Dear, Ashana

By Hunianlapakjeje94

13.7K 342 11

Cerita 18+ " kamu mau jadi pacarku ?" " Hah " " mau nggak ?" " mau " Ashana Maharani Putri, gadis pemilik se... More

Bab I
Bab II
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Bab XII
Bab XIII
Bab XIV
Bab XV

Bab III

969 27 0
By Hunianlapakjeje94

Sepanjang perjalanan Agam hanya diam, membuat Shana merasa bersalah, dia memang tak pernah menceritakan tentang Agam pada Mama nya atau keluarganya.

Dia merasa belum menemukan kenyamanan jika bercerita mengenai hubungan percintaannya.

Motor Agam sudah berhenti, Shana melepas jaket dan memberikannya pada Agam.

" makasih jaketnya "

" hhmmm " gumam Agam masih dengan muka kusemnya.

" Kak Agam masih marah sama aku ?"

" masuk sana, katanya mau ngerjain tugas. Dan makasih juga sudah mau repot-repot nganter TEMEN nya makan " ujar Agam dengan menekankan kata temen.

" yaudah. Aku masuk dulu. Kak Agam hati-hati dijalan " setelah mengatakan itu Shana masuk kedalam, dan mulai menutup pintu gerbang kostannya.

Dia sebenarnya ingin membujuk Agam, namun panggilan tugas yang masih belum dikerjakannya setengah membuatnya cemas, Shana berjalan cepat menuju kamarnya, sedangkan Agam masih mengamati gerak gadis itu sampai masuk kedalam kamarnya.

Agam menghela nafas keras, emosi nya memang sulit terkontrol jika menyangkut tentang gadis itu, dulu bahkan Agam tak kenal yang namanya merajuk karena memang sedari kecil dia selalu mendapatkan apapun yang dia mau. Namun gadis itu berbeda, Agam menyugar rambutnya kesal, kenapa sih Shana tidak seperti gadis lainnya yang selalu mencoba menarik perhatiannya, kenapa gadis itu seolah acuh tak acuh padanya dan juga hubungan mereka.

°°°°°°°

Agam memilih pulang kerumah, kerumah kedua orangtuanya.

" Agam pulaang " teriak Agam, dan disambut dengan pelukan hangat Bundanya.

" tumben pulang, biasanya setiap akhir pekan baru pulang "

" Agam lagi pusing " decak Agam sambil melempar tasnya ke sofa kosong disebelahnya.

Ayah dan kakak perempuannya datang.

" kenapa Dek ?" Tanya Kak Rania, kakak perempuan satu-satunya Agam yang sekarang sudah bekerja di perusahaan mereka setelah lulus kuliah.

Agam diam tak menjawab hingga Rania melempar bantal kearah mukanya.

" kamu kenapa Gam ?" Tanya Ayah juga yang sekarang sudah duduk di sofa.

Agam masih diam, kehilangan tenaga untuk menjawab.

" nggak sopan. Ditanya orang tua diem aja " sebal Rania menatap adik satu-satunya yang manja.

Agam hanya melirik sebal

Bunda kembali dari dapur, membawa sebuah piring.

" kebetulan kamu pulang, Bunda habis selesai buat brownies coklat, kamu mau ?"

Agam mengangguk, meski dia sudah makan malam tadi, tapi tak enak jika menolak pemberian Bunda, apalagi Bunda sedang giat-giatnya belajar baking.

Agam mencoba dan melahap satu potongan besar sekaligus.

" gimana Gam, enak nggak ? Ada yang kurang nggak rasanya ?" Tanya Bunda

" enak. Tapi masih enakan bikinan Shana, Shana tuh pinter kalau buat jajanan manis gini Bun, rasanya pas dan enak " terang Agam sambil memakan satu potong lagi, sedangkan Ayah, Bunda dan Rania menatap Agam seksama, apalagi nama Shana disebut lebih dari satu kali.

" Shana siapa ?" Goda Rania, Agam terbatuk dan langsung mengambil air mineralnya.

" Shana siapa Gam ?" Sambung Ayah menimpali

" Adalah pokoknya " ucap Agam cepat

" pacar kamu yah ?" Kali ini Bunda yang bertanya pada anak bungsunya, Agam itu kalau urusan asmara tidak pernah seterbuka Rania.

Agam terdiam, " yah gitu lah " jawab Agam tak jelas.

" udah ah Agam mau ke kamar dulu "

Bunda terkikik geli melihat putranya yang salah tingkah.

" Gam nanti bolehlah ajak Shana main kerumah, kan bisa tuh ajarin Bunda bikin kue, kata kamu buatan Shana selalu enak dan pas " goda Bunda yang disambut tawa yang lain.

