AUNTY

By bunnycarrotz

89.1K 10.4K 2.4K

[M] Rochely Park memiliki keponakan tiri yang bernama Jeon Jungkook. Wanita itu selalu ada di sisi Jungkook s... More

1: welcome home, aunty
2: the choices
3: full of suprises
4: teasing
5: there's no boundaries
6: do you need some help, aunty?
7: aunty, i'm really sorry
8: the wildest side of him
9: i have one request for you
10: love scenario
12: she said, "this is just a dream."
13: love maze
14: keeping promises
15: the story of anne
16: someone to lean on
17: walk along the beach
18: be mine, aunty
19: about last night
20: full of jealousy
21: escape from the reality
22: anti-sleepy
23: the best gift ever
24: confessing
25: unacceptable reality
26: the embarrassing fact
27: move in
28: talking about the future
29: he's so fucking jealous
30: the night of drama
31: too sweet
32: status
33: unexpected things
34: the storm of destruction
35: like a hurricane
36: after the storm [END]

11: meet, the park family

2.5K 382 108
By bunnycarrotz

PARK FAMILY

(Kebetulan si kakek dapet
menantu marganya Park semua)

Setelah satu jam berlayar, yacht mewah yang mengantarkan keluarga Park Yoo dan Marrie telah berlabuh di pelabuhan pribadi milik kakek park. Terlihat beberapa kapal pesiar ukuran kecil bergoyang perlahan di permukaan laut. Serta di ujung dermaga, nampak tulisan "PCY CORP" pada badan yacht megah milik Chanyeol yang tengah ditambatkan.

"Selamat datang para tuan, nyonya, dan nona. Senang bisa bertemu dengan kalian. Silakan menaikki mobil yang telah kami sediakan."

Belasan pria bersetelan necis dengan rambut yang setiap helaiannya disapukan pomade hingga nampak klimis mulai membungkuk—memberikan hormat dan menyambut kehadiran para keluarga Park.

Rochely yang tengah memeluk buket bunga mulai membimbing Jungkook agar tangan kekar pria muda itu melingkari pinggangnya, namun Jungkook menolak. Dahi Rochely pun mengkerut keheranan.

"Begini saja ya, Aunty." Tersemat senyum kecil dari bibir Jungkook kala dirinya mengenggam mesra tangan Rochely yang—berkeringat dingin. Jari mereka bertaut dengan sisi tubuh saling berhimpit di atas dermaga.

Mereka pun menaikki mobil golf cart yang akan mengantarkan mereka ke halaman belakang mansion megah kakek Park untuk berkumpul bersama dengan yang lainnya. Kursi penumpang mobil tersebut sepasang, membuat—Jungkook dan Rochely tidak pernah terpisahkan.

"Biar aku saja yang membawa bunganya, " kata Jungkook sembari mengambil buket bunga dari pelukan Rochely di tengah remang-remang perjalanan. "Apa Aunty baik-baik saja?" tanyanya kemudian saat mendapati wajah Rochely yang memucat.

Rochely hanya mendesis kecil sebelum akhirnya menjawab, "Aunty baik-baik saja."

Rochely pandai bersikap baik-baik saja dan seolah tidak takut terhadap apapun di depan orang. Walaupun begitu, tentu saja Jungkook mengetahui keadaan yang sebenarnya. Jungkook meyakini bahwa sang bibi—menyimpan banyak kekhawatiran dalam hatinya namun berusaha terlihat tenang.

Setibanya di halaman belakang, Jungkook melepas jas hitam yang ia kenakan untuk menyelimuti bahu Rochely. Jungkook merasa kasihan dengan sang bibi yang sedari tadi terus menggidikkan bahunya yang diterpa desiran angin malam—mengusik kulit halus Rochely.

Rochely menghentikan langkahnya, tertegun—ketika Jungkook hendak menutupi bagian bahu Rochely menggunakan jas miliknya, "apa yang kau lakukan?"

"Agar Aunty tidak kedinginan," jelas Jungkook dengan menyulam senyum lebar seapik mungkin. Seolah tengah menunjukkan bahwa pria muda itu dapat memberikan Rochely kenyamanan dan perlindungan.

"Terima kasih, tapi tidak usah. Aunty ingin melihatmu tampil elegan malam ini." Rochely mengembalikan jas milik Jungkook. Membuat senyuman di bibir sang keponakan memudar.

Setelah kembali mengenakan jasnya sembari mengerucutkan bibir, Jungkook langsung meraih tangan Rochely yang sedingin es batu. Kemudian menelusupkannya nyaman ke salah satu saku jas yang dilengkapi penghangat portable seraya terus berjalan menuju tempat acara. Rochely tidak berkutik—hanya tersenyum puas melihat sikap Jungkook kepadanya.

