Positif!

By Elephantrndm

302K 5.4K 337

!!Warning 21+!! "Seorang mahasiswi cantik menjual konten porno karena hiperseksual, lu mau kalimat itu jadi h... More

1. Akun Alter
2. Geo Gila
3. Hari Kedua
4. Sisi Lain
5. Naira dan Geo
6. Kupu-kupu
7. After Kiss
8. the manipulative
9. Third (21+)
10. Call (21+)
11. MessyHer!
12. Pelanggan Gila (18+)
13. Revenge
14. Masokis (21+)
15. Percikan Rasa
16. Ultraman
17. Mark kenapa?
18. Dia Sakit?
19. Ketahuan
20. Sedikit Berdarah
21. Trauma
22. Triger!
23. Sembunyi Terus
24. Masa Lalu
25. sel Cd4
26. Liburan Bersama Mark
27. Dibalik Kemunculan Kavi
28. Brainwash
29. Rumah Sakit
30. Chat nya di hapus
31. Kebencian Tasha
32. Semuanya abu abu
33. Ada apa dengan Kavi?
34. Naira Curiga
35. Ide Gila Lagi
36. Salah paham
37. Rencana Jahat
39. Trauma
40. Tidak Sesuai Rencana
41. Terpisah
42. Tuduhan Pertama
43. Diancam
44. Drop Out
45. Terungkap Separuh
46. Hubungan Yang Tak Terduga

38.Eksekusi

1.3K 41 1
By Elephantrndm

Jangan lupa untuk vote dan komen

****

Naira dan Mery sudah mencuri star duluan untuk mengerjakan satu tugas acara yang hari ini akan di bahas.Tugas acara tinggal satu lagi dan jika hari ini telah selesai tanpa revisi maka Naira bisa terbebas melihat Kavi. Kavi tidak akan datang lagi ke kampus dengan alasan ingin membantu anak acara.

Mery sedang memangku laptop di pahanya, di samping kanannya ada Naira yang ikut membantu. Mereka sedang mengecek apa saja yang harus di benarkan.

"Gue nggak paham deh kenapa ketua ospek fakultas kasih komentar kaya gini," ujar Mery sambil menunjuk bagian yang tidak ia mengerti.

Naira memajukan badannya untuk membaca komentar itu lebih jelas. Ia terus membaca berulang komentar serta isi yang dikomentari. Bahkan sampai menyipitkan matanya.

"Ngerti Nai?" tanya Mery menoleh ke arah Naira yang tengah memasang wajah serius. Perempuan itu merespon dengan menggeleng-gelengkan kepala.

"Gue kira lu ngerti anjir," jawab Mery kecewa.

Ditengah-tengah kebingungan mereka. Tiba tiba pintu sekre terbuka dan muncullah sang ketua acara yang telah mereka tunggu. Geo tersenyum lebar sambil membuka sepatu talinya dengan posisi berdiri.

"Hai para anggota ku yang behati mulia dan budiman, terima kasih telah menunggu ketua kalian yang super ganteng ini." Geo masuk ke dalam sekre lalu membungkuk sedikit seperti memberi tanda hormat kepada sang ratu kerajaan.

Naira dan Mery melempar tatap, saling menengok setelah melihat tingkah Geo yang tidak biasa. Mereka berdua tertawa tanpa berucap sepatah kata apapun seperti kepala mereka saling terhubung merasakan kelucuan dari tingkah Geo.

"Semenjak pulang dari rumah sakit lu jadi gila ya Kak? atau sebenarnya emang otak lu yang sakit?" tanya Mery menatap Geo dengan tatapan sedih dramatis.

Geo pura-pura syok mendengar komentar jahat Mery. "Kamu saya pecat jadi anak acara karena telah menghina ketua yang ganteng ini.," cerca Geo menunjuk-nunjuk Mery dengan gurat wajah serius.

"Wah gila beneran ni orang." Mery bergidik ngeri sambil menggeser badannya agar duduk lebih dekat ke arah Naira.

"Emang dari dulu juga Kak Geo sudah gila Mer," timpal Naira terkekeh pelan.

"Wah kamu mau saya pecat juga?" tanya Geo meninggikan suaranya sambil melipat tangan di dada.

"Tapi jangan deh kamu anggota kesayangan saya, jadi nggak apa-apa kali ini saya maafkan," balas Geo membuat Naira mengernyit heran sekaligus terbang. Pipinya berubah memerah.

