Fuck Up the Friendship

By rayhidayata

82.8K 1.7K 153

[minors do not interact πŸ”ž] Perkenalkan: Renata. Terakhir pacaran lima tahun yang lalu. Alasan putus? Well, k... More

but friends don't know the way you taste
0. Kondom
1. Genjotannya Enak
2. Geboy Gengz
4. Baby Girl
5. Drunk Kisses
6. Ngehindar
7. Menuju Perangkap
8. Jebakan Taik
9. Ketangkap Basah
10. Lawak Lo!
11. Kepergok? Mampus!
12. Kadal Ber-Blush On
13. Sobat Porno
14. Interogasi: Lisa
15. Kutu Ngangkang: Hera
16. Abang Peka
17. It's About Time: Joshua
18. Tentang Ciuman Itu (1)
19. Tentang Ciuman Itu (2)
20. Lost and Regret: Olla
21. Masih sama Brengseknya
22. Bye bye, Bian. Hello, Trouble
23. Udah Waktunya: Rena
24. Perasaan Sebenarnya
25. Ajakan Serius
26. She Chooses Him
27. Lupain Joshua Sepenuhnya
28. Si Brengsek
29. You're Fucking Mine
30. Joshua: One Sided Love

3. Janji Taik Kucing

3.3K 77 5
By rayhidayata

Rena memang punya dendam kesumat sama Nami, tapi dia nggak segabut itu buat langung sat set duar jedeeeer melabrak si lontay itu. Lagian Rena dan Nami bukan sehari dua tiga empat bla bla kurang seminggu saling muak.

Bukan hal susah buat membaca pandangan Nami ke Rena. Nggak perlu jadi cenayang apalagi ke dukun nyiapin sesajen beling kembang tujuh rupa. Sudah jelas Nami juga punya dendam yang tak kalah kesumat ke Rena.

Nggak ada asap kalau bukan karena api.

Rena hampir nggak pernah nyenggol duluan alias sok cari-cari masalah, termasuk ke Nami dulunya. Apalagi pas Joshua bilang ke Rena kalau dia memacari Nami, Rena biasa saja. Dia emang bukan orang yang suka SKSD tapi dia welcome ke orang asing asal pihak seberang sendiri tidak neko-neko meong alias nggak banyak tingkah.

Impresi pertama Rena ke Nami ya biasa aja selain salah fokus ke ukuran buah dada Nami yang tumpah-tumpah dan bodi bak gitar Spanyol ala-ala Kim Kardashian. Rena tidak iri, btw. Mau alami atau ternyata Nami suntik silikon dia juga mana peduli.

Awal-awal tuh makhluk pacaran dengan Joshua, Rena masih biasa aja. Malah dia condong kayak suka dengan Nami.

Dalam arti, sebagai bestie Joshua yang kenal betul sama keinginan cowok itu, Rena is okay sama Nami. Si Nami malah nggak kelihatan kayak cewek-cewek Joshua sebelum ini yang clingy dan super cemburuan ke Rena. Gaya pacaran Joshua dan Nami benar-benar santai to the pantai. Rena bahkan masih bisa hang out, jalan, nongki-nongki cantul dengan Joshua. Hal-hal yang jarang bisa Rena lakukan kalau Joshua sudah punya pacar.

Dan Joshua juga kelihatan puas serta enjoy.

Rena juga ikut happy karena Joshua akhirnya nemuin cewek sesuai yang dia mau. Cuma ....

Lama-lama kok kayak ada yang aneh.

Tiba-tiba, ada desas-desus di sekitar kampus. Kalau Rena kegatelan sama cowok yang udah punya pacar. Cantik-cantik bukannya cari pacar malah nemplok ke pacar orang. Taik kucing banget alasannya karena sohiban lama. Bilang aja naksir tapi kasihan dianggap temen doang nggak dilirik sama sekali.

Begitu katanya.

Rena ya sadar cowok yang dimaksud itu Joshua. Siapa lagi coba kan? Rena mana ada pernah dekat dengan cowok selain Joshua di kampus. Emang ada beberapa cowok yang kadang berusaha mendekatinya tapi semua kena tiup Rena alias ditolak. Jadi, pacar orang yang bertebaran di gosip-gosip itu jelas Joshua.

