Mylovelly

By chihamusen

503K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Pindah sebangku

196 17 1
By chihamusen

Selamat membaca.....

"Ra Lo belajar gih! Daripada bokap marahin gue terus. Kan yang bego emang elo lah masa gue yang disalahin?!" kata Ale yang terlihat kesal terus menggerutu saat membuyarkan kegalauan cewek itu saat dia duduk sedang melamun dimeja belajarnya dalam ruang tengah cowok itu datang menghampirinya.

"Iya ini gue lagi belajar Lo gak usah protes dah!! jawab Alyra membalasnya menoleh sebentar dari kursinya ke arah Ale.

"Tapi masalahnya Lo belajar bukannya pintar, malah tambah makin goblok! Otak Lo emang kebalik ya atau parahnya Lo gak punya otak lagi heh?!" sarkas Ale melotot tajam. Alyra pun mendelik tidak terima.

"Enak aja Lo kalau ngomong Lo lihat nih otak gue kalau bisa? Keliatan gak? Kalau enggak berarti mata Lo yang yang rabun!!" Alyra bangkit berdiri dari duduknya sambil menarik tangan Ale lalu mendekatkan kepalanya miring pada wajah cowok itu. "Lo intip nih dalam otak gue ada apaan tuh biar Lo tahu sendiri!!" Alyra kesal dan mulai menyebalkan ketika tangan Ale dipaksa suruh oleh tangan cewek itu seakan memegangi telingannya seolah-olah Ale yang telah menarik kupingnya Alyra padahal dia sendiri yang melakukannya.

Alyra memang belajar tapi ia tidak dapat berkonsentrasi saat ini pikirannya masih melayang entah kemana. Lebih tepatnya terganggu oleh bayangan seseorang yang tak terlihat hanya bisa dia rasakan sendiri cukup berada dalam benaknya saja. Sungguh perasaan Alyra dibuat kacau jika terus memikirkannya tanpa bisa berhenti Alyra benar-benar tidak tahu caranya membuatnya termenung.

Baru saja tiga hari mulai masuk sekolahnya. Tingkah Alyra malah semakin aneh. Dengan tiba-tibanya galau sendiri setelah dirinya kembali muncul disana sempat menghilang sebagai murid incaran para guru killer. Sambil mengingatnya Alyra tidak akan menyangka jika disekolah saat itu Axello berniat ingin meminta maaf padanya. Namun entah kenapa Axello malah menjauhinya lagi padahal lelaki itu sempat mencoba mendekatinya tapi urung ketika melihat Alyra selalu ditemani oleh Bima apalagi cowok berwajah manis itu dengan sengaja menggenggam tangannya ketika berhadapan tepat Axello berada didepannya. Cowok gondrong itu sedikit meliriknya sebentar ke arah bawah tangan mereka.

"Hai...." sapa Alyra sebelumnya ketika tangan Bima mulai tertaut dengannya membuat Alyra menoleh ke arahnya.

"Apaan sih Bima. Lepasin gue mau ngomong sama Axello." ujarnya tidak nyaman tiba-tiba saja Bima semakin mengeratkannya. Alyra kembali menatap Axello dengan perasaan tak enak yang luar biasa. Ia gugup tapi bingung harus bagaimana.

"Oh gak jadi." kata Axello  datar lalu seketika cowok gondrong itu berlalu begitu saja meninggalkannya. Padahal  tadi Alyra sudah siap ingin berbicara lebih dekat dengan lelaki itu lagi tapi dia malah pergi dengan wajah dinginnya yang membuat Alyra segan.

"Lo apaan sih Bima? Tuh liat gue sama dia malah salah paham lagi kan? Lo bisa gak sih jangan ikutin gue lagi!? Gue tuh gak mau kalau Axel makin marah cuma gara-gara Lo terlalu dekat sama gue." sentak Alyra melepaskan tangannya dari Bima sembari menahan kesalnya.

"Maaf Ra... Gue cuma kita balikan kayak dulu lagi. Selama kita pacaran satu Minggu,  gue belum pernah sih sempat pegang tangan Lo." ujar Bima sedikit meringis.

"Gue enggak bisa Bima. Kita temanan aja tapi gak harus kayak gini juga. Gue udah punya  Axello dan Lo jangan seenaknya sama gue atau gue gak akan pernah mau lihat muka Lo lagi." kata Alyra setelah itu dia pergi mengabaikan Bima yang hanya bisa tersenyum kecut.

Karena hal itu tadi Alyra menjadi frutasi sendiri ia takut Axello akan mengira jika dia balikan dengan Bima lagi sebagai mantan kekasih lamanya. Lalu bagaimana Alyra akan bisa mendekati Axello kalau cowok gondrong itu benar-benar menganggapnya begitu? Waktu itu Axello sudah salah paham hanya karena Rendra sahabatnya, lalu sekarang Bima lagi yang juga merupakan mantannya dulu.

