GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘

By GakUsahCari

88K 7.2K 1K

Rusma tidak menyangka, kebaikannya untuk mengantarkan baju pengantin yang harus di kirim suami dari sahabatny... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

07.

4.3K 386 5
By GakUsahCari

H A P P Y  R E A D I N G


ΦΦ

"Turunin gue!"

Rusma memberontak, dia menggerakkan kakinya secara acak dan memukuli punggung belakang Dzαkα brutal.

Para pelayan yang berlalu lalang langsung sigap membentuk barisan memanjang dan membungkukkan badan menyambut kedatangan tuan muda dan istri tuan mudanya yang tidak biasa.

"Dzαkα!"

Brak!

Pintu di banting cukup kuat. Cowok itu langsung melempar Rusma ke ranjang. Saat cewek itu berniat melarikan diri, Dzαkα langsung sigap menindih tubuh Rusma dan mengunci pergerakan cewek itu dengan menahan kedua tangan Rusma di atas kepala.

"Diam." Desis Dzαkα di depan bibir Rusma yang berjarak hanya satu inci dari bibirnya.

"Minggir!"

"Lo diam, baru gue lepasin."

Takut di macem macemin Dzαkα, Rusma akhirnya mengalah. Dia berhenti brontak dan menatap cowok itu. "Lepasin gue."

Dzαkα beranjak dari atas tubuh Rusma. Dia duduk di pinggir ranjang dan menatap tajam cewek berambut pirang yang masih tidur terlentang di atas ranjang.

"Gue gak ngizinin lo buat pergi tawuran dan gak akan pernah ngizinin lo buat kumpul kumpul lagi sama geng abal ab-"

"Gue gak suka sama orang yang ikut campur sama urusan pribadi gue!"

"Gue gak perduli. Yang terpenting gue gak akan biarin lo deket deket sama geng abal ab-"

"Vagos!" Rusma marah. Dia menatap tajam Dzaka, tidak terima jika cowok itu menyebut Vagos sebagai geng abal abal. "Lo gak berhak ngatur gue! Vagos itu udah kayak keluarga bagi gue. Vagoslah yang buat gue bertahan sampe sekarang! Gue gak perduli lo mau ngelarang gue apa enggak, yang terpenting gue gak bakal ninggalin Vagos."

Dzaka tetap memasang wajah datar, dia berdecih sesaat. "Tanpa sadar geng abal abal itu juga ngewaba pengaruh buruk buat lo."

"Pengaruh buruk apanya? Jangan seberangan kalo ngomong!"

"Banyak." Balas Dzaka kalem. Dia memutuskan untuk berdiri dan berjalan hendak masuk kedalam ruangan yang biasa dia pakai untuk bermain game. "Kalau aja lo memang benar benar pintar. Setidaknya lo sedikit sadar kalau Vagos banyak menimbulkan dampak negatif ke diri lo."

Brak.

Rusma bersedekap dada, mata gadis itu menatap tajam pada daun pintu kaca transparan yang baru saja di masuki oleh Dzaka.

"Setidaknya hanya mereka yang ada di sisi gue saat detik detik terburuk dalam hidup gue."

🎮💘🎮

"Jadi kita gimana? Lanjut apa enggak?"

Ira meraih tongkat besi yang memiliki tanda kepunyaan dari sahabatnya Rusma. Sayang sekali kini mereka tawuran tanpa peretas terhebat di Vagos.

Tatapan Maria berubah tajam, sebagai ketua Vagos dia harus siap menghadapi kemungkinan terburuk seperti ini.

"Lanjut," Perempuan itu mengenakan helmnya dan naik ke atas motor sport hitam miliknya. "Kita gak punya waktu banyak, baik tanpa adanya Rusma kita bakal tetap pergi."

"Anjeli, lo yang nangani cctv kali ini."

"Nyawa di balas nyawa." Maria tersenyum miring sebelum menutup kaca helm miliknya.

••••

Buk! Buk! Buk!

Rusma memukul kuat pintu kamarnya yang terkunci. Sebagai orang terteliti di Vagos, ini sangat memalukan saat dirinya baru menyadari pintu ini di kunci menggunakan sidik jari.

Gadis berambut pirang itu tersenyum kecil begitu menyadari sesutu. Dia beralari kecil ke arah rak besar tempat laptopnya dia taruh.

