Terpaksa Menikah Karena Fitnah

De Sky_1125

74 9 12

Muhamad Akif Furqan, pria alim, pengajar di ponpes Al Firdaus, baru saja kembali ke kamarnya setelah beritika... Mais

Pernikahan

Dituduh Berzina

51 6 12
De Sky_1125

"Astagfirullahal aziim..."

Ricuhnya lingkungan pondok pesantren Al Firdaus begitu menyita perhatian para penghuninya. Seluruh santri tak percaya pada apa yang mereka saksikan, orang paling berpengaruh dengan keilmuan agama tinggi dan kerap mengisi kajian-kajian itu sedang tertangkap basah berbuat tak senonoh dengan seorang wanita.

Tentu saja hal ini memalukan, mengingat di lingkungan pondok pesantren khusus pria ini memiliki aturan ketat. Para penghuni baik siswa maupun pengurusnya diharuskan menjaga sikap dan kehormatan diri serta nama baik Al Firdaus itu sendiri.

Seluruh anggota keluarga besar pesantren Al Firdaus gempar, mereka berkerumun sambil berteriak mengutuk. Situasi menjadi sangat tidak kondusif. Dengan cepat, pimpinan pondok mengambil alih kendali dengan berdiri di depan anak didik beserta jajaran pengurusnya, meminta mereka agar tidak gegabah mengambil keputusan.

Seluruh penghuni pondok berkumpul di aula setelah menggiring kedua pendosa tersebut. Mereka semua menatap sepasang insan tak bermoral itu dengan  tatapan garang.

Pimpinan pondok, Kyai Syam, mengakomodir seluruh penghuni pesantrennya agar tetap tenang, tapi yang mereka lihat saat ini benar-benar di luar batas kewajaran. Semua orang di sana sudah melihatnya secara gamblang, terang-terangan, seorang guru teladan dan terpuji, yang di elu- elukan akan menyandang gelar da'i muda sesuai kecerdasannya itu, telah berbuat maksiat berduaan dalam kamar. Terlebih dengan posisi sang pria yang dikenal begitu shaleh tersebut berada di atas wanita tak dikenal dengan posisi menindihnya.

"Demi Allah, Pak Kyai, saya tidak berzina!" ucap Akif Furqan meyakinkan. Namun pembelaannya tak membuahkan kepercayaan secuil pun.

"Rajam saja mereka! Rajam!" Riuh sekali suara-suara itu menggema memenuhi telinga Furqan. Dosa apa dia, sampai harus menanggung aib memalukan yang tak pernah ia lakukan?

"Tenang semuanya, Tenang. Kita sebaiknya tabbayun dulu."

Kyai Syam menegur. Menghela napas panjang. Jika diakui sesungguhnya ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Akif Furqan adalah sosok pria baik yang selama ini dikenalnya. Bahkan sekali waktu dirinya ingin pria shaleh itu kelak menggantikannya memimpin pondok pesantren tersebut. Meneruskan mimpinya lalu menikah dengan putri semata wayangnya. Zahra.

Akif  Furqan mendekati kepala pondok, dia harus membela diri.

"Ini tidak seperti yang terlihat, Pak Kyai! kami perlu menjelaskan semua, Wallahi, kami tidak berzina, Pak Kyai," kata Akif  Furqan cemas, pimpinan pondok memandangnya dengan tatapan marah, Akif tau setiap ucapannya takkan lagi ada yang mempercayai.

Akif memandang wanita itu, yang kini menyembunyikan kulitnya yang terekspose dengan selimut di tangannya dari kamar Akif Furqan. gadis itu adalah harapan terakhirnya saat ini, untuk membeberkan kebenaran. Ia harus membantunya meluruskan masalah ini supaya tidak terjadi salah paham berujung fitnah.

Yang dipandang menunduk, Akif Furqan heran, ekspresi ini tidak cocok dengan apa yang terjadi barusan. Wanita itu, dia menunduk dalam, seperti akan menangis. Apa  gerangan yang membuatnya tampak begitu berduka?

"Awalnya saya sudah menolak, Pak Kyai. Tapi Gus Akif memaksa saya."

"Itu tidak benar, Pak Kyai. Demi Allah, saya tidak melakukan apa -apa dengan wanita ini. Saya tidak mengenalnya. Sungguh. " Akif Furqan menyela dengan marah, kenapa wanita itu berbohong?

"Beri dia kesempatan bicara! Supaya saya tahu sebejat apa kelakuan kamu, Akif Furqan!" Titah pimpinan pondok berteriak tak kalah marah dan tak ingin dibantah.

"Iya, Pak Kyai, beliau memaksa saya supaya masuk ke kamarnya lalu ...
dia mengancam saya, jika tidak menuruti kemauannya ... maka ... " Wanita itu memejamkan matanya, dia terpaksa menjadi orang jahat
untuk menyelamatkan hidupnya. Jika tidak melakukan hal seperti ini, ia akan mempertaruhkan hidupnya lagi di tempat yang tidak seharusnya. Inilah pilihan terakhir. Ia harus menikah, dengan pria baik-baik. Perihal nama Akif Furqan yang tengah ia rusak, ia pria bertuhan. Biarlah Tuhan yang memberi dia ganjaran.

Tak ada pilihan lain, pilihan wanita itu hanya satu, mencari perlindungan atau sampai mati hidup dalam kenyataan pahit selamanya. Dalam hati ia berjanji akan melakukan apa pun untuk pria bernama Akif Furqan, karena telah menyelamatkan dia dari jurang nestapa.

