adibintang, gowon juyeon.

By meitheworld

843 306 48

❛ senyawa asma bahagia, terpatri dalam daksa anindya; perihal mantra tuan jenggala. // 2021 More

𖤐 . temaram mataram
𖤐 . gejolak abstrak
𖤐. perkara kentara
𖤐. nanar merah jambu

𖤐. atraksi pemikat hati

63 5 0
By meitheworld

temani ngopi, 2022.

buvelar kamasetra kala itu senyap, hanya skuter kepunyaan nona gemintang menyirapkan keadaan. kemarin petang, ia mengusik ayu beserta kanvas baru, mencipta kesanggupan untuk hengkang dari kewajiban. ia memohon ayu dengan senang hati untuk mengawani rekreasi. dalam sambungan telepon, ia menanyai pasal lokasi konvensi, lantas disepakatilah temani ngopi sebagai intensi.

"AYU!!!" termanya dalam sambungan telepon, ayu sumarah. terus terang, kuping ayu pengang rasanya selepas mendengar seruan nawang. ia lantas menaruh palet di meja, nasib baik lukisannya tak celaka.

ia lantas bereaksi, "apa?" sedikit antipati. di seberang sana, tawa nawang terdengar, tidak keras, lamun ayu dapat mendengarnya seolah-olah berhasil mengusik kegiatannya.

masih dengan tertawa, nawang menanggapinya, "iya-iya, sori." ia memberi jeda, "besok jalan yuk!" ajaknya. ayu berpikir sesaat, lekas mengiyakan.

"boleh." sembari menyelesaikan vinyet dalam kanvas. dirasa sudah, komunikasi yang berlangsung sekitar tujuh menit telah usai. tumben sekali, biasanya nawang ngajak gibah sampai satu jam, kata hatinya. mungkin saja, nawang akan memberi kejutan esok.

sampailah hari itu, ia mengistirahatkan kuda besi pada pelataran kamasetra. menurut penuturan ayu, kama mempunyai arti cinta sedangkan setra mempunyai arti tempat, sehingga ia simpulkan bahwa kamasetra ialah tempat penuh cinta, seperti ayu yang mendapatkan cita bersisa yang ditujukan kepasa aksa.

hah.

ia merindu kala ayu berceritera menggebu pasal yudistira. kini, kembali ia kenang seseorang, sadewa wisesa yang menghilang bak dilahap ibu pertiwi. mengingatnya saja sudah membuat nawang teringa-inga, padahal ia bukan pangerannya.

"kamu jadi dapet oppa Korea, wang?" sang anindya membuka wacana seraya mereguk teh tarik yang ia pesan, ia tengah mendamba tanggapan.

pekan lalu, nawang dengan rutinitas seperti biasa yakni menjemput si bontot pulang sekolah dan singgah di kediaman dahayu. ia menggambarkan bahwa dunia perkuliahan sangatlah letah lan lelah. meskipun nawang faksi mahasiswa perguruan tinggi terkemuka di praja Istimewa, ia merasa pong pong bolong di jurusannya, dalam makna lain tidak memahami sekaligus mengerti berujar kata maupun angkat wicara.

dengan atensi pada komputer meja, ia menimpali celika. "boro-boro," jemu berbaur jenuh, "hima dikit-dikit acara." berawai meringis akibat aktivitas himpunan mahasiswa sastra Korea. puan nawang gemintang merupakan mahasiswi semester tiga dengan kesibukan tahan lama. berbanding dengan nona dahayu, ia sebatas mahasiswi kutu kupret; kuliah tugas, kuliah presentasi.

jikalau pasal himpunan mahasiswa, ayu tidak campur tangan. meskipun ayu mengikuti unit kegiatan mahasiswa sastra dan teater, justru ia bergoyang kaki karena tak ada agenda.

lantas, ayu bertanya, "terus tenggatnya kapan?" disertai ekspresi muka ragu lan risau. lekas nawang menimpali, "besok senin, yu."

