Neyralgis||On Going

Por littleghostt_

2.7K 2.1K 1.2K

[FOLLOW AKUN AKU DULU SEBELUM BACA!] *** "Apa yang bisa lo kasih ke gue?" "Banyak, salah satunya anak." ***... Más

Prolog
1 [Awal mula]
3 [Dia?]
4 [Perjodohan?]
5 [Berangkat bareng]
6 [Gadis nakal]
7 [Butik]
8 [Masalah 'mas']
9 [Nasehat dan pernikahan]
10 [Pangeran kodok dan Cinderella]
11 [Kelakuan Gishel dan Alana]
12 [Susu kotak]
Cast

2 [Aneh]

254 236 120
Por littleghostt_

Halo semuanya
Vote komennya jangan lupa ya

Happy reading

***

"Sini neng cantik, masuk." Ucap Leon genit saat melihat Neyra dan Jingga.

"Pokoknya gue harus bisa pdkt." Gumam Dika.

Jingga menarik Neyra masuk, namun Neyra hanya diam tak bergeming. Dengan sekuat tenaga Jingga menarik Neyra, akhirnya Neyra melangkah juga.

"Hai," Sapa Jingga ragu.

"Hai juga, sini-sini duduk." Leon menepuk tempat disampingnya menyuruh Jingga duduk disebelahnya, Jingga pun menurut.

"Neyra, sini duduk." Neyra hanya menatap datar.

"Oh iya lupa. Temen lo duduk dimana, ya, nah samping Algis kosong tuh." Leon menunjuk tempat di samping Algis yang memang kosong karena Angga lebih memilih duduk di pembatas rooftop.

Neyra hanya diam "Duduk, Neyra!" Tekan Jingga.

Dengan langkah gontai, Neyra duduk di samping Algis yang tengah bermain ponsel.

"Btw, kita satu kelas, kan?" Tanya Leon.

"Nggak, kita satu Bumi." Balas Jingga dengan senyum yang dipaksakan. Sudah tau satu kelas, ngapain masih nanya.

Leon terkekeh "Lawak lo," Jingga memutar bola matanya malas.

"Lo berdua udah kenal kita semua?" Tanya Leon. Dia mengangkat sebelah alisnya ingin tau.

"Elah, Le, ya kali mereka nggak ada kenal kita!" Ketus Dika.

"Jawabnya santai dong, Ka. Kenapa sih lo, PMS?" Heran Leon.

"Gue batang!"

Balasan dari Dika membuat Jingga menunduk malu, bahkan wajahnya memerah begitu juga dengan Neyra yang langsung membuang muka.

Algis tersedak ludahnya sendiri "Ada cewek!" Ucapnya datar.

Dika nyengir "Sorry," Dika menunjukkan tanda peace "Kalau lo, kenal kita, kan? Pasti kenal dong." Dika menaikturunkan alisnya kepada Neyra.

Neyra menunjuk dirinya sendiri "Gue?"

Dika mengangguk "Iya, lo."

Neyra mengangkat bahunya acuh "Nggak penting." Balasnya cuek.

Lagi-lagi, Algis tersedak ludahnya sendiri. Dia menatap Neyra tak percaya. Disaat semua orang ingin mengenal mereka, justru Neyra menganggap itu tak penting? Menarik.

Jingga tersenyum kikuk "Sorry, ya, dia lagi badmood makanya gitu. Tapi nanti kalau mood nya udah balik, bakal asik lagi kok."

"Ngarang! Mau gue badmood atau nggak, mereka tetep nggak penting buat gue. Dan gue nggak akan asik sama mereka!"

"Neyra!" Jingga benar-benar heran dengan sifat Neyra, dia semakin yakin kalau ada sesuatu yang disembunyikannya.

Neyra mengangkat sebelah alisnya "Apa?"

"Lo kenapa, sih?"

Neyra berdiri "Gue? Udah gue bilang, kan, kalau gue nggak papa." Setelahnya Neyra melangkah meninggalkan rooftop.

Jingga ikut berdiri dan mengejar Neyra "Sorry, ya. Gue duluan."

Mereka diam dengan pikiran masing-masing, begitu juga dengan Angga. Walaupun dia berada di pembatas rooftop, dia dapat mendengar semuanya.

"Neyra kenapa? Dia kayak nggak suka sama kita," Ucap Dika "Berarti gue nggak bisa pdkt sama dia dong?" Lanjutnya lesu.