Mery menatap geli kearah mereka, telinganya tidak cocok mendengar gombalan Geo.

"Sudah ah Kak Geo, ini gimana revisinya," kata Mery menunjukkan layar laptopnya ke arah Geo yang masih berdiri disana.

"Oke oke maaf gue lagi senang. Mana sini," balas Geo sambil  menyuruh Naira dan Mery bergeser agar ia bisa duduk di tengah-tengah.

"Nih fakultas kasih komentarnya aneh banget." Mery mengalihkan laptopnya jadi ke pangkuan Geo.

"Oh ini kayanya mereka pengen kita lebih jelas lagi nulis penanggung jawabnya siapa aja. Soalnya ini PJ sama kaya di agenda sebelumnya."

Naira dan Mery kompak ber-oh ria. Ketua ospek memang beda. Geo sangat pintar dalam memahami hal seperti itu. Mery mengambil laptop yang ada di pangkuan Geo untuk membenarkan revisian.

Geo menengok, mengawasi apa yang Mery kerjakan tidak salah. Setelah terasa benar, Geo melirik ke arah Naira yang sedang ikut ikutan melihat Mery dengan susah payah karena ketutupan oleh badannya Geo.

"Nggak kelihatan ya?" tanya  Geo sada Naira sedang kesusahan meninggikan badannya agar bisa membaca apa yang sedang Mery kerjakan.

Naira menggeleng cepat.

"Bilang dong. Sini pindah tempat." Perkataan Geo lansung dituruti. Naira beranjak hendak jalan untuk pindah tempat.

"Kok tumben pakai rok gitu?" tanya Geo baru sadar saat Naira berjalan ke sampingnya. Naira hari ini memakai rok megar selutut dengan di padu kemeja kancing crop berwarna putih.

"Kenapa? jelek ya?" tanya Naira memberikan tatapan maut.

"Cantik." Geo tersenyum membuat Naira tersipu malu.

Sementara Mery mendengar semua itu, ia mengetik sambil pura-pura muntah.

"Buset dah lu berdua kalau mau mesra-mesraan jangan disini napa. Ayok kerjain dulu tugasnya!" sambung mery kesal.

Naira dan Geo hanya tertawa kecuali lalu kembali mengerjakan tugas acara.

"Permisi," Setengah kepala Kavi muncul membuat mereka bertiga yang tadinya fokus menatap layar laptop jadi menghadap ke pintu, melihat sumber suara.

"Masuk Kak," ucap Geo ramah.

"Maaf gue telat tadi macet."

"Macet? Bukannya tadi kita lihat Kavi ke parkiran ya Nai?"bisik Mery ke telinga Naira dengan tatapan curiga. Naira tidak merespon walaupun ia juga merasa aneh.

***

Sekitar 2 jam mereka berempat mengerjakan tugas di sekre. Kini jam menunjukkan pukul 18.10. Suasana di lantai 4 sangat sepi dan senyap. Ruang sekre sebelah juga tidak ada suara yang menandakan tidak ada kehidupan disana. Mungkin mereka semua sudah pulang, atau sedang sholat magrib sekalian pulangnya malam malam.

Geo sedang bersiap untuk pergi, ia baru ingat ada janji dengan Mark di parkiran. Ia tampak sibuk mencari sesuatu di sekitar.

"Cari apa Kak?" tanya Mery yang sedari tadi melihat Geo celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Hp."

"Waduh dimana ya,"sambung Geo menggurutu. Geo memang jarang sekali membuka hp di kampus, paling-paling  Hp-nya digunakan sesekali saja untuk WhatsApp orang. Sebab dari itu  Geo baru tersadar ponselnya tidak ada.

"Coba terakhir taruhnya dimana?" tanya Naira sambil ikut mencari ponsel Geo.

"Lupa."

Geo menghela nafas sejenak, Kemudian melirik jam lagi.

"Bisa telat gue." Geo bergumam dalam hati. Ia memutuskan untuk pergi tanpa menemukan ponselnya.

"Gue pergi dulu ya. Mau ketemu teman," ujar Geo berpamitan sambil menggendong ranselnya.

"Terus hp lu gimana?" tanya Mery.

"Ntar gue cari paling ketinggalan di kelas." Geo sudah berada di depan pintu dan sedang memakai sepatu.

"Nanti balik kesini lagi nggak?"

