Lentera Jelita (TERBIT)

By Alfia_ramadhan11

4.3M 488K 92.2K

CERITA INI SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TBO SHOPEE DAN GRAMEDIA 🫶 Romansa - Spiritual - Militer BERTEMU JODO... More

00. Prolog
1. Aku, Kamu, dan Jabal Rahmah
2. Laki-laki Bersorban Misterius
3. Dilamar Komandan?
4. Jawaban Istikharah
5. Syafiya Calon Istri Saya!
6. Memilikimu Sepenuhnya
7. Hangat Pelukmu
8. Alaskar dan Ibu Komandan
9. Genggaman Kita
10. Komandan Ngeselin
11. Diperebutkan Dua Cogan
12. Giat Persit
13. Today's Happiness
14. Qurrota A'yun
15. Become A Writer
16. Kembalinya Alvero
17. Komandan Harus Kuat!
18. Sadar?
19. Amnesia?
20. Duo Bucin
21. Pantai Biru
22. Satu Shaf di Depanmu
23. Komandan Athar dan Sapi
24. Mr. El-Zein
25. A Day With Roron
26. This is Baby Boy
27. Selamat Jalan Guntur!
28. Sebuah Berita
29. Pahlawan Ibu Pertiwi
30. Hanya Mimpi?
31. Selamat Jalan Perwira Hebatku
32. Antara Cinta dan Sahabat
33. Ibu Persit Cantiknya Komandan
34. Calon Ayah
35. Komandan Pamit
36. Syafiya dan Kerinduannya
37. Syafiya Harus Kuat
38. Welcome to the World Baby Z
39. Proud of You Komandan!
40. Malming di Depan Rumah Dinas
41. Aqiqah Zayyan
42. Hukuman Para Om Loreng
43. Sampai Bertemu Kembali Raisya!
44. Memenuhi Panggilan Negara
45. Komandan Terbaik Alaskar
47. After Ending
PRE-ORDER LENTERA JELITA
Sequel Lentera Jelita

46. Ending

66.3K 6.8K 1.8K
By Alfia_ramadhan11

Bismillahirrahmanirrahim.

Gimana, sudah siap membaca chapter terakhir Lentera Jelita?

Aku harap kalian bersedia meluangkan waktu untuk vote dan komen di chapter terakhir ini. Kapan lagi? Tamat loh:((

Endingnya maunya gimana?

Deg-degan nggak?

Yaudah, happy reading.

"Kak, kenapa kita kesini? Kenapa kita masuk Batalyon?" Syafiya yang baru bangun tidur bingung saat melihat sekitarnya jejeran rumah berwarna hijau senada dan para loreng yang berkeliaran.

Kak Azzam tak bergeming. Fokusnya pecah, namun ia memilih pura-pura fokus mengemudi walaupun sebenarnya ada sesuatu yang sangat sesak tertahan di dadanya.

"Kak?"

Owek..owek..

Zayyan yang tertidur di car seat ternyata sudah bangun dan merengek. Alhasil Syafiya mengurungkan niatnya untuk menepuk pundak Kak Azzam dan memilih menggendong Zayyan.

"Anak Bunda yang ganteng sudah bangun? Abang Zayyan haus ya nak? Mau mik aci?"

Tapi bukannya diam, Zayyan malah semakin rewel. Kenapa? Tidak biasanya Zayyan menangis seperti ini kecuali haus dan lapar.

"Tadi sebelum berangkat Abang kan sudah makan nak. Haus ya pasti?" Syafiya mencoba menyusui Zayyan, namun bayi laki-laki itu menolak dengan menggerak-gerakkan tangannya.

"Hei, Abang kenapa?"

"Yayayayah."

Syafiya terdiam.

"Abang rindu Ayah nak? Sama....Bunda juga. Yaudah kalau gitu kita coba telpon Ayah ya. Siapa tau Ayah angkat teleponnya."

"Jangan Syafiya. Nggak perlu telepon Athar," cegah Kak Azzam dari kemudi.

"Kenapa Kak?"

"Athar-"

Bertepatan dengan itu Kak Azzam menghentikan laju mobilnya, tepat di depan rumah dinas Letnan Athar dan Syafiya. Dan di sana tampak Danyon Arif dan Ibu Kartika serta beberapa jajaran petinggi Batalyon lainnya.

"Syafiya, turun ya. Kamu ditunggu Komandan Arif dan Ibu Kartika. Biar Zayyan sama Kakak aja."