"loh, romusha dong?" ayu memercayakan sembari mengangkat alis menyiratkan kuriositas. gadis itu mengetahui bahwa rekannya sering menjalankan sistem kebut semalam demi tugas yang berakhir pada pembaringan empuk kediamannya.

layu bercampur lesu, nawang melisankan, "iye, ntar bengi dikerjain." tak lama kemudian, menyambung, "alamat ip anjlok anjir." disertai dengan tertawaan memberikan impresi kepada ayu untuk melanting kurva.

"haha, sama." ia, lembayung dahayu meringis, membuahkan nawang ragu, lekas ia menanya sekaligus meyakinkan, "kemarin cumlaude kan?"

"3,7 doang." ayu berujar termalu-malu lan tersipu-sipu. kala indeks prestasi menunjukkan angka tiga koma tujuh, ia lantas patah arang. ngga sesuai sama planning, sanubari bersabda.

nawang tersedak, sudah kuduga, sangkanya. "itu udah tinggi bahlul," nawang bereaksi berlebihan, mustaka ayu menjadi sasaran. sang pemilik menampilkan gigi putih berseri nan eseman menaruh hati.

"sini, Ekonomi." ayu berujar sekaligus promosi program studi, "terjamin," sembari memberikan gestur menghubungkan ibu jemari dengan telunjuk membentuk sebuah lingkaran.

"iya, terjamin pusingnya." sungguh, nawang mempercayai bahwa Ekonomi bukanlah hal sederhana. semenjak anabrang memutuskan pembelajaran jarak jauh; yang berarti ayu maupun nawang tidak bersua dengan sang wira eka janardana, seperti eric, aksa, lan sadewa, tak satupun materi, terlebih Akuntasi yang diingat dalam memori.

lembayung dahayu lekas menoreh sabit purnama dalam figura, "eh, wang," seraya berbahasa sentosa. nawang memerhatikannya, menanti kontinuitas urita.

"hm."

"ternyata nakula satu kampus sama aku." lagi-lagi, nakula jatmika atau mas miko mengusik angan. jujur, nawang mendamba sua.

"yakin lo, yu!?" balasnya, terkejut lan takjub. pasalnya, selepas perpisahan sekolah menengah pertama, ia tak mendengar wara-wara berkenaan sang taruna. yang nawang tahu, nakula menimba ilmu di sekolah menengah atas dengan lokasi sekitar sepuluh kilometer dari anabrang. terbayangkan, bagaimana kerinduan yang telah ia himpun?

nawang antusias, menyeru ayu untuk melisankan warta. "nih, anak fakultas sebelah," ayu memberikan telepon pintarnya kepada na wang di hadapannya, "jurusan matematika," menampilkan himpunan mahasiswa matematika di institutnya.

kedua netra membesar, nampak terikat, "ngeri." selain tampan rupawan seperti aksa jenggala yudistira, nakula jatmika ialah taruna dengan seribu keberjayaan, sebut saja pekan jambore nasional yang ia ikuti serta perlombaan di mana asmanya selalu diseru kala upacara bendera. hal tersebut menjadikan nona gemintang jatuh hati, sialnya nakula mengetahui.

"tapi udah ada cewe."

ayu, tolong. nawang tengah berbahagia, jangan mengusiknya ...

"ngga cemburu?" tanya ayu, sekedar memastikan, kan nawang bucin, tutur lubuknya.

dengan tatapan timburu, ia berseru menggebu, "ya jelas!" disertai raut merajuk, "cemburu lah!"

lucu.

bagi ayu, ekspresi nawang sangatlah lucu.

"sialan lo, yu." lagi-lagi, mustaka puan lembayung menjadi objek pelampiasan. ayu meringis, tak menangis.

"ya maaf. baru nemu kemarin." maafnya.

selepasnya, nawang mengukir sabit lamun benihnya menyiratkan lara, "kisah cinta gue kenapa bergenre angst mulu anjir." lantas, nawang melanjutkan prosa romansa. "lo tau ngga sih?" nawang meminta pendapat, "gue dulu pernah naksir saka."

nona lembayung terbatuk, yang benar saja!

"hah?!" lontarnya, membutuhkan kepastian lan keseriusan, "tamawijaya ajisaka, anak kelas kita?"

nawang menganggut, memberikan klarifikasi. ayu dengan posisi terperanjat dan tersentak, "wang, kamu jangan bercanda ..."

