Rumah Pocong ✔️

By ClarisaPutri07

9.4K 2.8K 44.9K

Clara adalah gadis yang bisa merasakan kehadiran mahluk tak kasat mata, dan Clara bisa mendegar dan melihat m... More

Prolog
Cast & Trailer
Perkenalan
Membaca Mantra
Sikap Clara Yang Mencurigakan
Kesurupan Di Sekolah
Kerasukan
Mencari Tau Buku Clara
Firasat Yang Buruk
Persahabatan.
Toko Buku Gaib.
Masalah Feedback bukan update!
Clara Tersiksa
Hantu
Sekolah Menyeramkan
Kain Kafan
Cinta tulus seorang David.
Nenek Darmani Dalam Bahaya!
Kisah Sedih Dan Juga Bahagia.
Kisah Sedih Dan Juga Bahagia (2)
Kejujuran Clara Dan Perpisahan Kelas 12
Hari Bahagia David Dan Clara ❤
Rahasia Yang Belum Terungkap Dan Rasa Sakit
Selamat Tinggal Clara 🥀
Surat terakhir Clara dan Video kenangan terakhir
EPILOG.

Praktek Jenazah

298 78 1.6K
By ClarisaPutri07

Assalamualaikum semuanya ❤

Sesuai yang aku bilang di part kali ini banyak gambar pocong nya tapi gak seram sih kan udah biasa 😁
Tapi bukan gambar pocong aja ya gambar hantu pun banyak jangan kaget 😭
Gak tau ini bakalan serem atau gak menurut kalian aja 🤧❤

Oh iya guys mau tanya Caitlin sama Al - Ghazali cocok gak sih?
Kalau gak mau jawab juga gak apa-apa sih 🤧💜

Oke kita lanjutkan ceritanya 🍭

🍭Happy Reading ❤

Clara dan David kembali ke Sekolah. Sesampainya di Sekolah David dan Clara sudah di sambut oleh teman-teman nya.

David dan Clara sudah memberitahukan kepada sahabatnya bahwa David dan Clara akan segera menikah setelah lulus nanti. Tapi hanya sahabat nya yang tahu. Clara juga sudah bilang kalau sekarang tinggal di rumah David.

Clara dan David sudah di dalam kelas.

"Akhirnya pengantin baru kita datang asik," ledek Kevin.

"Asik pengantin baru, cieee," Raffa juga ikut meledeki.

"Hmmm.. Cieee mau nikah cieee," Ira pun juga tampak senang karena Clara dan David mau segera menikah.

Clara dan David hanya tersenyum.

"Jadi gak sabar deh mau lihat kalian nikah," Debby menjawab.

"Iya nih kapan nih nikah lama banget," ujar Bima.

"Nikah? Kapan gua nikah sama Raffa? Guys kalian itu tanya Clara sama David bukan gua. Kan yang mau nikah David sama Clara. Kok jadi pada ciee in gua sih," Kirana yang tak nyambung, jelas-jelas tidak ada yang menanyakan dirinya.

Setelah mendengar perkataan Kirana semua pun tak heran lagi. Karena Kirana selalu tak nyambung.

"Eh Kirana siapa juga yang tanya lu. Gak nyambung banget sih," ucap Debby.

"Kepedaan. Bilang aja mau kasih kode ke Raffa buat di nikahin iya kan?" Tanya Kevin.

"Haha.... Lagian pede banget gak ada yang nanya lu nikah," ujar Bima.

"Kirana lu kenapa sih? Pasti belum sarapan ya jadi tambah lemot," ungkap Ira.

"Udah guys jangan gitu mungkin Kirana mau nikah juga sama Raffa," gumam Clara.

"Gak dulu. Nanti aja," lanjut Raffa.

"Nikah itu harus siap segalanya guys," tutur David.

"Iya ih kenapa sih. Gua kan gak tau kirain gua tadi kalian ciee in gua. Ih Raffa tuh kan aku kan mau nikah sama kamu."

"Ya tapi belum waktunya kita nikah," jawab Raffa.

"Terus kapan?" Tanya Kirana.

"Gak tau lihat aja nanti."

"Ih ngeselin. Kita nikah rame-rame aja yuk guys. Jadi setelah lulus kita nikah berjamaah," Kirana merandom lagi.

"Lu kira gampang. Enteng banget tuh mulut," jawab Kevin.

"Dah lah cape sama Kirana. Gua aja belum punya pacar nikah sama siapa?" Di lanjutkan oleh Bima.

"Hmm... Ya sama Debby lah Bima. Sama siapa lagi," Kirana menjawab.

"Apaan sih," Debby pun malas.

"Hadeh... Udah-udah kan gua sama Clara yang mau nikah kenapa kalian pada ribut," kata David.

"Tau nih pada gak jelas. Nikah mah nanti ada waktunya. Sekarang itu fokus ujian dulu," gumam Ira.

"Nah cakep tu. Sebentar lagi ujian guys. Udah mikirin nikah aja," sambung Raffa.

"Guys setelah ujian. Kita ke panti ya. Anak-anak panti udah kangen sama kalian. Dan setelah ujian gua mau cerita sama kalian. Kan gua udah janji mau cerita masalah gua ke kalian," ungkap Clara.

"Ya ampun Clara. Iya gua juga kangen banget sama anak panti. Siap kapan pun lu mau cerita. Kita siap jadi tempat curhat lu," jelas Ira.

"Oke bagus tuh. Pokonya setelah ujian kita kumpul. Kita ngobrol dan bahas tentang permasalahan masing-masing," kata Kevin.

"Jangan lupa juga tuh. Setelah ujian kita bicarain jalan-jalan," tutur Kirana.

"Giliran jalan-jalan aja ingat," jawab Bima.

"Apa sih Bima," lanjut Kirana.

"Gua juga kangen sih sama anak panti. Ya atur aja guys gimana baik nya," ujar Raffa.

"Yaudah guys gini aja. Pokoknya setelah lulus kita habisin waktu bersama. Sebelum gua sama Clara nikah. Yang terpenting kita juga gak ngeluapain anak-anak panti, dan pastinya nanti kita sibuk masing-masing, Kan nanti gua juga pasti sibuk kalau udah nikah, tapi kita masih tetap ketemu," jelas David.

"Iya lah Vid. Gua juga tau. Pokoknya tetap bagi waktu walaupun nanti udah punya kesibukan masing-masing," di lanjutkan oleh Kevin.

"Iya harus itu," kata Ira.

"Pokoknya gua gak akan lupain persahabatan kita," ungkap Debby.

"Sahabat selamanya," ungkap Raffa.

Setelah Clara dan teman-teman berbincang tiba-tiba ada panggilan untuk semua murid kelas 12 untuk segera menuju lapangan.

"Panggilan untuk semua murid kelas 12 di harapkan untuk segera menuju lapangan. Sekali lagi panggilan untuk semua murid kelas 12 di harapkan untuk segera menuju lapangan," wakil kepala sekolah mengumumkan pemberitahuan untuk semua murid kelas 12.

Dan akhirnya semua murid kelas 12 pun segera menuju lapangan sekolah.

Murid kelas 12 sudah baris di lapangan sekolah. Dan menggunakan seragam putih abu -abu.

Kepala sekolah pun memberikan arahan.

Kepala sekolah dan bu Lidia mengumumkan lewat mic.

"Assalamualaikum semuanya," ucap Kepala Sekolah.

"Walaikumsalam," jawab murid kelas 12 secara serentak.

"Terimakasih untuk semua murid kelas 12 yang sudah berkumpul di sini. Saya sebagai kepala sekolah ingin menyampaikan bahwa hari ini semua murid kelas 12 akan melaksanakan praktek. Sebentar lagi kalian akan mengikuti ujian nasional, Bapak berharap semoga kalian semua bisa lulus dengan hasil nilai yang sangat membuat kita bangga. Untuk itu saya akhiri dan akan di lanjutkan oleh Ibu Lidia selaku pimpinan kelas 12, kurang lebih nya mohon maaf Assalamualaikum wr. wb," jelas kepala sekolah.