Gawat Alyra bisa gila  kalau sebenernya ia terlalu takut Axello akan membencinya selamanya yang belum sempat merasakan dibalas cintanya oleh pujaan sang hati hingga sekarang. Alyra tidak mengharapkan hal itu terjadi lagi. Ia ingin sekali berdamai dengan Axello dengan sepenuh hatinya untuk menjalin hubungan yang baru mengawalinya dengan baik tanpa ada masalah yang lain ikut campur dengannya.

Mulai sekarang Alyra tidak akan membiarkan Bima menjadi
penghalang antara dirinya dengan Axello. Sudah cukup Alyra melewati banyak hal dari mantan palsunya yang dicintainya menyamar sebagai Axello lumayan agak mirip ternyata si Marchello berkhianat padanya. Sampai sekarang pun Alyra tidak bisa melupakan kejadian hal itu. Antara Alyra sudah move dari Marchello atau masih tidak bisa menerima jika sebenarnya Axello tidak pernah mencintainya hanya karena wajah mereka berdua sama.

Sialan! Alyra tidak bisa dirinya dipermainkan seperti ini. Marchello yang menipu perasaannya lalu Axello mengacuhkannya begitu saja, dan parahnya mereka berdua kebetulan juga bersepupu. Alyra sungguh tak akan menyangkanya dengan hal itu. Akan tetapi Alyra tetap tak bisa menerimanya. Baginya terlalu kejam sampai Alyra bingung harus bagaimana melupakannya.

Sedari tadi yang Alyra hanya menatap buku kosong sambil mengingatnya dengan berulang kali ketika Axello menjadi guru privatnya sembari memberitahukan penjelasan di buku padanya saat pulang sekolah bersama lalu Marchello yang menunggunya di gerbang, membuat Alyra seakan mengalami reka ulang dengan moment indah itu sesaat di dalam otaknya, hingga semuanya berakhir dalam sekejap mata ketika kenyataan menyadarkan Alyra untuk terbangun dari mimpinya.

Sikap dingin Axello yang acuh itu saat waktu disekolah kemarin membuatnya terus kepikiran. Apa gue salah ya? Kayaknya iya gara-gara Bima tadi sih! Gue mana tahu kalau dia akan seperti itu. Decak batin Alyra membentur kepalanya di meja sebentar, demi menghilang ingatannya yang merasa sangat bersalah. Lalu ia mencoba mengalihkannya dengan fokus belajar namun tetap saja sia-sia semakin Alyra stress menghadapi persoalan-persoalan masalahnya yang kian menumpuk.

Jujur selama ini Alyra juga sadar dia mungkin telah melakukan banyak kesalahan. Dimulai dari Axello yang terganggu oleh kehadirannya yang muncul begitu saja, lalu membuat kesalahan pahaman yang cukup besar dan mengunduh Axello telah memanfaat dirinya padahal Axello tak melakukan apapun tapi Alyra terlanjur berkata seperti itu menyinggung perasaan lelaki itu. Jadi wajar saja kemungkinan kecil Axello sulit menerimanya kembali sebagai nama pertemanan demi merajut hubungan yang lebih baik. Rasanya hal itu cukup sulit jika cowok itu mau mengiyakan dengan mudahnya begitu saja.

Tak lama kemudian Ale yang datang menghampirinya tadi berjalan kemari sambil mengomelinya membuat kepala Alyra bertambah pusing ketika cowok itu mengatakan sesuatu yang membuatnya semakin malas.

Dengan memberikan ejekannya pada cewek itu Ale tak segan untuk berkata pedas mencibirnya tentu saja Alyra yang ingin malas menanggapi jadi ikutan terpancing dan tidak terima jika dirinya dikatakan lebih dungu. Padahal Alyra juga sempat belajar tadi, tapi Ale masih saja menghinanya tanpa alasan yang jelas karena kesal padanya.

"Sudah cukup Ale! Kamu sungguh keterlaluan pada Alyra! Dia itu lagi belajar tahu bukan butuh ceramahan mu! Jangan ganggu dia!!" ucap om Hisza, ayahnya Ale yang salah paham mengira Ale telah bertindak keras pada Alyra hanya karena melihat tangan Ale menarik telinga cewek itu seolah menjewernya.

"Iya om! Ale kejam banget sama aku. Masa aku disakitin terus sih kayak gini. Kupingku hampir putus nih om dengarin mulutnya dia berisik banget!!" sahut Alyra membenarkannya dengan wajah tersakiti.