***

Pesta kebun di pinggir danau—tipikal kesukaan nenek Park dalam mengadakan sebuah perayaan. Gemerlap lampu hias berwarna warm light memenuhi bagian taman belakang, menciptakan suasana pesta menjadi semakin romantis. Ditambah sebuah stan berisi kudapan manis pemanja lidah yang dihiasi dengan bunga. Piring, gelas, dan berbagai dekorasi di atas meja makan pun telah tertata rapi—menambah nilai estetika.

Rochely segera mengeluarkan tangannya dari saku jas Jungkook, mengulas senyum untuk menerima pelukan hangat sang nenek.

Sejemang Rochely mengambil buket bunga dari dekapan Jungkook untuk diberikan kepada nenek, "ini untuk nenek."

"Terima kasih cucuku. Ayo duduk sesuka hati kalian sembari menunggu kakek kembali dari kamar kecil," pungkas nenek Park yang kembali duduk di kursinya. Begitu pula Rochely, ia langsung menempatkan bokongnya di antara Jungkook dan Sooyoung.

Suara musik jazz yang dialunkan oleh para musisi sewaan turut memeriahkan pesta tersebut. Membuat siapapun yang mendengar dapat terhanyut dalam nadanya nan lembut.

Rochely menyesap anggur merahnya seraya sesekali menangkap netra pemain saxophone yang terus mencuri pandang kepadanya. Beberapa kali, tatapan keduanya saling bertabrakan—seolah Rochely pun mencuri pandang kepada pria tampan itu.

"Rou, saxophonist tampan itu sedari tadi selalu memandangimu," bisik Sooyoung. Sepupu wanita Rochely nan ceriwis.

Park Sooyoung—telah memiliki seorang tunangan dari hasil perjodohan dengan salah satu putra presiden direktur perusahaan otomotif. Walaupun begitu ia masih terus menikmati kehidupannya dengan berpesta ria serta bermain dengan beberapa pria yang ia temui di klub malam. Selama tidak hamil di luar nikah, kelakuannya masih dianggap wajar oleh kedua orang tuanya.

"Biarkan saja. Mungkin bukan apa-apa, dia kan punya mata," jelas Rochely yang memainkan gelas anggur merah miliknya seraya terkekeh kecil, "jadi terserah dia ingin melihat ke arah mana."

Jika wanita lain—pasti sudah terbawa perasaan ketika dihujani tatapan penuh kekaguman oleh saxophonist tampan itu. Namun, Rochely berbeda. Ia seorang wanita yang mengandalkan logika seperti pria dewasa. Bahkan Jimin kerap kali berpikir 'Rochely itu wanita jadi-jadian bukan sih?'

"Ahh...dia tampan sekali, seperti lelaki idamanku!" Sooyoung tersenyum genit, sementara Rochely tampak terkejut saat Sooyoung melanjutkan perkataannya, "setelah ini, aku ingin berkenalan dengannya."

Mendengar ucapan yang terlontar dari Sooyoung, membuat Rochely menghela napas berat dan termenung. Ia memikirkan betapa teganya Sooyoung yang telah memiliki tunangan, tetapi masih saja melirik pria lain. Sejalan dengan kekhawatirannya—sebuah perjodohan akan ada pihak yang dirugikan; terkhianati dan kelak tidak akan dihargai oleh pasangannya.

Lamunan Rochely buyar ketika seorang koki utama menghampiri meja, "santapan yang akan disajikan malam ini yaitu hidangan pembuka; simping goreng dan tar truffle, lalu hidangan utama; ravioli lobster dengan saus Noilly Prat dan steik has dalam sapi Korea. Selamat menikmati."

Setelah para pelayan berhilir mudik untuk menyajikan satu persatu hidangan makan malam, tempat tersebut langsung diisi oleh suara gemerincing peralatan makan yang beradu menjadi satu. Candaan serta cerita masa kecil setiap anggota keluarga turut menghiasi perayaan tersebut menjadi lebih berwarna.

Di sepanjang menikmati jamuan makan malam, Rochely sesekali menyuapi Jungkook, menyeka ujung bibir sang keponakan yang terdapat setitik mayonaise, serta terus memandangi Jungkook dengan tatapan penuh kasih—yang membuat seluruh keluarga merasa gerah.

Sekejap Jungkook menoleh ke arah Rochely yang mengangkat bokongnya dari kursi. Wanita itu seolah ingin pergi-meninggalkan acara tersebut, "mau kemana, Aunty?"

