BROTHERS (TERBIT)

Von QueenFii_1

1M 90.8K 3.4K

Zoya tidak pernah memperhitungkan tentang kisah hidupnya yang berubah 180° dari sebelumnya. Berawal dari, mas... Mehr

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48 (Extra part 1)
49 (extra part 2)
50. Extra part 3
51

38

13.3K 1.4K 90
Von QueenFii_1

Selamat membaca⚘


"Selamat pagi!"

"Zoya udah siap ke sekolah" lanjutnya menatap kearah keluarganya dengan senyuman manis.

Setelah kemarin salah satu abangnya bersikeras melarang Zoya untuk pergi ke sekolah, akhirnya Zoya dibiarkan untuk bersekolah. Gio memang aneh, hanya bersepeda apakah harus libur sekolah?. Untungnya ada Elina yang membantu Zoya hingga akhirnya Gio kalah.

Elina mengulum senyum lembut "Sini, duduk disamping mommy"

"Disamping abang"

Semuanya beralih menatap Damian yang hanya menampilkan raut wajah datar, Elina mengangguk sambil tersenyum.

"Jadi, Zoya duduk dimana ini?" Tanyanya menatap Elina dan Damian secara bergantian.

"Sini" ucap ketiga abang Zoya serentak.

Zoya mengerjap menetap ketiga abangnya dengan bingung, ia menggaruk pipi bulatnya lalu melangkah pelan mendekat kearah ketiganya. Ia melirik kursi yang kosong tepat disamping Damian, namun tangannya dicekal dan ditarik oleh Gio. Dengan mudahnya Gio mengangkat Zoya untuk duduk dipangkuan lelaki itu, membuat Damian dan Calvin merasa kesal dengan mendengus pelan.

Zoya mendongak menoleh sedikit kebelakang menatap Gio "Kenapa abang pangku Zoya? Zoya kan berat"

"Berat? Abang nggak keberatan tuh"

"Eumm ... Zoya udah besar harusnya nggak dipangku, iyakan papa?" Ujarnya meminta persetujuan Felix yang malah tertawa kecil.

"Zoya masih kecil"

Mendengar hal itu, Zoya menggembungkan pipinya kesal. Lantas, Gio mengusap surai Zoya dengan lembut.

"Berapa usia Zoya?"

"14 tahun" jawab Zoya pelan.

"Artinya, Zoya masih kecil"

Zoya membuang nafas pelan "Iya-iya, kalian besar kayak raksasa!"

Tentu saja dirinya kesal, orang-orang disekelilingnya selalu mengatakan bahwa dirinya kecil. Zoya ini sudah besar, bahkan sekarang tinggi badannya 147 cm yang artinya sudah naik 1 cm. Usianya masih 14 tahun, artinya tinggi badannya masih bisa naik kan?. Lihat saja nanti, pasti saat usianya sudah 18 tahun tinggi badannya bisa mencapai 160 cm, begitulah fikirnya.

"Apa sekarang putri kita mengatai kita raksasa mom?"

Elina tertawa akan pertanyaan Jhonatan "Kalian raksasa yang menakutkan" jawabnya santai.

"Aku tidak!"

"Hmm aku juga"

Gio memutar bola matanya saat mendengar sautan dari Damian dan Calvin, padahal ucapan Elina ada benarnya juga.

"Sudah, sekarang mulai sarapan!"

"Baik dad"

Satu keluarga itu pun makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara lagi, Zoya pun hanya duduk diam dipangkuan Gio yang sedang menyuapinya. Ia bingung sendiri, kapan abangnya itu akan makan karena Gio hanya menyuapinya saja, tapi ia tidak berani bertanya saat melihat semuanya diam dan fokus pada makanan masing-masing.

Setelah selesai, Zoya dan Calvin berpamitan untuk pergi ke sekolah. Menyalami satu persatu keluarganya dan mengecup pipi mereka. Calvin hanya diam menonton, ia tidak minat melakukan hal itu. Lalu Zoya menggenggam tangan Calvin seraya berjalan keluar dari mansion. Keduanya menuju mobil milik Calvin yang biasa dinaiki.

Calvin membukakan pintu mobil untuk Zoya terlebih dahulu, lalu berjalan memutar dan masuk kedalam mobil tak lupa ia juga memasangkan sabuk pengaman untuk Zoya. Calvin juga meletakkan tas Zoya di jok belakang, agar adiknya itu bisa duduk nyaman.

