Dear, Ashana

By Hunianlapakjeje94

11.2K 299 12

Cerita 18+ " kamu mau jadi pacarku ?" " Hah " " mau nggak ?" " mau " Ashana Maharani Putri, gadis pemilik se... More

Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Bab XII
Bab XIII
Bab XIV
PDF

Bab VII

664 21 1
By Hunianlapakjeje94

Bagi Agam, kehadiran Shana dalam hidupnya bagai hembusan angin sejuk ditengah gersangnya gurun. Bagaikan air tenang yang membuatnya tenggelam dalam riaknya, dan bagai senja yang tampak indah sejauh mata memandang.

Shana mungkin bukan yang pertama menjadi pemilik hatinya, namun kehadiran gadis itu lebih dari cukup memberi secercah cahaya kebahagiaan dalam hidupnya.

Bahkan Agam selalu merasa ada yang kurang jika tak menemukan gadis itu dalam radius penglihatannya, poros gadis itu begitu kuat hingga mampu menenggelamkannya dalam lautan emosi yang muncul.

Agam menyukai tawa gadis itu, suara tawa paling renyah yang pernah ia dengar. Seperti saat ini Agam sedang menikmati tawa Shana dibalik tembok UKM, mengamati interaksi gadis itu dengan Agnes, entah apa lelucon banyol yang Agnes lontarkan hingga membuat Shana tertawa lepas seperti itu.

Agam cemburu tentu saja, mungkin hingga detik ini dia belum mampu menciptakan satu alasan Shana tertawa seperti saat ini.

°°°°°°

Shana masih bergelung dengan buku bacaannya, sebelum Agnes mendekat.

" gue cariin, ayo ke BEM "

" ngapain ?" Jawab Shana tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

" cckk lo nggak lihat ponsel lo apa. Kak Agam nyuruh kita kumpul, ada rapat dadakan " decak Agnes

Shana mengecek ponselnya, ada beberapa notifikasi dan juga panggilan tidak terjawab, dia lupa jika sebelum membaca dia mensilent ponselnya.

" ayo cepetan " tarik Agnes

" iya bentar ah "

Shana berjalan cepat sambil memasukkan bukunya kedalam tas selempang hitam yang ia bawa.

Langkahnya seperti diseret seret oleh Agnes karena langkah lebar yang diambilnya.

Menaiki tangga satu persatu hingga sampai dilantai 3, dan bisa ditebak jika mereka berdua terlambat masuk ketika rapat sudah berjalan selama 10 menit.

" maaf Kak kami terlambat " cicit Agnes dan Shana ketika melihat tatapan tajam Agam padanya, pasalnya mereka tau jika Agam sangat menghargai yang namanya waktu.

" setelah rapat selesai, tetap disini " tegas Agam

" baik Kak "

Rapat lanjutan membahas mengenai bakti sosial di Sumedang jawa barat, ketempat wilayah yang dua hari lalu baru saja terjadinya longsor.

" besok pagi sudah harus sampai disini, menata semua bahan pangan pokok, pakaian layak bersih serta beberapa kebutuhan sekolah bagi anak-anak "

" baik Kak "

" kita akan berangkat pada siang hari, lalu menginap di tenda darurat yang nanti akan kita buat, lalu besok pagi langsung bergabung dengan para relawan untuk membersihkan sisa-sisa puing bangunan dan pencarian korban yang belum di temukan "

" baik Kak "

" rapat saya tutup, kalian bisa meninggalkan ruangan " tutup Agam

Alan dan Riki mendekat ke Shana dan Agnes.

" ntar sore jadi nonton Pengabdi Setan kan ?" Tanya Alan memastikan

" jadi dong " seru Agnes antusias

" oke. Ntar selesai kuliah kita kumpul di parkiran "

" oke "

Alan dan Riki pergi karena sebentar lagi ada kelas, yang tersisa diruangan hanya bertiga dengan Agam yang masih setia melihat Shana dari tempatnya duduk.

Agnes dan Shana mendekat ke meja Agam.

" gue nggak suka ada anak BEM yang terlambat kaya kalian tadi "

" maaf Kak, tadi saya cari Shana dulu karena ___ " Kalimat Agnes terpotong ketika Shana mengeluarkan suaranya.

" ini bukan salah Agnes Kak, aku di perpus tadi dan ponselnya aku silent "

" Baiklah Agnes kamu boleh pergi biar Shana yang bertanggung jawab "

" eh tapi Kak " cegat Agnes tak mau jika Shana yang harus menerima hukumannya.

