Selamat membaca⚘
.
.
Lima hari berlalu, tentunya Zoya sudah keluar dari rumah sakit sejak tiga hari yang lalu. Namun selama tiga hari terakhir, Zoya benar-benar tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang dianggap memberatkan dirinya. Keluarganya semakin menjaga Zoya apalagi dengan ketiga abangnya, dan selama tiga hari itu pula Zoya tidak pernah keluar dari mansion bahkan sekolah pun tidak. Untungnya tugas dari bu Esti sudah dikerjakan oleh Yoga, jadi dia benar-benar istirahat dan tidak berfikir atau melakukan apapun.
Gadis itu, Zoya sepertinya sudah tidak mengingat tentang kejadian di restoran kala itu. Dan tentu keluarganya tak akan membuat Zoya mengingat kejadian itu. Mereka tidak mau Zoya menjadi gadis pendiam, sebelumnya keluarga Zoya sudah panik saat Zoya bertanya tentang Calvin. Gadis itu bertanya apakah benar Calvin membunuh? Tentunya mereka semua menjawab tidak dengan berbagai alasan mengapa Calvin mengakui bahwa ia membunuh Zara saat di restoran itu.
Tunggu, apa kalian percaya kalau Zoya tidak melakukan apapun?.
Tentu saja tidak! Faktanya, Zoya bermain bersama para maid dan bodyguard. Mereka terlihat bermain bersama seorang anak kecil, jika tidak petak umpet maka berlari atau Zoya meminta untuk memanjat pohon yang ada di taman. Para maid dan bodyguard pastinya tidak bisa menolak permintaan nona mudanya, mereka menuruti semuanya meskipun pada akhirnya mereka sedikit diomeli oleh tuan dan nyonya tapi untungnya ada Zoya yang membela.
Lihat lah sekarang, Zoya sedang duduk diatas pohon dengan kaki diayunkan. Ia memakan buah mangga yang sudah matang, dulu dia sering melakukan ini dipanti asuhan. Namun bedanya, sekarang dibawah pohon ada maid bodyguard yang berjaga karena takut jika nona mudanya terjatuh. Mereka juga menyiapkan sebuah kasur dibawah pohon agar jika terjatuh, Zoya tidak merasa sakit dan jangan lupakan ada tingga tangga yang disiapkan. Benar-benar lebay, tapi semua ini mereka lakukan untuk kebaikan diri mereka sendiri juga tentunya.
Jhonatan dan Felix ada di kantor, namun hari ini Jhonatan meminta Elina untuk ikut. Damian? Ia juga ada urusan di kantornya, Gio sudah memutuskan berkuliah disini dan Calvin hari ini sekolah. Jadi Zoya benar-benar sendiri di mansion yang cukup besar ini, hanya ada maid dan bodyguard.
"Nona! Sebaiknya anda mencuci mangganya dulu"
"Benar nona, jangan langsung di makan"
Mereka melihat nona mudanya yang sedang makan seperti itu merasa takut sendiri, takut jika nona mudanya nanti sakit perut atau apa.
Zoya menghentikan acara makannya, ia melihat kebawah tepatnya kearah maid dan bodyguard yang ada disana, lebih tepatnya ada tiga maid dan dua bodyguard.
"Kakak sama om tenang aja, Zoya udah biasa makan kayak gini. Enak lohh-- mau coba?"
Mereka terlihat ingin namun "A-ah terima kasih nona, tapi kami tidak ingin. Nona saja yang makan"
Zoya memanggil maid perempuan dengan kakak hanya pada maid yang masih terlihat muda atau terlihat berjarak beberapa tahun dengannya.
Mendengar jawaban dari mereka membuat Zoya mengangguk senang, jadi dia akan memakan mangga ini sendirian.
"Nyam nyam nyam" gumamnya mengunyah dengan pelan seraya menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Makan seperti itu tak membuat Zoya terlihat baik, wajahnya sudah kotor dengan mangga apalagi pipi bulatnya dan sekitar bibir mungilnya. Mungkin terasa lengket, tapi Zoya tak masalah nanti kan bisa cuci.
"Astaga-- nona Zoya sangat menggemaskan"
"Kau benar, aku jadi ingin memiliki anak seperti nona Zoya"
"Apa kau sudah punya calon?"
"Belum"
Diatas pohon Zoya masih bisa mendengar "Calon? Calon apa om?" Tanyanya penasaran.
Bodyguard itu terlihat menggaruk kepalanya "Calon istri, nona"
"ZOYA TAU!" Pekiknya keras
"Zoya kenal sama orang namanya Raya, bisa tuh jadi istrinya om" lanjutnya dengan santai memakan mangganya lagi.