Keduanya pun pergi menuju ke sekolah seperti biasa.

Di meja makan, Jhonatan terlihat menatap Damian dengan serius.

"Bagaimana dengan Theo?"

"Sekarat, tapi tetap tidak bicara"

Jhonatan menggeram, ia bahkan mengeratkan pegangannya pada sendok. Matanya menatap kedepan dengan tajam "Lakukan sesuatu"

"Dia sudah tidak punya keluarga, istrinya mati ditangannya sendiri sedangkan Zara dibunuh oleh Calvin. Sekarang tidak ada yang bisa digunakan untuk mendesaknya" ujar Felix.

"Tangan kanan Theo"

Semuanya beralih menatap kearah Damian termasuk Elina.

"Pasti ada informasi darinya" lanjut Damian pelan.

"Dia sudah mati" saut Gio santai.

Semuanya menatap Giorgino, meminta penjelasan. Yang ditatap pun menghela nafas.

"Aku kesal, karena itu aku membunuhnya"

Damian menatap Gio tajam "Sialan!" Umpatnya yang hanya dibalas decakan oleh Gio.

Di dalam mobil, Zoya hanya diam menatap kearah luar sedangkan Calvin fokus menyetir namun sesekali melirik kearah Zoya.

Zoya memicingkan mata saat melihat sosok yang tidak asing, lalu matanya melotot saat tau bahwa yang sedang jalan kaki adalah Raya. Ia mengguncang bahu Calvin dengan pelan.

"Abang stop!"

"Kenapa?"

"Berhenti dulu"

Calvin pun menghentikan mobilnya, ia melotot saat Zoya turun dari mobil. Dengan segera ia ikut memundurkan mobilnya, dapat dia lihat Zoya sedang berbicara dengan seorang gadis yang tentu saja ia kenal. Seketika tatapan Calvin menjadi datar sekaligus dingin, kebetulan ini membuat Calvin merasa kesal.

Di dalam mobil, Calvin semakin terlihat marah saat melihat Zoya menggenggam tangan Raya menuju mobilnya. Ia berdoa semoga Zoya lebih tidak peduli dengan keadaan sekitar. Mobil keluarga Dexter tidak pernah dimasuki oleh sembarang orang, dan kini gadis asing itu akan naik kedalam mobilnya?.

Blam

Calvin menegakkan tubuhnya, menatap lurus kedepan saat Raya duduk dikursi belakang dan Zoya duduk disampingnya. Tanpa diketahui kedua gadis itu, Calvin mengeratkan pegangannya pada stir mobil.

"Kak Raya mi-"

"Calvin, maaf kalau kamu ngerasa ke ganggu. Sebenernya aku nolak ajakan Zoya buat bareng sama kalian, tapi Zoya maksa jadi aku nurut" ucap Raya memotong perkataan Zoya.

Dapat dilihat bahwa Zoya mengerutkan kening lalu tak lama tersenyum dan mengangguk, ia melirik kearah Raya yang juga menatapnya dengan senyuman manis. Zoya pun menegakkan tubuhnya dan menatap kedepan.

Calvin hanya diam meski sempat berdehem singkat, ia pun menjalankan mobilnya menuju sekolah dengan Raya yang duduk dibelakang.

Sementara itu, di sekolah terdapat enam lelaki yang sedang berdiri tak jauh dari gerbang. Mereka sama-sama menatap kearah gerbang yang telah ramai karena datangnya para murid namun orang yang mereka tunggu tak kunjung datang.

"Kalian nunggu siapa sih, suka banget ngikutin kita"

Reno menatap Titan dengan sinis "Nunggu Calvin!"

"Bagus deh, gue kira nunggu Zoya"

"Termasuk Zoya" celetuk El dengan santainya dan mengabaikan tatapan aneh dari kelima lelaki disana.

"Lo cuma mau buat Al kesel ya?" Bisik Reno.

"Nggak!"

Tak berselang lama, sebuah mobil datang. Semuanya tau itu adalah mobil Calvin yang tentu saja ada Zoya juga didalam mobil itu.