"Kok?"

"Syafiya Anasztaizia, jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama," ulang Kak Azzam.

"I-Iya Kak." Syafiya tidak mempunyai firasat apa-apa. Aneh saja, kenapa Kak Azzam tepat sekali membawanya ke sini sekarang.

Syafiya bergegas turun dari mobil. Sesampainya di depan rumah dinas, ia mengucap salam dan menunduk memberi tanda hormat. Lalu membuka kunci rumah dan mempersilahkan semuanya untuk masuk.

"Mohon izin. Mohon arahannya. Ada apa Ibu Kartika?" Syafiya dengan sopan.

"Komandan Arif ingin menyampaikan sesuatu kepada Bu Atharazka." Syafiya mengangguk.

"Kami tau, Nyonya Syafiya Atharazka sangat menyayangi Letnan Athar dan sangat menginginkan beliau pulang secepatnya. Begitupun dengan kami. Kami juga sangat bangga memiliki perwira hebat seperti Letnan Athar. Kami tentu sangat berharap Letnan Athar bisa kembali secepatnya. Namun yang perlu kita ketahui. Masih ada Allah yang lebih menyanyangi Letnan Athar daripada kita dan seluruh manusia di bumi ini."

"Maka dari itu saya atas nama Komandan Batalyon dan seluruh anggota ingin menyampaikan kabar bahwasanya....Letnan Atharazka Zafir El-Zein dinyatakan gugur dalam tugas operasi setelah tertembak oleh kelompok bersenjata di medan tugas."

Deg.

Hening.

"Izin Komandan. I-itu tidak benar kan? Suami saya masih berjuang di medan tugas?" tanpa dikomando, air mata Syafiya sudah mengalir deras dari pelupuk matanya. Lisannya menyangkal, namun hatinya tak bisa dibohongi.

"Sabar ya Bu Atharazka." Ibu Kartika memeluk Syafiya.

*******

Play lagu -Gugur Bunga-

"Saya Komandan Arif Herlambang akan memimpin upacara pemakaman militer Letnan Atharazka Zafir El-Zein. Saya bersaksi bahwasanya Letnan Athar adalah prajurit hebat yang rela mengorbankan seluruh hidup dan matinya untuk negeri. Saya bersaksi dengan sebenar-benarnya Ya Allah. Tempatkanlah perwira hebat kami di SyurgaMu." Komandan Arif sudah berdiri di barisan depan.

Di tengah-tengah mereka liang lahat sudah terbuka sempurna. Para anggota berbaris rapi di sekelilingnya. Tidak ada satupun wajah tersenyum. Semuanya berduka, mata mereka tidak dapat berbohong.

Iringan para prajurit berbaris rapi mengangkat peti yang ditutupi dengan bendera merah putih sebagai tanda penghormatan terakhir untuk pahlawan yang gugur membela negara. Di paling depan Rafael dan Jamal. Sedangkan Guntur memimpin iringan jenazah  sembari membawa foto Letnan Athar. Mata mereka sudah berkaca-kaca. Namun mereka mencoba tetap kuat untuk mengantarkan Komandan terbaik mereka ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Suasana menjadi semakin haru kala peti jenazah sudah berada tepat di atas liang lahat. Para anggota yang terlihat gagah, mereka meneteskan air mata walau dengan posisi tegap. Lalu para prajurit yang tadinya membawa peti kini sudah memegang senjata yang diarahkan ke langit. Tinggal menunggu aba-aba.

"Kepada Almarhum...Hormat senjata grak."

Dor!

Secara bersamaan tembakan ke langit sebagai penghormatan terakhir. Setelahnya senjata diletakkan, para prajurit mulai menurunkan peti secara perlahan. Di atasnya bendera merah putih dikibarkan. Iringan lagu gugur bunga membuat suasana semakin haru.

"Telah gugur pahlawanku.
Tunai sudah janji bakti.
Gugur satu tumbuh seribu.
Tanah air jaya sakti.

"Gugur bungaku di taman bakti.
Di haribaan pertiwi.
Harum semerbak menambahkan sari.
Tanah air jaya sakti."

Liang lahat sudah tertutup sempurna. Bendera merah putih kini sudah terlipat. Guntur berjalan menghampiri Syafiya dan menyerahkan bendera merah putih kepadanya.

"Ibu Komandan...Maafkan saya," lirihnya.