"serius," jawabnya enteng, dengan figura ternganga, ia masih tak percaya bahwa nawang menaruh rasa kepada tamawijaya ajisaka, rekan kelasnya.

"jadi nakula, sadewa, kali ini saka?" sungguh, ayu terheran dengan kriteria nawang. ya, idaman masing-masing orang berbeda, namun mengapa harus saka, teruna dengan beratus kelakon ajaibnya alias pecicilan. kala nawang mengucapkan bahwa ia menaruh hati terhadap saka, ayu tidak berhenti untuk tertawa.

"ketawa aja sampai kering tuh gigi." membuahkan nawang kesal dengan tabiatnya.

"ya abisnya kamu sih." aneh-aneh banget suka sama cowo modelan saka, sambungnya dalam hati, jika ia utarakan, takutnya nawang sakit hati.

"saka ditaksir ..." ayu memberi jeda sebelum berbicara, "temenmu dari orok kan ya?"

"ndasmu." nawang tidak terima. memang, mereka berteman semenjak kecil, tetapi afeksi terbit kala beranjak dewasa, "dari tk sampai sma."

ayu mengangguk, "lama banget, tan," sembari mengaduk minumannya.

"ngawur." nawang tak suka, lekas ayu menyela dengan soalannya. "ya terus kamu suka saka dari mana?" kali ini, ayu harus memastikan bahwa hal tersebut bukanlah cinta monyet.

"namanya jatuh cinta." ujarnya santai, berniat mengakhiri sesi diskusi siang hari.

bungkam selama lima menit, lantas meneruskan. "kisah lo gimana, angst kan?"

yang ayu khawatirkan terdengar. kisah asmaranya memang tak seindah sinema lan para pemuda berlalu lalang menarik atensinya. akankah lembayung dahayu setia terhadap tuan jenggala, jawabannya tidak. ia menaruh kasih terhadap rekan kelasnya, hanya suka tidak sampai cinta, eksplanasinya.

kau bagai kapal yang terus melaju
diluasnya ombak samudra biru
namun sayangnya, kau tak pilih aku
jadi pelabuhanmu

pelangi, hivi!

netra terpikat lantas memikat,
tamawijaya aji saka

sinema kala senja, 2019.

suatu hari, presto; akronim ips dua, kelas ayu dan nawang, mendapatkan tugas dari guru kewarganegaraan untuk membuat sebuah sinema. sang widyaiswara mengatakan bahwa siswa bebas dalam memilih anggota, dahayu sadrah sumarah.

hingga menit ke lima, asmanya tak kunjung ia dengar, seperti kehadirannya tak dianggap oleh semesta. setakat, seorang pemuda melisankan asma sang kirana.

"dahayu."

ia merotasikan daksa, menjumpai sang pemilik suara yakni pemimpin presto menempatkan atensi kepada papan tulis putih. di antara teruna di presto, menurutnya hanya sang pemimpin kelas yang berguna, namun kelakon harus tegar lan sabar.

ternyata aku masih dianggap oleh semesta.

lamun ia meyakini bahwasanya sang pemuda menyebut asmanya agar ia tak kecewa, bukan berarti ayu dominan lan terdepan, pemuda itu pasti kasihan.

sabit tipis terlukis dalam figura, ia tengah bahagia. sang wira lan semesta seakan bekerja sama membuat anindya girang riang. dari kejauhan, wira danadyaksa pandang lembayung melanting kurva, ia berlega hati, lekas menghampiri.

"jadi kita dapet demokrasi keluarga, sekarang nentuin perannya." sang wira membuka diskusi, mengajak anggotanya berkomunikasi lan berkonvensi. ia pandangi biji satu per satu, tampak sedikit berapi-api.

"yang mau nulis naskah siapa?" tanya salah satu anggota.

wira lekas menjawab, "gausah ditulis. spontan aja." ayu mengernyit, sungguh ajaib taruna ini. seakan tersadar diperhatikan lan akan diunjuk rasa, ia lantas mengoreksi, "ya ditulis, dikit-dikit." mendapatkan tilik dari ayu, danadyaksa gugup dibuatnya.