"Tidak perlu nona, saya mencari yang setara"
"Yang setara? Oooh yang kerjanya kayak om ya? Apa ada perempuan yang kerja bodyguard?"
"Saya tidak tahu, mungkin saja ada. Tapi, maksud saya bukan seperti itu nona--- tapi...yasudahlah" ucap bodyguard itu pasrah, ia mendapat tawa dari sekitarnya.
Zoya sudah menghabiskan mangganya, ia menaruh bijinya disela-sela ranting pohon karena bingung mau dibuang kemana. Ia melihat kebawah begitu bersih rumputnya, jadi tak enak jika dibuang dibawah lebih baik ditaruh dipohon ini lagi siapa tau bisa jadi pohon yang menempel pada pohon.
Zoya terkikik geli karena fikirannya sendiri.
Ia berdiri dengan tangan yang berpegangan di ranting lainnya, dibawah sana tidak ada yang tau apa yang akan dilakukan Zoya selanjutnya. Mata mereka membola saat Zoya melompat dengan santainya.
"NONA!"
"ZOYA!"
Brukk
Zoya jatuh diatas kasur yang sudah diletakkan dibawah pohon, ia menatap maid dan bodyguard yang masih terlihat syok dengan tatapan polos. Matanya menatap Calvin yang berlari kearahnya.
"Eh abang"
"Astaga princess, abang sangat takut. Jangan mengulanginya!" Peringat Calvin sambil mengecek tubuh Zoya.
Merasa tidak ada luka, Calvin kembali menatap Zoya lalu menghela nafas "Jangan meloncat kayak tadi, kamu buat abang jantungan"
Zoya mengangguk "Maaf abang, lain kali Zoya nggak lompat lagi. Tapi kalo lupa, jangan salahin Zoya ya-- salahin aja otak Zoya"
Calvin mencubit hidung mancung Zoya dengan gemas "Kamu ini!"
"Berikan tisu" ucap Calvin menatap salah satu maid yang ada disana.
Maid itu segera memberikan tisu yang sedari tadi memang sudah disiapkan.
"Makan apa hmm? Kenapa muka adik abang jadi kayak gini?"
Calvin membersihkan noda yang ada di pipi dan bibir Zoya menggunakan tisu.
"Makan mangga, enak lohh"
Calvin mengerutkan keningnya "Makan mangga diatas pohon?"
Zoya mengangguk "Zoya langsung ambil dari pohonnya"
"Apa?!" Ucapnya terkejut, ia menatap maid dan bodyguard yang sedang menunduk "Kalian membiarkan adikku makan mangga tanpa dicuci? Apa kalian sudah bosan-"
"Abang! Jangan marahin mereka, ini semua Zoya yang pengen"
Calvin menghela nafas "Hmm tapi lain kali jangan lagi"
"Zoya lain kali jangan melompat dari pohon, itu bahaya" celetuk seorang gadis yang tidak disadari kehadirannya oleh Zoya.
Zoya mengalihkan pandangannya, ia melihat disana ada El, Reno dan juga Raya? Untuk apa Raya kerumahnya?.
"Abang, kenapa Raya kesini?" Tanya Zoya bingung.
"Karena tugas"
Jujur saja, Calvin sebenarnya juga malas dengan Raya. Apalagi saat di kelas, Raya selalu bercerita tentang Zoya.
"Zoya, lebih baik kamu memanggilku kakak karena aku lebih tua darimu" ucap Raya sedikit kaku.
Zoya mengangguk pelan "Iya kak Raya"
Raya tersenyum manis.
"Tidak usah memanggil dia kakak, dia bukan kakakmu"
Raya menunduk sedikit mendengar perkataan Calvin yang terdengar ketus, dibelakangnya Reno memutar bola matanya jengah sedangkan El berdecak malas melihat tingkah Raya itu.
"Siapkan makanan dan minuman, bawa ke ruang tamu" ucap Calvin datar memerintah maid yang ada disana.
"Baik" maid itu pun langsung pergi.
Calvin kembali menatap Zoya "Udah puas kan mainnya?"
Zoya mengangguk dengan senyuman.
Calvin mengacak rambut Zoya gemas "Ayo masuk, abang gendong"
"Let's goo!!"
"Tunggu deh, bukannya Zoya manggil kita kak ya? Terus kenapa Calvin ngelarang Zoya manggil kak ke Raya?" Tanya Reno berbisik ke El.
El hanya mengedikkan bahunya, ia terlalu malas untuk memikirkan sesuatu yang menurutnya tidak penting.
******
Satu kata buat Raya👉
HALO, MAMPIR DI CERITA AKU YANG SATUNYA YUK.
Tapi untuk cerita itu slow update yaa soalnya biar cerita BROTHERS selesai dulu😂
Besok up lagi gaes