QUEEN BLACK LION

By salwa_za24

188K 9.9K 445

"Tanggung jawab Lo"-Alvaro "Sorry, gue nggak pernah ngehamilin Lo"-Adhel **... More

PROLOG
[part 1] Hari pertama
[part 2] kemall bareng
[part 3] 'Dia'
[part 4] awal dari kisah
[part5] Rencana si misterius
[part 6] Jebakan
[part 7] cowo rese
[part 8] Bunda nya Alvaro
[part 9] Kantin
[part 10] Markas Black Lion
[part 11] nyerang?
[part 12.] TAWURAN
[part 13] cafe
[part 14] Curiga
[part 15] Di keroyok?
[ part 16] kotak ucapan
[ part 17]. kerusuhan di Restoran
[ part 18] Teror di kedua geng motor
[ part 19 ] Telat
[ part 20] Sahabat kecil
[ part 21 ] ke markas Black Lion
[ part 22 ] Panglima King Black
[ part 23 ] Dihadang
[ Part 24 ] Dendam Riko?
[part 25] Magh
[ part 27 ] Queen Black Lion.
[ Part 28 ] Bucinnya Alvaro.
[Part 29] Masa lalu Alvaro
[ Part 30 ] Ngincar Adhel?
[ Part 31] dikepung
[ Part 32] Dhika koma
[Part 33] Amukan seorang Danish.
[part 34.] Titik terang?
[part 35] Adhel di culik?!
[ Part 36.] AKU BUKAN ADARA!!!.
[ Part 37] kembaran?
[part 38] Dalang yang sebenarnya.
[ Part 39] Operasi.

[ part 26 ] Lo mau nggak, jadi Queen di Black Lion?

3.8K 212 3
By salwa_za24

________________________________________

POV Adhel:

Haii gue Adhel, gue pikir gue nggak usah perkenalin diri yaa. Karena jelas kalian pasti udah tau gue, di part-part sebelumnya. Ya iyalah gue kan tokoh utama nya disini. Ok skip skip.

Udah seminggu lebih Abang gue pergi ke Singapura, dan selama itu juga gue di jaga sama Inti Black Lion. Dan itu ngebuat gue kesel.

Gimana nggak kesel, gue dijaga hampir 24 jam. Gue harus diantar jemput Ama mereka. Ahgrhhh nyebelin banget, gue ngerasa kayak anak kecil yang bakal kesesat kalau ditinggal bentar.

Kalau gini, inimah nggak ada bedanya tinggal dirumah opah.

Tapi disisi lain gue seneng dijagain sama mereka, yaa senengnya cuman 0,25% lah, dan 0,75% lagi nggak.  Sisi seneng pas dijagain sama mereka tuh, mereka ngijinin gue makek motor sendiri, dan ngebiarin gue makan coklat sepuasnya, bahkan setiap harinya, pasti ada salah satu diantara mereka yang ngasih gue coklat.

Mereka sering juga ngajak gue nongkrong bareng dimarkas Black Lion, atau nggak cafe. Kalau dipikir-pikir mereka asik juga, nggak kayak yang gue pikirin pas awal ketemu. Dan ada fakta yang baru gue tau dari mereka, setiap minggunya mereka sering berbagi ke orang yang membutuhkan.

Pantes aja Geng Black Lion itu terkenal.

Dan tentang sekolah, akhir-akhir ini gue sering jadi pusat perhatian satu sekolah, cuman karena gue yang anak baru, Deket sama para primadona sekolah. Cih Alay banget.

Bukan cuman itu, bahkan Akhir-akhir ini, loker gue sering penuh dengan coklat. Lita bilang sih semuanya dari fans gue, cih udah punya fans aja gue. Tapi yang ngebuat gue bingung, dari mana mereka tau kalau gue suka pakek banget sama coklat?. Huh udah lah.

Terus tentang Alvaro, si cowok rese itu. Yaa makin kesini gue makin tau tentang dia, ternyata dia nggak seperti pemikiran orang-orang. Dia itu orang nya dingin, tapi nggak sedingin yang anak-anak AHS bilang. Kalau kata Dhika sih, Alvaro kayak gitu punya alasan tersendiri yang gue nggak tau, Tapi yang pasti nya semuanya ada sangkut pautnya sama keluarganya.

Dia punya sisi hangat yang orang lain nggak tau, yaa gue ngomong gini karena dia sering nunjukin nya ke gue, contoh nya pas dia ngajak gue debat, terus pas gue marah dia malah ketawa anjirr. Emang sejelek apasih muka gue pas marah?. Nyebelin.

Yaa walaupun gitu, makin kesini gue makin tau tentang Alvaro dan inti Black Lion lainnya.

Ok, kita udahin dulu cerita tentang Black Lion. Kita beralih ke orang yang udah bikin pikiran gue penuh.

Kalian masih ingatkan teror yang baru aja kejadian di king black?, Ternyata Black Lion juga dapet teror itu. Gue tau semuanya dari Galen kemarin.

