Positif!

By Elephantrndm

266K 5.1K 334

!!Warning 21+!! "Seorang mahasiswi cantik menjual konten porno karena hiperseksual, lu mau kalimat itu jadi h... More

1. Akun Alter
2. Geo Gila
3. Hari Kedua
4. Sisi Lain
5. Naira dan Geo
6. Kupu-kupu
7. After Kiss
8. the manipulative
9. Third (21+)
10. Call (21+)
11. MessyHer!
12. Pelanggan Gila (18+)
13. Revenge
14. Masokis (21+)
15. Percikan Rasa
16. Ultraman
17. Mark kenapa?
18. Dia Sakit?
19. Ketahuan
20. Sedikit Berdarah
21. Trauma
22. Triger!
23. Sembunyi Terus
24. Masa Lalu
25. sel Cd4
26. Liburan Bersama Mark
27. Dibalik Kemunculan Kavi
28. Brainwash
29. Rumah Sakit
30. Chat nya di hapus
31. Kebencian Tasha
32. Semuanya abu abu
33. Ada apa dengan Kavi?
34. Naira Curiga
36. Salah paham
37. Rencana Jahat
38.Eksekusi
39. Trauma
40. Tidak Sesuai Rencana
41. Terpisah
42. Tuduhan Pertama
43. Diancam
44. Drop Out
45. Terungkap Separuh
46. Hubungan Yang Tak Terduga

35. Ide Gila Lagi

1.4K 53 5
By Elephantrndm

Perkataan Mark membuat Geo mengernyitkan dahinya. Laki-laki yang ada di hadapannya itu tampak begitu berapi-api. Ia heran mengapa Mark selalu pakai urat. Sedangkan di belakangnya Naira hanya membisu menampakkan raut wajah seperti banyak beban pikiran.

"Lu kenapa si?" tanya Geo kepada Mark sambil menatapnya sinis.

"Memangnya Naira mau pergi sama lu?" sambung Geo tidak terima jika Naira dibawa pergi.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Mark langsung menengok ke belakang untuk mendengar Naira menjawab langsung pertanyaan Geo.Namun Naira tetap diam saja, bola matanya ke kanan dan kiri mencari jawaban agar tidak menyinggung keduanya. Dalam hati terkecilnya ia tidak mau pergi dari kosan Geo. Meskipun Naira sudah melihat langsung Kavi bersama Geo dan mungkin saja ucapan Mark tentang mereka berdua benar, hatinya tetap tidak mau meninggalkan Geo.

Geo berjalan mendekati Naira sambil menabrak bahu Mark dengan sengaja agar ia minggir, tak menghalangi jalan.

"Ra?kalau dia maksa bilang aja,' bisik Geo lembut membuat Naira tersadar dari lamunannya.

Wajah Mark merah padam. Mark menggenggam tangan Naira sambil melebarkan matanya, mengintimidasi. Ia melirik ke arah Kavi untuk menyadarkan Naira. Naira bergeming cukup lama. Sedangkan di depan pintu, Kavi tak berani masuk mencampuri urusan mereka. Ia harus pura-pura tidak tahu apa-apa di hadapan Geo. Kavi sendiri tidak tahu jika Mark dan Naira sedang ada di kosan Geo. Ia hanya berniat baik untuk mengantarkan Geo pulang.

"Aku mau pulang," jawab Naira pelan dan terdengar ragu-ragu. Ia takut dengan tatapan Mark yang hendak menerkam.

Senyuman kemenangan terukir di wajah Mark sedangkan gurat wajah Geo berubah kecewa. Geo tidak tahu ia punya salah apa dengan Naira sampai sampai Naira ingin pulang. Padahal kemarin mereka baik-baik saja.

"Dengar 'kan Naira bilang apa?!" cerca Mark sambil tersenyum sinis. Geo tak berkutik, ia membisu di tempat sambil sesekali melirik Naira dengan tatapan sedih.

"Ayok Nai pergi," ucap Mark sambil menggenggam tangan Naira dan menariknya keluar kosan. Tangan kirinya menyeret koper yang sudah terisi penuh.

"Bentar dulu gue mau ngomong berdua sama Naira," potong Geo menghentikan langkah mereka dengan menggenggam lengan Naira. Otomatis Naira menengok dan merasa jantungnya berdetak tidak sesuai tempo.

"Kak," lirih Naira melepaskan genggaman tangan Geo dari lengannya. Tapi genggaman itu malah makin erat, Geo tidak mau Naira pergi. Ia ingin meluruskan sesuatu yang terasa ganjal dalam hati.

"Lepas Kak! Kita mau pulang!" Mark ikut membantu berusaha menarik lengan Geo agar tak lagi memegang lengan Naira.

"Bentar aja kok Ra. Aku masih nggak paham kenapa kamu tiba-tiba kaya gini." Geo mengeluarkan suara lembutnya sambil menatap mata Naira dalam.

"Buat apa si Kak? Lepasin Naira sekarang! Kasihan tangannya merah." Mark masih ikut campur, berbicara dengan mata melotot hendak keluar.

"Lu nggak perlu tahu."

"Enggak bisa!"

"Loh memang lu siapanya? bisa larang-larang Naira kaya gitu?" Pertanyaan menohok Geo membuat Mark menggertakkan giginya. Geo tak bisa lagi menyembunyikan rasa kesalnya dengan Mark yang begitu posesif.

Mereka berdua saling terlibat tatap menatap. Keduanya saling mengepalkan tangan di samping badan bersiap menonjok satu sama lain. Naira yang peka langsung menarik tangan Mark kebelakang badannya , agar tidak dekat dekat dengan Geo. Ia tidak mau ada keributan lagi seperti waktu itu, terlebih Geo baru saja sembuh.