Calvin turun membukakan pintu untuk Zoya, keempat lelaki disana tersenyum begitupun kedua teman Calvin. Namun, senyuman mereka luntur saat seoramg gadis juga turun dari mobil itu. Berbagai pertanyaan tersimpan dibenak mereka begitupun dengan murid lain yang melihat itu merasa aneh dan juga mulai ramai berbisik membuat Raya sedikit menundukkan kepala.

"Yah apaan dah, ngerusak aja"

"Nggak ikhlas gue kalo dia naik mobil Calvin"

"Dia kan kakel, ngapain nunduk-nunduk gitu"

"Nyari duit kali!"

Zoya? Ia tidak peduli dengan sekitarnya. Gadis itu tersenyum ceria dan berlari kecil kearah empat lelaki yang sedang menatapnya. Tapi sepertinya ada yang kurang dari Zoya.

"Halo" sapa Zoya melambaikan tangan.

"Lucu banget, anak siapa?"

"Anak mommy, daddy sama papa"

Al mengacak rambut Zoya gemas, seketika Langit langsung merapikan rambut Zoya yang sedikit berantakan karena ulah Al. Gerak-gerik keduanya tak lepas dari tatapan semua murid termasuk Calvin.

"Peluk dong" pinta Titan merentangkan tangannya.

Calvin yang melihat itu, menatap Titan dengan tajam. Yang ditatap pun langsung menurunkan tangannya dan tertawa renyah.

"Canda, macan emang nggak bisa diajak bercanda ya?"

"Bisa" jawab Yoga.

"Cuma kalo kesel, lo mati!" Lanjutnya.

"Ngapain ngajak dia?" Tanya Reno melirik Raya yang ada dibelakang Calvin sekilas.

"Numpang"

Reno mengangguk begitupun dengan El, lalu Reno menatap Raya dengan aneh.

"Ngapain disini? Mau numpang apalagi?"

"Numpang tenar tuh!"

Saut seorang murid yang mendengar pertanyaan dari Reno, namun mereka mengabaikan hal itu. Raya sendiri tersenyum canggung.

"Ini tas kamu, ketinggalan" ujar Raya menyodorkan sebuah tas yang memang milik Zoya.

Zoya, gadis itu menerimanya dengan senang hati dan perasaan tak enak. Ia meringis samar, bisa-bisanya ia lupa.

"Makasih ya kak"

Raya mengangguk.

"Abang kok nggak ngingetin soal tas Zoya!"

Calvin tersenyum tipis "Lupa"

Raya menatap Calvin "Cal, makasih ya" ucapnya yang hanya dibalas deheman oleh sang empu.

"Kalo gitu aku ke kelas duluan"

"Zoya, aku ke kelas duluan ya" lanjutnya.

Zoya mengangguk sambil tersenyum "Iya kak"

"Kok bisa bareng sama dia?"tanya Titan dengan nada tak suka.

"Kak Raya tadi jalan kaki, terus Zoya nyuruh bang Calvin berhenti. Pas Zoya tanya, kak Raya minta tolong buat ngasih tumpangan. Yaudah Zoya bilang iya" jawab Zoya jujur tanpa berbohong sedikitpun.

"Tapi-" lanjut Zoya tanpa melanjutkan, gadis itu terlihat memikirkan sesuatu.

Sedangkan Calvin yang mendengar penjelasan Zoya pun menatapnya dengan bingung, penjelasan Zoya berbeda dengan ucapan Raya saat di mobil. Dan saat di mobil, Raya memotong ucapan Zoya yang akan menjelaskan. Mata Calvin beralih menatap punggung Raya dengan dingin dan pandangan yang sulit diartikan.

******

See you next chapter🔥

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

726K 13.2K 6
Aldira Kalila biasa dipanggil Dira. Gadis polos, imut, mungil dan juga ceria. Kehidupan nya di kelilingi orang-orang yang possessive dan juga protek...
926K 62K 48
Dilarang mendekat untuk PLAGIATERS. °°°°°°°°° Hidup selama 13 tahun bersama keluarganya ini jauh dari kata bahagia dan harmonis. Gadis lucu nan canti...
25.2K 1.6K 20
Xyna yang memiliki trauma terhadap laki-laki tapi malahan ibunya menikah dengan duda anak 3 dan semua anaknya laki-laki?!! Waduhh gimana nasib Xyna y...
2K 164 19
FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!! Ini kisah tentang AVASKA ZAIN ARYUDA si pemilik iris mata tajam juga postur tubuh tegap serta ketampanan nya bak dewa Yu...