Leon merangkul pundak Dika "Udah, nggak usah sedih gitu, masa titisan monyet kek lo sedih sih. Lo denger, kan, kata Jingga tadi, kalau dia cuma lagi badmood? Mungkin aja lagi PMS makanya sifatnya kayak gitu."

"Sembarangan lo! Ganteng-ganteng gini lo katain titisan monyet!" Sentak Dika. Dirinya tentu tidak terima dibilang titisan monyet, apalagi yang berkata demikian juga titisan monyet.

"Lo emang titisan monyet. Lagian kalau lo nggak bisa dapatin Neyra, kan, masih banyak cewek di dunia ini. Mau gue cariin, atau mau gue ajarin biar punya cewek banyak?" Tanya Leon.

Dika menggeplak kepala Leon "Sesat!"

***

Neyra melangkah dengan cepat, dia tak memperdulikan akan ketauan oleh guru kalau dia bolos. Pikirannya sedang kalut sekarang, obrolan kedua orang tuanya selalu berputar di otaknya.

"Neyra!" Panggil Jingga.

Neyra menghentikan langkahnya "Lo kenapa sih, Ney? Lo aneh banget, gue yakin ada yang lo sembunyiin dari gue. Ada apa? Lo bisa cerita ke gue."

Neyra menarik Jingga menuju taman belakang. Sesampainya di taman belakang, Neyra langsung mendudukkan dirinya dibawah pohon diikuti oleh Jingga.

"Kenapa?"

Tiba-tiba Neyra memeluk Jingga dan menumpahkan air matanya, Jingga terkejut dan panik.

"Neyra, lo nggak papa, kan? Ada yang nyakitin lo atau apa, bilang sama gue!"

Neyra menggeleng dalam pelukan Jingga "G-gue,"

"Udah tenangin dulu diri lo, kalau udah tenang baru cerita." Jingga mengusap-usap punggung Neyra.

Beberapa menit kemudian, tangisan Neyra reda. Neyra melepas pelukannya dan menatap Jingga dengan mata memerah sembab, hidung dan pipi juga memerah.

"Kenapa?" Tanya Jingga.

"Semalem,"

Flashback on

Neyra menggeliat dari tidurnya saat merasakan tenggorokannya kering. Dia meraba nakas dengan mata masih terpejam.

"Lupa bawa minum lagi."

Akhirnya, Neyra memutuskan turun untuk mengambil minum. Mata Neyra memicing melihat kamar kedua orang tuanya yang masih terang.

"Papa sama Mama belum tidur?" Monolognya.

Karena penasaran, Neyra mendekat kearah pintu. Terdengar Papa dan Mamanya sedang mengobrol didalam sana.

"Apa keputusan kita udah tepat, Pa?" Tanya Gishel.

"Papa yakin udah. Lagian tadi waktu kamu nanyain Neyra mau nikah atau nggak, dia jawabnya excited banget." Balas Bagas.

"Semoga aja keputusan kita buat jodohin Neyra sama anak mereka udah bener ya, Pa."

"Semoga."

Deg

Apa tadi? Dijodohin? Jadi dirinya benar-benar akan dijodohkan?

Neyra menatap kosong lantai, seketika air matanya meluruh. Dia langsung berlari kembali menuju kamarnya, mengurungkan niatnya yang hendak mengambil air minum.

Flashback off

"J-jadi, lo mau dijodohin?" Tanya Jingga tak percaya.

"Gue masih belum yakin, Jing. Entah itu cuma rencana mereka atau emang benar-benar udah ada orang yang mau dijodohin sama gue." Isak Neyra.

Jingga mengusap punggung Neyra, dia tau apa yang dirasakan sahabatnya "Terus, lo mau gimana?"

Neyra menggeleng "Gue nggak tau. Gue cuma bingung kenapa mereka mau jodohin gue sedangkan umur gue belum genap 16 tahun. Apa mereka udah nggak mau ngurus gue lagi karena gue selalu buat ulah, atau mereka udah muak sama sikap gue?"

"Hey, lo nggak boleh ngomong gitu. Mereka orang tua lo, orang yang udah rawat lo dari kecil. Mereka pasti punya alasan sendiri buat lakuin itu semua. Lo jangan dulu berpikir macam-macam, mungkin menurut mereka, ini yang terbaik buat lo." Nasehat Jingga.

"Tapi, Jing-"

"Udah, nggak usah negatif thinking. Gue cuma berharap kalau emang lo beneran dijodohin, jangan bikin tante Gishel sama om Bagas kecewa." Nasehat Jingga.