"Walaikumsalam wr. wb," semua murid kelas 12 mengucapkan kata salam lagi.

"Oke baik. Assalamualaikum semuanya," ucap salam bu Lidia yang ingin memberikan arahan.

"Walaikumsalam," jawab murid kelas 12 secara bersamaan.

"Hari ini saya sebagai pemimpin kelas 12 saya akan memberitahukan bahwa hari ini semua murid kelas 12 akan melaksanakan praktek, sebelum kalian ujian nasional kalian harus mengikuti praktek. Untuk praktek yang pertama adalah praktek Jenazah, tapi bukan di sekolah praktek nya melainkan di Rumah sakit. Tepat di kamar jenazah, semua murid kelas 12 harus ikut ke Rumah sakit yang sudah sekolah ajukan, di sana kalian akan di bimbing bagaimana caranya melakukan jenazah dengan baik. Ibu akan kasih kalian untuk berdiskusi, sebelum kalian bertanya," gumam Bu Lidia.

Setelah mendengar ucapan bu Lidia semua murid kelas 12 sangat ketakutan. Bagaimana tidak semua murid kelas 12 harus masuk ke kamar jenazah.

Clara pun sangat takut karena Clara sangat tertekan jika harus bertemu hantu kembali.

"Baru aja gua mau tenang. Kenapa sih ada aja gitu yang buat gua gak tenang. Kenapa harus praktek jenazah, tau sendiri yang selalu ganggu gua sih pocong. Males gua muak tau gak ketemu pocong lagi! Masuk ke kamar jenazah lagi," batin Clara kesal.

"Eh ini serius kenapa serem banget sih. Gak mau ah gua," kata Kirana.

"Bawel nih Kirana," ujar Bima.

"Ini cuma praktek guys. Udah tenang aja," santai Kevin.

"Iya palingan cuma boneka yang buat jadi jenazah nya, kan kita rame-rame ke sana," sambung Raffa.

"Iya Kirana ini itu udah kesepakatan sekolah. Udah ikutin aja. Kan kita cuma praktek," lanjut Debby.

"Tau nih. Vid lu tanya deh. Tanya kita di sana ngapain aja?" Ira pun menyuruh David untuk menanyakan lebih jelas.

"Oke siap," David pun mulai ingin bertanya.

David langsung mengangkat satu tangan nya ke atas untuk bertanya.

"Maaf Bu Lidia. Saya mau tanya," ucap David yang bertanya mewakili kelas 12.

"Baik David silahkan bertanya," jawab Bu Lidia.

"Saya mau bertanya bu. Dan saya mewakili semua murid kelas 12, di sini saya mau tanya kita di sana ngapain aja? Di bimbing atau praktek? Dan di rumah sakit yang sama kan bareng-bareng? Terus yang buat jadi jenazah praktek nya boneka kan?" Tanya David dengan sangat jelas.

Setelah David bertanya. Bu Lidia langsung menjawab.

"Baik David terimakasih karena sudah bertanya. Oke anak-anak ibu akan menjelaskan sesuai apa yang tadi di tanyakan oleh David. Biar kalian jelas. Jadi nanti kalian di sana hanya di bimbing bagaimana caranya untuk mengurusi jenazah saat meninggal dunia. Kalian harus tau apa aja itu bacaan solat jenazah, dan untuk praktek nya kalian cukup memandikan dan mengkafani jenazah. Untuk Rumah sakit. Kita bagi tugas. Masing-masing kelompok terbagi menjadi 8 orang. Kalian bebas memilih kelompok, jadi kalian nanti di rumah sakit yang berbeda. Kebetulan pihak rumah sakit nya cukup lumayan banyak yang ingin memberikan kalian bimbingan. Jadi Rumah sakit nya berbeda, lokasi nya nanti akan di share kepada ketua pemimpin kelompok kalian, dan untuk jenazah nya itu bukan boneka melainkan jenazah yang sudah benar-benar meninggal di rumah sakit. Nanti kalian akan masuk ke dalam kamar jenazah. Kenapa pihak sekolah melakukan praktek ini karena untuk melatih kalian lebih paham lagi tentang ilmu yang belum kalian dapat di sekolah, dan terutama untuk anak IPA. Itu sangat berharga tentang ilmu yang kalian dapat nanti, sampai sini paham? Apakah ada yang ingin bertanya lagi?" Tanya bu Lidia secara jelas.

Setelah mendengar ucapan Bu Lidia. Murid kelas 12 semakin ketakutan. Begitupun Clara hatinya tak karuan membayangkan bagaimana nanti di Rumah sakit.

"Anjir Raf gua kira boneka. Taunya mayat beneran gokil sih," Kevin menyengol pundak Raffa.

"Iya Vin. Asli ini mah lebih horor dari gua bayangin, kita udah kaya dokter bedah mayat," sambung Raffa yang menatap ke arah Kevin.

"Gua sebagai cewek tomboy gak pernah takut. Gua cuma takut sama Allah," tutur Debby.

"Gua juga gak nyangka sih kalau bakal se seram ini," lanjut Ira.

Di saat semua panik dan ketakutan. Kirana langsung geregetan ingin berbicara.

Tiba-tiba saja Kirana pun ingin bertanya.

"Bu saya mau tanya. Kenapa jadi horor bu? Ibu bisa bayangin gak kalau nanti kita di sana ketemu hantu? Saya mau pulang pokonya!" Gumam Kirana.

Bima pun juga protes.

"Iya bu. Maaf kali ini saya setuju sama Kirana. Kenapa harus orang bu. Kenapa gak boneka. Atau patung gitu?" Protes Bima.

"Bima. Kirana. Kalian ini tidak usah takut. Kalian tenang saja tidak akan terjadi apa-apa. Kalian di sana akan di bimbing oleh Dokter. Jadi ikuti saja ya peraturan sekolah, kalau nanti ada apa-apa segera hubungi pihak sekolah," jawab Bu Lidia.

David pun bertanya kembali.

"Tapi bu Clara kan sering kesurupan. Pasti nanti Clara di sana gak tenang. Gimana bu? Saya gak mau kalau Clara kenapa-napa," ungkap David yang bertanya lagi.

"Astagfirullah alazim. Iya Clara. Ya Allah. Maaf ya Clara. Oke David. Kamu tidak usah khawatir. Kami di sini semua memantau kalian. Jika kalian semua butuh bantuan segera hubungi kami ya, dan pihak sekolah akan segera memanggil pak Ustadz jika terjadi hal-hal aneh, semoga kalian aman di sana. Dan semoga kalian baik-baik saja."

Kepala sekolah pun berbicara lagi dan bu Lidia mulai mempersilakan kepada kepala sekolah.

"Oke anak-anak. Kita ini mau melakukan praktek. Ini untuk nilai ujian kalian nanti. Serahkan semuanya kepada Allah. Jika kalian takut ingat Allah. Allah akan terus melindungi kalian. Clara. Kamu kalau tidak bisa ikut gak apa-apa kami juga mengerti kondisi kamu. Nanti kamu akan di berikan soal saja di sekolah. Bagaimana Clara? Kami tidak bisa memaksakan kamu untuk ikut. Kalau kamu memang tidak bisa katakan saja," ungkap Kepala Sekolah.

Clara langsung terdiam sejenak. Dan hanya bisa berbicara dalam hati.

"Aduh gimana ya gua bingung. Kalau gua gak ikut gua khawatir sama David. Masa iya sih gua tega gak ikut. Sedangkan teman-teman gua takut. Kalau sampai terjadi apa-apa gimana sama mereka nanti," batin Clara.

David pun menatap Clara. David berbaris tepat di samping Clara.

"Sayang jangan ikut ya. Aku gak mau kamu kenapa-napa," David berbicara pelan.

Clara langsung memegang tangan David dan juga berbicara pelan.

"Kamu gak usah khawatir ya," Clara langsung tersenyum.

"Ya tapi aku khawatir," jawab David yang berbicara pelan lagi.

