kuliah

" terima kasih " balas Shana dengan tersenyum

°°°°°°

Agnes dan Shana berada dalam perjalanan pulang ke kostan Shana.

" besok gue jemput atau kita ketemu di kampus ? " Tanya Agnes

" tadi Kak Agam whatsapp gue kalau besok dia bakalan jemput sekalian ambil baju bekas bersih yang di donasiin penghuni kost " jawab Shana

" oke deh. Sampai ketemu besok "

" thankyou udah mau direpotin gue, hampir tiap hari lo antar jemput tanpa minta uang bensin ke gue "

Agnes tertawa, " nggak usah lebay deh, mending lo urus deh hasil cipokan Kak Agam di leher lo "

Shana menatap Agnes dengan tegang, dengan mata membola yang membuat Agnes terpingkal melihat reaksi polos Shana.

" Nes " cicit Shana

Agnes masih tertawa

" Nes kelihatan yah, padahal gue udah coba tutupin, dan kata Kak Agam nggak bakalan kelihatan kok kalau rambut gue di gerai " ucap Shana

" lo tenang aja, gue juga baru sadar tadi di mobil ketika lo benerin anting lo " balas Agnes

" Nes beneran kan ?, Alan sama Riki lihat nggak yah "

" nggak tenang aja. Yaudah gue pulang dulu, tuh lihat cowok lo udah nunggu didepan gerbang kaya satpam " tunjuk Agnes

Shana langsung menoleh kearah jari telunjuk Agnes, kenapa dia tidak sadar kehadiran Kak Agam didepannya.

" udah sana temuin " suruh Agnes

Mobil Agnes berlalu dengan bunyi klakson terdengar sekali.

Shana berlari pelan menuju Agam dan memeluk pria yang sudah merentangkan lengannya dengan lebar, Agam membalas dengan lebih erat, tak lupa dengan satu kecupan yang mendarat dipelipis Shana.

" Kak Agam ngapain disini ?"

" tadi habis futsal sama anak-anak, terus pingin ketemu kamu "

" seharusnya pulang aja, pasti capek "

" pingin ketemu kamu sebentar. Gimana tadi acara nontonnya ?" Tanya Agam menarik Shana untuk duduk diatas beton trotoar.

" seru, menegangkan, aku kasih nilai 10 lah " jawab Shana antusias

" kita bahkan belum pernah nonton berdua " sahut Agam menatap Shana

" Kak Agam suka nonton film ?"

" nggak terlalu, tapi kalau kamu pingin nonton, aku temenin "

" oke "

Shana menutup mulutnya kaget.

" kenapa ?"

" Kak Agam itu " tunjuk Shana pada tanda yang berada pada leher Agam.

" kenapa ?"

" itu ... itu ... kok nggak di tutupin sih " pucat Shana memikirkan bagaimana jika orang lain melihatnya

" biarin aja, biar orang-orang pada tau kalau aku udah ada yang punya "

" mereka beneran lihat ?" Cicit Shana takut

Agam mengangguk

" iiihh Kak Agam jahat banget sih " isak Shana

Agam tertawa melihat kelakuan menggemaskan Shana.

" kok malah ketawa sih, nggak lucu !" Shana menabok lengan Agam keras.

" nggak papa sayang, mereka ngerti kok " Agam membawa Shana dalam pelukannya.

" aku maluuu. Gimana kalau mereka mikir yang macem-macem sama aku "

" tapi kamu kan emang macem-macemin aku " sahut Agam menggoda Shana

" ini salah Kak Agam " dorong Shana pada dada Agam

" iya ini salah aku, nangisnya udah dong " kata Agam dengan menghapus airmata gadisnya.

" aku besok nggak usah ikut yah ke Sumedang " utas Shana

" hah nggak bisa, besok aku jemput pokoknya " cegah Agam

" gimana kalau ketemu kakak-kakak yang lain "

" mereka nggak akan ada yang berani godain kamu. Percaya sama aku "

" beneran ?"

" iya sayang "

Di lain tempat para kawan-kawan Agam sedang menghabiskan waktunya di Bar.

" malam ini kita makan uenak, si Agam kalau nyuap kita nggak main-main " kekeh Agung sambil mengibas-ibaskan black card milik Agam sebagai upaya penyuapan agar tidak menggoda Shana nanti.

" tapi jaga mulut lo berdua, kata Agam kalau sampai diantara kita ada yang keceplosan siap siap ganti rugi dibagi rata " sahut Ben dengan melotot kearah Agung dan Dion, terutama si Dion yang suka ember dadakan mulutnya.

" iya bawel banget sih tsay " jawab Dion dengan centil

" bangsat lo, jijik gue " seru Ben dan Agung

Mereka tertawa kencang dan bisa dipastikan mereka akan tidur dengan nyaman karena kekenyangan.

Agam masih duduk sambil menatap Shana.

" berhenti lihatin aku Kak " ucap Shana gemas, bukan Shana yang malu melainkan Agam.