"Semoga ini baru rencana, ya, Jing, gue nggak tau bakal gimana lagi kalau emang ini bener dan gue harus ngejalanin rumah tangga diusia gue yang sekarang ini." Lirih Neyra.

"Semoga aja. Udah jangan sedih lagi, senyum dong!" Jingga menarik kedua sudut bibirnya dan tersenyum membuat Neyra juga ikut tersenyum.

"Nah, gitu dong senyum."

"Makasih, Jing. Selalu percaya sama gue, ya. Kalau ada apa-apa, gue harap lo nggak berubah dan selalu jadi Jingga yang gue kenal." Ucap Neyra.

"Tenang aja udah. Gue nggak bakal percaya sama omongan orang-orang diluar sana. Apapun keadaannya, gue bakal selalu ada buat lo. Lagian, Ney, kalau bukan lo, siapa lagi yang selalu ada buat gue?" Ucap Jingga sendu.

Neyra tersenyum, dia memegang pundak Jingga "Jangan pernah merasa sendiri, ya. Ada gue yang selalu ada di samping lo. Kita lewati semuanya bareng-bareng, gue yakin kebahagiaan udah menanti." Ucap Neyra.

Jingga mengangguk seraya tersenyum "Makasih, Ney. Lo emang sahabat terbaik buat gue."

"Aaa sayang Jingga banyak-banyak." Ucap Neyra sambil memeluk Jingga.

Jingga membalas pelukan Neyra "Sayang Neyra banyak-banyak juga."

***

Bel istirahat telah berbunyi, kini murid-murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya. Ada yang menuju kantin, lapangan, taman, dan banyak lagi.

Neyra dan Jingga sudah berada di kantin sejak satu jam yang lalu. Setelah dari taman belakang, mereka memutuskan untuk ke kantin karena merasa lapar.

"Untung kita tadi kesini duluan, ya, Ney, lo liat tuh penuh semua mejanya sampai ada yang nggak kebagian." Ucap Jingga seraya menunjuk beberapa murid yang tidak kebagian meja.

"Untung bolos." Balas Neyra.

"Sesat sih, tapi nggak papa kali, ya." Neyra tertawa menanggapi ucapan random Jingga.

"Kak, boleh duduk sini?" Tanya Nevin yang entah sejak kapan sudah berada dihadapan mereka berdua.

"Ngapain lo?!" Sentak Neyra.

"Masih marah? Gue, kan, udah minta maaf, kak." Lesu Nevin.

"Tapi belum gue maafin!" Balas Neyra.

"Kenapa, sih?" Bingung Jingga.

"Tadi dia bangunin gue nggak aesthetic banget. Masa dia teriak ada banjir, gue yang panik, kan, langsung lari-lari mana nyawa gue masih berkeliaran." Ucap Neyra.

Jingga tertawa terbahak-bahak mendengar cerita dari Neyra "Dan dengan bodohnya lo percaya kalau ada banjir, padahal kamar lo ada dilantai dua."

"Gue kan panik, Jing, mana lagi tidur." Ketus Neyra.

"Jadi gue boleh nggak duduk disini? Pegel tau berdiri terus." Ketus Nevin.

"Sok duduk," Ucap Neyra. Nevin tersenyum lebar "Lo jangan duduk dulu, temen lo aja yang duduk." Lanjutnya.

Nevin menatap Neyra "Kenapa lagi?"

"Mau gue maafin nggak?" Tanya Neyra dengan senyumnya.

"Mau lah!"

"Ada syaratnya"

"Syaratnya?"

Neyra tersenyum manis bahkan Nevin sampai meneguk ludahnya susah payah saat melihat senyuman Neyra, dia tau akan terjadi sesuatu kepadanya.

"Syaratnya,"

***

Kira-kira apa syaratnya??
Penasaran nggak?
Kalau nggak yahh nggak aku kasih tau
Biarin cerita ini ngegantung sampai aku sukses dengan modal rebahan

Jangan lupa vote and komen
See you

Seguir leyendo

También te gustarán

6.5M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ALZELVIN Por Diazepam

Novela Juvenil

5.2M 291K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
545 126 17
Deven Christiandi Putra. Murid pendiam yang pintar dengan segala kegeniusannya. Hidupnya yang semula baik-baik saja seketika hancur oleh seorang gadi...
521K 6.4K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+