Gue heran sebenarnya siapa sih yang ngirim, ditambah lagi gue sampe sekarang belum tau juga tentang pesan misterius itu. Atau jangan-jangan bener yang dibilang Abang gue kalau semua ini, semuanya ada sangkut pautnya?. Au ah pusing.

POV Adhel end.

                                   ***

Hari sudah siang, dan sepertinya itu tak mengganggu tidur seorang gadis, yang berada di kamarnya.

Drtt Drtt Drtt

Tiba-tiba suara dering ponsel nya berbunyi, membuat sang gadis sedikit terusik

Drtt Drtt Drtt.

Sekali lagi ponsel nya berbunyi, dan itu sungguh membuatnya semakin terusik. Dengan mata masih tertutup, ia mengulurkan tangannya ke meja nakas tempat ponselnya berada.

"Hmm, halo." Jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.

'Halo dhel?, Lo dimana?.' tanya orang disebrang.

Sedangkan Adhel yang masih menutup matanya, mengerutkan keningnya heran. Ngapain nih orang nelfon pagi-pagi gini?. Yaa itulah yang ada dipikirannya sekarang.

"Ngapain Lo nelfon pagi-pagi gini?" Tanya Adhel to the point.

'Hah pagi?, Wait wait. Jangan bilang Lo baru bangun?. Anjirr adhel Lo itu perempuan nggak sih?, Ini tuh udah siang ege.'

Mendengar itu adhel membuka matanya lebar, dan melirik jam dinding.  Ternyata udah jam 10.26, kemudian ia memijit pelipisnya, ah bisa-bisa nya dia kesiangan. Untung hari ini hari Minggu.

'halo, halo dhel?!.' 

Adhel menghela nafas gusar. "Kenapa Lo nelfon gue?." Tanyanya.

'dhel jadi gini, kita semua lagi di cafe. Lo kesini yaa, sekalian ada yang mau kita omongin sama Lo.' ujar Danish seberang.

Kening adhel berkerut heran. "Ngapain?" Bingung Adhel.

'nggak usah banyak nanya, gue udah share look.'  tiba-tiba saja suara Alvaro terdengar.

"Nggak!, Gue nggak bisa."ketusnya, huh moodnya seketika turun mendengar suara Alvaro.

'gue nggak nanya Lo bisa atau nggak, yang pastinya Lo harus kesi--.'

Tut Tut.

Sebelum Alvaro melanjutkan ucapannya, adhel terlebih dahulu memutuskan sambungan nya.

"Nyebelin, banget jadi orang."kesalnya. Kemudian ia beranjak dari tempatnya, menuju toilet.

Tak berselang lama, Adhel keluar lengkap dengan jaket hitam miliknya. Yaa dia memang selalu memakai jaket atau sweater, kalau mereka mengajak adhel.

Setelah siap, ia keluar tak lupa membawa tas ransel kecilnya yang selalu ia bawa, dan kunci motor.

Dengan santainya ia turun, menuju meja makan. Ternyata semua telah tersaji diatas meja, tanpa membuang waktu lagi adhel segera duduk dan mengambil beberapa lauk yang ada di meja. Uh sungguh, sekarang perut nya sudah mulai terasa nyeri, karena kesiangan.

Adhel menyantap makanan yang ada dihadapannya dengan lahap, ditengah-tengah itu tiba-tiba terdengar suara seseorang yang baru saja keluar dari dapur.

"Non adhel?." Ujar wanita paruh baya dengan berpakaian seorang maid.

"Siang bi." Sapa nya dengan masih fokus ke makanan nya.

"Yaampun non kenapa bangun nya kesiangan?, Kalau gini bisa-bisa penyakit non kambuh." Mulai menasehati anak majikannya itu.

"Maaf Bu, semalam tidurnya kemalaman." Jawab adhel, kemudian meneguk air yang ada didepannya.

"Yaudah bi, adhel berangkat dulu." Ia beranjak pergi tanpa mempedulikan wajah bibi yang menatapnya heran.

"Ehh, NON TEH MAU KEMANA?." Teriaknya melihat adhel menjauh.

"KELUAR BENTAR." Teriak adhel dari luar.

Ok skipp.

Setelah sampai didepan cafe, adhel memarkirkan motornya disamping motor yang terlihat familiar . Setelah selesai, Adhel langsung turun dan masuk.

Sedangkan ditempat Alvaro dkk.

"Heh kira-kira adhel bakal setuju nggak ya, nanti?." Tanya Dhika menatap teman-temannya.

"Ya iyalah, gue yakin sih dia bakalan setuju, bahkan pasti dia bakal ngerasa kayak beruntung. Karena dari sekian banyak nya cewek, kita milih dia." Yakin Danish.

"Kalau gue sih, kurang yakin." Ujar Candra mengalihkan perhatian mereka.

"Loh kenapa?." Tanya Dhika diangguki oleh Danish.

"Yaa walaupun gue belum lama kenal sama adhel, tapi gue tau pemikiran dia kayak gimana." Ucap Candra disetujui Arsen.

"Iya, menurut gue. Adhel itu beda dari yang lain." Sambung Arsen.