Clara hanya tersenyum ke arah David. Dan Clara langsung menjawab perkataan Kepala Sekolah.

"Clara bagaimana keputusan kamu? Kamu di sekolah saja ya. Bapak takut terjadi apa-apa sama kamu," ujar kepala sekolah.

"Tidak usah Pak. Saya ikut saja, insyallah tidak akan terjadi apa-apa. Kata Bapak ada Allah yang selalu menjaga kita semua," jawab Clara.

Clara pun menjawab kalau Clara yakin untuk ikut. Dan teman-teman Clara merasa khawatir.

"Kamu yakin Clara?"

"Yakin Pak," Clara tersenyum.

"Oke baiklah. Di karnakan Clara sudah sangat yakin dengan keputusan nya. Maka Clara akan ikut praktek bersama kalian semua, dan untuk yang berkelompok dengan Clara. Bapak harap kalian terus menjaga teman kalian. Kalau memang sampai terjadi hal-hal yang tidak di duga, pihak sekolah akan segera membantu. Kalian tidak usah khwatir ya. Untuk itu saya akhiri. Assalamualaikum wr. wb," gumam Bapak Kepala Sekolah.

"Walaikumsalam wr. wb," semua murid kelas 12 serentak menjawab salam.

Pengarahan sudah selesai. Semua murid kelas 12 pun bubar dari lapangan. Dan segera mencari kelompok. Clara dan teman-teman sudah pas 8 orang. Jadi tidak perlu lagi mencari kelompok, Bu Lidia sudah memberikan lokasi kepada pemimpin kelompok. Di dalam kelompok Clara, David lah yang jadi ketua atau pemimpin, dan David sudah tau Rumah sakit mana yang akan di tuju.

Di saat semua murid sudah mendapatkan kelompok. Dan langsung saja semua murid kelas 12 segera menuju lokasi Rumah sakit yang di berikan oleh Bu Lidia.

Clara dan teman-teman menuju Rumah sakit menggunakan motor. Seperti biasa David dan Clara. Raffa dan Kirana, Ira dan Kevin. Debby dan Bima.

Di dalam perjalanan Clara dan teman-teman hatinya sangat tak karuan. Karena takut terjadi hal-hal aneh yang akan terjadi.

Akhirnya setelah beberapa menit Clara dan teman-teman sudah sampai di Rumah sakit yang di berikan informasi oleh Bu Lidia.

Setelah melihat Rumah sakit nya. Clara dan teman-teman tampak ragu. Karena dari luar saja sudah tampak seram.

Clara dan teman-teman turun dari atas motor. Dan memakirkan sepeda motor di halaman rumah sakit.

"Ini serius Rumah sakit nya? Kok serem banget ya?" Tanya Debby.

"Iya Vid ini serius? Lu gak salah alamat kan?" Lanjut Ira.

"Gak kok benar. Ini Rumah sakit nya," ujar David.

"Asli dari luar aja horor banget gimana di dalem. Gak kebayang sih gua," gumam Bima.

"Ih pulang aja yuk. Gua takut deh," Kirana sangat takut.

"Gokil-gokil. Kaya nya cuma sekolah kita yang ngadain praktek horor kaya gini, berasa uji nyali," kata Kevin.

"Iya Vin. Gua juga heran. Di mana-mana sekolah itu praktek nya ya di sekolah, pakai boneka. Lah ini udah di Rumah sakit, mana di suruh ke kamar jenazah lagi, mayat beneran bukan boneka, bu Lidia ngajak berantem," gumam Raffa.

"Ya justru itu kita pulang aja beb, aku takut," rengek Kirana yang memegang tangan Raffa.

"Diam aja Kirana plis," Raffa langsung melepaskan tangan Kirana.

Kirana langsung cemberut.

"Tapi ada yang aneh gak sih guys, kenapa rumah sakit nya sepi ya, ini rumah sakit udah tua atau rumah sakit yang udah gak ke pakai," jelas Clara.

"Iya juga ya. Vid ini beneran gak salah alamat kan. Ini horor banget tau," sambung Ira.

"Gua gak salah alamat guys. Ini benar alamatnya. Kita di tugasin di Rumah sakit ini, nih kalau gak percaya gua share di grup," David langsung meng share di grup whatsapp.

Clara dan teman-teman langsung melihat di grup. Dan benar saja alamatnya tidak salah. Bu Lidia memang memberikan informasi untuk kelompok David di rumah sakit yang sudah ada di depan mata.

"Iya juga ya. Tapi rumah sakit nya aneh. Masa rumah sakit sepi kaya gini David," kata Clara.

"Aku juga gak tau sayang, kenapa kamu ikut tadi. Kan aku udah bilang gak usah ikut," jawab David.

"Ya tapi aku khawatir sama kamu. Aku khawatir sama kalian semua," ungkap Clara.

"Yang terpenting itu kamu. Kamu itu gak usah khawatir sama aku Clara," ungkap David.

Clara tak menjawab perkataan David. Clara hanya diam sambil menatap David.

" Guys tenang. Gua bakal whatsapp Bu Lidia, gua mau mastiin kalau kita benar gak di tugasin di sini," Ira langsung ingin menanyakan kepada Bu Lidia lewat whatsapp.

"Oke Ra. Lu yang tanya deh," lanjut Bima.

"Oke sebentar."

Ibu Lidia

Assalamualaikum Bu Lidia. Maaf bu saya sama teman-teman sudah sampai lokasi. Tapi sepertinya Rumah sakit yang Ibu kasih tau. Sangat aneh

Setelah me whatsapp bu Lidia. Handpone Bu Lidia tidak aktif. Dan centrang satu.

"Gimana Ra apa kata Bu Lidia?" Tanya Raffa.

"Gak aktif guys. Ceklis satu."

"Yah. Terus gimana? Kita tetap masuk ke rumah sakit ini?" Lanjut Bima.

"Yaudahlah guys kita serahkan semuanya sama Allah. Gua yakin kalau kita gak takut dan percaya sama Allah. Allah terus ngelindungin kita," jelas David.

"Iya gua setuju sama David. Bismillah," kata Raffa.

"Sebelum kita masuk ke dalam. Kita berdoa dulu. Supaya gak terjadi hal-hal aneh, berdoa mulai," Kevin memimpin doa. Dan membaca Al-Fatihah.

Clara dan teman-teman pun menunduk kan kepala nya dan mulai berdoa.

"Berdoa selesai. Bismillah. Apapun yang terjadi di dalam nanti. Pokoknya kita harus terus bersama," gumam Kevin.

"Bismillah," sambung Raffa."

Dan akhirnya Clara dan teman-teman pun langsung ingin masuk ke dalam rumah sakit.

Baru sampai di depan pintu rumah sakit. Sudah ada dua suster yang sedang menjaga tempat administrasi.

"Eh guys itu ada suster. Berarti ini rumah sakit nya gak angker," ungkap Ira.

"Yaudah lah masuk aja. Ayo masuk. Kita tanya suster nya," kata Raffa.

Akhirnya Clara dan teman-teman langsung melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam rumah sakit.

Setelah masuk ke dalam rumah sakit. Sudah banyak pasien yang sedang menunggu nomer untuk di panggil dan di periksa.

Tapi Clara sangat merasa aneh karena semua orang yang ada di dalam rumah sakit tampak pucat.

Tanpa banyak waktu akhirnya David pun yang menanyakan kepada suster. Kedua suster itu tampak diam saja. Muka suster nya juga sangat pucat.

"Permisi sus. Saya mau tanya. Saya David. Dan ini teman-teman saya, saya di sini di tugaskan untuk praktek jenazah. Kira-kira kita harus bertemu siapa ya?" Tanya David.

Salah satu suster pun menjawab.

"Silahkan kalian masuk saja ke kamar jenazah. Kamar jenazah nya ada di lantai atas. Nanti kalian akan bertemu dengan dokter Anton," jawab salah satu suster dengan nada bicara yang menyeramkan. Suster itu menjawab perkataan David tapi masih menunduk.

