Istri Mas Duda [End]

By Mentarijelita_

1.6M 124K 1.9K

"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" "Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue... More

pembukaan cerita
[1] gara-gara boneka bebek
[2] soal pernikahan
[3] Mas Duda
[4] ditinggal pergi Mas Dud
[5] Ananta Dewantara
[6] makan siang bersama
[7] dia Melodi
[8] kantor Arkan
[9] penjelasan Arkan
[10] pasar malam
[11] Anta, Aska dan jajanan
[12] nasi goreng udang
[13] kemarahan Arkan
[14] kerumah sakit
[15] Anta sembuh
[16] perhatian Arkan
[17] pagi yang mengejutkan
[18] kunjungan mertua
[19] satu kamar
[20] luka Refan
[21] cerita Amara
[22] gombal yang gagal
[23] Amara & Kelvin
[24] ke danau
[25] tetap sama
[26] pembagian raport
[27] ke pantai
[28] Arkan yang menyebalkan
[29] ke mall bareng Refan
[31] tewasnya Amara
[32] hari terakhir, mungkin
[33] kembali pada kehidupan dulu
[34] mereka, kembali?
[35] kembali bertemu
[36] cerita Arkan
[37] restu
[38] Kelvin dan gadis itu
[39] antara Kelvin dan Anta
[40] putri Arkan dan Amara
[41] flashback Refan
[42] Andira Dewantara (Dila)
Mau Promosi😁

[30] happy birthday Anta!

32.9K 2.8K 102
By Mentarijelita_

Sejumlah orang sudah berkumpul dijalan belakang rumah Amara, dimana acara ulang tahun Anta diadakan. Acara ulang tahun yang sengaja dilaksanakan saat malam hari karena atas permintaan Anta. Jika kata Anta dia hari yang lalu adalah 'agar sang mama dapat melihat ulang tahunnya' karena yang Anta tahu mamanya berubah bintang yang ada di langit dimana pada malah hari dia dapat melihat bintang itu.

Banyak sudah orang yang sudah berkumpul di meja yang sudah terhidang sejumlah kue dan minuman. Bahkan ada sejumlah teman Anta yang memang diundang dan datang pada malam hari dengan orang tuanya yang termasuk telan kerja Arkan.

Acara inti dimana nanti Anta akan meniup lilin belum dimulai, lihatlah anak laki-laki itu begitu aktif bermain kejar-kejaran dengan temannya, sedangkan di meja makan terlihat Aska yang malas ikut kejar-kejaran dengan Anta dan memilih untuk makan saja. Tak jauh dari itu juga ada Jhon yang tengah berbincang dengan Arkan dan sejumlah orang lainnya.

Hingga berselang beberapa lama mereka semua telah berkumpul di depan sebuah panggung kecil dengan tema Donal si bebek bahkan kini Anta menggunakan kemeja putih dengan balutan jas berwarna biru. Tak hanya itu Amara juga menggunakan dress brokat selutut yang berwarna sama dengan Anta, yang membedakan hanyalah Arkan yang menggunakan kemeja berwarna putih dengan celana jeans hitam.

Happy birthday too you~
Happy birthday too you~
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday too you~~

Panjang umurnya~ panjang umurnya~
Panjang umurnya serta mulia~
Serta mulia~ serta mulia~~

Tiup lilinnya ~ tiup lilinnya~
Tiup lilinnya sekarang juga~
Sekarang juga~ sekarang juga~~

Anta meniup kue yang memiliki tinggi dua tingkat itu yang sama persis seperti tema ulang tahunnya. Dengan senyum lebar Anta menatap orang-orang di depannya yang memberikan tepuk tangan kepadanya.

Lalu dia mendapat kecupan hangat dari papa dan juga neneknya, sedangkan Amara hanya menatap dengan penuh binar bahagia kearah Anta.

Potong kuenya~ potong kuenya~
Potong kuenya sekarang juga~
Sekarang juga~ sekarang juga~~

Arkan menggenggam tangan kecil Anta lalu membantunya untuk memotong kue itu. Beberapa potongan kue kini sudah berada didalam sebuah piring kecil.

"Anta mau kasih suapan pertama buat Papa yang paling Anta sayang" Ucap Anta seraya menyuapkan satu potong kue ke dalam mulut Arkan.

"Thanks boy" Ucap Arkan mengecup kedua pipi gembul milik Anta yang membuat Anta terkekeh geli karena sensasi yang ditimbulkan.

"Suapan kedua Anta mau kasih ke..." Anta menatap kearah samping dimana terdapat sejumlah orang yang menatap dirinya. Hingga matanya terpaku pada tatapan teduh dari mama tirinya yang menatap dirinya.

Kini dirinya tau untuk siapa suapan kedua itu "suapa kedua untuk tante Amara" Kata Anta membuat Amara senang bukan kepalang karena Anta memilih dirinya untuk suapan kedua. Padahal kan bisa saja Anta memberikan suapan itu untuk mama Arkan atau siapa lah itu.