"Mengambil kue," bisik Rochely dengan sedikit membungkuk kepada Jungkook. Wanita itu ingin mengambil sepotong blueberry cheesecake dan marshmallow cookies sebagai hidangan penutup mulutnya.

Sebenarnya bisa saja ia meminta tolong kepada pelayan untuk mengambilkan kudapan yang diinginkannya, namun Rochely miliki rencana terselubung—yakni melihat saxophonist tampan itu dari dekat.

"Duduk dulu, Rochely," kakek Park memerintahkan Rochely agar tidak pergi dari meja makan.

Sang kakek mengira Rochely akan meninggalkan acara makan malam tersebut—seperti biasanya. Jikalau merasa tertekan dengan suatu topik pembahasan, Rochely memang lebih memilih untuk pergi.

Sontak Rochely berbalik, menautkan pandangannya kepada sang kakek dengan mata membola, "ada apa, kakek?"

"Kakek sudah menduga kalau kau pasti tidak akan membawa pasanganmu kemari. Maka dari itu, sebagai gantinya kau harus ikut kencan buta dengan cucu temanku. Kakek yakin kau akan menyukainya."

Mendengar ucapan kakek Park, membuat Rochely kembali duduk di kursinya.

"Benar sekali. Kau akan menyukainya dan kami pun akan terus menanamkan saham diperusahaanmu," sahut bibi Yoora—pemilik firma hukum terbesar di Korea.

Pada awalnya Rochely merasa lega. Ia mengira sang kakek telah melupakan pembahasan tersebut bagai angin lalu. Namun nampaknya urusan percintaan sang cucu kesayangan—tertanam kokoh dalam ingatannya.

"Siapa bilang aku tidak datang dengan pasanganku? Aku datang bersama Jungkook." Rochely menyematkan jemari lentiknya pada jemari Jungkook yang berada di atas meja makan. Tentu saja tindakannya mencuri atensi seluruh anggota keluarga.

Park Yoo yang duduk di seberang Rochely menggeleng beberapa kali dengan sepasang alis tebalnya saling bertautan menyiratkan ketegasan—agar Rochely menyudahi aksinya.

"Apa menurutmu tindakanmu kepada Jungkook tidak berlebihan, Rou?" Chanyeol pun menjadi geram kepada sepupunya itu.

"Tidak," jawab Rochely dengan menarik satu sudut bibirnya ke atas, "bagaimana kalau hubunganku dengan Jungkook bukan hanya sebatas keponakan dan bibi?"

Jungkook membatu, ia hanya terduduk tegak sembari melamun—memandangi sebuah pohon besar samping danau dengan tatapan kosongnya.

"Hubungan seperti apa yang kau maksud? Apakah seperti partner in crime?" Sahut Park Yoori—atau biasa dipanggil Jessi. Ia seseorang yang memiliki pandangan terbuka terhadap dunia.

Rochely tersenyum kecil sebelum mengerutkan hidungnya, "aku yakin bibi sudah cukup dewasa untuk mengerti yang aku maksud."

"Sudahlah nak," pinta Marrie kepada Rochely. Dengusan sebal dari para anggota keluarga turut melengkapi percakapan ini.

Sudah lama nenek dan kakek Park menaruh kecurigaan kepada sang cucu kesayangannya yang terlihat tidak normal. Terbesit berbagai dugaan tanpa bukti berkredibilitas di benak nenek Park.

"Nenek tidak masalah jika Rochely tidak menyukai pria. Setidaknya bukankah kau harus melakukan inseminasi menggunakan benih pria berkualitas agar tetap meneruskan keturunan keluarga Park?"

Sial. Ini tidak benar.

Dugaan beserta ide gila nenek Park membuat Rochely mendesah frustasi. Ia tidak menyangka jika sang nenek memiliki pemikiran seperti itu.

Jungkook terlihat tidak rela apabila Rochely mengandung janin yang dihasilkan dari sperma pria lain, walaupun bukan dari proses pembuahan seksual. Pria muda itu hanya sudi jika dirinya lah yang membuahi sel telur milik Rochely.

"Kakek setuju dengan apa yang nenekmu katakan," sahut kakek Park yang sama sekali tidak menampilkan raut wajah keberatan. Selama Rochely bahagia, ia pun akan berbahagia.

"Begini..." Rochely hendak meluruskan kesalahpahaman yang terjadi diantara keluarganya. "Aku ini wanita normal. Aku menyukai pria dan bahkan dapat orgasme berulang kali berkat penis pria dalam satu kali permainan."

Jungkook langsung melemparkan senyuman nyeringai kepada Rochely dan menghentakkan kedua jempol yang ia letakkan di pangkuannya. Ia yakin sang bibi dapat melihatnya.