" nggak papa Nes " lirih Shana

Akhirnya dengan terpaksa Agnes pergi meninggalkan Agam dan Shana berdua didalam kesunyian ruangan BEM.

Agam memegang kedua pundak Shana dan mulai menuntunnya kebelakang hingga mentok dengan pintu yang sudah tertutup rapat di belakangnya.

Agam menghimpit Shana, membuat nafas Shana tercekat karena hampir tak ada jarak diantara keduanya. Jari Agam bergerak kebelakang, dan meraih tengkuk Shana untuk mengadah menatapnya.

" aku tak suka milikku disentuh oleh orang lain " suara beratnya membuat Shana mengkerut takut

" maksud Kak Agam ?" Cicit Shana tak paham

" bahkan hanya seujung kuku pun aku tak suka " lanjut Agam

" Kak " cegah Shana ketika Agam semakin mendekat menghimpit tubuhnya.

" jangan berikan peluang laki-laki lain, bahkan dengan penjaga perpustakaan sekalipun " ucap Agam tegas, lalu meraih tangan kanan Shana dan mengecupnya.

" jangan berlebihan Kak, dia pegawai baru diperpustakaan " balas Shana ketika tau kekasihnya saat ini sedang cemburu

" apa aku harus menandaimu Shana, agar semua orang tau jika kamu sudah dimiliki olehku " ujar Agam tegas

" maksudnya ?, kita udah sepakat dari awal untuk tidak mengumumkan hubungan kita Kak " decak Shana

" lalu aku harus bagaimana ketika aku cemburu melihat pacarku berdekatan dengan pria lain " suara Agam meningkat.

" yang harus Kak Agam ingat kalau aku tidak memberi peluang kepada siapapun, seharusnya Kak Agam tau itu, yang aku sayang cuma Kak Agam " balas Shana

Jantung Agam berdetak mendengar penuturan kata sayang yang baru saja Shana lontarkan.

" aku butuh bukti !" Seru Agam

" bukti apa Kak ?" Jawab Shana menerka

" kiss me on the lip "

" Kak Agam gila, ini tempat umum "

Agam terdiam, " please Shana "

" Kak nanti aja yah " cicit Shana takuy

" disini Shana, aku mau disini ! " ujar Agak

Dengan secepat kilat, Shana menutup mata dan menarik kerah baju Agam, menempelkan bibirnya dan memagut dengan cepat agar ciuman mereka segera berakhir.

Agam kaget tentu saja dengan tindakan Shana yang tiba-tiba, namun setelah itu dia langsung mengambil alih, melumat dengan rakus bibir manis Shana yang bagai candu baginya. Agam mencecap melumat dengan dalam, ciuman Agam makin menggebu, bahkan bibir Shana sudah terasa membengkak, mereka saling melumat bertukar air liur. Hingga ciuman Agam turun kebawah, mencecap wangi yang di timbulkan dari ceruk leher Shana, dan sekali lagi Agam dibuat mabuk kepayang oleh wangi menyejukkan yang membuatnya betah menghirupnya.

" Kaaak "

Shana mendorong kedua bahu Agam, dia takut Agam tak bisa mengontrol. Agam tak mengindahkan hingga bibirnya mengarah kebagian leher atas Shana, dihisapnya kuat, Shana menegang dengan tangan yang mencengkram pundak Agam keras. Agam melepaskan hisapan kuatnya, dan diakhiri dengan jilatan merata pada lehernya, serta ciuman seringan kapas. Kepala Agam menjauh, dan melihat satu tanda yang dia buat, warna kemerahan, dan akan membiru sebentar lagi.

Shana meraba lehernya, " Kak Agam kasih tanda yah " seru Shana sebal yang membuat Agam terkekeh

" itu hukuman buat kamu, lagian nggak akan kelihatan kalau rambut kamu di gerai "

" ck menyebalkan "

Agam memeluk gadisnya, menghirup wangi yang bagai candu baginya, Shana membalas pelukan Agam.

" buat satu untukku " pinta Agam yang membuat Shana meremang.

" aku nggak bisa bikin "

" aku akan mengajarimu "

" nggak mau. Aku bentar lagi ada kelas Kak, dan aku nggak mau terlambat " bisik Shana pelan, sambil melihat arlojinya yang menunjukan pukul 14.15 sedangkan perkuliahannya akan dimulai 15 menit lagi.