Dengan telaten Anta menyuapkan satu sendok kue kedalam mulut Amara, bahkan saat ada noda yang berada disudut mulut Amara, Anta langsung membersihkannya menggunakan tangan.

Amara tak dapat menyembunyikan tatapan harunya malam ini, matanya bahkan sudah berkaca-kaca dan ada sedikit rasa tak enak entah karena apa.

"Makasih" Lirih Amara yang langsung diangguki oleh Anta lalu melempar senyuman kearah Amara.

Acara terus berlanjut dengan semua orang tengah menikmati seluruh hidangan yang tersaji dimeja panjang yang ada didekat kolam. Nampak Anta tengah bermain dengan teman-temannya lala ada Arkan yang tengah fokus pada rekannya yang terlihat ada banyak itu.

Karena merasa sendiri Amara memilih menuju pohon yang agak jauh dari tempat orang-orang berkumpul. Disana terdapat sebuah ayunan yang terbuat dari kayu lalu ditambah dengan tali yang diikat di batang pohon. Disanalah tempat paling aman bagi Amara untuk menyendiri, dirinya belum menyerahkan hadiah untuk Anta tapi tenang saja semua hadiahnya sudah dia letakkan didalam kamar milik Anta.

Dirinya duduk dengan tenang diatas ayunan itu memandangi setiap pergerakan Anta yang tengah bermain dengan temannya. Entahlah, jantungnya terasa agak sesak lalu hatinya merasa perasaan kurang enak, perasaan yang sebenarnya sudah dari kemarin bersarang dalam hatinya tapi dia mencoba untuk mengenyahkan semua itu. Tapi hari ini, rasa itu semakin besar.

Dengan mata yang menyipit Amara melihat seorang perempuan dengan dress hitan selutut berjalan menuju Anta, sebuah kotak yang cukup besar berada di tangannya. Amara kembali mengamati pergerakan dari perempuan itu dan nampak pula Anta tertawa saat perempuan memberikan hadiah itu padanya.

Melodi? Ya wanita itu adalah Melodi yang setau Amara tak ada dalam daftar undangan malam ini. Lantas mengapa perempuan itu ada disini malam ini? Mungkin Arkan yang mengundang nya datang malam ini.

"Tuh orang sekali muncul suka bikin kesel emang," Kesal Amara yang entah mengapa saat melihat Melodi bawaannya kesel dan marah mulu.

"Itu baju apa nggak ada yang lebih seksi lagi? Mentang-mentang dadanya besar malah dipamerin, lah gue tepos-tepos gini malah bikin nagih" Kata Amara tambah menjulit.

Matanya mendelik kala melihat langkah Melodi mengarah kearahnya "eh mau ngapain nih orang" Batin Amara waspada, apalagi melihat senyuman mengerikan yang muncul dari bibir merah itu.

Sampailah Melodi didepan Amara lalu berkacak pinggang "gue mau ngomong sesuatu sama lo" Kata Melodi yang jelas dengan nada memaksa.

"Mau ngomong apa?" Tanya Amara cuek seraya mengayun ayunannya lebih cepat.

"Bukan disini"

"Terus mau dimana?"

"Dikamar Anta"

Dengan kening mengkerut dia menatap Melodi "ngapain harus dikamar Anta? Disini kan bisa"

"Tapi gue maunya disana"

"Ck! Iya deh, ayo buru kalau gitu"

Amara bangkit kemudian melangkah menuju kamar Anta diikuti oleh Melodi di belakangnya. Tanpa memberitahukan kepada Arkan kemana dia pergi. Sampailah keduanya disana, langsung saja Melodi mengajak Amara untuk mengobrol di balkon kamar Anta.

"Mau ngomongin apa sih?" Tanya Amara cuek, padahal dirinya sangat ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh wanita didepannya itu.

"Oke gue nggak mau bertele-tele ngomong sama lo karena emang gue males ngomong sama lo. Nih" Tanpa babibu Melodi menyerahkan ponselnya pada Amara. Dengan bingung Amara mengambil ponsel itu kemudian membolak-balikkan nya.

"Ini maksudnya lo ngasih ponsel buat gue? Kalau itu maksud lo, gue masih mampu beli ponsel yang lebih mahal lagi dari ponsel ini" Ketus Amara berniat mengembalikan ponsel itu kepada Melodi.

"Bisa nggak sih lo buka dulu itu ponsel, terus lo liat isinya"

"Emangnya ada apa? Rahasia negara?" Kata Amara seraya membuka ponsel itu yang tak dikunci sama sekali.

"Terus?"

"Buka galeri"

Beralih membuka aplikasi yang dimaksud Melodi, mata Amara langsung disuguhkan dengan berbagai foto kebersamaan Arkan dan Syella. Amara hanya terkekeh melihat puluhan gambar itu, apa wanita ini berniat membuatnya cemburu dengan memperlihatkan foto Arkan dan istrinya itu?

