Kisah Papa Papi - Guanren

By yourxpine

670K 71.5K 11K

Hanya kisah sederhana mengenai perdebatan 24/7 antara Papa Alin dan Papi Injun. © Yourxpine 🚦BXB , MPREG... More

Bagian Perkenalan
satu.
dua. (Kilas balik)
tiga.
empat.
lima.
enam.
tujuh.
delapan. (Kilas balik)
sembilan. πŸ”ž
sepuluh. (Kilas balik)
sebelas.
dua belas.
tiga belas.
empat belas.
lima belas. (kilas balik)
enam belas.
delapan belas.
sembilan belas. πŸ₯΅πŸ”ž
dua puluh.
dua puluh satu.
dua puluh dua.
dua puluh tiga. (Kilas balik)
dua puluh empat.
dua puluh lima.
dua puluh enam.
dua puluh tujuh.
dua puluh delapan.
dua puluh sembilan.
tiga puluh.
tiga puluh satu.
tiga puluh dua. (kilas balik)
tiga puluh tiga. (Kilas balik)
tiga puluh empat.
tiga puluh lima.
tiga puluh enam.
tiga puluh tujuh.
tiga puluh delapan.
tiga puluh sembilan.
empat puluh.
empat puluh satu.
empat puluh dua.
empat puluh tiga.
empat puluh empat. (Kilas balik)
empat puluh lima.
empat puluh enam.
empat puluh tujuh.
empat puluh delapan.
empat puluh sembilan.
lima puluh.
lima puluh satu.
lima puluh dua.
lima puluh tiga.
lima puluh empat.
lima puluh lima.
lima puluh enam.
lima puluh tujuh.
lima puluh delapan.
lima puluh sembilan.
enam puluh. πŸ”ž
enam puluh satu.
enam puluh dua. (kilas balik)
enam puluh tiga.
enam puluh empat.
enam puluh lima.
enam puluh enam.
enam puluh tujuh.
enam puluh delapan πŸ”ž
enam puluh sembilan (kilas balik)
tujuh puluh.
tujuh puluh satu.
tujuh puluh dua.
tujuh puluh tiga.
Tujuh puluh empat.
Tujuh puluh lima.
Tujuh puluh enam.
Tujuh puluh tujuh.
Tujuh puluh delapan.
Tujuh puluh sembilan.
Delapan puluh.
Delapan puluh satu.
Delapan puluh dua.
Delapan puluh tiga.
Delapan puluh empat.
Delapan puluh lima.
Delapan puluh enam.
Delapan puluh tujuh.
Delapan puluh delapan.
Delapan puluh sembilan.
Sembilan puluh.
Sembilan puluh satu.
Sembilan puluh dua.
Sembilan puluh tiga.
sembilan puluh empat.
Sembilan puluh lima.
sembilan puluh enam.
Sembilan puluh tujuh.
Sembilan puluh delapan.
Sembilan puluh sembilan.
Seratus.
Season 2?
Bonus chapter I
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3.
Bonus chapter 4
Bonus chapter spesial ulang tahun papi

tujuh belas.

8.2K 869 203
By yourxpine

"Njun, ngapain lo?"

Yang di panggil langsung mendongak ke atas ke arah suara yang memanggilnya.

"Nyuci baju" jawab singkat Renjun membuat Haechan yang memanggilnya dari atas balkon rumahnya terkekeh

"Gak liat lo gue lagi nyiram taneman?"

"Ya liat. Gue mah cuma basa basi"

Renjun sedikit mendengus kesal. "Basa basi lo jelek"

"Biarin! Eh ke rumah Nana yuk, gue bosen anjir di rumah"

"Bentar, gue nyiram taneman dulu"

"Oke. Denden mana?"

"Anak gue namanya Ayden ya Chan. Bukan Denden. Kenapa gak sekalian lo panggil dendeng aja?!"

"Boleh tuh!"

"Sialan!"

"He omongan lo! Lo lagi hamil"

"Lo sih ah, bikin gue emosi mulu"

"Kan itu kerjaan gue, bikin lo emosi"

"Cocok lo kalau sama Guanlin"

"Kayak ikhlas aja lo kalau gue sama Guanlin. Kemarin aja lo mencak mencak dia di deketin orang"

Renjun menahan nafasnya, kemudian mengarahkan selang air yang sedang ia pegang kepada Haechan, "Anjir!" teriak Haechan ketika air itu sampai hingga ke balkonnya

Renjun tertawa lepas melihat Haechan yang sedikit basah karena ulahnya.

