Agra, Rasa, dan Raisa (End)

Por chocorenjunie

3.7K 145 124

[CERITA SUDAH TAMAT] Bukan kisah istimewa, hanya kisah sederhana antara Agra dan Raisa di masa SMA. Hanya kis... Más

Prolog
Baca Ya Ges Yaa
1. Hadiah
2. Awal Mula Raisa Jatuh Cinta
3. Nevan dan Jalan-jalan
4. Tentang Agra
5. Perubahan Rasa?
6. Raisa dan Tawa
7. Rasa yang Berbeda
8. Terbongkarnya Rahasia
9. Kepergian
10. Sendiri
Epilog

11. Dari Agra untuk Raisa

139 4 0
Por chocorenjunie

"Tak apa untuk sedih hari ini. Menangis hari ini. Tak semangat hari ini. Tapi, besok harus bisa bangkit lagi."

.
.
.

Raisa membawa paket itu ke atas kasur. Dengan ragu membuka selotip yang menutup kardusnya.

Saat itu yang  Raisa lihat pertama kali adalah sepucuk surat. Album musik boygrup favoritnya, buku catatan dan ... uang?

Kening Raisa berkerut. Tak ada info siapa pengirimnya. Gadis itu pun meraih surat yang ada dan membacanya.

Dear, Raisa

Terima kasih. Udah sering tertawa
Makasih, Sa. Udah mau bertahan sejauh ini
Makasih buat kamu, yang enggak jadi loncat ke sungai saat itu

Raisa mengernyit. Otaknya membuka kilas balik saat dimana dirinya hampir menyerah. Saat-saat dimana dia berada di titik terbawah.

Saat papanya pergi untuk selamanya.

Pupil Raisa melebar. Meski di dalam paket yang dikirim tak tertera nama, tapi Raisa tau siapa pengirimnya.

Dia ...

Juga isi paketnya, itu memperjelas siapa pengirimnya.

Sudah pasti.

Alputra Agra Anggara.

Pantas saja, saat melihat wajah Agra ketika MPLS dulu, ia merasa familiar. Raisa melanjutkan membaca deretan kalimat yang ditulis tangan itu.

Lupa ya?
Haha, iya, Sa

Kita udah ketemu
Bahkan sebelum kita masuk SMA dulu

Dan mungkin, selama itu juga aku udah nyimpan rasa buat kamu.

Tuhan baik, Sa. Membuat kita satu sekolah, bahkan sekarang satu kelas

Oiya, ini buku catatan kamu
Masih inget ga? Dulu kamu minjemin ini pas aku enggak bisa ngikutin pelajaran

Raisa
Tetep jadi baik ya?

Dan maaf aku baru bisa balikin uang pulsanya sekarang

Album itu, hadiah buat kamu

Bahagia, Sa. Terima kasih untuk segalanya

• • • •

Agra terdiam, berjongkok di depan gundukan tanah yang masih basah itu. Kini, semesta seolah mengerti. Angin bertiup kencang, dan awan hitam bergumpalan menurunkan rintik airnya.

Cowok itu, memejamkan mata. Merasakan air hujan yang mengenai wajah, mengaburkan air matanya yang sendari tadi sudah keluar.

Agra menunduk. Membuka mata, memandang nisan yang bertuliskan nama sang mama tercinta. Bunga Adinda.

Satu-satunya orang yang membuat Agra bertahan kini sudah pergi.

Dengan alasan Tuhan lebih sayang kepadanya.

Tapi nyatanya, di bumi, di dunia yang kejam ini. Agra membutuhkan sosok mamanya.

Agra menarik napas berat. Bangkit, dan melangkah pergi dengan berat hati.

Cowok itu melangkah di trotoar jalan, di temani guyuran hujan yang seolah tau jika hatinya kini sedang tak baik-baik saja.

Sendari tadi, ponsel Agra bergetar. Cowok itu melihat notif yang ada, dan hanya ada chat dari Raisa.

Apa gadis itu benar-benar mengkhawatirkannya?

Agra meragu.

Ia takut, gadis itu hanya seperti temannya yang lain.

Mereka berteman bukan dengan Agra. Tapi dengan uangnya.

Dan ketika uang itu hilang, mereka pun ikut hilang ... pun jika bertemu, mereka bersikap seolah tak pernah mengenal.

TINNNNNNN!!!!!

Agra tersentak, reflek mengalihkan wajah ke sumber suara. Dan seketika itu pula sinar lampu dari sebuah truk mengenai wajahnya.

Truk itu melaju begitu kencang. Bahkan tak sempat membuat Agra berlari menghindar.

Agra terdiam, kini memejamkan mata seraya memegang ponselnya erat. Sama sekali tak mengharap akan ada keajaiban dimana ada orang yang menolongnya. Pasrah ketika akhirnya bagian depan truk itu menghantam tubuhnya kuat-kuat.

Karena Agra ...