"Emangnya kenapa sama foto itu, atau lo berniat buat gue cemburu dengan itu semua? Nggak akan mudah, gue udah kebal kalau lo mau tahu" Kekeh Amara mengembalikan ponsel Melodi dengan cepat.

Seolah terpancing emosi saat Amara mengembalikan ponsel itu padanya dia langsung beralih menunjukkan sejumlah video dan foto yang berada dipaling bawah yang sengaja Melodi sembunyikan.

"Nih"

Mata Amara sempat membola tapi kembali dia normalkan, terkejut itulah yang kini tengah dia rasakan.

"Lo pikir gue bodoh? Dengan liat video yang nggak jelas ini lo pikir gue percaya, bisa aja lo ambil video orang lainkan. Mana mungkin juga Arkan mau sama lo" Ketus Amara berniat beranjak sebelum Melodi memperdengarkan suara rekaman yang membuat Amara geli sekaligus terpaksa percaya dengan ucapan Melodi.

"Gimana? Lo masih nggak percaya kalau itu gue sama Arkan?" Ucap Melodi dengan tatapan menantang.

Amara mencoba menetralisir getaran pedih dalam hatinya sebelum menjawab ucapan wanita picik di depannya itu.

"Kalau pun Arkan pernah ngelakuin itu sama lo, tapi lo nggak akan pernah bisa milikimu dia kan?" Tanya Amara dengan senyum miring dibibirnya "Sedangkan gue yang nggak pernah ngelakuin apa-apa bisa dapetin dia, tampa harus ngasih tubuh gue sama dia. Lo itu nggak jauh beda sama jalang yang ada di clup, sama-sama murahan!" Desis Amara lalu meninggalkan Melodi.

Dengan amarah yang membuncah Melodi menarik tangan Amara lalu mendorongnya hingga menabrak pembatas balkon. Dapat dia lihat dibawah kerumunan orang mulai sedikit, lalu matanya melihat siluet Anta yang berada disamping kolam berenang. Hingga ide gila muncul dari dalam otaknya.

"Kalo gue nggak bisa milikin Arkan, lo juga nggak boleh milikin Arkan dengan cara, lo harus mati di tangan gue" Bisik Melodi seolah tengah mengancam Amara.

Hingga tawa lepas Amara keluarkan saat mendengar ancaman dari mulut Melodi. Sedangkan Melodi mengernyit bingung melihat reaksi Amara, apakah dia tidak takut?

"Lo mau bunuh gue? Bunuh aja kalau emang lo mau. Karena gue juga nggak mau hidup disini, ini bukan dunia gue asal lo tau dan yang ada disini cuma halusinasi gue aja!"

"Lo gila" Ucap Melodi mendengar ucapan Amara.

Tangan Melodi naik mencekik leher Amara membuat sang empu berusaha melepaskan diri saat pasokan udara mulai menipis.

"Le-lepasin" Lirih Amara memegang tangan Melodi yang mencekiknya.

"Katanya lo mau mati, kalau gitu gue bakalan kabulin doa lo itu"

Dengan sekuat tenaga Melodi mendorong tubuh Amara sampai melewati pembatas balkon dan terjun kebawah dengan bebas. Tatapan puas nampak dimata Melodi, sedangkan Amara dirinya sudah pasrah saat tubuhnya jatuh kebawah. Tak ada perlawanan yang dia lakulan saat Melodi mendorongnya kebawah, mungkin ini memang keinginan hatinya. Siapa tahu dengan ini dia sudah bisa balik ke dunianya yang dulu dan bertemu dengan keluarganya.

Byuuur!

•••••

Halo semua, aku mau nyampein kalau aku mau berhenti nulis dulu. Tenang nggak akan lama kok, karena cadangan draf dicerita ini udah habis, jadi aku berusaha untuk nulis lagi lebih banyak supaya nanti cuma bakal publish doang tanpa harus nunggu aku nulis.

Lagian setelah part ini tinggal sepuluh atau kurang atau bahkan lebih bakal tamat kok. Nggak lama lagi, jadi tinggal ditunggu aja.

Buat kalian yang mungkin kecewa karena ceritanya nggak bagus, penulisannya banyak salah, alurnya nggak beraturan dan terkesan ngebosenin. Aku jujur nulis cetita ini nggak terlalu gimana-gimana gitu, kalau emang ada ide langsung aja aku tulis. Jadi mohon maaf banget dengan kesalahan itu ngebuat kalian jadi terganggu kalau baca cerita aku.

Sampai jumpa nanti semuanya, Author izin undur diri dulu untuk beberapa hari atau minggu kedepan. Semoga nanti aku kembali dengan part-part yang lebih baik. Babayyy!!

Continue Reading

You'll Also Like

26.2K 1K 45
Cinta yang berawal dari dendam. Tak satu tapi sudah banyak hal yang sama telah terjadi. Queen sendiri tak menyangka hal ini juga akan terkadi kepadan...
1.6M 82.3K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
195K 12.5K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
1.9M 89.3K 46
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...