Sedangkan Alvaro dan Galen?, mereka hanya diam. Tak berniat ikut andil.

"Tapi gue yakin kal--" ucapan Danish terpotong, kala sebuah suara mengalihkan pandangan mereka.

"Sorry lama." Ucap seorang gadis yang tak lain adalah adhel. ia duduk dikursi yang masih kosong, diantara Galen dan Dhika.

Dan dengan santainya, ia menyeruput jus yang ada didepannya, tanpa mempedulikan ekspresi si pemilik.

"Yah yah, dhel. Lo kok minum punya gue sih?, Itu baru aja gue nambah, karena enak banget." Protes Danish melihat adhel dengan santainya meminum jus miliknya, yang bahkan belum sempat ia cicip.

"Haus." Singkat nya santai.

Mendengar itu Danish berdecak kesal, kemudian mengangkat tangannya memanggil waiters.

"Mbak!."

Waiters itu berjalan menuju tempat Alvaro dkk berada.

"Iya kenapa?."

"Saya pesen jus nya lagi mbak."

"Oh ok, ditunggu." Ucap waiters itu pergi.

Sedangkan tatapan Adhel tak lepas dari waiters tadi, bagaimana tidak. saat matanya dan mata mbak tadi bertemu, mbaknya malah tersenyum miring sesaat, sehingga tak ada yang melihatnya kecuali Adhel. Sangat mencurigakan.

"Dhel." Panggil Candra, tak di ubris oleh adhel.

"Dhel!." Panggil Dhika sekali lagi.

Masih tak ada jawaban, ntah apa yang Adhel pikirkan sekarang.  Melihat itu Alvaro berniat beranjak untuk memegang tangannya, agar adhel tersadar dari lamunannya.

Tapi Galen yang duduk tepat disamping adhel,  mendahului nya. Melihat itu Alvaro kembali duduk ditempatnya dengan kesal, apalagi melihat Galen menggenggam tangan adhel, membuat dirinya seakan terbakar tapi kenapa?.

"Lia." Panggil Galen dengan nada lembut, dengan tangan yang menggenggam tangan adhel.

Seketika Adhel langsung tersadar, kemudian menatap Galen. "Kenapa?." Bingung Adhel.

"Lo yang kenapa?, Are you ok? Hm." Tanya Galen khawatir dengan lembut.

Sedangkan temannya yang melihat itu terdiam, memang mereka sudah biasa dengan nada lembut Galen pada adhel.  Sangat manis.

"Ha, oh nggak.  Nggak ada apa-apa." Jawab adhel cepat.

"Jadi?." Tanya adhel, membuat mereka bingung.

"Jadi apa?." Tanya Danish bingung.

Adhel memutar bola matanya jengah. "Ngapain kalian nyuruh gue dateng kesini?." Tanya adhel, menatap 6 pemuda yang ada didepannya.

"Oh Ekhm, jadi gini dhel. Kita semua kan udah liat kemampuan Lo." Ujar Dhika mewakili.

"Terus?." Adhel mengerutkan keningnya Bingung.

"Kita semua itu udah sepakat, jadi kita mau lo--."

"To the point, gue nggak suka basa basi." Potong Adhel.

"Ck, makanya jangan dipotong." Kesal Dhika.

"Hm." Dibalas deheman oleh adhel.

"Lo mau nggak, jadi Queen di Black Lion?" Ucap Dhika to the point.

Kening adhel berkerut heran. "Queen?." Tanyanya memastikan. Jujur ia kaget tapi dikit.

Mereka mengangguk sebagai jawaban.

"Iya Queen, Ratu. Lo pasti mau kan jadi Ratu nya Black Lion?." Tanya Danish yakin dan antusias.

Melihat itu, Adhel menatap Danish datar. Kemudian tangannya terulur mengambil cookies coklat dimeja, dan memakannya santai, tanpa berniat membalas ucapan Danish.

Mereka menatap Adhel serius, meminta jawaban.

"Gimana dhel?." Tanya Candra mewakili.

Adhel menoleh, menatap Candra. "Nggak!" Jawabannya singkat.

"Hah?!" Serempak Dhika dan Danish.

"Maksud Lo?." Danish masih bingung.

Adhel menghela nafas gusar, kemudian menatap mereka. "Gue nggak mau jadi Queen atau Ratu Black Lion."jawab adhel jelas.

"Kenapa?." Tanya Dhika yang masih kaget dengan jawaban Adhel barusan, Danish pun sama. Sedangkan ke empat orang lainnya, sudah menduga Adhel akan menolak nya.

"Nggak minat."jawabnya santai.

________________________________________

Haii ketemu lagi👋.

Sampai sini dulu yaa ceritanya, jangan lupa vote nya 😁. Hati-hati ada typo diatas 👆.

And see you next time in the next chapter 👋.

Pa payyy👋.







Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 271K 62
āš ļø BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
507K 6.1K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
390K 665 29
Putri harus melanjutkan kuliahnya di kota, dia memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya. awalnya berjalan baik hingga saat setelah Putri menitipkan...
386K 13.7K 28
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...