"Tapi sus. Ini kok rumah sakitnya angker ya, gak ada hantu nya kan sus?" Tanya Kirana yang tiba-tiba menjawab.

"Kirana udah deh jangan tanya yang aneh-aneh," lanjut Debby.

Kedua suster itu tak menjawab. Hanya diam sambil terus menundukan kepalanya.

"Baik sus. Terimakasih atas informasi nya. Kami semua segara menemui Dokter Anton," ujar David.

Setelah David mengucapkan kata terimakasih. Kedua suster itu pun hanya mengangukan kepalanya dan hanya diam.

"Ayo guys kita langsung ke atas," ajak Raffa.

Di saat Clara dan teman-teman ingin menuju ke lantai atas. Tiba-tiba saja ada petugas rumah sakit yang sedang membawa jenazah yang baru saja kecelakaan. Jenazah itu di baringkan di brankar dorong.

Clara dan teman-teman tampak syok. Melihat jenazah yang baru datang.

Jenazah itu belum di tutup matanya. Dan sangat menyeramkan seperti masih hidup. Namun aneh nya. Petugas rumah sakit juga tampak diam saja. Tidak berbicara dan hanya diam.

David pun bertanya kembali kepada petugas rumah sakit.

"Maaf Mas. Ini kenapa ya?" Tanya David yang memberhentikan petugas rumah sakit.

"Ini ada jenazah yang baru saja kecelakaan," salah satu petugas rumah sakit menjawab perkataan David namun dengan nada pelan dan menyeramkan. Petugas rumah sakit itu seperti suster yang tadi hanya diam sambil menunduk.

Petugas rumah sakit pun langsung segera membawa jenazah untuk segera di evakuasi.

"Guys ini kita belum apa-apa udah horor tau. Gimana kalau salah satu di antara kita ada yang ngerekam. Nanti biar Bu Lidia tau kondisi di sini kaya gimana," jelas Kirana.

"Tumben lu pintar. Biasanya lemot. Oke gua aja yang rekam guys," lanjut Bima.

"Ih Bima apaan sih. Gua itu emang pintar."

"Ide bagus sih. Yaudah Bim lu rekam sampai kita selesai praktek," ujar Ira.

"Oke siap," Bima mulai merekam menggunakan handpone nya.

"Yaudah guys kita ke atas sekarang," ajak David.

Akhirnya Clara dan teman-teman mulai menaiki tangga dan menuju ke lantai atas. Suasana pun tampak sepi dan sunyi. Tidak ada suara orang di Rumah sakit itu.

Setelah sampai ke lantai atas. Clara dan teman-teman bingung ruangan Dokter anton di mana?

"Guys ini rumah sakit apa kuburan sih? Sepi banget. Di mana lagi Dokter Anton," gerutu Kirana yang sangat bawel.

"Kirana bisa diam gak. Ini kita lagi di Rumah sakit gak boleh berisik," sambung Ira.

"Udah guys tenang dong. Coba aja kita ke ruangan itu. Siapa tau kita ketemu Dokter Anton," ungkap David yang melihat ruangan paling ujung dan tampak gelap.

Suasana Rumah sakit yang tampak seram dan sepi.

"Ih gak mau ah David. Itu seram banget tau," ujar Kirana.

"Kayanya itu lorong rumah sakit ya," ujar Clara.

"Tuh kan lorong rumah sakit pasti banyak hantu nya ih gak mau ah," Kirana sangat bawel.

"Kirana lu bisa diam gak sih. Kita ke sini itu sama-sama. Gua cape tau gak denger lu ngoceh mulu," lanjut Debby yang sangat geregetan.

"Iya maaf," Kirana langsung cemberut.

"Yaudah lah lama ayo lah ke sana," ajak Kevin yang sangat pemberani.

Tanpa banyak waktu Kevin segera memasuki lorong rumah sakit yang sangat gelap dan sepi.

Clara dan teman-teman mengikuti Kevin dari belakang. Bima masih merekam menggunakan handpone nya.

Di tengah lorong Clara dan teman-teman melihat ada sosok Ibu-ibu yang sedang berdiri di depan pintu ruangan dan menghadap ke belakang. Memakai baju putih.

"Guys itu siapa ya?" Tanya Clara penasaran.

"Iya siapa tuh. Jangan-jangan hantu lagi," kata Kirana.

"Lu hantu mulu sih Kirana ya Allah," ujar Kevin.

"Itu kayanya Ibu-ibu deh. Tapi kenapa sendirian ya?" Lanjut David.

"Tapi kok diam aja sih," ujar Raffa.

"Gua aja yang nyamperin. Tenang guys," Kevin sangat pemberani dan mulai menghampiri Ibu-ibu yang sedang sendirian.

"Sekarang Kevin berani banget tumben," sambung Ira.

Kevin semakin dekat dan mulai menepuk pundak Ibu-ibu itu.

"Bu. Maaf Ibu siapa ya? Kok sendirian? Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Kevin tanpa ragu.

Di saat Kevin menepuk pundak Ibu-ibu itu. Tiba-tiba saja sosok Ibu-ibu itu langsung menoleh ke arah Kevin.

"Saya mau darah!" Jawab Ibu itu. Dan benar saja sosok Ibu -Ibu itu adalah hantu bukan manusia.

Mulut Ibu-ibu itu penuh dengan darah karena mulut nya sobek. Matanya juga merah.

Semoga gak seram ya guys 😭

Tanpa banyak waktu akhirnya Clara dan teman-teman teriak ketakutan. Bima sempat merekam wajah hantu Ibu-ibu.

Aaaaaaaaaaaaaa............... Setan! "Teriak Clara dan teman-teman secara bersamaan. Sambil berlari ke arah kanan. Clara dan teman-teman berlari ke arah ruangan yang berbeda.

Clara dan teman-teman berhenti sejenak.

"Guys apa gua bilang. Rumah sakit ini Rumah sakit hantu. Plis ya sekarang gua mau pulang!" Tegas Kirana yang sudah sangat takut.

"Anjir tuh Ibu-ibu nyeremin banget gila!" Ungkap Kevin.

"Cape banget gila lari-lari. Untung Ibu-ibu nya gak ngejar," tutur Raffa.

"Ya gak bakal ngejar lah Raf. Kan itu hantu bukan manusia," balas Ira.

"Gua udah sempat dapet rekaman Ibu-ibu tadi," ungkap Bima.

"Kayanya udah gak aman guys. Benar kata Kirana kita pulang aja," jelas Clara.

"Iya guys kita pulang aja ya," sambung David.

"Nah cakep. Ayo pulang!" Ajak Kirana.

"Tenang guys. Kita gak boleh panik. Oke kita tenang dulu ya. Kita belum ketemu sama Dokter Anton," ujar Debby.

"Aduh Debby. Lu gimana sih. Ini udah bahaya banget tau gak, dan sekarang lu masih mau di sini iya?" Tanya Kirana yang kesal.

"Gua tau Kirana. Tapi kita belum ketemu sama Dokter Anton," jawab Debby.

"Ya tapi kan..... " lanjut Kirana yang tak melanjutkan ucapan nya. Dan tiba-tiba saja ada seorang Dokter yang keluar dari ruangan autopsi jenazah.

"Ada apa? Saya Dokter Anton. Kalian cari saya?" Tanya Dokter Anton.

Clara dan teman-teman tampak kaget dengan kehadiran Dokter Anton. Karena baju yang di pakai Dokter Anton banyak darah Dan Dokter anton memegang sebuah pisau di tangan nya. Pisau yang di pegang Dokter Anton juga berdarah.

Clara sangat mencurigai Dokter Anton yang sangat aneh.

"I-iya Dok. Dokter ini Dokter Anton?" Jawab Debby.

"Akhirnya ketemu juga sama Dokter," gumam Kirana.

"Iya saya Dokter Anton. Ada apa ya mencari saya?"

"Maaf Dok. Kita semua di tugaskan di sini untuk praktek Jenazah dan ingin bertemu dengan Dokter Anton," jelas David.