" aku pulang dulu yah, besok jam 7 aku jemput " ujar Agam

" iya "

Shana berdiri dan menepuk bagian belakang tubuhnya yang nampak kotor karena duduk di beton trotoar jalan.

" pulangnya hati-hati "

" iya "

Agam hendak memeluk Shana sebelum intrupsi seseorang datang mendekat.

" eh Shan masih bisa nerima donasi pakaian kan ?"

" masih banget mba, besok aku sama anak-anak BEM berangkatnya "

" oke deh, ke kamarku yah, ada beberapa baju titipan temanku yang mau donasi "

" siap mba. Nanti aku kekamar mba Ira "

" pacarnya Shana yah ?" Tanya mba Ira pada Agam.

" dia ketua BEM dikampusku mba " balas Shana

" oh yah, nggak ada niat buat dipacarin Shan "

" nggak Mba " jawab Shana yang membuat Agam memberenggut dan menatap Shana tajam

Shana terkekeh, " pinginnya sih buat dijadiin calon suami, tapi nggak tau orangnya mau apa nggak " gurau Shana

" Mau " lirih Agam dengan pipi bersemu

Mba Ira tertawa mendengar lelucon Shana sedangkan Agam tersenyum salah tingkah.

" duh yang lagi kasmaran. Mba mau masuk dulu wes "

" bareng aja mba "

Shana pamit ke Agam, " aku masuk dulu Kak "

" iya. Besok aku jemput " elusnya pada rambut panjang Shana

Agam memilih pulang kerumah keluarga besar, sekalian membawa titipan donasi yang sudah di siapkan bunda dan Kakaknya.

Agam seperti orang gila, tersenyum tak jelas karena penuturan Shana tentang niatan untuk menjadikannya calon suami.

Benarkah gadis itu ingin segera dilamar olehnya ?

Atau Agam yang terlalu kegeeran hingga menganggap candaan Shana sebagai suatu hal yang serius.

Agam masuk rumah dengan bersenandung ringan, lalu tiduran di kursi keluarga.

Bunda datang mendekat, " baru pulang Gam "

" iya Bun "

" kamu kenapa senyam senyum gitu "

" nggak papa "

" karena Shana ?"

Agam langsung beringsut, duduk dan menatap Bundanya.

" Shanaku lucu banget malem ini Bun "

" oh yah, emang Shananya Agam kenapa ?"

Agam menatap Bunda nya dengan berbinar, menceritakan tentang kejadian tadi.

" Agam udah kaya anak ABG yang kasmaran yan Bun " ujar Agam dengan pipi yang telah bersemu

" Shana orangnya unik yah Gam, banyak kejutannya "

" iya. Bun, Agam benar-benar jatuh cinta sama Shana "

" cintanya sebesar apa ?" Gurau Bunda

" Lautan mungkin " ukur Agam

" kok mungkin ?"

" menurut Bunda, apa yang lebih besar dari lautan, kalau ada itu adalah bentuk cinta Agam buat Shana "

" gimana kalau sebesar Alam semesta ?" Usul Bunda

" beserta isinya " lanjut Agam.

Renata menatap anak bungsunya, dia juga melihat tanda merah pada leher Agam, apakah anaknya sudah terlalu jauh berhubungan dengan Shana.

Hatinya menghangat melihat anaknya begitu terlihat bahagia dengan pancaran mata yang begitu hidup, selama dia melahirkan Agam hingga hari ini, dia tak pernah melihat Agam begitu bahagia seperti ini, dan gadis itu adalah sebab dari semburat merah yang tersemat dikedua pipi anak bungsunya.

Renata memperbaiki rambut Agam.

" ciyee anak Bunda udah besar ternyata, udah mengerti dan memahami perasaannya. Gam apa alasan kamu mencintai Shana "

Agam diam dan berfikir, ada banyak alasan yang bermunculan dalam benaknya namun begitu sulit untuk di utarakan, baginya semua hal yang ada dalam diri Shana adalah alasan dia mencintai gadis itu.

Agam menggeleng, " hanya Shana, karena dia Shana, Agam mencintainya "

Bersambung .....

Continue Reading

You'll Also Like

200K 574 48
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
13.5K 352 30
@ChocoKimLatte_2021©®🔞 Saat seorang CEO muda dijodohkan dengan seorang gadis narsis dan susah diatur. "Saya itu tunangan kamu, sudah jadi kewajiban...
91.5K 10.1K 25
HIGH RANK #1 in Alpril - 26/02/19. RANK #11 in Alpril - 20/08/21 RANK #28 in Alpril - 12/09/21 RANK #21 in Alpril - 14/09/21 RANK #20 in Alpril - 18...
187K 2.1K 20
"Saya tidak ingin berbagi. Sikapmu, cantik mu, tubuh mu hanya saya yang dapat memiliki nya. Semua akan saya lakukan demi melindungi mu dari para bina...