"Gak sia sia anjir gue beli selang baru, ternyata semburan airnya sejauh itu"

"Sialan lo, Ren!" kesal Haechan yang masih mengibaskan rambutnya karena basah

"Dah ganti baju dulu lo sana. Entar gue nyusul ke rumah Nana"

"Lah kan sama aja entar gue juga lewat rumah lo"

"Oh iya juga" Renjun terkekeh dan mematikan kran yang berada di tamannya itu. "ya udah gue ambil Ayden dulu. Dia tadi lagi main sama bibi Jum"

Haechan mengangguk kemudian masuk kembali ke dalam rumahnya, begitu juga Renjun.

*
*
*

Haechan dan Renjun beserta kedua balita di gendongannya masuk begitu saja ke dalam rumah keluarga Lee Jeno. Tidak perlu permisi, karena mereka sudah biasa keluar masuk di rumah masing masing dan lagi pula mereka tadi juga sudah menghubungi Jaemin untuk berkunjung.

"Naa" panggil Renjun sesaat memasuki rumah

"Gue di ruang tengah" teriak Jaemin

Renjun dan Haechan segera menuju ruang tengah atau bisa di sebut juga ruang keluarga kediaman keluarga Lee itu.

"Lo nonton apa Na?" tanya Renjun yang kemudian mendudukan Ayden di samping Jisung yang asik menonton film animasi sembari memakan snack untuk balita itu

"Nih frozen"

"Frozen apa? Frozen food?"

"Yok Chan, dikit lagi lucu. Semangat!" ucap Renjun membuat Jaemin dan Haechan terkekeh

"Buset Na. anak lo ngeliat anak gue langsung bening banget tuh mata" Haechan terheran ketika melihat Jisung yang langsung tersenyum secerah matahari saat menatap Chenle

"Demen kali tuh anaknya si Nana sama anak lo Chan. Jodohin aja tuh nanti pas gede"

"Gue? Jadi besannya Haechan? Dih ogah" ucap Jaemin yang langsung mendapat lemparan bantal kecil dari Haechan

"Lo gak liat gue sama Guanlin? Hati hati kemakan omongan sendiri"

"Gue juga ogah kali jadi besan lo Na"

Renjun terkekeh melihat sedikit perdebatan kedua sahabatnya itu. Ia kemudian ikut memfokuskan dirinya menonton animasi di depannya.

"Ini siapa yang mau nonton ini?"

"Jisung. Demen banget dia nontonin Anna. Kemarin ke Mall, ngeliat boneka Anna masa langsung nangis guling guling minta beliin. Untung duit bapaknya banyak"

"Eh tapi emang ini film bagus sih. Gue juga suka" ucap Renjun

"Udah nonton lu ren?"

"Ini nonton"

"Si Anj-"

"Mulut mulut! Ada bocil" tegur Jaemin kepada Haechan

"Lo pada gak mau nambah anak apa?" Renjun menoleh kepada kedua sahabatnya, "temenin gue kek. Biar gak hamil sendirian" Renjun mengelus perutnya yang mulai membuncit

"Ya pengen sih, cuma belum jadi aja"

"Masih pake pengaman kalau main?"

"Gue sih iya, tapi kemaren pernah sekali gak pakai"

"Lo chan?"

"Ya gitu deh" ucap Haechan sembari menggidikan bahunya

Renjun sedikit terkekeh, "Ya gimana mau jadi kalau masih pakai pengaman"

"Gue pengen sih tapi gak buru buru banget. Sedapetnya aja"

"Gue juga"

Mereka bertiga akhirnya kembali memfokuskan dirinya menonton Frozen, sembari menjaga ketiga bocah mungil di hadapan mereka.

Ayden mendekat kepada Renjun, dan menyandarkan kepalanya di kaki Renjun. "Kenapa kak?"

"Cuuu"

"Mau susu?"

Ayden mengangguk, "kalau minta harus bilang apa?"

"Pi, cucu pwess" (papi, susu please)

Renjun terkekeh, mengusak rambut Ayden, "Nih susunya buat kakak" Renjun mengulurkan susu dalam dot kepada Ayden dan langsung di terima bocah mungil itu, "Bilang apa ke papi?"

"Acih" balas Ayden yang kemudian berjalan kembali ke tempat semula berbaring sembari melanjutkan menonton Frozen.