Syafiya tidak berkata apapun selain tersenyum. Lalu Guntur dengan kembali ke tempatnya. Berbaris dengan para anggota yang lain.

"Dengan ini, Letnan Dua Atharazka Zafir El-Zein dinyatakan menyandang gelar sebagai pahlawan dan mendapatkan anugerah kehormatan berupa Anumerta dan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Letnan Satu Anumerta Atharazka Zafir El-Zein." Beritahu Komandan Arif.

Upacara pemakaman militer telah selesai.

Tangan Syafiya terulur menaburkan bunga di gundukan tanah yang masih basah itu.

"Kenapa secepat ini sayang?"

"Katanya pergi demi negara dan pulang demi aku? Tapi nyatanya-" Syafiya mengusap air matanya.

"Andai aja aku tau kalau pamitmu waktu itu pertanda tidak akan pernah kembali lagi. Pasti akan sangat kueratkan genggaman dan peluk kita lagi, lagi, dan lagi. Sampai aku puas, sampai nafasku tercekat karena kita terlalu menyatu."

Syafiya memeluk nisan Letnan Athar. Membelai wajah yang hanya ada dalam pigura foto itu.

"Aku ikhlas. Tapi aku menangis."

"Aku ikhlas. Tapi aku rindu."

"Wallahi, Mas Athar pergi tanpa menyisakan sedikitpun kesalahan untukku. Tapi Mas Athar pergi setelah berjuta kebahagiaan untukku. Aku tak akan sebahagia ini jika bukan bersama Mas Athar."

"Aku tidak akan pernah kehabisan kata untuk menjelaskan pada Zayyan betapa hebat sosok Ayahnya. Akan kupastikan kelak Zayyan akan menjadi Komandan hebat sepertimu Mas."

"Selamat jalan suamiku, lelaki terbaikku, ayah dari putraku, perwira hebatku... Aku mencintaimu karena Allah."

"Tiga bulan untuk selamanya. Sampai berjumpa di keabadian laki-laki terbaikku." Syafiya mencium nisan Letnan Athar.

Walaupun tertatih, Syafiya terus melangkah sampai Papa Rendra menuntunnya.

"Pa.." Syafiya mendongak menatap Papa Rendra.

"Putra terbaik Papa sudah pergi. Papa sekarang sendirian," lirih beliau.

"Pa..." Syafiya menangis di pelukan Papa Rendra.

"Astaghfirullah. Syafiya pingsan," beritahu Papa Rendra. Sontak Kak Azzam menghampiri dan menggendong Syafiya ke arah tenda.

Rafael, Guntur, dan Jamal duduk di samping makam Komandannya. Guntur yang paling menangis karena paling merasa bersalah.

"Komandan Athar. Kami sangat terhormat pernah kenal dengan Komandan. Pernah bertempur dan berjuang bersama Komandan. Perjuangan Komandan akan kami lanjutkan. Kami sangat bangga menjadi anggotamu. Dan negara bangga memiliki prajurit terbaik seperti Komandan." Guntur.

"KOMANDO!"

"KOMANDO!

"Saya janji akan menjadi prajurit yang baik. Prajurit yang meneladani Komandan. Komandan yang selalu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan dan perjuangan. Saya janji tidak akan menjadi prajurit yang ceroboh. Maafkan saya Komandan."

"Tur," panggil seseorang.

"Percayalah, Komandan sudah memaafkanmu. Jangan terus larut dalam rasa bersalah," sambungnya.

"I-Ibu Komandan?"

Syafiya mengangguk dan tersenyum tipis. "Kalian..lanjutkan perjuangan Komandan Athar."

"SIAP. KAMI AKAN MELANJUTKAN PERJUANGAN KOMANDAN HEBAT KAMI." mereka memberi hormat pada Syafiya yang kini tengah menggendong Zayyan.

"KAMI SIAP MENGAWAL KOMANDAN KECIL ZAYYAN UNTUK MENJADI KOMANDAN HEBAT DI MASA DEPAN," mereka serempak.

Lantas Zayyan bertepuk tangan kecil melihat semangat para om lorengnya. Dia terlalu dini untuk mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.

"Permisi Om. Zayyan mau ke makam Ayah." Lalu Syafiya membawa Zayyan ke makam Ayahnya.

"Yayayah." Zayyan meraba-raba foto Ayahnya, lalu menciumnya. Setelah itu menoleh pada Syafiya dengan tatapan sendu. Mungkinkah Zayyan mengerti kondisi ini? Lalu Syafiya membawa Zayyan ke dalam dekapannya.