°°°°°°

Agam baru sampai kampus, seruan Dion, Agung dan Ben menyuruhnya kekantin membuat Agam berjalan menghampiri mereka.

" makan siang dulu yuk. Kelasnya di undur satu jam " kata Dion

Mereka mulai memasuki kantin, keberadaan anak-anak BEM membuat kantin mendadak ramai.

Agam dan teman-temannya itu definisi paket komplit.

Agam berjalan hingga netranya menangkap keberadaan Shana dan Agnes, namun yang membuatnya jengkel adalah keberadaan Alan dan Riki didepan mereka. Agam tak buta tentu saja melihat ketertarikan Alan pada Shana.

Melihat Shana tertawa mendengar lelucon garing Alan membuatnya tak suka.

" lo mau makan apa Gam ?" Tanya Ben yang sedang melihat menu.

" makan ati " jawab Agam sekenanya, membuat pandangan mereka mengarah pada arah yang Agam lihat.

Mereka tertawa melihat Agam yang tampak uring-uringan.

" ada yang panas, pacarnya ketawa sama cowok lain " ejek Ben

" makanya kalau punya pacar itu jangan diem-diem bae, giliran pacarnya dideketin sama cowok lain ngegalau " kata Agung menimpali

" berisik !"

Agam masih menatap Shana, sedangkan sang empunya masih sibuk mengobrol dan diselingi memakan nasi goreng didepannya.

Agam mengotak atik ponselnya dan kemudian Shana membuka notifikasi pesan yang masuk.

Kak Agam : asik banget ketawa ketawa sama cowok lain, udah lupa kalau punya  pacar. Oh iya lupa kan cuma dianggap TEMEN.

Agam melihat Shana yang sedang berpendar, mungkin mencarinya, dan ketika Shana menemukan sosok Agam dia tau jika pacarnya masih ngambek karena semalam.

Agam membuka pesan dari Shana.

Ashana : Kak Agam selesai kuliah jam berapa ?, bisa anterin aku beli kado buat Agnes.

Agam : hmmm. Jam 4 di parkiran gedung pusat

Ashana : ok. Makasih 😘

Agam menatap Shana ketika selesai melihat emoticon kiss yang gadis itu sematkan diakhir pesan, dan Agam berusaha keras untuk tidak tersipu.

°°°°°°
Agam sedang menunggu Shana didalam mobil, gadis itu mengatakan jika akan terlambat sebentar karena harus menemui Dosen terlebih dahulu.

Agam menatap Shana yang terlihat cemberut, Shana masuk kedalam mobil, untung saja parkiran sudah sepi.

" kenapa mukanya gitu ?" Tanya Agam

" lagi sebel sama Dosen " sahut Shana sebal

" kenapa memangnya ?"

" tugas yang tadi aja baru dikumpulin, eh sekarang malah ditambah tugas yang lebih berat, dan kamu tau nggak Kak kalau deadline nya itu minggu depan, sedangkan aku harus pulang ke Malang karena ada acara, terpaksa tiga hari ini harus lembur ngerjainnya. " adu Shana panjang lebar, dan wow Agam sepertinya harus berterima kasih pada sang Dosen karena bisa mendengar kalimat terpanjang yang Shana lontarkan, ditambah dengan mimik menggemaskan yang baru pertama kali Agam lihat.

" nanti aku bantuin ngerjain " hibur Agam

" emang Kak Agam paham materi kuliah aku "

" bantuin yang aku bisa aja "

Shana mengangguk dan langsung mengenakan sabuk pengamannya.

Agam ingat dia masih marah dengan Shana, lalu sepanjang perjalanan Agam kembali mendiami Shana, bahkan ketika Shana meminta pendapatnya tentang kado untuk Agnes, Agam hanya mengangguk-ngangguk saja.

" Kak Agam udah laper ?" Tanya Shana ketika arlojinya sudah menunjukan pukul 6 sore.

Agam mengangguk sebagai jawaban, masih konsisten dengan acara mogok ngomong.

Shana terkekeh pelan

" kita belanja aja yuh Kak ke supermarket, nanti aku masakin di Apartement. Gimana ?" Rayu Shana, semoga saja masakannya bisa meluluhkan hati Agam, aah ceileeeh.

Agam menoleh dan mengangguk patuh

Sambil mendorong troly, Agam mengamati Shana dari belakang yang tampak antusias memilih bahan masakan.