"Gemes banget udah di panggil kakak"

"Hm, kan gue udah bilang kalau udah mulai di biasain" jawab Renjun

"Eh, Na"

Yang di panggil menoleh. "Apa?"

"Lo masih punya kripik tempe yang oleh oleh lo dari malang itu?"

"Masih, kenapa? Mau lagi?"

Renjun hanya mengulaskan senyumnya.

"Bentar, gue ambilin"

Sang tuan rumah pun segera mengambilkan apa yang diinginkan tamunya itu, "Nih" Jaemin mengulurkan satu toples kripik tempe untuk Renjun.

"Thanks" ucap Renjun yang langsung memakan kripik tempe di hadapannya.

"Itu yang putih namanya siapa? Gemes banget!" ucap Renjun sembari sedikit terkikik

"Elsa?" jawab Haechan

"Bukan! Itu loh yang salju"

"Oh, itu mah si Olaf"

"Ih gemes banget, kecil mungil lucu hidungnya panjang"

Seketika Haechan dan Jaemin saling pandang dan bergidik ngeri melihat Renjun yang fokus dengan layar televisi di depannya dan kripik tempe di pangkuannya.

"Eh, tapi kemarin tuh pas Halloween, mae banyak kebanjiran pesenan kostum Elsa sama Anna, tau" ucap Haechan tiba tiba. Ya, Mae Haechan memang bergelut di bisnis konveksi dan biasanya melayani pesanan perorang juga seperti custom untuk para cosplayer dan lainnya.

Renjun kemudian mempunyai ide gila sesaat teringat jika orang tua Haechan bisa membuat baju sesuai kemauan dia.

"Chan, Mae bisa buat kostum kayak olaf gitu gak?"

"Ya- ya bisa lah"

"Tolong bilangin Mae dong Chan. Suruh buatin kostum olaf"

"Buat siapa? Ayden?"

"Bukan"

"Terus?"

"Guanlin!" jawab Renjun penuh semangat yang membuat kedua sahabatnya itu seketika terdiam dan saling tatap

"Chan" bisik Jaemin yang berada di samping Haechan

"Hm?"

"Renjun seriusan?"

"Kagak tau gue, njir"

"Lo beneran, Ren?" tanya Jaemin yang di angguki oleh Renjun. Bahkan lelaki mungil yang tengah hamil itu sangat terlihat antusias

"Tolong ya chan"

Haechan mengangguk. "Nanti gue bilangin Mae"

Haechan menggeser tubuhnya mendekat kepada Jaemin

"Na"

"Hm?"

"Lo bayangin gak sih ini Renjun minta buatin kostum Olaf buat Guanlin tuh mau di pakai kemana?"

"Gue gak bayangin kalau Renjun nyuruh Guanlin pakai itu kostum buat—"

"Buat apa?"

"Lo masa gak paham?"

"Nganu?"

"Iya"

"Anjing!" teriak Haechan tiba tiba hingga membuat Renjun dan ketiga bocah mungil di depannya menoleh

Bugggg

"Mulut lo chan! Ada anak anak" tegur Renjun

"Eh, gimana hayo bunyi anjing? Lele, bunyi anjing gimana?"

"Guk guk" jawab Chenle

"Jisung, gimana bunyi anjing?"

"Moo"

"Kok moo? Guk guk sayang" ucap Jaemin yang sedikit terkekeh mendengar jawaban Jisung

"Nah, kalau denden gimana bunyi anjing?"

"Pwaaa"

Seketika tawa Haechan dan Jaemin meledak mendengar jawaban dari Ayden.

"Hust, kok Papa sih kak? Guk guk" ucap Renjun

"Guk guk" Ayden menirukan Renjun

"Nah, gitu baru bener"

"Anak lo masih kecil aja udah bisa ngeledekin bapaknya ya" ucap Haechan yang masih mencoba menahan tawanya

Renjun mendengus pelan. "Ya gak beda jauh tuh entar gedenya kelakuannya mirip mirip sama bapaknya"

"Tapi nih Ayden gak ada muka muka jailnya, tapi sekali ngeledekin beh mantep" ucap Jaemin

Renjun hanya terkekeh kemudian mengelus perutnya yang sudah terlihat sedikit membesar, "Ini semoga deh anak gue satu ini bisa kalem, baik, mirip ke gue"

"Lo? Kalem? Dalam mimpi aja deh njun!" ucap Haechan yang langsung mendapat lemparan kripik tempe dari Renjun

*
*
*

Renjun menepuk nepuk pantat Ayden yang tengah berada di pangkuannya sembari meminum susu dalam dot itu. Posisinya kini adalah Ayden menghadap kepada Renjun dan menyandarkan kepalanya di dada papinya itu.