Anehnya Rena baru pertama kali itu terkena desas-desus tak sedap seharum aroma bangkai dan sampah. Bedanya, gosip dan fitnah ini bukan menyerang hidung, melainkan telinganya jadi super panas. Bukan karena itu benar tapi justru malah sebaliknya.

Biar pun Joshua ganteng kinclong kayak pisau baru diasah, Rena juga mikir-mikir dulu kali buat macarin Joshua. Yang ada malah mamam hati pacaran sama modelan fakboy Joshua. Bahagia nggak, ovt jalan terus kayak tol.

Waktu itu Rena sempat kepikiran dugaan tapi dia ditenangkan geng geboy biar nggak langsung ngamuk. Dibantu Aleya, Kifa, dan Lisa selaku kaki tangan mata telinga Rena di sana-sini, Rena dan kawan-kawan mencari info dari mana sumber gosip sarap yang menyerang Rena.

Dan, benar saja dugaan Rena.

Nami-lah yang menyebarkan gosip itu.

"Re?"

Rena yang baru saja menutup pintu apartemen langsung menoleh. Joshua. "Ngapa?"

"Ngampus?"

"Topik obrolan lo jelek. Persis muka lo sama bini lo kalau ke-gep ngewe di lorong." Rena mendelik.

Joshua malah tertawa. "Ide bagus."

"Sarap. Nggak heran si Nami lontay klepek-klepek sama lo." Rena natap Joshua dari ujung kepala sampai tengah selangkangan, baru lanjut ke kaki. "Garap noh skripsi. Jangan ngewe mulu. Bablas baru mampus."

"Lo ngintip?"

"Gue liat."

"Pakai mata batin?"

"Nih pakai ini nih. Liat mata lo baik-baik ya, babik." Rena mengangkat sebelah kaki dan menunjuk mata kakinya. "Mamam nih mata batin. Lo kalau sama Nami ngapain lagi coba selain ngewe ngentot desah uh ah uh ah. Isinya ngewe aja berdua sampai patah tuh kaki."

"Uh ah uh ah bukannya kepanasan?"

"Emang ngewe nggak panas?"

"Mau coba?" Joshua nyeringai.

Rena langsung nimpuk Joshua pakai tas tangan. "Bilang sekali lagi siap-siap gue lindes lo sampai mampus ya, anjeng!"

Joshua cuma membiarkan tas tangan itu kena tepat sasaran ke wajahnya. Nasib baik nggak ada rantai kayak tas tangan Rena kemarin. "Pulang jam berapa hari ini?" tanya Joshua seraya melempar balik tas tangan Rena ke si empunya.

Rena langsung hap siaga menangkap tas tangan miliknya. "Kalau nggak traktir atau ngajak jalan mending gosah lo nanya-nanya kapan gue pulang hari ini."

Di luar dugaan, Joshua malah menaikkan sebelah alis. Ekspresi mukanya kelihatan bingung.

"Helloooo?" Rena menjetikkan jarinya di depan muka Joshua. Takut juga dia kalau sohibnya yang hina nista dina itu kesambet atau kesurupan. "Malah bengong lagi lu. Kerasukan setan bisu apa gimane nih?"

"Kita hari ini ada janji nonton." Joshua menyahut kalem. "Lo lupa?"

"Kapan kita nonton pake janjian kayak anak SD segala?" Giliran Rena mengernyitkan dahi. "Nonton mah nonton aja biasanya. Tinggal dobrak pintu yang Netflix-nya masih premium. Kelar. Selesai titik nggak pakai koma perkaranya."

"Hang out, Re. Jalan. Nonton ke bioskop."

"Nggak ada tuh." Rena langsung menjawab tanpa pikir sepanjang jalan tol.

Joshua ber-oh. "Berarti lo emang lupa."

"LUPA APAAN SIH, ANJER! Orang kita nggak ada janjian apa-apa hari ini. Kalau mau ngebujuk gue kagak mempan ye, asu." Rena mulai menggas.