"Balik lagi kok. Jangan kangen ya," balas Geo menengok ke belakang dengan nada super lembut.

"Anjir kok ngomong ke elu sama ke gue nadanya beda si Nai? Kalian sudah jadian ya?" tanya Mery berbisik kepada Naira.

"Enggak usah bikin gosip deh Mer."

Beberapa menit kemudian, Ponsel Mery mendapat notifikasi dari Geo. Dengan sigap ia membukanya.

[Hp gue sudah ketemu, tolong ke parkiran gedung B Mer. Ada sesuatu yang harus di ambil nih]

"Eh Kak Geo suruh gue ke parkiran lagi, katanya ada yang harus gue ambil." Mery bersuara tidak merasa ada keanehan dari chat itu.

"Lah terus gue gimana?" tanya Naira kecewa.

"Kan ada Kak Kavi."

Naira reflek melirik ke arah Kavi yang memasang wajah datar. Memang sedari mereka di sekre Kavi tidak berbuat macam-macam namun tetap saja jika harus berduaan dengannya ia tidak mau.

"Mer gue ikut ya." Naira masih membujuk Mery yang sudah bersiap untuk pergi.

"Nggak usah Ra, itu tugasnya bentar lagi selesai," jawab Mery di depan pintu, memakai sendal sekre yang memang ada di sana untuk anggota BEM berwudhu atau sekedar ke kamar mandi.

"Tapi Mer..."

"Lu takut? Tenang kan ada Kak Kavi. Lagian gue bentar doangan kok," potong Mery memegang kedua bahu Naira.

"Sudah ya gue pergi dulu bye, jagain Naira ya Kak Kavi. Dia emang penakut."  Mery melambaikan tangan kepada Naira serta Kavi yang duduk di dalam sekre. Naira hanya bisa menatap punggung Mery yang lama kelamaan hilang. Koridor sekre sangat sepi, tidak ada orang sama sekali.

***

Semenjak kepergian Mery, Naira pindah tempat duduk di pinggir pintu sedangkan Kavi duduk di sebrang Naira sambil menyender tembok. Mery atau Geo tidak kunjung datang padahal sudah sekitar sepuluh menit berlalu. Naira masih was-was melirik ke arah Kavi berkala takut ia bertingkah aneh-aneh lagi.

"Sudah belum ngecek nya?" Kavi mulai bersuara. Suaranya yang menggema di ruang sekre itu membuat bulu kuduk Naira merinding.

Naira mengangguk pelan tanpa menengok ke arah Kavi.

"Coba sini gue lihat," kata Kavi berdiri dan hendak mendekati Naira.

"Nggak usah kesini!" Teriakan Naira membuat Kavi otomatis duduk kembali. Naira maju beberapa langkah, lalu mengulurkan tangannya untuk memberikan  laptop. Namun saat Kavi mengambil laptop itu dan meletakkannya di lantai tiba-tiba Kavi menarik lengan Naira dengan sangat keras sehingga membuat Naira terjatuh di pelukannya.  Naira mencoba berdiri tapi Kavi menahannya. Kemudian Kavi menyelipkan rambut Naira di belakang telingannya.

"Lu mau ngapain!" seru Naira sambil melebarkan mata

"Sepi ni, kita main yuk," bisik Kavi tepat di telinga Naira.

"Pergi!" teriak Naira dengan wajah memerah.

"Sttt jangan galak-galak." Tangan kanan Kavi merangkul Naira.

Naira menarik tangannya hingga merah. Ia tidak peduli dengan lengannya yang merasakan nyeri yang penting dirinya bisa lepas dari Kavi.

"Nggak usah ngelawan kaya gitu Ra," ucap Kavi dengan datar.

DAG!

Naira akhirnya terlepas dari Kavi dan jatuh berbaring sebab Kavi tiba-tiba melepaskan pegangannya dan Naira menarik badannya kuat. Ia merasakan sisi kanan badannya sakit tapi itu tidak membuat Naira diam saja. Ia memaksakkan diri, menyeret kakinya untuk meraih knop pintu. Tapi sialnya pintu itu seperti terkunci dari luar.

"Kamu ngak bisa kemana-mana Naira," ucap Kavi tersenyum bengis.

Continue Reading

You'll Also Like

9.4M 392K 63
On Going (Segera terbit) Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di ke...
3.4M 211K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
341K 9.9K 41
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...