Mereka berdua tengah berada di kamar utama dimana Guanlin dan Renjun biasanya tidur, mata Renjun masih fokus menatap ke layar besar di depannya. Ia kini sedang menonton serial drama korea yang akhir akhir ini ramai di perbincangkan.

Guanlin masuk ke dalam kamar sembari membawa susu untuk Renjun. Guanlin mendudukan dirinya di samping Renjun dan mengulurkan susu dalam gelas kepada Renjun.

"Minum dulu yang"

Renjun mengangguk dan mulai meneguk susu itu.

"Cu, pi mik cucu?" (Susu, papi minum susu?)

"Iya sayang, papi minum susu kayak Kakak ya?"

Ayden mengangguk dan menatap Renjun yang meminum susu sama seperti dirinya itu.

"Itu susu biar adeknya Kakak bisa sehat di dalam" ucap Guanlin sembari mengusap kepala Ayden yang sepertinya bocah mungil itu sudah mulai mengantuk

"Dek?"

"Iya, dedek di dalam sini"

Ayden menegakan tubuhnya dan melihat ke arah perut dimana Guanlin menunjuk tadi

Renjun terkekeh kemudian mengusap lembut kepala Ayden. "Iya, disini ada adiknya Kakak. Nanti kalau sudah lahir, kakak sama adik bisa main bareng. Kakak harus sayang ya sama adiknya"

"comeyon?" tanya Ayden sembari memegang perut Renjun membuat Renjun terkekeh

"Apa katanya? Comeyon itu apa?"

"Cocomelon, Pa" jawab Renjun yang masih menahan tawanya

"Iya, Adik kayak cocomelon. Tapi adiknya Kakak bukan coco melon"

"Kan? Heung? Meyon"

"Adiknya kakak bukan cocomelon. Tapi watermelon"

Plakkkk

Renjun memukul paha Guanlin

"Aduh, pi. Kok papa di pukul sih?"

"Omongan lu tuh astaga, pengen gue geplak tuh mulut!"

Plakkk

Ayden ikut memukul lengan Guanlin

"Aduh, kok Papa di pukul sih?"

Renjun terkekeh, "Papanya gak boleh di pukul ya sayang"

"Lo sih ngajarin" cebik Guanlin

"Maaf, Papa"

"Cium dulu dong" ucap Guanlin sembari menekan nekan dimplenya

Renjun mengangkat Ayden mendekat kepada Guanlin dan mereka berdua mencium pipi Guanlin bergantian. "Nah gini dong adem"

Renjun hanya memutar bola matanya malas, kemudian mendudukan Ayden di pangkuannya kembali. Ayden kembali meminum susu yang berada di dot itu dan menyandarkan kepalanya di dada Renjun.

"Yang, itu si dedek gak kegencet?" tanya Guanlin sedikit khawatir

"Enggak"

"Lo gak engap?"

"Enggak"

"Gak berat?"

"Enggak"

"Gak—"

"Diem, Guanlin!" ucap Renjun penuh penekanan. Ayden sudah hampir terlelap, namun Guanlin daritadi menanyai dirinya ini itu, berisik.

Guanlin terkekeh kemudian mendekatkan dirinya pada Renjun dan menarik kepala Renjun agar bersandar padanya.

*
*
*

Renjun kini tengah bersantai di belakang rumahnya, sore sore begini memang paling asik jika menghabiskan waktunya dan Ayden untuk bermain di taman kecil belakang rumah itu.

Renjun mendudukan dirinya di kursi taman itu, sedangkan Ayden, bocah mungil itu tengah bermain ikan ikanan yang di letakan di ember dan akan ia pancing menggunakan pancing magnet.

"Ren"

Haechan membuka pintu hubung taman belakang rumah mereka. Di tangannya ada totebag dan satu tangannya lagi untuk menggendong Chenle

"Kenapa?" tanya Renjun

"Ini, pesenan lo udah jadi"

"Olaf?!" tanya Renjun penuh excited

"Iya, kostum Olaf pesenan lo"

Haechan menurunkan Chenle, bocah mungil itu segera berlari menuju Ayden.

"Nih" ucap Haechan yang kemudian mengulurkan totebag berwarna putih dengan logo 'Chanie konveksi' di tengahnya. Renjun segera menerima totebag itu, ia pun dengan tanpa sabaran langsung membukanya dan melihat isinya.