"Lo pikir gue sebodoh itu? Maaf tuan Dzaka, anda tidak akan bisa mengatur saya."

Jari jari tangan Rusma mulai bergerak lincah di atas keyboard laptop miliknya, memasukkan beberapa kode angka. Lamanya dia berkutat, tiba tiba laptopnya mati. Tak lama hidup kembali.

"Maaf istri tuan Dzaka yang terhormat."

Suara seorang cowok terdengar dari labtopnya yang hanya menunjukkan layar putih. Rusma kenal suara siapa itu, Dzaka.

"Anda tidak di izinkan keluar seincipun dari kamar ini tanpa seizin dari suami anda."

Tanpa peringatan Rusma berdiri dari posisi duduknya hingga laptop di pangkuan cewek itu terjatuh. Tangan cewek itu bergetar pelan, dia sedikit terguncang karena untuk pertama kalinya ada yang bisa membobol pertahanan laptop miliknya yang sudah di rancang sedemikian rupa.

"Takut?"

Suara cowok itu tidak berasal dari labtopnya lagi, melainkan dari televisi di kamar mereka yang tiba tiba menyala dan menunjukkan layar putih seperti di laptopnya barusan.

"Selama anda menurut, saya tidak akan mencelakai anda. Bagaimanapun saya suami anda bukan?"

Secara refleks Rusma menatap ke arah lampu yang di atas kepalanya ketika indra pendengarannya menagkap perpindahan suara. 

"Patuhlah, maka hidupmu akan aman."

Kini suara itu berasal dari layar kecil yang berada di dekat pintu, benda kecil yang hendak di bobol Rusma beberapa saat yang lalu.

Mata Rusma menatap daun pintu dengan wajah pucat, kemudian matanya beralih menatap pintu ruangan tempat Dzaka berada. Kakinya secara spontan berjalan cepat dan membuka pintu kaca yang kali ini tidak terkunci.

Ceklek.

"Apa yang lo lakuin?"

Dzaka tidak merespon, cowok itu sibuk memainkan game yang akhir akhir ini banyak di gemari oleh orang orang. Seolah tidak melakukan hal apapun selain bermain game.

Rusma geram, dia meraih bahu Dzaka dan memaksa cowok itu menatap kearahnya. "Jawab gue!"

Satu alis Dzaka terangkat, dia menatap datar gadis berambut pirang di depannya. "Apa?"

Rusma menarik tangannya yang berada di bahu Dzaka, kemudian dia kepalkan kedua tangannya di sisi tubuh. Cowok ini sangat mengganggunya sedari awal.

Dengusan samar terdengar dari Dzaka, perhatian cowok itu kembali pada gamenya. Tidak memperdulikan Rusma yang masih berdiri di sampingnya.

"Sedikit informasi, karakter lo mulai berubah."

Rusma cukup tertohok. Kakinya tanpa sadar melangkah mundur. Benar apa yang dikatakan Dzaka, dirinya berubah. Dia bukanlah sosok yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, Rusma hanya seorang gadis pendiam yang sangat anti berurusan lebih dengan orang asing. Tidak akan banyak bicara di depan orang asing, selalu akan cuek pada apapun yang di lakukan orang padanya. Menanggapi segala hal dengan respon passive, tapi kini dia menanggapi segala hal yang menyangkut Dzaka dengan berlebihan. 

Namun, beberapa detik kemudian Rusma kembali menegakkan tubuh dengan percaya diri. Sepertinya apa yang terjadi pada dirinya akhir akhir ini sangat wajar.

Karena Dzaka telah mengusik hidupnya. Membobol dinding dinding pertahanan yang telah dia bangun bertahun tahun, seperti keamanan laptopnya yang di bobol cowok itu dengan begitu mudahnya.

"Dan itu karena lo." Ujar Rusma penuh penekanan.

Dzaka memiringkan sedikit kepalanya ke arah samping dengan mata yang masih fokus pada jalan permainan yang sedang dia mainkan. Sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian. Rusma bisa melihatnya dari pantulan layar komputer yang sedang di mainkan cowok itu.

"Yeah, sebesar itu dampak gue di hidup lo."

^ω^

Di ketik 1000 kata
10/08/22

Bye.

 

Continue Reading

You'll Also Like

594K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
3.5M 183K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...