"Iya Dok. Tapi maaf Dok. Kenapa Dokter bawa pisau ya? Kok baju Dokter penuh darah?" Lanjut Clara sangat panik dan mencurigai Dokter Anton.

"Anjir ini Dokter nyeremin banget," batin Kevin.

"Kok gua takut ya sama nih Dokter," ucap Raffa di dalam hati.

"Coba Dokter jelaskan pertanyaan teman saya Dok?" ungkap Ira.

"Oke. Sebelumnya saya menjelaskan. Untuk yang sedang merekam tolong di matikan dulu," Dokter Anton menyuruh Bima untuk tidak merekam lagi dan mematikan handpone nya.

"Oke Dok baik. Saya matikan handpone saya," Bima langsung mematikan handpone nya. Dan menaruh nya di saku celana nya.

"Oke. Ini sudah biasa. Karena saya di sini sebagai Dokter bedah jenazah. Jadi kalian tidak usah takut."

Setelah mendengar ucapan Dokter Anton. Semua pun kaget.

"Apa Dok. Bedah jenazah. Serem banget," sambung Kirana.

"Tidak perlu takut. Sebelum kalian melakukan praktek Jenazah. Kalian harus bisa membedah jenazah."

"What? Dok kita di sini di bimbing untuk melakukan praktek Jenazah. Bukan praktek bedah mayat," jawab Debby.

"Iya Dok. Kita masih SMA. Lagian kita belum kuliah. Dan saya juga gak mau kuliah kedokteran," lanjut Kirana.

"Dokter Anton yang benar aja, masa kita harus bedah mayat sih," ujar Kevin.

Clara hanya diam. Dan masih yakin kalau Dokter Anton bukan Dokter biasa.

"Dok. Maaf nih kata guru kami. Kita di sini hanya di bimbing bagaimana caranya melakukan praktek bukan bedah kaya gini," jelas David.

"Dokter jangan coba-coba mau jahat ke kita ya," kata Ira.

"Saya tidak jahat! Iya saya tau kalau kalian mau praktek. Tapi kalian ini anak IPA kan, kalau anak IPA itu harus bisa membedah jenazah. Apalagi itu adalah ilmu yang ada di dalam pelajaran IPA. Jadi kalian segera masuk ke dalam ruang autopsi. Dan kalian harus lihat bagaimana cara saya membedah jenazah dengan benar, sebelum kalian tau bagaimana cara praktek Jenazah," ucap Dokter Anton sangat jelas.

Setelah mendengar penjelasan Dokter Anton. Clara dan teman-teman tampak semakin curiga dengan Dokter Anton.

"Jadi maksud Dokter. Kita harus tau dulu bagaimana caranya membedah Jenazah? Kenapa Doker juga tau kalau kita anak IPA?" Tanya Bima dengan jelas.

"Bagaimana saya tidak tahu. Kalian ke sini mau praktek jenazah, dan itu sudah pasti kalian anak IPA, banyak mahasiswa dan anak sekolah yang juga melakukan praktek seperti kalian, ya jadi saya tau. Iya benar sekali kalian harus bisa membedah Jenazah dulu. Setelah itu saya akan bimbing kalian untuk melakukan praktek Jenazah, bagaimana sudah siap?"

Clara dan teman-teman sangat takut dan panik. Namun tetap berfikir positif.

"Baik Dok. Siap," jawab Kevin.

"Baiklah. Ayo kita segera masuk ke dalam ruangan autopsi dan saya akan menjelaskan bagaimana caranya untuk melalukan autopsi Jenazah, kalian nanti boleh mencoba untuk membantu saya melakukan autopsi Jenazah,ayo silahkan kita masuk ke dalam," Dokter Anton mulai membuka ruangan autopsi dan mempersilakan Clara dan teman-teman masuk ke dalam. Dan benar saja sudah ada Jenazah yang terbaring di dalam ruangan. Jenazah itu siap untuk di autopsi.

Clara dan teman-teman melihat jelas ada Jenazah yang sangat menyeramkan. Dan akhirnya Clara dan teman-teman segera masuk ke dalam ruang autopsi.

Kok aku takut ya guys natap mata jenazah nya takut nya hidup lagi 😭plis kaya nyata 😭

Clara dan teman-teman sudah berada di dalam ruangan autopsi. Clara dan teman-teman melihat alat-alat untuk melakukan autopsi Jenazah. Seperti gunting. Pisau kecil. Dan masih banyak lagi. Tapi aneh nya. Setelah masuk ke dalam, bau amis pun sangat tercium di hidung Clara dan teman-teman. Seperti bau darah. Dan bau yang sangat busuk.

Dokter Anton pun menjelaskan cara me autopsi Jenazah.

"Oke di hadapan kalian sudah ada Jenazah yang akan di autopsi. Perhatikan baik-baik, pertama-tama saya akan menjelaskan bagaimana cara melakukan autopsi, yang pertama kalian harus lakukan adalah. Melihat luka yang ada pada Jenazah, paham sampai sini?"

"Dok maaf. Kok di sini bau banget amis ya. Bau busuk juga," kata Ira yang menutup idung nya.

"Iya Dok bau banget," lanjut Bima.

"Ini kayanya bau tikus yang udah mati berhari-hari deh guys," ujar Kevin.

"Iya Dok. Kenapa di sini bau sih," gerutu Kirana.

"Kayanya ada yang aneh nih," ungkap Clara yang dari tadi curiga dengan Dokter Anton.

"Gimana mau praktek bau nya kaya gini," jelas David.

"Gak kuat gua. Asli. Bau banget," ujar Debby.

"Tenang. Saya akan mengambil sesuatu untuk pengharum ruangan. Kalian tetap di sini," jawab Dokter Anton.

Dokter Anton segera keluar ruangan untuk mengambil sesuatu.

Di saat Dokter Anton keluar dari ruangan autopsi Clara dan teman-teman sangat tertekan dengan bau busuk yang sangat menyengat. Namun Clara seperti mempunyai feeling kalau sikap Dokter Anton sangat aneh. Dan benar saja saat Dokter Anton keluar dari ruangan autopsi. Di dalam ruangan autopsi terdapat gorden yang tertutup rapat. Clara sangat curiga ada apa di balik gorden tersebut.

"Guys kita keluar aja yuk. Ini bau nya nyengat banget gak kuat gua," ungkap Ira.

"Iya ayo keluar. Enek gua juga," sambung Raffa.

"Eh guys tunggu, jangan keluar dulu. Ini di balik gorden ada apa ya? Kayanya bau nya di balik gorden ini deh," jelas Clara.

Setelah Clara mengucapkan kata itu bahwa sumber bau yang sangat menyengat ada di balik gorden. Kevin dan Raffa juga yakin dan satu pemikiran sama Clara.

"Eh iya Clar. Bau nya di balik gorden nih. Kayanya tikus nya mati di balik gorden deh," lanjut Kevin yang masih berfikir positif bahwa yang ada di balik gorden adalah bingkai tikus yang sudah mati.

"Iya anjir bau banget. Lagian tuh Dokter Anton gak kebauan apa ya. Dari tadi dia santai aja," ujar Raffa.

"Iya bau banget kan. Gua juga aneh sama Dokter Anton," jawab Clara.

"Maksud kamu. Bau nya ada di balik gorden itu?" Tanya David yang masih menutup hidung.

"Iya sayang. Aku yakin banget bau nya nyengat banget dari balik gorden. Coba deh kamu buka," Clara menyuruh David untuk membuka gorden. Dan ada apa di balik gorden tersebut.

"Iya sayang," jawab David.

"Yaudah yang cowok aja yang buka deh, gua gak mau," ucap Ira.

"Oke siap," Balas Raffa.

Akhirnya David. Raffa, Kevin. Dan Bima mulai membuka perlahan gorden tersebut.

Setelah di buka. Clara dan teman-teman sangat syok. Bagaimana tidak saat gorden di buka. Ada kepala manusia jatuh tepat di kaki David.

Clara dan teman-teman syok melihat di balik gorden bukan bangkai tikus. Tapi bangkai manusia yang sudah membusuk. Badan dan kepala manusia itu terpisah. Bukan hanya satu manusia tapi puluhan bangkai manusia ada di balik gorden itu.