"Gak Pah! Jangan percaya sama dia! Ale gak maksud gitu. Dia sendiri tadi jewerin--." sergah Ale sembari lantas menyembunyikan tangannya tadi dengan cepat. Namun Hisza yang sudah salah sempat melihat Ale melakukannya membuat dia tak percaya begitu saja. Sedang Alyra menampilkan cengiran kecilnya dengan senyum aneh.

Mata tajam Hisza kemudian beralih beberapa detik terfokus ke arah dahi Alyra yang juga terlihat memerah. Membuatnya semakin yakin bahwa Ale lah pelakunya. Meski Ale tak tahu apa-apa dia telah berbuat sesuatu pada gadis itu.

"Ale kamu itu benar-benar ya!? Mau sampai kapan kamu gak pernah bisa akur sama Alyra? Ini lihat kamu kan yang udah nyakitin dia sampai kepalanya juga ikutan benjol begini? Papa yakin pasti kamu orangnya!!" tuding Hisza. Ale terkejut saat mendengarkannya.

"Gak lah! Orang Ale gak macam-macam, ngapain juga sampai harus pegang dia aja najis banget buat Ale!!" jawab Ale mendecih tak terima jika dirinya terus dituduh oleh Ayahnya sendiri tanpa bukti kesalahan yang nyata.

Hisza berdecak begitu mendengar perkataan tajam anaknya sendiri. Alyra memanyunkan bibirnya sebentar ketika Ale memelototinya sadis sambil berkata sinis begitu tadi. Mungkin entah Ale agak trauma bersentuhan dengan soal wanita lain karena Hisza dulu pernah membawanya namun Ale terlanjur membencinya, saat wanita itu mencoba berkenalan sempat memaksanya berpegangan.

"Mulai sekarang Alyra harus satu kelas sama kamu! Biar kamu gak repot lagi bolak balik pindah ke kelasnya dia,," Ale pun melotot terkejut saat mendengar penuturan sang ayah yang seenaknya ingin memerintahkan dirinya hanya demi cewek itu yang kini hampir berjingkrak kegirangan melihat Ale mulai kesulitan berhadapan dengan ayahnya sendiri.

"Tapi Pah itu bukan urusannya A---?!"

"Pilih mana yang kamu turun kelas dari unggulan ke kelas bawah atau harus mau satu kelas sama Alyra gimana?" Hisza tak memberikan Ale sebuah pilihan lain untuk menentangnya. Mau tidak mau Ale harus terpaksa menurutinya agar cepat selesai.

"Serah Yah males aku kalau disuruh mikirinnya!!" dengus Ale pelan. Alyra menyengir lebar diam-diam sambil mulai membayangkan kalau dia akan sekelas dengan yang lain temannya Ale si cowok gondrong lebih tepatnya.

"Lagi pula kan ada aja teman-teman mu yang lain lebih pintar berguna daripada kamu dia pasti bisa mau ngajarin Alyra juga, terus belajar bersama tanpa Alyra harus sama kamu lagi setiap waktu sibuknya main protes Mulu bosan Papa lihatnya gak ada hasilnya ini Alyra gara-gara kamu!!" tunjuk Hisza tajam. Ale sedikit terkesiap lalu memutar bola matanya jengah memang ayahnya itu kadang terlalu berlebihan dalam membandingkan dirinya dengan orang lain. Tapi Ale sudah biasa karena sedari dulu Alyra lah yang sering diperhatikan bukannya Ale adalah anak kandungnya mungkin ini juga kesalahan Mamanya sendiri membuat Ayah jadi sedikit tak suka padanya. Meski begitu Hisza tetap mengakuinya sayang sebagai anak kandungnya sendiri.

"Makasih ya Pih! Akhirnya Alyra bisa satu kelas sama Ale. Kita bisa sebangku juga kan?" tanyanya lebih tepatnya berbicara pada Hisza. Ale benar-benar mendengus jengkel begitu dirinya harus terlibat dengan cewek itu.

"Bisa dong sayang. Semuanya apapun akan Papih urus untuk kamu biar kamu enggak sedih lagi Papih ikut senang kalau kamu suka,," senyum Hisza sambil membalasnya ketika Alyra memeluknya dengan senang.

"Halah bilang aja maunya sebangku sama Axello bukan gue cih!!" gumam Ale kesal saat mengingat dia juga semeja dengan cowok gondrong itu. Tapi, Alyra mulai memikirkannya dengan niatan rencana lain seakan ingin mengusirnya dari tempat duduk bangkunya dengan temannya itu saat nanti mereka bertemu di sekolah dalam kelas yang sama

TBC....

Semoga suka dan terhibur....

Harap maklum typos bertebaran......!!!!

VOTE KOMENT YAA!!





Continue Reading

You'll Also Like

669K 8.8K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
479K 17.7K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.3M 94.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
5.4M 393K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...