"aku ngikut aja." ucap ayu final, akhirnya disetujui dan disepakati. selepasnya, dipilihnya hari jumat selepas pulang sekolah sebagai hari perdana kedelapannya menjalankan peran selayaknya aktris atau aktor layar lebar.

penghujung dina kelima tiba. ayu bersama sang kawan berangkat menuju lokasi yang tidak jauh dari anabrang. dijumpainya sang pemilik rumah dan wira danadyaksa yang asyik menyantap semangkuk soto. ditunggunya ketiga rekannya, tak lama sebuah sepeda jawa memasuki halaman rumah sang nirmala seraya membuyikan lonceng khasnya.

ia berlagak, "keren kan gue," sembari tertawa. kelakon julia membuat ayu dan erina tertawa, ada-ada saja.

"sepedanya siapa, li?" runa bertanya, habis sudah julia diledeknya.

julia yang berpegangan pada nada menimpali, "biasa, kakung," julia berbangga, akan tetapi lekas sirna akibat nada melajukan sepedanya.

"eh-eh," julia syak, ia hampir bersinggunggan dengan zamin, "tulungi woi!" julia memohon tolong dan hanya diperhatikan oleh mereka, yaitu ayu, nada, rina, dan runa.

selepas mengakhiri acara santap soto, sang taruna lekas menghampiri julia dan mengagetkannya, "ambruk o!" dan, berhasil, julia terjatuh dari sepeda onthel kepunyaan kakungnya. ia lekas mengajak pemuda pemudi lain bergegas ke halaman anabrang, lokasi mereka berlakon.

sang ayu memilih untuk berjalan paling belakang, alhasil sang taruna mendampinginya. dahayu terperanjat, selanjutnya bersua dengan sang pemuda, "h-hai, dimas."

sang wira berasma dimas danadyaksa, pemimpin presto sekaligus anggota pasukan pengibar bendera anabrang. jikalau kata ayu maupun nawang, janganlah percaya dengan prestasi yang dimas miliki karena kelakon sungguh pecicilan menjurus menyebalkan.

dimas dan ayu berjalan berdampingan sembari menuntun sepeda. ayu membuka bahana, "kamera punya siapa?"

"anak sains tiga." jawabnya seraya menata kamera beserta alat lainnya. tiba-tiba, sebuah bola menghampirinya. terdapat seruan untuk menghentikan, lekas diambil oleh taruna.

tak lama, sang pemilik datang. aksa jenggala yudistira, paksi eka janardana yang berlatih bola di anabrang. sekian lama tak berjumpa, kala senja, keduanya bersua netra untuk pertama kalinya, ya pertama kali. kala ayu mengajak bertukar pandang, selalu ia menjumpai adipati eric yang bersua dengannya.

selepas aksa mengambil bola, ia merotasikan daksa. namun, eric malah menyusulnya. "latian mas?" dimas mencoba mengatasi kecanggungan lan bersoal terhadap adipati.

"iya, lo ngapain?" seraya melihat satu per satu anggota, "tugas?" pastinya.

dimas menganggut, "iya, guru lo banyak nuntut." tawanya, eric pun lepas tertawa lantas meninggalkan gerbang anabrang menuju latihan eka janardana.

sebelumnya, mereka berpandangan muka dan taruna adipati melukiskan kurva. kali ini, ayu harus tenang. tidak boleh grogi, nanti malah balik malem kalau grogi begini, pikirnya sembari menjaga kamera.

aksi pertama, dimas, runa, dan devinka di pelataran anabrang, selepasnya giliran dahayu. tetap tenang ayu, jangan gara-gara ketemu aksa jadi keliatan konyol. jangan!

kring kring kring ...

dengan sepeda jawa kepunyaan kakung julia, ia menyeru sang danadyaksa. "mas dimas!" pekiknya memanggil danadyaksa dari seberang anabrang, ceritanya menjemput sang kakak sepulang sekolah.

dimas mengarungi adimarga anabrang, menghampirinya, lantas menyuruh ayu untuk mengisi posisi di belakangnya. lekas ia mengayuh sepeda, nampak sedikit susah.

"berat bener lo, yu." tutur katanya santai, berbuah rantang mendarat di mustakanya.

raut wajah ayu tak dapat dikondisikan. berangsang berbaur burangsang, ia memekik "dimas!"