"Rou! Jaga bicaramu, ada Yuan!" bentak Chanyeol yang langsung menutup telinga buah hatinya yang saat ini masih berusia 5 tahun.

Pada awalnya Jungkook tidak berniat untuk ikut campur dalam pembicaraan ini. Namun mendengar Rochely yang terus dipojokkan, ia pun mengenyahkan rasa takutnya untuk ikut mengemukakan pendapatnya.

"Bagaimana jika aku saja yang menikahi Aunty Rochely? Aku pun siap untuk menghamili Aunty," Jungkook mulai menginterupsi obrolan dengan menampilkan mata bambinya yang berbinar.

Jungkook berpikir—dirinya sudah berusia 21 tahun, dimana sudah memasuki usia legal untuk membina rumah tangganya sendiri. Kalau urusan mencari uang, lelaki itu rela menjadi apa saja demi membahagiakan Rochely kelak.

Kenapa anak itu harus ikut mencampuri urusanku? Dari mana ide gila itu berasal? Rochely menatap Jungkook dengan mata yang menyorot tajam.

Rencana awalnya memang Jungkook berperan sebagai kekasih Rochely, tapi tidak harus sampai seperti ini.

Semua mata langsung mengarahkan pandangannya ke arah Jungkook dengan bola mata yang hendak keluar dan mulut yang menganga lebar. Kecuali Yuan, ia masih sibuk menyantap panna cota strawberry.

"Jeon Jungkook!" Joongki menegur sang anak dengan suara melengking hingga seluruh wajahnya menyala. Anaknya itu—sungguh memalukan.

"Jungkook-ah. Apa kau serius dengan ucapanmu itu, nak?" Kakek Park membidik mata Jungkook sangat intens, membuat Jungkook kesulitan untuk menelan salivanya.

Jungkook terduduk tegap menghadap ke arah kakek Park sembari berusaha untuk tenang meskipun detak jantungnya terus berpacu tidak karuan. Tatapan orang-orang disini berhasil menciutkan nyali Jungkook.

"Aku sangat serius," terang Jungkook dengan suara yang bergetar. Terlihat dengan jelas jikalau Jungkook kelimpungan luar biasa.

Kakek Park mengangguk-anggukan kepalanya, "biar kakek pikirkan dahulu."

Sungguh percakapan yang konyol.

Rochely berdiri dari duduknya sembari meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja. Lalu menyertakan tatapan memelas, "Kakek! Tidak perlu dipikirkan karena Jungkook hanya bercanda. Aku mohon, kita sudahi saja pembicaraan ini."

"T-tapi aku sedang tidak bercanda, Aunty," elak Jungkook sembari mencekal lembut pergelangan tangan sang bibi—untuk meyakinkannya. Namun wanita itu melepas cekalan tersebut diiringi decakan kesal.

Rochely menatap sinis dan menghela napas kasar sebelum membentak Jungkook, "kook-ah! Kita sudahi saja permainan peran ini. Aku lelah."

"Aku bersungguh—" belum selesai Jungkook bicara, ucapannya langsung dipangkas habis oleh Rochely yang naik pitam.

"Baiklah kek, aku akan mendatangi kencan buta itu. Kakek atur saja tempat dan waktunya dengan sekretarisku, Joohyun. Aku hanya terima jadi."

Pada akhirnya Rochely menyetujui rencana untuk mengikuti kencan buta dengan cucu dari teman sang kakek guna mematahkan dugaan bahwa dirinya tidak menyukai pria.

"Aku permisi," Rochely pun berderap menuju ke suatu tempat—ruangan favoritnya ketika bermalam di kediaman sang kakek sembari menulikan telinganya dari pekikan yang memintanya untuk kembali duduk.

***

Jangan lupa vote dan komen ya <3

***
6 Agustus 2022

Continue Reading

You'll Also Like

27.8K 1.6K 15
Adult Love Story Sinopsis Oh Sehun merupakan Kapten Utama dari SKI (South Korean Intelligence) dengan terpaksa harus turun langsung menyamar sebagai...
288K 17.2K 30
[M] Dua idol besar menjalin suatu hubungan yg sangat dirahasiakan bersama karna saling melindungi satu sama lain karna tidak ingin mengecewakan p...
22.9K 3.5K 54
[COMPLETE] ☑ highest rank #136 in RANDOM, Aug 22nd, 2017 • • • Title: [THE SEQUEL] King of My Heart • • • This, The Sequel from Queen of My Heart • •...
9K 915 22
a heejay au • hesa(hs)-jayden(js) keseharian orang yang udah temenan selama 8 tahun, apa bakal temenan terus sampe tua?