"Lihatlah Mas, kelak anakmu akan menjadi Komandan hebat yang melanjutkan perjuanganmu."

"Bunda dan Zayyan sayang Ayah selamanya. Selamat jalan Ayah Komandan."

Letnan Athar, pahlawan hebat kita telah pergi. Dia pergi dengan tenang tanpa menyalahkan siapapun. Janjinya untuk melindungi negara dan orang-orang tersayangnya telah mengantarkan ia pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Bertemu dengan Rabb yang telah menciptakannya dan membuatnya menjadi hebat semasa hidup.

Tugasnya untuk menjaga dan memuliakan perempuannya telah selesai. Perempuannya sudah merasakan bagaimana menjadi perempuan paling beruntung dan paling bahagia di seluruh semesta setelah luka masa lalunya.

Tugasnya untuk melindungi negara telah selesai. Kini biarkan ia beristirahat dengan tenang. Sekarang Komandan Athar telah menyatu dengan tanah tempat ia bertumbuh menjadi Komandan hebat. Tapi yang perlu diingat, Komandan tidak benar-benar pergi. Dia masih terpatri di jiwa-jiwa Alaskar yang akan melanjutkan estafet semangat juangnya untuk membela negara.

Selamat jalan Komandan terbaik kami.

_________________________________

- TAMAT -

Ini beneran tamat ya.

Pada hari ini. Jum'at 22 Juli 2022. Lentera Jelita dinyatakan TAMAT.

Apakah kalian menangis? Aku sudah~
Ada video untuk mengenang Komandan Athar

Jadinya apa? Sad end atau happy end?
Pasti kebanyakan kalian akan jawab sad end. Tapi kalau Komandan masuk surga, bukankah itu happy end?

Terimakasih untuk kalian yang sudah membersamai Lentera Jelita dari awal sampai akhir. Aku mau mengucapkan terimakasih dan maaf yang tak hingga untuk segalanya. Mewakili semua tokohnya juga ya..

Endingnya tidak memuaskan dan mengandung bawang? Bahagianya di novel, hanya kalian orang-orang spesial yang akan mengikuti Letnan Athar dan Syafiya menjemput bahagianya. Maka pastikan kalian menjadi salah satunya!

Dari ending cerita ini aku mau menyampaikan, perjuangan seorang tentara itu tidak mudah. Aku harap kalian jangan sampai ada yang menjelekkan instansi karena kesalahan oknumnya. Mulai sekarang harus mengubah pandangan ya. Dan sungguh istri tentara itu benar-benar wanita hebat!

Boleh tulis apa yang kalian dapatkan selama membaca cerita ini?

Apakah di dalam cerita ini ada scene yang membuat citra buruk bagi tentara?

Terakhir. Satu kata untuk..

Letnan Athar?

Syafiya?

Zayyan?

Guntur?

Jamal?

Rafael?

Kak Azzam?

Raisya?

Setelah ini mau dibuatkan kisah siapa? Komen yang banyak. Komen terbanyak aku kabulkan. Insyaallah..

Untuk yang terakhir kalinya, coba

Spam "Komandan Athar Terbaik" sebagai penghormatan terakhir kalian•́  ‿ ,•̀

Jangan lupa besok, 23 Juli 2022 Jam 16.00 WIB Pre Order Lentera Jelita. Di novel happy end? Iyaps(。♡‿♡。)

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 186K 36
[A DAN Z UNIVERSE] Dibaca berurutan: A dan Z, ATHARRAZKA, ATHARRAZKA 2: Aryan Aryan Virendra Atharrazka, seorang pengacara berusia 26 tahun, anak ked...
269K 32.4K 37
PART MASIH LENGKAP. SILAKAN DIBACA SEBELUM DIHAPUS. *** "Saya sudah tidak suci lagi. Ustaz berhak mendapatkan wanita lain yang lebih pantas." Ayda te...
102K 12.5K 20
[complete] ㅡ a house made of cards, too dangerous, but i still try to put you in. BxB San! Dom Woo! Sub All ateez mamber Low cast Inspired by BTS' Ho...
225K 22.2K 12
Update setiap hari Sabtu & Minggu Blurb: "Prinsipku, hadiah terbaik adalah apa yang aku miliki dan takdir terbaik adalah apa yang aku jalani." Siapa...