"sembarangan bangettt!" kurvanya menghadap bawah menandakan kesedihan. ia bertanya-tanya, ia telah menjalankan diet ala artis Korea, masih saja disebut dimas berat? padahal berat badan ayu berkisar empat puluh kilogram saja.

tuan lan puan sutradara lantas kecewa, "ada apa?" tanya devinka, pasrah dengan ujaran dimas yang kurang ajar.

"dimasnya ngeselin!"

devinka memberikan tatapan tajam pada sang danadyaksa agar tidak mengusili sang ayu.

"dimas ..."

"iya-iya,"

dimas yang dipanggil dengan nada kurang mengenakkan oleh runa lantas meminta ampun pada dahayu, "sori."

selepasnya, lokasi beradu lakon berpindah dua ratus meter di sebelah barat anabrang, yaitu sawah. masih dengan sepeda lan nona padma di belakangnya, sang taruna mengayuh sepeda.

"turun." titahnya kepada sang lembayung. ia bingung, "kenapa?" tanyanya.

"lo berat, yu."

rupa tanpa dosa, lagi-lagi dimas mengulangi peristiwa.

"iya-iya, jangan dilempar rantang, ntar dimarahin emaknya devi lho."

agaknya ia trauma dengan sang ayu, lekas ia meminta ampun, untuk kedua kali.

tiba kala gaya dimas tercebur di sungai, sungguh. terlihat sakit sekali punggungnya, tapi ya bagaimana, harus totalitas demi tugas. ingat, demi tugas.

"encok ya bang?" ayu menyambangi dimas ketika istirahat, tidak berniat untuk menolong, hanya mengolok.

"oalah asem."

dina terakhir mereka beradu lakon tiba. ayu lega, begitu pula dengan kelompok papat, semuanya gembira. lamun, memori sinema wangsa akan selalu terabadikan dalam sanubarinya.

"gue anterin." ucap dimas, tiba-tiba menghampirinya di gerbang anabrang.

ayu yang sedari tadi heran, "bukannya ngelatih paskib ya?"

"biarin." jawabnya enteng.

ayu menolak, "ngga, aku berat. nanti ban motormu kempes."

dimas pasrah, "ya ampun, ayu. kemarin bercanda doang. masih marahan aja." dimas lekas pasrah, takut ajakannya tertolak.

"abisnya ngeselin."

"ayo." ajaknya sekali lagi.

"ngga deh."

ayu sadar diri, lekas menolak dengan senang hati.

"kali ini apa?"

"ntar gebetanmu marah."

ayu mengayunkan kedua suku, takut kausa rasa menggebu lan mengampul.

"ngga bakal."

kala itu, ayu patut berbahagia, namun jangan sampai terlena akibat paras sang taruna.

rabu berikutnya, sinema mereka ditampilkan. gemuruh tepuk tangan menghiasi kelas, semuanya menaruh atensi terhadap karya ayu, dimas, dan temannya.

sempat ayu dengar dari figura kawannya, "ayu lucu!"

atau sekedar sorak sorai seolah-olah ayu dan dimas adalah pasangan baru. sungguh, ayu tidak tahan jika digosipkan dengan laki-laki. ia takut, ia merona, padahal suka saja tidak.

"dimas sama ayu cocok banget dah!"

ayu hanya tertawa dengan kedua muka masih merona. mana bisa, hatinya hanya untuk aksa. mustahil dimas dapat mendapatkan seluruh cintanya, kecuali jika ayu mendekatinya.

atau saat ini, ia telah menyukainya? iya, sedikit.

puaka bak ombak samudra,
dimas danadyaksa

lan,
pelakon sinema
runa, nada, julia, saka, devinka, erina, ayu, lan dimas

Continue Reading

You'll Also Like

71.1K 2.7K 15
"siapa namamu?" "o-oline kakk"
643K 16.9K 51
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
59.5K 7.6K 42
[SEQUEL MY SOULMATE] "Maksudnya apa coba main cium, emang ada temen tapi ciumannya di bibir?" "Yaudah kita pacaran! Mulai detik ini juga." Hidup seor...
48 By kevvvvveee

Short Story

258K 27.4K 109
48 oneshoot (Lebih ke Ch²)