" buatkan setelah kuliah selesai "

Bisik Agam pada ceruk lehernya, dengan jail lidahnya kembali melatah, membuat Shana geli dan meremang.

Shana mengapit kepala Agam.

" nggak bisa juga, setelah selesai kuliah aku mau nonton bioskop sama temen-temen "

" nggak boleh ! " larang Agam

" aku nggak peduli Kak Agam setuju atau nggak, aku udah janji dengan mereka dan pantang bagiku untuk membatalkan " jawab Shana

" aku ikut "

" nggak boleh " jawab Shana sambil menggoyangkan satu jarinya kekanan dan kekiri.

" kalau Kak Agam ikut nggak asik, nanti suasananya jadi canggung "

" semangat banget sih nolaknya, awas aja kalau kamu macem macem sama si Alan "

" nggak macem-macem kok. Aku kekelas yah " ujar Shana yang mendapat gelengan dari Agam

" Kaaak " rengek Shana karena pelukan Agam yang makin mengetat

" buatkan satu, maka kamu boleh pergi "

" kenapa sih kalau ada maunya, harus segera di turutin "

" yah kan kamu bisa "

" kata siapa aku bisa, aku nggak pernah kaya gitu "

" yaudah belajar, aku mau jadi bahan uji coba "

Agam membawa Shana makin memojok, Agam menelengkan lehernya dan memberi akses Shana untuk membuat kissmark di lehernya.

" caranya gimana "

" di jilat, di gigit pelan lalu dicecap dengan kuat "

" sakit nggak ?"

" tadi kamu sakit apa enak ?" Sahut Agam menanyakan pada Shana yang membuat Shana malu.

" rasanya gimana ?" Goda Agam sekali lagi.

" dua duanya " jawab Shana malu

Shana melihat arlojinya lagi, tinggal 10 menit lagi kelasnya dimulai.

Agam menunggu inisiatif Shana, dan ketika bibir Shana mulai mengecup lehernya, jantungnya berdegup dengan kencang hingga terdengar begitu jelas.

Shana terlalu lembut menjilat lehernya, tangan Agam sudah merayap ke pinggang Shana, meremasnya pelan, gigi Shana mulai menggigit meski tak keras namun membuat gelenyar pekat dibawah sana.

" sekarang sayang " pinta Agam dengan suara memburu.

Shana mulai mencecap dengan keras, hingga tubuh Agam menegang. Agam menahan bagian tengkuk Shana untuk mencecap lehernya lebih dalam, Shana tak punya pilihan.

" Shana " desah pelan Agam berulang, membuat Shana basah dibawah.

Kegiatan mereka terintrupsi ketika ponsel Shana berbunyi, ada panggilan dari Agnes yang menyuruhnya segera masuk ke kelas karena tadi Agnes bertemu dengan dosen pengampu di Loby kampus.

" Kak merah banget " jemari Shana membelai leher Agam, ada satu jejak merah pada pangkal leher Agam, sebelah kanan jakun yang nampak jelas terlihat.

Shana merutuk kebodohannya, seharusnya dia tak membuatnya disitu.

" nggak papa sayang "

Agam mengecup bibir Shana, dan menyisir rambut gadisnya dengan jari.

" aku anterin ke kelas " ujar Agam sambil membawa tas selempang Shana.

" jangan ngaco Kak, kalau kita nggak mau ketahuan berbuat mesum di ruang BEM "

Agam terkekeh dan mengelus rambut panjang gadisnya.

" yaudah kamu hati hati ke kelasnya, dan jangan lupa ngabarin kalau udah pulang nonton filmnya "

" iya. Makasih sayang " kecup Shana pada pipi Agam dan langsung berlari keluar.

Agam tertawa dibuatnya, Shana nya begitu mendebarkan.

Bersambung ....

Continue Reading

You'll Also Like

927K 10.5K 15
MATEO ORLEX (28 Thn) adalah CEO dari EX_Crop memiliki sifat bossy dan dingin. Segala keperluan bahkan hal pribadi ia percayakan kepada sekertaris yan...
20K 433 19
[21+] Follow dan vote sebelum membaca :) * Naomi Rosalina Mahuze terlahir dari keluarga berada. Ayahnya seorang pengusaha properti yang sukses, semen...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

383K 3.5K 23
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
852K 32.1K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...