Tanpa melihat ke belakang, Xiao Yan bergegas melewati kedua pembunuh itu. Dia bisa merasakan bulu kuduknya berdiri saat udara dari pedang memecah udara. Pedang itu tidak mengenainya, dia tahu dari suara dentangan pedang yang beradu. Maya telah memblokirnya.
Dalam perjalanan ke ruang kontrol, dia melewati simpul lorong, zombie yang sedang berkeliaran di peron melihat Xiao Yan dan dengan cepat mengejarnya.
"Sialan! Ini benar-benar buruk" !
Xiao Yan berlari dengan putus asa, dia tahu bahwa dia tidak dapat mengharapkan penyelamatan Maya, dia hanya bisa berdoa agar pintu ruang kontrol tidak ditutup, jika tidak, dia benar-benar akan menjadi makanan untuk zombie!
Rasanya seperti zombie semakin dekat dan dekat, Xiao Yan tidak pernah berlari begitu cepat dalam hidupnya!
Napasnya yang sesak dan detak jantung yang kecang tidak lagi penting, hanya hidup dan mati!
Dia melihat Pintu ruang kontrol didepannya terbuka, memberikan Xiao Yan sebuah harapan, dia harus lebih cepat!
Dia tiba-tiba meluncur melalui pintu geser ruang kontrol, mengangkat tangannya dan menekan tombol di samping pintu. Ketika pintu geser mulai tertutup, Zombie itu mencoba masuk, Tangannya mencoba meraih Xiao Yan melalui celah pintu yang sempit . Jantung Xiao Yan berdetak seperti drum. Dia menekan ketakutannya dan memindai ruangan itu. Dia tidak tahu dari mana keberaniannya untuk tidak pingsan ditempat . Zombie akhirnya menggeser pintu cukup terbuka untuk masuk. Xiao Yan membuka gudang senjata darurat di ruang kendali. Semua yang tersisa hanya sebuah pistol dan sebuah pisau yang tajam. Xiao Yan memegang pisau tajam di kedua tangan dan menyerbu ke arah zombie.
"Ah ...."
Dia tidak boleh melihat ekspresi zombie yang mengerikan dan mata yang haus darah, dia hanya tahu bahwa dia harus berhasil!
Dengan serangan pertama, dia memotong lengan yang dilambaikan zombie ke arahnya, nanah memercik ke tubuhnya, dan pikirannya menjadi kacau, lalu dia mengangkat tangannya dan menebas leher zombie dengan ganas.
Dia tidak sadar bagaimana itu terjadi, hanya kepala zombie itu jatuh, tangannya gemetar dan mati rasa, dan dia tidak bisa memegang apa pun, pisau tajam yang dia pegang jatuh ke tanah. Xiao Yan menyeret kakinya perlahan kembali menuju pintu. Dia menendang tubuh zombie itu keluar, dan menutup lagi pintu gesernya.
Tanpa waktu ekstra untuk berpikir, Xiao Yan duduk di kursi kontrol utama dan memasang konektor terminal, ini adalah pertama kalinya dia terhubung ke terminal militer.
"Tenang! Xiao Yan! kamu telah mempelajari semua ini! Kamu bisa melakukan ini!"
Setelah mengklik perintah "hubungkan" Xiao Yan langsung terhubung ke saluran data yang tak terhitung jumlahnya, Seluruh platform yang kehilangan kekuatannya langsung mulai berjalan, dan dia berhasil menghubungi basis No. 2.
"Ini adalah Platform 47! Saya Xiao Yan, seorang siswa Akademi Ilmu Pengetahuan Pusat ID1665! Tim Kolonel Heine Burton dan saya disergap oleh tiga pesawat lokal selama penyelamatan Mayor Jenderal Manson, Pesawat kami jatuh... Kami membutuhkan pesawat segera!"
"Siswa Xiao Yan, tolong laporkan situasi saat ini!"
Mendengar suara petugas penghubung, Xiao Yan hampir menangis kegirangan, dia mengatur napasnya dan melaporkan situasi saat ini dengan tertib.
"Harap tetap tenang, pusat akan mengirim satuan tugas khusus untuk mendukungmu! Diperkirakan akan tiba dalam waktu satu jam! "
Xiao Yan memejamkan mata dan menghembuskan napas, dia telah selesai membuat kontak. Kini dia mengalihkan layar pengawasan ke saluran berbeda dan memonitori situasi . Situasi yang dia lihat membuatnya takut.