"Maaf Kak, aku mau pulang,"ujar Naira berhasil melepaskan genggaman tangan Geo dari lengannya saat ia lengah . Naira dapat melihat dengan jelas tatapan Geo yang berubah menjadi sendu.

Mark tersenyum sinis ke arah Geo lalu kembali menarik Naira untuk pulang ke rumah. Saat di depan pintu, Mark sempat menoleh ke arah Kavi memberi kode bahwa ia datang di saat yang tepat. Pastinya Mark akan memberikan bonus. Keadaan itu membuat Mark menang dan bisa membalikkan keadaan.

***

"Kamu lihat 'kan tadi Geo sama Kavi barengan." Mark mulai beralibi. Matanya fokus ke depan jalan.

Naira tidak menyahut. Ia tidak tahu harus mengikuti apa kata hatinya atau percaya dengan segala pendapat Mark.

"Dugaan aku bener Ra, mereka itu sekongkol!" teriak Mark mengambil kesimpulan. Naira menoleh ke arah Mark dengan tatapan tak percaya.

"Jangan gitu Mark. Kita nggak bisa nuduh Kak Geo karena kejadian tadi doang." Naira memilih apa kata hatinya.

Mark berdecak kesal. "Nai buktinya itu sudah jelas. Kalau satu atau dua kali bisa Nai disebut kebetulan tapi kalau ini 'kan sudah berkali-kali. Lagian aneh banget kalau mereka nggak berteman tapi Kavi bisa tahu Kak Geo pulang dari rumah sakit dan anterin dia kaya tadi."

"Aku nggak ngerti Mark kenapa mereka bisa barengan kaya gitu. Tapi mungkin aja Kavi sama Geo nggak sengaja ketemu." Naira masih membela Geo. Semuanya memang terlihat runtut dan mungkin saja ucapan Mark itu adalah nyata bukan kebetulan semata. Tapi isi kepala Naira masih berpikir positif.

"Duh capek ya ngomong sama kamu,"cerca Mark tampak badmood.

"Aku bukannya nggak percaya sama kamu tapi...."

"Sudah lah Nai, percuma juga kalau kamu masih taruh kepercayaan ke Kak Geo. Sejelas apapun bukti kamu tetap bela dia."

Naira tertegun, tak berani menjawab memberikan perdebatan. Ia memilih diam, menatap jalan sambil terlarut dalam lamunan. Suasana mobil berubah jadi sepi lagi.

***

Geo menghela nafas panjang dan berat sambil menduduki kursi belajarnya. Matanya menatap lemari yang telah dirapihkan. Sebagian ruang disana terasa kosong setelah baju baju Naira di bawa pergi.

"Nih makanannya." Kavi tiba-tiba datang dengan menjinjing kantung plastik putih berisi ayam geprek langganan Geo. Beberapa menit lalu Geo memesannya lewat ojek online.

"Thank you Kak, sorry jadi lu yang ambil."

"Santai aja."

"Yaudah gas deh kita makan." Geo dan Kavi duduk lesehan di lantai sambil membuka Styrofoam dan mulai memakannya.

Tidak ada percakapan saat mereka makan. Namun beberapa menit kemudian Kavi mulai bersuara.

"Sebenarnya lu ada hubungan apa sama Naira?" Tanya Kavi pura-pura tidak tahu.

Geo mengatupkan bibirnya rapat. Sendok yang sudah ada di depan mulutnya, ia kembalikan lagi, tak jadi menyuap.

"Gue percaya sama lu nggak bakal bocorin rahasia. Jadi gue sama Naira itu tinggal satu kosan dari bulan lalu," jelas Geo yang dibalas anggukan kecil oleh Kavi.

"Tapi lu berdua pacaran?"

Geo menggeleng cepat.

"Cuman lu suka sama dia?"

"E-nggak juga si Kak." Geo menjawabnya nya ragu-ragu. Sebenernya ia juga tidak yakin dengan jawabannya itu.

Tiba-tiba ponsel Kavi yang ia letakkan di saku kanan bergetar. Ia langsung mengeceknya dan disana ada panggilan masuk dari Mark. Kavi melirik sekolah ke arah Geo yang tengah menguyah makanannya.

"Bentar gue mau ambil sesuatu dulu di motor," ucap Kavi berdusta lalu ia pergi untuk mengangkat telepon dari Mark.

Setelah berjalan cukup jauh dari kamar Mark, Kavi segera mengangkat telepon itu. Lalu menempelkan ponselnya di telinga.

[Lu dimana?] tanya Mark daru ujung sana.

"Kosan Geo."

[Kali ini gue suka sama tindakan lu. Nanti gue kasih bonus.]

Kavi tak menyahutinya, ia hanya mengangguk kecil.

[Besok gue minta lu godain Naira lagi dan gimananya caranya sampai dia trauma tapi jangan berlebihan apalagi sampai lu sentuh Naira. Terakhir lu harus bilang kalau lu adalah suruhannya Kak Geo.]

"Hah? Lu gila? Kenapa jadi bawa-bawa Geo?"

[Sudah lah lu nggak usah banyak tanya! Jalanin aja, kalau lu bisa berhasil buat Naira percaya lu itu suruhan Kak Geo gue bakal bayarin semua biaya tunggakan rumah sakit ibu lu!] suara Mark terdengar meninggi. Ucapannya membuat Kavi bergeming cukup lama. Ia sangat setuju dan senang mendengar penawaran Mark namun disisi lain ia merasa harga dirinya diinjak-injak, seolah-olah ucapan Mark adalah suatu bentuk penghinaan terhadap Kavi dan ibunya.

****

Apakah kalian ingin cerita ini dilanjutkan???

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 388K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
833K 62.9K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 17.8K 7
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...