*Keraguan bersahabat dekat dengan kegagalan.*
*Asfa Rizky👑*
***
Tandai typo nya ya
"Masih sakit,yang?" Tanya El dengan khawatir.
"Udah gak sedikit tadi" jawab Mayra lemah.
El mendengar itu sedikit lega, ia menurun kan diri nya agar berhadapan langsung dengan perut istri nya. Ia gerakkan tangan nya mengelus lembut perut istri nya.
"Anak Abi udah bosen di dalam kan?" Tanya El dengan berbisik.
"Kalo mau keluar jangan menyusahkan Umma mu ya,sayang! Kasian Umma kesakitan." Imbuh nya lagi, mata nya terlihat berkaca kaca lantaran tak tega melihat istri nya menahan sakit.
Tadi pagi saat Mayra di kamar mandi, Mayra melihat ada sedikit darah di celana dalam nya.
Mayra pun langsung memberi tahu suami nya dan suami nya itu dengan sigap membawa nya ke rumah sakit.
Dan di sini lah mereka sekarang, Mereka tengah berada di ruang inap. Saat ini mereka tengah menunggu pembukaan Mayra sempurna, oleh sebab itu Mayra meringis marasakan sakit saat anak nya mungkin tengah mencari jalan keluar.
Dokter mengatakan Mayra masih pada pembukaan 7.
Mayra memejamkan mata nya,menikmati elusan demi elusan yang di berikan oleh suami nya.
"Masih sakit, yang?" Tanya El lagi.
"Udah enggak kok" jawab Mayra.
"Yang kuat, ya, sayang." Ucap El sambil mengecup kening istri nya.
"Ummi sama mama udah di kabarin?" Tanya Mayra.
"Belum, aku lupa, yang"
"Yauda biarin aja dulu, nanti kalo aku udah lahiran baru kabarin."
El membalasnya dengan anggukan kepala nya.
"Pengen makan, mas." Ungkap Mayra.
"Sebentar Aku ambilkan dulu." Balas El.
Ia mengambilkan makanan untuk istri nya yang memang sudah tersedia di dekat brankar rumah sakit itu.
Ia kembali mendekati istri nya setelah membawa makanan yang di pinta istri nya.
Dengan telaten ia menyuapi istri nya.
"Minum dulu, yang." Ucap El sambil menyodorkan segelas air putih kepada istri nya.
Ia meletakan piring yang sudah kosong itu ke nakas yang berada di dekat kasur istri nya itu.
"Udah, mas." Ucap Mayra sambil memberikan gelas yang isi nya tinggal setengah.
El menerima nya, ia mencari bekas di mana istri nya minum tadi. Setelah dapat ia meminum air yang ada di gelas itu dengan bekas bibir istri nya. Ia meneguknya hingga tandas.
Setelah itu ia meletakkan gelas tersebut di samping piring kotor tadi.
"Aku elusin lagi ya, perut nya." Tutur El.
"Hm, boleh." Jawab Mayra.
El pun duduk di kasur istri nya dan mulai menggerakan tangan nya di perut istri nya itu dengan mulut yang bersholawat.
Adem sekali rasa nya saat mendengar suami nya itu bersholawat.
Ia terus mengukir senyum nya selama suami nya bersholawat, tapi itu semua tak berlangsung lama saat tiba tiba perut nya kembali sakit.
"Astagfirullah, perut ku sakit lagi, mas." Ringis Mayra.
"Ya Allah, tunggu sebentar ya,yang. Aku panggilan suster nya dulu." Ucap El, setelah mengatakan itu ia berlari keluar dari ruang inap itu guna memanggil suster yang bertugas.
Dan tak lama kemudian ia kembali dengan dua orang suster di belakang nya.
"Sudah pembukaan sepuluh, Kita harus segera membawanya ke ruang persalinan." Ujar suster itu dan langsung di anggukin oleh suster yang lain.
Dan di sini lah mereka sekarang. Di sebuah ruang persalinan.
Di dalam itu hanya ada suara ringisan Mayra sedangkan El sibuk memberi semangat untuk istri nya itu.
[Jujur aku sedikit malu bikin bab ini, aku gak tau apa apa soal persalinan, jadi harap maklum.]
"Aduh Mas, sakit!" Ringis Mayra sambil mengeluarkan air mata nya.
"Ya kuat, sayang, mas di sini sama kamu." Ucap El memberi semangat.
"Terus ibu, dorong."
", Allahu Akbar." Teriak Mayra sambil terus mengejan.
"Iya terus ibu, sedikit lagi."
Intruksi dokter itu.
Dan sedetik kemudian suara tangis seorang bayi memenuhi ruang persalinan itu.
"Alhamdulilah anak pertama nya laki laki, bu, pak." Ucap dokter itu sambil menaruh kan bayi laki laki itu di dada Mayra.
El menangis haru melihat itu, ia mencium wajah istri nya sambil terus berucap terima kasih pada istri nya itu.
"Makasih, sayang. Makasih." Ucap El sambil mencium kening istrinya. Sedangkan Mayra tersenyum sambil menatap bayi yang ada di atas dada nya itu.
"Dia tampan, sama seperti mu, mas." Puji Mayra.
El mengiyakan ucapan istri nya itu.
10 menit kemudian Mayra kembali merasakan sakit pada perut nya.
Dengan sigap suster pun mengambil bayi yang tadi di letakkan di dada Mayra,sedangkan Dokter kembali memberi Mayra intruksi untuk mengejan.
"Mas, sakit." Adu nya pada suami nya.
"Yang kuat, sayang. Berjuang lah untuk anak kita."
" Allahu Akbar." Jerit Mayra sambil terus mengejan.
"Iya bu, terus, mengejan sekali lagi." Intruksi dokter itu dan langsung di turuti oleh Mayra.
Mayra terus mengejan dengan tangan yang sibuk mencengkeram lengan suami nya.
Tak lama kemudian suara tangis seorang bayi kembali memenuhi ruang persalinan itu.
"Alhamdulillah, anak kedua kalian perempuan." Ucap dokter itu sambil meletakkan bayi perempuan itu di dada Mayra.
"Makasih, sayang." Ucap El kembali sambil mencium pipi istri nya yang masih di penuhi yang oleh keringat itu.
"Dia cantik, Mas." Tutur Mayra saat melihat bayi perempuan itu.
"Iya, sayang. Dia cantik seperti Umma nya." Puji Mayra.
Setelah itu suster kembali mengambil bayi itu untuk si bersihkan.
Sedangkan Mayra yang kelelahan mulai memejamkan mata nya.
"Sayang," panggil El panik saat melihat istri nya memejamkan mata nya. Ia takut istri nya itu meninggalkan nya.
"Aku capek, mas" jawab Mayra lemah.
"Ya sudah kamu istirahat dulu, tapi nanti bangun lagi, ya." Pinta El.