"Sepertinya ini urgent dan perlu dirembuk. Akif Furqan. Maaf, sebagai pimpinan ponpes Al Firdaus, saya sudah tidak bisa lagi menerima keberadaan kamu di pondok. Ilmu yang kamu berikan tidak akan ada dampak baiknya kepada murid-muridmu. Karena sesungguhnya sebagai seorang pengajar, kamu seharusnya menjadi suri tauladan."

"Pak Kiyai meragukan saya?" tatap Akif sedih. Wajah sendunya terarah pada Kiyai Syam dengan gurat kekecewaan.

"Saya difitnah, Pak Kiyai. Demi Allah, saya bahkan menjaga pandangan saya dari Zahra, anak Pak Kiyai. Meskipun saya menyukainya. Tidakkah Pak Kyai mengenal saya?"

"Ini bukan ketidakpercayaan dan kebencian, Akif. Anggaplah ini teguran dariku. Allah telah menunjukkan aibmu di hadapan kami supaya kamu memperbaiki diri."

"SAYA DIFITNAH, PAK KIYAI!"  Suara Akif bergetar dengan intonasi meninggi, matanya berkaca- kaca.

"Akif, anakku. Sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, saya meminta kamu meninggalkan lingkungan pondok hanya demi nama baik pondok pesantren kita. Jika kamu masih menganggap aku sebagai Kyai Syam yang kamu hormati. Nikahi gadis itu."

Akif Furqan menunduk, jatuh air matanya setetes. Ia tak bisa membantah perkataan Kyai Syamsudin.

"Malam ini juga, panggil orang tua kamu supaya menghadap ke pondok."

Akif Furqan mengangguk pasrah.

"Zafran, carikan mahar dan wali gadis ini. Nikahkan keduanya."

"Siapa namamu, Nak?" Kyai Syam menanyai gadis itu dengan baik. Sebagaimana kelemahlembutan yang selama ini ia ajarkan pada para santri.

"Saya So ... hm ... " diam sejenak.

"saya Nazwa, Pak Kyai."

***

"Gimana to, Kif?! Apa ini? Bune tidak menyangka kamu memiliki perilaku seperti ini, Le," ujar bu Mairah dengan logat Jawa khas Pekalongan itu.

"Ini tidak seperti yang ibu sangka, Bune. Demi Allah. Akif tidak bersalah."

Mereka menunggu Kyai Syam yang masih di dalam untuk menemui mereka. Saat mereka sedang menunggu, ketegangan kecil itu pun tak terhindarkan.

"Sudah ... sudah, jangan ribut di sini. Kyai Syam sudah memutuskan. Ada baiknya kita hormati keputusan beliau. Akif harus menikah dengan gadis itu demi menyelamatkan kehormatan dan martabat wanita itu. Itu sudah final, Bune." Pak Ibrahim menyela. Dia adalah ayah dari Akif Furqan.

"Tapi, Pak. Anak kita mau menikah dengan perempuan yang tidak jelas asal-usulnya. Ibu tidak melarang siapa pun menikah dengan Akif, syarat multaknya adalah dia harus berakhlak baik dan agamanya bagus."

"Kita ikuti apa yang Kyai Syam putuskan. Insyaallah ini yang terbaik."

"Terbaik apanya, Pak?"

"Sing tenang, Bune. Bukankah terkadang kita tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untuk kita, sementara sebaliknya? Terkadang kita menyukai sesuatu tapi belum tentu itu baik untuk kita," potong Pak Yusuf menghadapi protes istrinya.

"Serahkan semua sama Allah. Biarkan berjalan sesuai kehendaknya. Khusnudzon, Bune. Allah selalu mengikuti persangkaan hambanya!" putus Pak Yusuf masih dengan ekspresi sangat tenang sambil memutar-mutar tasbih di tangannya.

Beberapa saat kemudian, dari dalam Kyai Syam berjalan menuju ruang tamu bersama sang istri. Mereka duduk di sofa berhadapan dengan tamunya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapanya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab ketiganya serempak.

"Afwan, saya mengundang Pak Ibrahim, Bu Mairah dan Nak Akif Furqan, tentunya sangat mengejutkan. Saya pun terkejut atas ini. Dan saya harap, Ibu dan Bapak tidak keberatan dengan apa yang saya maksudkan." Kyai Syam mulai angkat suara.

Sesaat kemudian, seorang perempuan  bergamis biru muda datang dengan membawa nampan, meletakkan teh hangat yang baru diseduhnya dengan jemari lentiknya. Sesaat Akif Furqan menatap gadis itu lalu mengalihkan pandangan sambil bergumam dalam hati, "astagfirullah, jaga pandangan, Akif Furqan!"

"Silakan diminum, Pak, Bu, Gus Furqan. Saya ke dalam dulu," ucapnya dengan santun.

Dada Akif Furqan diserang sakit teramat dalam. Suara itu menyayat hatinya. Perempuan itu yang Akif harapkan mendampingi. Yang bersembunyi di balik khimar syari wanita shaliha. Bukan wanita berasal dari antah berantah bernama Nazwa itu. Akif Furqan mendesah berat.

"Ya Allah, apa yang kau rencanakan atas hambamu ini?"

Continue lendo

Você também vai gostar

540K 42.4K 18
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
4.6M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
524K 26.9K 46
Bagi Elena, pernikahan bersama Kaisar hanyalah sebuah pengorbanan untuk balas budi.
2.5M 31.4K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...