Joshua mengeluarkan ponsel dari saku dan mengutak-atiknya sebentar. Cowok itu lantas memperlihatkan jadwal kalender di hari ini. Ada tulisan hang out with rena sebagai subjek. "Lo yang lupa."

Rena langsung melongo kayak kambing bego. Buru-buru dia melakukan hal serupa. Ambil ponsel dan cek jadwal di kalender. Kosong.

Rena langsung memasang tampak sok polos. Fix dia yang lupa memasang jadwal reminder. "Nggak ada di gue," katanya masih kekeh.

"Ya lo lupa."

"YA MAAP. MANG NGAPA SEH!?" Rena manyun mencomel mendumel dengan bibir plump-nya. "Namanya juga khilaf."

Joshua mengangkat bahu.

Rena mengusap tengkuknya sebelum bilang, "Gue udah keburu janjian sama geng gue malam ini."

"Oh, bagus lah kalau gitu."

Rena menatap Joshua dengan tatapan wah nih anak macam tak betol. "Yaelah si bocah pasukan ngewe ngambek."

Joshua menggeleng. "Kebetulan gue malam ini diajak Nami buat jalan. Dia minta temenin beli kado buat sepupunya."

Begitu mendengar nama Nami, Rena langsung berubah banyu mukanya jadi masam semasam limau belum matang. "Oh." Cewek itu berkacak pinggang. "Berarti kalau pun gue inget, lo bakal tetep jalan sama Nami kan?"

"Re."

"JAWAB AJA LU YA. Nggak usah banyak alasan banyak bacot cem boti." Rena menyela sangar.

Joshua menghela napas. "Makanya gue bilang sekarang."

Rena hampir mau mengamuk tapi dia berusaha tahan. Masih pagi dan ini di lorong. Kalau dia baku hantam sekarang dengan makhluk bernama Joshua ini bisa-bisa dia kena lindes para penghuni lain.

Lagi, dia ogah mood hari ini jadi tambah rusak. Dia sudah berencana melakukan sesuatu yang fun segar cantul bersama para geboy nanti malam. Ya kaleee dia membiarkan moodnya ambruk cuma gara-gara si Joshua dan pacar cowok itu a.k.a si lontay Nami.

Karena itulah Rena cuma mengangguk. "Udah kelar? Kalau iya gue mau berangkat ngampus."

Belum apa-apa Joshua menjawab, Rena sudah berlalu begitu saja. Perasaannya dongkol.

Rena nggak langsung ke gedung tapi mampir dulu ke kafe kampus. Sesuai janji dia bakal ketemu sama para geboy di sana karena jadwal kelas mereka lagi beda-beda.

Kayak biasa, Rena datang paling buntut. Pas dia keluar dari mobil dan cus jalan ke arah kafe, dia melihat para geboy sudah nongki-nongki cantik menggibah entah apa di meja luar.

"Guuurrrls!" Rena nyamperin mereka sambil sok lari-lari kecil manja kayak ditawarin permen dari jauh. "Cipika-cipiki dulu nggak nih?"

"Najes! Lu bukan ibu-ibu sosialita." Aleya tanpa basa-basi langsung menampar tawaran Rena.

"Hibur gue kek." Rena manyun sambil narik kursi dan duduk. "Lo tau nggak tadi pas gue keluar apartemen? Omaygad guuuurls untung gue enih sabar penyayang dan super duper amat sangat kalem jadi tida terpanceng emosi."

"Lo mergokin Joshua ngewe sama Nami di lorong?" Kifa menebak.

Aleya ikut menimbrung, "si lontay Nami lagi ngewe sama satpam gedung?"

"Joshua nembak lo?" tandas Lisa.

"NAJES, LIS. AMIT-AMIT." Rena auto ngetuk meja banyak-banyak saking merindingnya. "Tobat lo semua! Otaknya nggak ada yang bener!"

"Ngaca lu sana, bego." Aleya tanpa ragu nimpuk Rena pakai sendok.

Rena mengaduh sebentar pas sendok itu kena dahinya. Cewek itu merengut, "KDRT aja terus, Ley."

"Najis alay banget lu, Renata."

"GOSAH CALL OUT GUE!"