"Wah!! Ini di luar ekspektasi gue Chan. Ih pakai ada topinya juga! Ahhhh lucuuuu!!"

Haechan mendudukan dirinya di kursi yang di tempati Renjun tadi.

"Berapa?" tanya Renjun

"Gak usah. Kata Mae hadiah buat kehamilan lo"

"Serius?"

"Iya. Masa gue bohong sih?"

"Bilangin ke Mae ya, makasih dari gue. Nanti gue juga bakal telfon Mae sendiri"

"Iya, gampang" jawab Haechan

Haechan masih memandangi Renjun yang sangat bersemangat dengan kostum tersebut. Ia kemudian bergidik mengingat obrolannya dengan Jaemin tempo hari mengenai kostum tersebut.

"Bentar, gue telfon Guanlin dulu" ucap Renjun yang kemudian menarik ponselnya dan menekan tombol panggilan di kontak suaminya itu

"Hallo"

"Kenapa yang? Ada masalah kah di rumah?"

"Enggak. Lo pulang jam berapa?"

"Gue kayaknya lembur hari ini, nanti lo makan malam duluan aja gapapa"

Renjun mencebik. "Pulang sekarang gak bisa?"

"Gak bisa, yang"

"Ck! Ya udah deh"

Pipp

Sambungan telfon itu terputus. Renjun kembali mencebik dan mendudukan dirinya di samping Haechan.

"Kenapa?"

"Guanlin lembur"

"Kayak gak biasa aja lo di tinggal lembur"

"Ya biasa sih. Tapi gue lagi pengen banget liat dia pake kostum ini sekarang!"

"Ya udah sih, kan bisa nanti njun. Dia kan juga nanti pulang"

Renjun tidak menjawab, ia masih merasa kesal kenapa Guanlin harus lembur disaat ia menginginkan suaminya itu pulang secepatnya.

Entah kenapa pukul lima sore Guanlin sudah sampai di rumah. Renjun yang tengah mengajak Ayden berjalan jalan di depan rumah mereka itu seketika kaget melihat mobil Guanlin memasuki garasi rumah mereka.

Guanlin yang melihat Renjun dan Ayden beserta kedua tetangganya tengah berdiri di depan rumah keluarga Lee Jeno itu langsung menghampiri mereka.

"Kok pulang? Katanya lembur?" tanya Renjun dengan sedikit ketus karena masih merasa kesal

"Demi suami sama anak gue, gue lemburnya di rumah aja"

Renjun mendengus pelan tapi juga tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Nah, Ren. Laki lo udah sampe tuh, katanya mau lo suruh pake kostum" ucap Haechan

"Kostum?" tanya Guanlin sedikit kebingungan

Haechan dan Jaemin mengangguk antusias dengan wajah menahan tawa.

"Kostum apa?"

Renjun terkekeh, mendekat kepada Guanlin dan menarik lengan suaminya itu dan kemudian ia rangkul. "Hehe, kayaknya dedek udah mulai ngidam"

"Ngidam apa?"

"Masuk dulu yuk, nanti gue kasih tau ngidamnya apa"

Guanlin yang masih kebingungan itu akhirnya hanya menurut, daripada suaminya ngambek lagi.

"Taraaaa" ucap Renjun mengembangkan senyumnya sembari menunjukan kostum Olaf

"Y-yang?"

"Hehe, pakai ini ya pa. si dedek pengen banget liat papanya pakai ini katanya"

Guanlin meneguk ludahnya kasar, nafasnya tercekat bahkan ia sudah terdiam tidak tau harus bereaksi seperti apa.

"Y-yang? Serius?"

Renjun mengangguk antusias. "Ayo dong, pa. masa gak mau nyenengin dedek?"

"Turutin aja lin, daripada anak lo ntar lahir ngecesan"

"Kayaknya anak gue yang ini bakal lebih parah dari Ayden" gumam Guanlin

"Ayo, pa. mau ya?" tanya Renjun sekali lagi

"Pwaa pwaa oyap" (Papa olaf) ucap Ayden sembari menarik narik celana Guanlin dan menunjuk kostum olaf yang di pegang Renjun

"Papa gak mau ya? Hm ya udah deh gapapa. Aku juga gak maksa"

"Oke oke aku pakai" ucap Guanlin yang langsung merebut kostum olaf tersebut dan membuat Renjun kembali tersenyum cerah

Renjun mendekat mencoba membantu suaminya memakai kostum olaf yang sudah ia pesan. Entah kenapa menurut Renjun olaf sangat menggemaskan, ia ingin bertemu olaf. Tapi karena itu tidak memungkinkan, maka dari itu Renjun ingin suaminya saja yang menjadi olaf.