Clara dan teman-teman panik. Dan terdiam. Sambil menutup mulutnya. Apa yang mereka lihat benar-benar nyata. Clara dan teman-teman melihat bangkai suster yang ada di depan tadi. Dan Ibu-ibu yang meminta darah tadi.

"Guys. I-ini. Gua gak bisa berkata-kata. Jadi Dokter Anton itu..... " Ira tak bisa berkata-kata lagi karena sangat syok.

"Sikopat. Iya Dokter Anton Sikopat. Guys kita bisa mati di sini, gua gak mau mati guys hiks.... " Kirana langsung menangis.

"Pokonya kita harus keluar dari sini! Ayo guys cepetan! Gua juga gak mau mati!" Lanjut Kevin.

"Gua juga guys. Kita harus cabut! Ayo cepetan!" David langsung menarik tangan Clara.

Di saat Clara teman-teman ingin keluar. Tiba-tiba Dokter Anton sudah kembali.

Clara dan teman-teman masih di dalam ruangan autopsi.

"Jadi kalian sudah tau siapa saya haha..... Bagus. Kalian semua akan mati di sini!" Dokter Anton yang sudah membawa gergaji mesin untuk segera memotong tubuh Clara dan teman-teman.

"Gak! Gua gak mau mati guys hiks..... " Kirana sangat frustasi sambil menangis.

"Dokter Anton gila! Lu yang harusnya mati Anjing!" Kevin sangat kesal.

" Lu yang mati Bangsat! Jangan macem-macem lu sama gua!" Debby sangat pemberani.

"Dokter stress ya. Apa mau saya lapor polisi!" Tegas Raffa.

"Dokter udah bunuh semua orang di sini. Sakit jiwa! Dokter gak bakal bisa bunuh kita semua!" David pun ikut berbicara dan masih memegang erat tangan Clara.

Ira dan Clara hanya bisa diam. Bima pun juga ketakutan.

"Silahkan saja. Kalau kalian mau melaporkan saya. Saya tidak takut," jawab Dokter Anton yang langsung mematikan mesin gergaji nya. Dan Dokrer Anton semakin sakit jiwa. Karena jenazah yang sudah ada di hadapan nya. Di bedah perut nya dan di ambil usus nya. Lalu Dokter Anton memakan usus Jenazah tersebut.

Setelah melihat Dokter Anton memakan usus. Clara dan teman-teman tambah panik. Takut. Dan syok.

"Astagfirullah alazim. Guys gimana nih," Kirana sudah panas dingin. Kirana terus memegang tangan Raffa.

Debby pun sangat kesal. Dan Debby langsung memukul wajah Dokter Anton.

Bugh!

"Kalian harus mati. Kalian gak bisa lari dari saya!"

Dokter Anton kembali bangkit dan ingin segera membunuh Clara dan teman-teman. Dokter Anton ingin segera mengambi kembali gergaji mesin. Namun Dokter Anton di tendang oleh David.

"Kalian tenang guys. Dokter Anton gila!" David langsung menendang tubuh Dokter Anton menggunakan kaki nya. Dan akhirnya Dokter Anton pun terjatuh.

Di saat David menendang Dokter Anton. Kevin juga memukul perut Dokter Anton. Raffa pun juga menginjak tubuh Dokter Anton.

"Mampus lu mati lu!" Kata Debby.

"Ayo guys kita keluar! Ayo cepetan," ajak Kevin yang menarik tangan Ira.

Namun di saat Clara dan teman-teman ingin keluar. Kaki Clara di pegang oleh Dokter Anton.

David sadar bahwa Dokter Anton memegang kaki Clara. Dan David langsung menendang tubuh Dokter Anton kembali. Hingga Akhirnya Dokter Anton terjatuh lagi. Clara dan teman-teman bisa keluar dari ruang autopsi.

"Guys kita harus keluar dari sini! Cepetan. Bahaya guys!" Ucap Ira.

Di saat Clara dan teman-teman mau menuruni tangga. Tiba-tiba Dokter Anton sudah bangkit dan mengejar Clara dan teman-teman. Dokter Anton membawa gergaji mesin nya.

"Guys Dokter gila itu ngejar kita ayo ikutin gua," Ajak Kevin.

Clara dan teman-teman tidak jadi turun ke bawah. Clara dan teman-teman langsung mengikuti arah Kevin. Clara dan teman-teman lari ke lorong tempat hantu Ibu-ibu tadi. Clara dan bersembunyi di kamar Jenazah.

Clara dan teman-teman sudah masuk ke dalam kamar Jenazah mereka bersembunyi dari Dokter Anton.

Clara dan teman-teman menutup pintu kamar Jenazah.

"Kita aman di sini guys. Jangan berisik!" Gumam Kevin.

"Aman tapi gak harus di kamar Jenazah juga Vin," lanjut Raffa.

"Kenapa tadi kita gak turun ke bawah sih. Sumpah gua takut banget," ungkap Kirana yang sudah keringetan karena takut.

"Usssstttt... Jangan berisik. Kita keluar sampai keadaan aman," tutur Bima.

Di saat Clara dan teman-teman bersembunyi. Ada suara langkah kaki dan suara mesin gergaji dan itu adalah Dokter Anton.

"Kalian di mana! Haha.... Saya akan membunuh kalian semua!" Dokter Anton yang sudah dekat di depan kamar Jenazah.

Kirana sangat takut. Dan tiba-tiba Clara melihat sosok pocong tepat di samping nya.

Pocong itu menatap Clara.

Sosok pocong itu adalah korban dari Dokter Anton juga. Dan sosok pocong itu tau kalau hanya Clara yang bisa kesurupan. Sosok pocong itu mau menolong Clara dan teman-teman dan mau membalas dendam kepada Dokter Anton.

"Saya akan membantumu. Untuk membunuh Dokter Anton. Saya akan masuk ke dalam tubuh mu. Dan kamu akan selamat, tapi kamu harus mengubur semua jasad yang ada di sini!" Ucap sosok pocong itu sambil menatap Clara.

"Baiklah. Saya juga akan membantumu," jawab Clara yang berbicara sendiri sosok pocong itu tak terlihat. Hanya Clara yang bisa melihat.

Di saat Clara berbicara sendiri. Teman-teman Clara pun kaget.

"Lu ngomong sama siapa Clar?" Tanya Ira.

"Clara kamu kenapa? Kamu tadi ngomong mau bantu, kamu mau bantu siapa?" Lanjut David.

"Ada makhluk yang......" Clara belum selesai berbicara,dan Clara langsung bergetar tubuh nya karena sosok pocong itu sudah masuk ke dalam tubuh Clara. Dan akhirnya Clara pun kesurupan.

Semua teman-teman Clara pun panik. Clara langsung berdiri dan ingin menemui Dokter Anton. Mata Clara berubah menjadi putih.

Clara langsung membuka pintu kamar Jenazah dengan menggunakan dorongan yang sangat kencang.

Brak!

"Clara. Kamu mau ngapain, Clara. Plis Clara," David sangat panik dan berusaha menarik tubuh Clara.

Di saat Clara di pegang tangan nya oleh David. Clara langsung melepaskan tangan David.

Teman-teman Clara ikut keluar dari kamar Jenazah.

Clara sudah ada di hadapan Dokter Anton. Clara hanya diam sambil menatap Dokter Anton.

"Akhirnya kalian menyerah. Sudah siap untuk saya bunuh!" Tanya Dokter Anton yang masih memegang gergaji mesin.

"SAYA YANG AKAN MEMBUNUH MU! HARI INI KAU AKAN MATI ANTON!" Teriak Clara yang langsung mengngangkat gergaji mesin dengan satu tangan nya. Dan tanpa menyentuh gergaji itu Clara sudah seperti punya kekuatan.

Gergaji mesin itu pun melayang ke atas. Dan tanpa banyak waktu akhirnya gergaji mesin itu sudah ke arah badan Anton. Dan Anton sudah di bunuh oleh gergaji mesin nya.

