"Hey aku kan nulis cerita, bukan nyatet pelajaran sekolah. Biarin aja tulisanku mengalir apa adanya, nulis kalo mood saja dan terbengkalai ketika aku sedang patah cinta. Lagian aku selalu menyimpan segalanya di kepala!"
Hoho, please don't do that.
Punya buku catatan enak banget lho sebenernya. Buku catatannya ga perlu bagus. Mau buku diary sepuluh ribuan sampai buku polos tebal harga puluhan ribu, sketch book, scrap book, ga masalah. Yang penting buku catatan layaknya buku catatan Steve yang ada di Blue's Clues (masih pada tau kan ya?itu kan tontonan masa kecil......ku)
Lanjut. Kamu bisa menumpahkan segalanya di sana. Tidak, tidak harus curhat sih, kalo curhat mah di diary aja haha. Bukcat ini bisa buat ide-ide yang lewat sepintas. Pas lagi mandi misalnya, atau lagi merenung di toilet, atau lagi di angkot menuju ke sekolah dll.. Memang sih pasti akan disimpan dulu di otak, tapi percaya sama aku pasti lupa. Kita tidak bisa mengingat semua hal yang terpikirkan selintas meskipun otak telah merekamnya.
Kamu bisa menuliskan alur cerita atau detail-detail cerita yang mungkin bisa dipakai nantinya. Ga semua yang kamu catet harus ditulis di cerita; ini hanya sebagai data kamu aja. Kamu juga bisa mencatat perintilan-perintilan yang ga penting tapi sebenernya berguna. Misalnya kamu lagi bikin cerita drama mahasiswa dan kebetulan kamu lagi di McD terus lihat seorang ibu-ibu gendut banget, pipinya bergelayut seperti bulldog. Orang kaya gitu kan jarang dilihat, gambar aja mukanya; mau bagus kek mau jelek kek. Pasti suatu saat nanti akan terpakai. Ternyata misalnya si ibu-ibu itu jadi image ibu kost yang ada di ceritamu. misalnya lho.
Makin banyak kamu nyatet, makin banyak kamu lihat, maka makin banyak ide-ide 'mentah' yang akan bisa kamu olah setelahnya. kalo kamu mau serius dan sedikit repot, cobain aja setiap satu cerita yang kamu bikin ada buku catetannya. mabok, mabok deh lo.
notebook = data bank = treasure = important