" Spaghetti mau nggak ?, aku baru belajar resepnya kemarin waktu ke Malang "

" terserah " jawab Agam sekenanya, sedangkan Shana tak bisa menyembunyikan senyumnya lagi melihat tingkah Agam yang menggemaskan, ternyata Agam juga bisa ngambek, mana lama lagi.

" bolognese atau carbonara ?"

" terserah "

" Carbonara aja yah "

" nggak suka !"

" yaudah kalau gitu Bolognese aja "

" terserah " jawab Agam lalu mendahului Shana jalan.

Sampai lah mereka dikasir, Shana memperhatikan kasir perempuan muda sedang curi curi pandang kearah Agam.

" Resiko punya pacar cakep."  Ucap Shana membatin

Shana memajukan tubuhnya, dan mengelus pipi Agam lembut.

" cape yah muter muter dari tadi "

Shana melirik kearah sang Kasir yang merasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan pacar orang, sedangkan Agam terkejut dengan tindakan Shana yang menyentuhnya ditempat umum.

Agam menggeleng, lalu menyentuh tangan Shana dan mengecupnya pelan.

Setelah selesai, Agam mengeluarkan kartu kredit dan memberikannya kearah kasir yang menerimanya dengan tangan bergetar.

Sekali lagi, Agam pacarnya emang enak dipandang, rambutnya yang lebat, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung meninggi, bibir merah alaminya yang merona, pandangan mata yang tajam nan menggoda, rahangnya yang tegas, ditambah dengan senyum manis yang dimilikinya, terlihat cute dan sexy sekaligus.

Baru sekitar jam 7 malam mereka sampai di Apartement Agam, dan Shana masih merasa takjub.

" ini Apartement orangtuanya Kak Agam ?" Tanya Shana ketika menaruh bahan makanan diatas meja pantry

" bukan "

" sewa sama orang yah Kak ?, pasti mahal biaya sewa nya " ujar Shana pelan sambil menaruh satu persatu bahan kedalam kulkas.

" bukan juga " jawab Agam sambil melangkah ke kamar untuk ganti baju.

Shana sedikit hati hati mengambil alat masak dan akan mulai menyalakan kompor.

Tak lama Agam kembali, " pakai aja yang kamu butuhin Na, nggak perlu hati-hati takut rusak "

" kalau dimarahin sama yang punya gimana "

" aku nggak akan marah kalau ada yang rusak  "

" isst bukan Kak Agam, tapi yang punya Apartement ini "

Agam menghela nafas pasrah, kenapa dari tadi pembicaraan mereka muter muter sih.

Agam mendekat dan mengapit kedua pipi Shana untuk menatapnya.

" Apartement ini punya aku pribadi, beli pakai uang aku juga, dan kamu bisa sesuka hati menggunakan Apartement ini kalau kamu mau. Aku sudah naruh kunci satu nya di dompet kamu, jadi kalau kamu mau kesini tinggal masuk aja "

Shana melebarkan matanya, dan langsung mengambil dompet miliknya yang sekarang sudah ada diatas tas nya.

Dia menemukan kunci kartu yang sama seperti milik Agam, dan bukan hanya itu saja ada beberapa lembar uang ratusan didalamnya, dan Shana yakin bukan dia yang menaruhnya.

Belum selesai keterkejutan Shana, Agam berjalan mendekat dan langsung meraih tengkuknya, menempelkan dua benda kenyal mereka, Agam langsung melumat bibir merah muda Shana yang sejak tadi mengundang untuk di nikmati.

Ditariknya tengkuk Shana makin maju untuk memperdalam ciumannya, Agam tersenyum ketika Shana mulai membalas setiap pagutannya.

Tangan Agam satunya memeluk pinggang Shana erat.

" Kak " panggil Shana terengah ketika Agam melepaskan ciumannya.

Jari Agam membelai celah bibir Shana yang mulai membengkak, " aku suka cium kamu Na, bibir kamu bagai candu untuk selalu aku nikmati "

Shana tersipu, dan ketika Agam mulai mendekatkan kembali wajahnya, Shana reflek menutup mata.

Agam tersenyum melihat reaksi Shana, hingga Agam mendekatkan bibirnya.

" makan yuh aku udah laper " bisik Agam jail yang membuat Shana langsung membuka matanya, menatap sebal kearah Agam yang berhasil mengerjainya.

Bersambung ....

Jangan lupa Follow, Like and Comment yah ....

Continue Reading

You'll Also Like

618K 4K 5
~ 𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖𝙖𝙣~ _______ Menikah dengan pacar teman sendiri tak pernah terlintas di pikiran seorang...
19.4M 881K 58
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

375K 45K 100
hanya fiksi! baca aja kalo mau