Kepala Anton sudah putus. Dan badanya terpisah oleh kepalanya.

Setelah Anton meninggal. Teman-teman Clara sangat syok.

Anggap saja itu Dokter Anton yang kepalanya sudah putus ya guys 😭 plis merinding aku 😭

"KINI PEMBALASAN KU SUDAH SELESAI!" Teriak Clara yang masih kesurupan.

Dokter Anton pun sudah meninggal dunia.

Clara masih kesurupan. Clara berjalan dan mulai membuka satu persatu ruangan. Ruangan itu berisikan mayat yang sudah membusuk. Teman-teman Clara mengikuti Clara dari belakang.

Sudah 3 ruangan yang Clara buka. Teman-teman Clara sangat syok melihat banyak Jenazah yang sudah di kafani.

Semua Jenazah itu di bunuh oleh Dokter Anton.

Clara masih terus berjalan hingga ke ujung lorong.

Dan benar saja. Clara bertemu dengan dua suster yang ada di depan tadi. Dua suster yang sudah meninggal juga. Teman-teman Clara juga melihat penampakan dua suster itu. Dua suster itu sangat menyeramkan.

Dua suster itu hanya ingin mengucapkan kata terimakasih kepada Clara.

"Terimakasih," ucap dua suster itu secara bersamaan dan langsung menghilang.

Di saat dua suster itu menghilang. Clara pun akhirnya pingsan. Dan sosok pocong itu sudah keluar dari tubuh Clara.

David langsung bergegas untuk menggendong Clara. Dan akhirnya David dan teman-teman yang lain ingin segera keluar dari Rumah sakit yang paling memyeramkan.

David dan teman-teman sudah sampai di depan rumah sakit dan ingin keluar. Tiba-tiba saja ada tetasan darah yang entah dari mana. Sehingga darah itu membasahi baju seragam David dan teman-teman. Clara juga terkena tetesan darah yang sangat kental. Dan tanpa banyak waktu akhirnya David dan teman-teman segera keluar dari Rumah sakit yang sangat seram.

Di saat Clara dan teman-teman sudah keluar dari Rumah sakit. Semuanya pun menangis dengan rasa merinding di dalam tubuh, karena tidak bisa membayangkan betapa menyeramkan nya kejadian yang mereka alami. Tapi persahabatan mereka sungguh luar biasa sehingga mereka bisa menyelamatkan diri untuk terus bersama.

Setelah David dan teman-teman berhasil keluar dari Rumah sakit itu. Tak ada satu orang pun di sana. Semua sudah meninggal di dalam rumah sakit itu.

Di dekat Rumah sakit itu ada sebuah tempat untuk istirahat. Clara di baringkan di tempat itu. David dan teman-teman istirahat sejenak sambil menunggu Clara sadar.

David segera menyadarkan Clara. Ira selalu membawa minyak kayu putih. Dan akhirnya David langsung mengoleskan minyak kayu putih di bagian pelipis Clara.

"Clara kamu harus sadar ya sayang. Plis, aku khawatir banget sama kamu," David masih memegang tangan Clara dan mengelus rambut Clara.

Dan setelah beberapa menit akhirnya Clara pun sadar dari pingsan nya. David merasa sangat lega Clara bisa Sadar.

Clara masih merasakan pusing di bagian kepala nya. Clara ingat bahwa ucapan sosok pocong itu meminta bantuan agar semua jasad yang ada di dalam Rumah sakit segera di kuburkan.

Tanpa banyak waktu Raffa akhirnya segera menghubungi pihak polisi.

Clara pun akhirnya kembali bangkit untuk memulihkan badan nya.

David segera mengambil botol air putih di dalam tas nya. Karena Clara sangat lemas.

"Ini sayang minum dulu," David memberikan air putih untuk Clara.

"Makasih ya David," Clara langsung meminum pemberian David.

"Sama-sama," David tersenyum.

"Guys makasih ya udah nolong gua. Oh iya kita harus segera kuburin jasad-jasad yang ada di dalam," ungkap Clara.

"Ya ampun Clara harusnya kita yang makasih. Kan tadi lu udah berhasil ngalahin Dokter Anton. Masalah jasad yang di dalam biar urusan polisi nanti," jelas Ira.

"Bukan gua yang ngalahin Dokter Anton guys, tapi ada mahluk yang ngerasukin tubuh gua tadi, dia minta pertolongan sama gua, dan mau balas dendam sama Dokter Anton," jawab Clara jelas.

"Ya Allah dasar Dokter stress! Kasihan juga ya gak tega sama semua yang ada di dalam jadi korban Dokter Anton, kita harus hubungin polisi," ungkap Ira.

"Gua udah hubungin polisi kok guys dan polisi lagi menuju ke sini," lanjut Raffa.

"Alhamdulillah bagus Raf," ujar Ira.

"Alhamdulillah ya Allah. Akhirnya Clara bisa sadar dan kita bisa keluar dari Rumah sakit ini," Kirana sangat lega.

"Alhamdulillah ya Allah," David dan teman-teman mengikuti ucapan Kirana dengan menyebut kata Alhamdulillah.

"Asli ini baju gua amis penuh darah. Itu darah dari mana ya?" Tanya Ira.

"Gak tau deh gua Ra. Gua nanti malem gak bisa tidur. Bayangin betapa horornya Rumah sakit ini. Iya ih amis banget," ujar Kirana.

"Gua juga gak bisa bayangin betapa kejam nya Dokter Anton," Kata Raffa.

"Asli itu mah bukan kejam lagi Raf, ini pengalaman paling horor yang gua alamin," sambung Kevin.

"Untung gua udah rekam semua kejadian nya. Asli merinding, waktu kepala Dokter Anton putus," ucap Bima.

"Udah ih Bima jangan di jelasin apa. Kan gua ingat lagi ih ngeselin," gerutu Kirana.

"Iya maaf."

"Kok bisa ya guys ada orang sejahat Dokter Anton," gumam Ira.

"Ya bisa lah Ira. Namanya juga sikopat. Untung tadi gua kuat gak muntah di dalam," sambung Kirana.

"Udah guys jangan di bahas lagi, yang terpenting sekarang kita semua selamat," ujar David.

"Iya guys berkat Allah kita bisa selamat, gak kebayang sih kalau kita semua tadi mati di dalam, tapi gua gak akan diam aja, karena gua udah gondok sama tuh Dokter, gua langsung tonjok aja tadi," ujar Debby sangat jelas.

"Alhamdulillah kita masih di lindungi Allah," gumam Bima.

Di saat Clara dan teman-teman sedang berbincang tiba-tiba suara mobil Polisi pun datang. Semua pihak polisi segera mengeluarkan Jenazah yang ada di dalam. Betapa banyak nya Jenazah yang akan di evakuasi oleh Polisi, Jenazah itu di angkut menggunakan mobil ambulance. Ada beberapa mobil ambulance yang mengangkut Jenazah.

Polisi pun segera menutup area Rumah sakit dengan garis kuning Polisi.

Polisi langsung berterimakasih kepada Clara dan teman-teman karena sudah menyelesaikan kakus Dokter Anton.

Dan akhirnya pihak Polisi akan segera mengevakuasi semua Jenazah yang sudah di bawa.

Pihak Polisi pun ingin segera menuju kantor bersama mobil ambulance

Dan akhirnya Clara dan teman-teman ingin segera pergi meninggalkan Rumah sakit. Dan kembali ke Sekolah dengan seragam penuh darah.

Bu Lidia sudah membaca pesan dari Ira. Sesampainya di Sekolah. Bu Lidia langsung sangat syok dan akan menjelaskan kalau Bu Lidia salah memberikan alamat Rumah sakit. Ira membalas pesan Bu Lidia dan Bu Lidia sangat syok dengan semua cerita Ira.

Clara dan teman-teman sudah sampai Sekolah. Clara dan teman-teman sudah berada di ruang BK. Bersama Bu Lidia dan juga Kepala Sekolah.