Ketika Maya memblokir serangan satu pembunuh, pembunuh lainnya mengambil keuntungan dan menenebas bahu kirinya. Meskipun kesakitan, Maya tetap bertarung . pembunuh pertama merayap di belakangnya dan menebas bahunya yang masih beregenerasi. Maya bergerak dengan mudah melalui penderitaan. saat lengan kirinya terpotong, dia mengangkat pedangnya di atas kepala pembunuh kedua. menjatuhkannya dengan pukulan.
Xiao Yan benar-benar tercengang. Melalui kamera pengintai, dia melihat bahu kiri Maya yang berdarah, serta lengan kiri yang benar-benar teeputus di tanah... Dunianya berwarna merah darah!
“Sialan!”
Xiao Yan dengan tenang menutup semua node dengan zombie-zombie didalamnya. dia melepas konektor terminalnya dan menarik pistol dari gudang senjata di ruang kendali. dia memeriksa sumber listrik dibawahnya dan menyalakan fungsi penguncian target. Berlari keluar ruangan, dia berlari melewati lorong dan menuju ke tempat Maya bertarung. Dia melihat pedang Maya yang secepat kilat menebas leher si pembunuh. Penyerangan seharusnya tidak dapat dihindari. Tapi keseimbangan Maya goyah oleh anggota tubuhnya yang hilang.
Keseimbangan tubuhnya tidak sebagus sebelumnya. Pada saat itu, lawan mengangkat lengan kirinya. Meskipun dia memblokir serangan Maya, Maya menekan gagang pedang dan memotong pergelangan tangan lawan dengan tiba-tiba!
Saat lawan jatuh, dia dengan keras mengayunkan lengan kanannya dan memotong pergelangan kaki Maya! Maya jatuh, dan tubuhnya berlumuran darah.
"Maya—" Xiao Yan meraung dan bergegas.
Pembunuh itu terhuyung-huyung berdiri, mengangkat tangan kanannya, dan hendak menebas leher Maya.
Xiao Yan mengangkat pergelangan tangannya, mengaktifkan pistol, dan peluru ditembakkan ke pembunuh, lawan membanting pisau dan memblokir peluru.
"Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak keluar!" Maya meraung pada Xiao Yan.
Hampir tanpa berpikir, Xiao Yan melepaskan tiga tembakan ke arah lawan, meski hanya tersisa satu tangan, lawan masih tetap mampu menghadang tiga peluru pelacak dengan sangat presisi. Xiao Yan menjadi panik.
Kemudian dengan tembakan berikutnya, dia membidik pergelangan tangannya. Saat si pembunuh fokus menghindari tembakan, Xiao Yan memanfaatkan celah untuk menembak kepalanya.
Hanya suara "Bang--" yang terdengar, kepala pria itu meledak, dan bagian tubuh lainnya jatuh ketanah, membuat suara "Pop--".
Bahu Xiao Yan bergetar, masih mempertahankan postur menembak.
"...Apakah kamu telah menerima pelatihan menembak?" Maya bertanya perlahan, bersandar ke dinding.
Xiao Yan kembali sadar dan bergegas menghampiri Maya. Pria itu kehilangan lengan kiri dan kaki kanannya, tetapi tersenyum padanya dengan sudut mulutnya ditarik.
"Senjata jenis ini sangat mahal. Hanya para komandan yang bisa memakainya. Dari mana kamu mendapatkannya?"
" Pistol ini sama dengan yang diberikan Kolonel Burton padaku..."
" Aku tidak menyangka dia akan memberimu senjatanya sendiri. Hei, bisakah kamu berhenti di sana dan membantuku?” Tangan kanan Maya menopang pedangnya dan mencoba berdiri, Xiao Yan bergegas membantunya.
Ketika berat tubuh Maia berada di tubuh Xiao Yan, dia hampir hilang keseimbangan.
"Mengapa aku tidak melihat zombie ... Kamu sangat beruntung."
"Aku menutup saluran lain, dan mengisolasi yang aku butuhkan untuk kembali ke sini. Lorong di sini bebas dari zombie" Xiao Yan tersenyum dan berusaha membantu Maya bergerak maju.
"Aku ingat kalau aku telah memberitahumu untuk tetap berada di pusat kendali dan tidak pernah membuka pintu kecuali bantuan datang."
"Ya."
"Posisiku lebih tinggi darimu, dan kamu adalah cadangan, kamu telah melanggar perintah yang diberikan oleh atasanmu. ..." Suara Maya dalam.
“Lalu bagaimana kamu akan menghukumku?” Xiao Yan mendorong Maya ke pusat kendali dan menutup pintu.
“Bercintalah denganku?”
“Kalau begitu aku membiarkan kamu mati disini” Xiao Yan sedang tidak ingin bercanda dengannya.