Lisa menengahi, "Emangnya kenapa pas lo keluar apart?"

"Gue diadang sama Joshua terus dia nanya gue pulang jamber berapa hari ini yeee kan. Nah dia bilang gue sama dia ada janji nonton tapi dia batalin gara-gara si lontay minta ditemenin nyari kado bla bla apalah nggak jelas." Rena mencomel dengan bibir khas kejulidan pedas. "Gaje banget. Bikin gue nggak mood."

"Lah lo juga ada janji sama kita lagi, Re. Bagus dong kalau dia nggak bisa," kata Kifa.

"Tetep aja. Kesel gue denger nama si lonte. Mau gue lindes tuh toketnya biar kempes kayak balon kelamaan didiemin." Rena memeragakan gerakan muntah.

"Kalau Joshua nggak lupa, lo bakal gimana?" Lisa menopang dagu. "Lo jalan sama dia nanti?"

"Iya laaah." Rena menjawab langsung.

"Kita-kita lo anggep apa ya, anjing!?" Aleya ngegeplak kepala Rena. "Si babi! Kita ternyata dijadiin plan B."

"GUE JUGA LUPA ADA JANJI DULUAN SAMA DIA." Rena ngebela diri sambil balas menarik rambut Aleya. "Gue udah janji duluan sama dia biarpun gue lupa. Bedanya gue sama dia, lo mau tau nggak? Kalau gue bakal jalan sama dia andai gue inget terus dia free. LAH SI ANJENG!? Dia tetep nemenin Nami ntar walaupun gue inget sama janji hang out sama dia. KAN ASU BABI!"

Gas-menggas di meja mereka jelas narik perhatian beberapa pengunjung. Namun, para geboy ya mana peduli. Tetap asik semriwing dengan dunia sambat dan pergibahan mereka.

"Ya udah sih ada baiknya juga kan?" Lisa berusaha menenangkan api membara di kepala Rena. "Udah gue bilang sesekali lo cuekin Joshua. Lo-nya yang bandel."

"Bego dia mah." Aleya mengunyel muka Rena. "Mau-maunya dijadiin tong sampah Joshua."

"Dijadiin pelarian sih kata gue." Kifa menimbrung.

"OALAH. SETAN LO SEMUA!" Rena merengut.

"Muram gitu mana ada bar mau nerima nanti malem?" Lisa mencubit pipi Lisa.

Rena masih kesal. "Nyenyenye."

"Pakai mobil siapa nanti malem?" Kifa bertanya.

Para geboy saling pandang sebelum tatapan mereka bertiga jatuh ke Rena.

Rena yang sadar langsung emosi lagi. "BABIK LO SEMUA!"

"Gue yang nyetir deh pulang-perginya." Aleya menawarkan diri.

"Gue sama Kifa yang bayar." Lisa ikut menghibur.

Kifa mengamini. "Asal lo jangan muram gitu. Eneg liatnya."

"Open table ya?" Rena masih menawar.

"Gampang itu mah." Aleya mengibaskan tangan. "Lupain Joshua sama si lonte. Mending kita enjoy malam ini."

Oh yeah. Rena langsung bersemangat. "Deal!"

Baru Rena mau bicara lagi sebelum merasakan ponselnya bergetar. Chat dari Joshua. Disambung call.

Rena mencebik dan mematikan ponsel saat itu juga dengan tampang bodo amat.









Continue Reading

You'll Also Like

27.1K 211 28
Teman yang baik adalah teman yang dapat membawamu kedalam kebaikan. Teman yang baik adalah teman yang selalu mengajarkanmu kedalam kebenaran. Lalu b...
715K 20.8K 33
WARNING!! 🚫 β›”Sebagian Part Dihapus!!!β›” Tersedia di Google Play & Play Books!! Arkan Maximiliam sudah bertunangan dengan Laira Fransesca, akan tetapi...
727 58 56
(Sequel From Rhythm Of Love) Putra Askara Akhirnya memilih untuk mengikuti wasiat terakhir Ayahnya untuk melanjutkan pendidikan di New York, meningga...
2M 52.9K 51
⚠️ πŸ”ž Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto topless saja, tapi ada hal yang lebih berbahay...