"Maafkan Ibu ya anak-anak. Ini salah Ibu karena sudah salah memberikan alamat Rumah sakit kepada kalian,tapi kalian semua hebat bisa menyelesaikan kasus Dokter Anton, Ibu tidak bisa membayangkan jika ada di posisi kalian, sekali lagi Ibu minta maaf," jelas Bu Lidia.

"Iya kalian ini hebat, tidak apa-apa Ibu Lidia jika kita tidak menyelamatkan korban-korban di sana mungkin akan terus bertambah, berkat Ibu Lidia juga kasus ini bisa selesai," sambung Kepala Sekolah.

"Iya Pak terimakasih."

"Iya Bu Lidia saya sebagai ketua kelompok tidak bisa membayangkan betapa menyeramkan nya kejadian tadi, tapi alhamdulillah kita semua bisa selamat dan pihak Polisi bisa mengevakusi korban-korban di sana," ungkap David.

"Iya bu ini bukti rekaman selama kita di sana, kalau Ibu gak berani lihat jangan di lihat, karena benar-benar sangat menyeramkan," ujar Bima yang meletakan handpone nya berisikan bukti video rekaman kasus Dokter Anton.

"Oke baik Bima. Bukti ini akan Bapak berikan kepada pihak Polisi, sekali lagi Bapak dan pihak Sekolah mengucapkan rasa terimakasih kepada kalian," jawab Kepala Sekolah.

"Sama-sama Pak. Bu, senang bisa membantu kalian, kami juga mengucapkan rasa terimakasih untuk kalian," lanjut Ira dan teman-teman secara bersamaan.

Bima langsung mengirim bukti video rekaman kepada Kepala Sekolah. Bukti itu di kirim ke whatsapp Kepala Sekolah.

"Saya harus segera ke kantor Polisi sekarang. Dan ingin memberikan bukti ini, kalian semua di sini dulu dengan Bu Lidia, Assalamualaikum,"ucap Kepala Sekolah.

"Walaikumsalam," jawab Bu Lidia dan yang lain secara bersamaan.

Kepala Sekolah pun akhirnya keluar dari ruangan BK. Dan ingin segera ke kantor polisi. Polisi yang tadi menolong Clara dan teman-teman. Kepala Sekolah juga sudah di berikan alamat kantor Polisi.

"Anak-anak kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kalian. Ibu berharap kalian akan terus bersama, sekali lagi Ibu minta maaf, dan untuk informasi soal kasus Dokter Anton biar nanti pihak Polisi yang akan mencari tau bagaimana bisa Dokter Anton menjadi seorang Dokter yang sangat kejam, pasti Ibu yakin Dokter Anton punya masalah hidup yang sangat berat, dan bisa menjadi seperti itu, semua masalah itu tidak mungkin kalau tidak ada sebab, nanti Ibu akan memberikan kalian informasi tentang kasus Dokter Anton, sekali lagi terimakasih."

"Baik Ibu Lidia. Terimakasih juga, kita bisa selamat berkat Allah, Allah yang selalu menolong kita," jawab David.

"Iya Bu Lidia. Saya paham maksud dari Ibu Lidia, pasti ada sebab kenapa Dokter Anton menjadi seorang sikopat," lanjut Ira.

"Iya mungkin memang ada masalah lalu yang kelam. Sehingga membuat Dokter Anton menjadi seperti itu," sambung Raffa.

"Ini pengalaman yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup," ucap Kevin.

"Sama saya juga, apalagi saya tadi yang merekam semua kejadian nya," ungkap Bima.

"Alhamdulillah kita semua selamat," gumam Kirana.

"Alhamdulillah ya Allah," tutur Debby dan yang lain nya secara bersamaan.

"Oke baik anak-anak. Nilai untuk kelompok praktek Jenazah kalian sangat bagus. Dan setelah ini kalian masih harus mengikuti praktek selama seminggu, kalian tenang saja, tidak ada lagi praktek di Rumah sakit. Karena sudah selesai semuanya, setelah kalian praktek selama seminggu kalian akan mengikuti Ujian Nasional. Dan Ibu berharap semua nilai kalian bagus dengan hasil yang memuaskan."

"Amin ya Allah," ucap Clara dan teman-teman secara bersamaan.

"Ibu tenang aja kita semua pasti bisa mendapatkan hasiil nilai yang bagus," ungkap Ira.

"Iya Ibu percaya. Kalian semua anak pintar, dan satu hal lagi sebenarnya pihak Sekolah akan mengadakan perpisahan untuk kelas 12 camping di hutan, tapi mengingat semua kejadian ini seperti nya tidak jadi, dan akan di batalkan, Ibu sangat khawatir dengan semua murid kelas 12 terutama Clara, jadi untuk perpisahan nanti semua murid kelas 12 akan berkunjung ke pantai dan kita akan berlibur di sana," jelas Bu Lidia.

"Wah asik Bu ke pantai," kata Kevin.

"Alhamdulillah kalau kita camping ke hutan bahaya juga ya Bu, apalagi Clara sangat berbahaya pasti," ungkap Ira.

"Terimakasih ya Bu sudah selalu menghawatirkan saya," gumam Clara.

"Tidak usah terimakasih Clara. Ibu sangat khawatir dengan kamu, dan sangat khawatir juga sama yang lain, dan lebih baik kita berlibur saja ke pantai."

"Iya setuju banget, akhirnya berlibur juga," Kirana tampak senang.

"Kita di sana menghabiskan waktu untuk perpisahan bersama teman-teman ya Bu?" Tanya Raffa.

"Iya dong Raffa. Kan kita semua harus punya memori kenangan iya kan."

"Pasti bakalan seru nih," gumam Bima.

"Seru banget dong," sambung Debby.

"Pokoknya kelas 12 hebat-hebat deh," tutur David.

"Iya jelas. Semua murid di sini hebat-hebat, oke anak-anak kalian boleh pulang, kalian semua harus istirahat, dan kalian semua harus mempersiapkan diri kalian untuk ujian nanti, semangat."

"Oke Bu siap semangat," lanjut David.

Selain David. Clara dan teman-teman juga mengucapkan kata semangat.

"Yaudah Ibu Lidia kami semua pamit pulang. Assalamualaikum," ujar Ira yang memberikan salam dan di ikuti oleh Clara dan yang lain nya.

"Walaikumsalam," Bu Lidia tersenyum.

Akhirnya Clara dan teman-teman pun keluar dari ruang BK. Dan ingin segera pulang ke rumah masing-masing.

Bersambung.......

Gimana guys ceritanya?
Menyeramkan atau biasa aja?
Jujur ya aku baru pertama kali nulis adegan sikopat yang sangat benar-benar buat aku ngebayangin banget pas nulis 😭
Sampai pusing sendiri 😭
Tapi alhamdulillah kasus Dokter Anton sudah selesai.....

Poje yang kali ini baik mau nolong Clara dan teman-teman karena balas dendam sama Dokter Anton dan poje ini bukan anak buah nya Mbah Tomorjo jadi dia baik 😭

Menurut kalian yang paling buat kalian kesal siapa?
Mbah Tomorjo atau Dokter Anton?
Nanti kalian juga tau kenapa Mbah Tomorjo jahat dan kenapa Dokter Anton menjadi seorang sikopat

Kalau penasaran tunggu di part selanjutnya yaa
Terimakasih ❤

Spam emot 🌼💜

Continue Reading

You'll Also Like

697K 46K 17
Nakal tapi manja? Siapa lagi kalau bukan Reydar Galaxy Éros. "ish, aku mau pelukkk Liaa" ⚠️BAPER AREA⚠️
4K 495 17
"KAMI SEMUA SELAMAT TAPI TIDAK DENGAN......" "SI GADIS CARAMEL."
220K 27.4K 48
Kumpulan cerpen dan mini cerbung, bedasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan s...
144K 426 6
(FIKSI) Vivi terbangun dari tidurnya dalam kondisi tanpa busana... cairan lendir yg masih merembes dari Lubang surgawi miliknya membuat gadis itu pah...