Maya berbaring malas di tanah, dan dia bisa melihat kepala zombie ketika dia memalingkan wajahnya ke samping.
“Jangan bilang, ini mahakaryamu.”
“ Ya, Aku yang melakukannya..” Xiao Yan mengangkat tubuh bagian atas Maya, melingkarkan lengannya di bahunya, dan menyeretnya dari belakang ke sofa di ruang kontrol. Kemudian memeriksa luka-lukanya.
Patah tulang di lengan dan betis telah sembuh dan pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
Xiao Yan berjongkok di sana dan tidak berbicara lama.
Selama dia ingat saat lengan Maya terputus, dia merasa seolah-olah dunianya akan terbelah.
Kemudian dia memalingkan wajahnya, bahkan sekarang, di depan Maya, Xiao Yan masih menjadi orang yang lemah tanpa kemampuan bertarung, dan dia tidak memenuhi syarat untuk bersimpati satu sama lain.
Dia juga tidak akan memasang ekspresi kasihan dan bertanya apakah pihak lain kesakitan, karena dia tahu itu akan sangat menyakitkan, dan rasa sakit itu tidak akan pernah dilupakan selama sisa hidupnya.
“Aku tidak tahu bagaimana hubungan saraf kaki palsu itu, hei, prajurit teknis, kamu harus tahu, itu adalah proyek penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan Pusatmu.” Maya menendang pantat Xiao Yan dengan kaki kirinya.
“Aku bukan prajurit teknis, aku hanya magang. Aku tidak tahu seperti apa proyek penelitian itu, karena aku hanya seorang mahasiswa, bukan peneliti.
" Kapan pesawatnya akan tiba kesini ?"
"Dalam satu jam."
"Ugh, kuharap Tides tidak mengirim lagi para pembunuh dengan bom kesini dalam waktu satu jam."
Maya terkekeh, bagi pria ini, hidup dan mati tidak lagi penting, "Aku punya lebih sedikit dari tiga tahun lagi... Mungkin aku bisa memanfaatkannya Kali ini dengan cedera dan meninggalkan garis depan secara terhormat? "
Jari Xiao Yan mengepal tanpa sadar, dia bisa menebak bahwa keterampilan luar biasa Maya berasal dari pelatihan. Semakin banyak pelatihan dan pengalaman yang dia miliki, semakin sedikit waktu yang tersisa.
Xiao Yan tetap diam.
“Hei, bagaimana rambutku?” Maya mulai meluruskan rambutnya seolah memikirkan sesuatu yang penting.
“Rambutmu indah.”
“Benarkah?”
“Yah, pertama kali aku melihatmu di restoran pangkalan, aku tertarik dengan rambutmu.” Xiao Yan berkata dengan nada yang sangat serius.
"Benarkah?" Suara Maya sedikit bersemangat. Setiap kali dia membicarakan rambutnya, pria ini bisa berubah dari prajurit pasukan khusus kelas satu menjadi seorang idiot.
“Sungguh.” Jari-jari Xiao Yan dengan hati-hati dimasukkan ke dalam rambut Maya, itu adalah sentuhan yang sangat nyaman, entah kenapa, hidung Xiao Yan menjadi masam.
Pada saat ini, komunikator di pergelangan tangan Maya berdering, dan sebuah perintah yang tenang dan terkendali datang, "Buka pintunya."
"Itu bos...Xiao Yan,buka pintunya." Maya mengangkat dagunya dan melihat ke arah pintu.
Xiao Yan buru-buru menekan tombol, dan melihat Heine berjalan masuk dengan kotak berisi kepala Manson, dia masih terlihat dingin, dengan aura pembunuh di sekujur tubuhnya.
Ketika dia melihat Maya, Xiao Yan mengira dia akan menunjukkan ekspresi lain, tetapi wajah pria itu selalu tenang.
"Aku masih hidup! Mereka semuanya mati” Maya mengangkat tangannya, sedikit pamer.
Mata Heine perlahan turun, dan pada saat itu, Xiao Yan merasakan semacam sentimentalitas lembut.
“Namun, salah satu dari mereka dibunuh oleh Xiao Yan. Tanpa dia, aku akan mati.”
Ekspresi Maya serius, seolah memberi tahu Heine bahwa Xiao Yan menyelamatkannya adalah hal yang sangat penting.
"Tidak... Sebenarnya, Maya mencoba melindungiku..."
Pada saat ini, Heine mendatanginya, mengulurkan tangan dan meraih bagian belakang kepala Xiao Yan, dan menekannya ke dalam pelukannya.
#############