(Miannn linnn, tapi lo tetep kiyowok)

Guanlin sedikit menahan nafasnya, mencoba mengikhlaskan dirinya yang harus berubah menjadi olaf ini. Seumur hidup, Guanlin tidak pernah kepikiran untuk menjadi Olaf atau karakter kartun yang lainnya. Kecuali, Avengers!

"Nah, udah!" Renjun tersenyum sembari menepuk nepuk pipi Guanlin. Ia terlihat begitu senang dan gemas. Sedangkan Haechan dan Jaemin yang melihat sontak tidak bisa menahan tawanya lagi, bahkan Haechan sudah mengeluarkan ponselnya untuk memotret Guanlin.

"Chan, awas kalau foto gue kesebar!"

"Wets, bayar dulu kalau gak mau kesebar"

Guanlin memutar bola matanya malas. "Senyum dong Pa. masa Olaf cemberut gini?"

Mau tidak mau Guanlin pun menuruti perintah Renjun. Ia melebarkan senyumnya kepada Renjun.

"Pwaa pwaa den oyapp" (Papa Ayden Olaf)

Renjun menggendong Ayden dan mendekat kepada Guanlin. Ayden menarik narik hidung Olaf membuat kepala Guanlin juga ikut tertarik. Bahkan kini Chenle dan Jisung juga ikut berlarian di sekitar Guanlin, karena kedua bocah mungil itu ikut gemas melihat Guanlin.

"Annaaaa" teriak Jisung

"Itu Olaf, sayang. Bukan Anna" ucap Jaemin

Selang sekita satu jam Guanlin membahagiakan suami mungilnya itu dengan menggunakan kostum Olaf, Guanlin pun meminta ijin melepas kostum ini karena dia sudah merasa gerah. "Yang, lepas ya? Gue gerah mau mandi"

Renjun melunturkan senyumnya tapi kemudian mengangguk.

"Besok besok kalau gue mau lo pake itu lagi, boleh ya?"

"Masih ada lagi?"

Renjun mengangguk antusias. "Boleh ya Pa?"

Guanlin hanya mengangguk dan melepas kostum tersebut. Benar saja, saat ia melepas kostum itu, kemejanya sudah penuh dengan keringat. Guanlin berfikir, ia harus secepatnya membuang kostum ini tanpa Renjun ketahui.

"Yang?"

"Hm?"

Guanlin menarik pinggang Renjun. "Ini tadi gak gratis"

"Maksudnya?"

"Gue udah nyenengin lo kan?"

Renjun mengangguk ragu.

"Kalau gitu, gantian entar malem lo yang harus nyenengin gue!" ucap Guanlin kemudian mengecup pipi Renjun sekilas dan berlalu menuju kamarnya untuk mandi.

Renjun yang mendengar itu hanya terdiam, sial! Sepertinya ada yang harus ia lakukan malam ini. Atau paling tidak, ia harus mencari cara agar terhindar dari Guanlin hanya untuk malam ini saja.


Tbc

*******

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴ ᴀɢᴀʀ ᴀᴋᴜ ᴍᴀᴋɪɴ ʀᴀᴊɪɴ ᴜᴘᴅᴀᴛᴇ! ʜᴇʜᴇʜᴇ

~~~~~~~~~~~~

Continue Reading

You'll Also Like

20.2K 2.6K 28
⚠️WARNING⚠️ This story is only fictional, it has nothing to do with the real world. I'm just borrowing visuals, don't relate it to the real world. It...
72K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
216K 14.1K 15
❗CERITA INI MENGANDUNG KONTEN LGBT.❗ β₯︎ Mpreg [Male Pregnant] β₯︎ Homophobic? nagajuseyo! β₯︎ Just For Fun. β₯︎ Not Real Story! β₯︎ Kumpulan One shot bxb...
89.1K 11K 35
πΊπ‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘’π‘›π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘– π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”?? π½π‘–π‘˜π‘Ž π‘Žπ‘˜π‘’ π‘šπ‘’π‘›π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘– π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” 𝑖𝑑𝑒 π‘π‘Žπ‘ π‘‘π‘– π‘Žπ‘˜π‘’ 𝑠𝑒�...