Ingin segera menyusul mamanya.

• • • •

Katanya, Tuhan itu pembuat rencana yang terbaik.

Apa yang kita rencanakan itu baik, tapi apa yang Tuhan rencanakan pastilah yang terbaik. Walau kadang, prosesnya terasa berat.

Tapi ... Agra tak mampu berpikir begitu.

Karena setelah apa yang ia alami. Cowok itu masih mampu membuka matanya kembali.

Sebuah keajaiban.

Katanya.

Sebab sebenarnya Agra tak membutuhkannya.

Untuk apa ia hidup, jika orang yang selalu ingin ia perjuangkan saja telah pergi? Untuk apa ia berjuang, jika di dunia ini ia hanya sendiri.

Hidup Agra, kini sudah tidak berarti.

"Agra," panggil seseorang memasuki ruang rawat Agra.

• • • •

Jantung Raisa bak dihantam batu besar. Tatkala ia memasuki ruangan bernuansa serba putih itu. Di sudut ruangan, sosok Agra duduk di brankarnya. Cowok itu tak menolehkan kepala, hanya memandang kosong ke samping. Menatap jendela yang memperlihatkan indahnya pemandangan sore hari.

"Agra," panggil Raisa.

Kemudian hening.

Hanya ada suara Raisa dengan langkah kakinya yang mendekat kepada Agra. Sudah dua minggu, setelah Agra mengalami kecelakaan. Dan tiga hari lalu, cowok ini membuka matanya setelah sebelumnya di katakan dokter ia mengalami koma.

Ia kembali sadar, meski harus menerima fakta bahwa kakinya tak mampu berfungsi seperti dulu lagi. Namun, sebuah keajaiban, seiring berjalannya waktu dan latihan, kaki Agra masih ada kemungkinan untuk mengalami kesembuhan.

Raisa mengulurkan tangan. Menelusupkan jemarinya diantara helai-helai rambut Agra yang memanjang.

"Gra, rambut kamu panjang," kata Raisa yang tak mendapat balasan.

"Gra."

"Agra ... jangan gini." Kali ini Raisa tak mampu menahan tangisnya. Gadis itu terisak pelan, membuat Agra menoleh ke arahnya.

Perlahan mengulurkan tangan, mengusap pipi gadis itu.

"Jangan nangis, Sa."

Cowok itu menggeser duduknya. Menepuk bagian yang kosong, menyuruh Raisa untuk ikut duduk di sana.

Raisa masih berdiri diam.

"Sa," panggil Agra meraih jemari Raisa dan menariknya pelan. Gadis itu akhirnya kini duduk di samping Agra.

Menatap indahnya mentari sore yang hampir tenggelam.

"Gra," panggil Raisa. Agra menoleh kearah gadis itu. "Jangan kemana-mana ... jangan kenapa-napa, Gra."

Wajah itu. Iris berwarna coklat Raisa memancarkan makna keseriusan.

Agra mengalihkan wajah. "Akuㅡ"

"Ada aku," sela Raisa. Menggenggam jemari Agra erat. "Ada Suster Rika, Gra. Dia mau ngerawat kamu."

Agra terdiam. Lidahnya kelu. Otaknya memberikan gambaran wajah Suster Rika seketika. Wanita berkepala empat itu baik sekali, dia yang selalu memberi semangat Agra dulu.

Agra terlalu tenggelam dalam kesedihan. Terlalu memikirkan jahatnya Tuhan, mengambil orang yang ia sayang.

Sampai lupa ... bahwa Tuhan juga menghadirkan orang-orang baik di sekelilingnya.

"Agra, tetep bertahan ya, karena kamu enggak sendiri."

Raisa tak menyuruhnya bersabar.

Dia hanya menyuruhnya bertahan.

Agra tersenyum tipis. Tak ada alasan untuknya tidak mengulur tangan, mendekat sosok gadis di sampingnya ini. Gadis yang telah menelusupkan semangat, dan arti hidup di dalam hatinya.

"Makasih, Sa."

Dan apapun yang akan Agra lewati nanti.

Agra janji.

Dia tak akan akan pernah menyerah.

Dia ... akan selalu melangkah ke depan.

^^TBC^^

Seguir leyendo

También te gustarán

13K 216 12
EA: Ali X Alicia are coming in. This is my first time doing a story with full English. From this story I'll try my best to avoid the 'ehem, ehem' sce...
13.1M 435K 41
When Desmond Mellow transfers to an elite all-boys high school, he immediately gets a bad impression of his new deskmate, Ivan Moonrich. Gorgeous, my...
91.6K 3.8K 29
Taehyung ff (completed) (a cute little love story) "Finally... Seoul" After 3years of struggle, Y/N reached her dream destination to meet her Idol. W...
3.5K 109 53
Belajarlah! Tentang arti dari sebuah kehidupan, karena dengan belajar kita akan merasakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian kita. Belajar...