Kali ini mentari sangat tidak bersahabat kepada para siswa, mentari yang cukup terik mendominasi hari Senin pagi.
Jarum jam menunjukkan pukul 06:30, para siswa telah bersiap-siap untuk melakukan upacara bendera yang akan dilakukan pada pukul 07:15 nanti.
"ASTAGA XYNERVA ! KENAPA BISA TOPI LU KETINGGALAN HAH ?! LU MAU DIJEMUR DI DEPAN SANA ? ATAU.... LU MAU NGOSEK WC YANG KADANG ADA TAINYA ?" teriak Davy nyaring
Xynerva memejamkan matanya karena teriakan Davy, sungguh ! telinganya merasa pengang saat ini. Suara Davy sangat cempreng !
"DAVY ! JANGAN TERIAK ANJIR ! BERISIK ! BUDEK TELINGA GUA WOE" saut Marina, sang bendahara kelas 11 IPA 2
"EH, MARTINOL ! LU JUGA TERIAK ANJIR !" balas Davy tak terima
"WOE ! kalian ada yang teriak lagi, ini sapu gua lempar kearah kalian ! pusing gua dengernya. Punya temen kelas gini amat ya tuhan..." ujar Siti, anak ambis dalam kelas
Berbeda dengan Xynerva yang bingung memikirkan bagaimana ia mendapatkan topi.
Pasalnya, ia telah mencari di koprasi sekolah, tetapi hasilnya nihil, stok topi kebetulan telah habis. Sial !
"Lu udah cari di toko buku depan sekolah ?" tanya Avita kepada Xynerva
Xynerva mengangguk sebagai jawaban, "Gua udah cari di sekitar sekolah, tapi ga ada" ujar Xynerva dengan kesal
Akankah ada keajaiban, tuhan ?! Mau ditaruh dimana muka xynerva nanti ?!
"Ehhhh, Ricard ! lu bawa topi dua ga ?" tanya Avita kepada anak kelas sebelah yang sedang berjalan melewati depan kelas IPA 2
Pasalnya tadi Davy juga telah menanyai teman sekelasnya yang membawa topi dua, tapi nihil. Boro-boro membawa dua, satu saja sering lupa.
"Eh, a-ada Av. Diloker, mau gua ambilin atau ambil sendiri ?" balas Ricard dengan gugup
Davy tersenyum menggoda melihat interaksi Ricard dan sahabat, "Gak usah gugup juga kali Ric" goda Davy
Ricard yang mendengar ucapan Davy terbelak kaget, sial !
Ricard memang pernah ada cerita dengan Avita, bisa di bilang mereka sempat pacaran waktu duduk di bangku kelas sepuluh, tetapi kandas ditengah jalan dengan alasan Ricard terlalu possessive.
Ahh.. cinta monyet sungguh lucu, bukan ?
Berbanding terbalik dengan Xynerva yang dapat bernafas lega serta senyum manis terpapang di bibir ranumnya.
"Gua ambil sendiri aja, takut ngrepotin lu" ujar Avita lalu berlari kecil menghampiri Ricard untuk mengambil kunci loker milik Ricard.
"Ini, lain kali jangan sampai teledor lagi" ucap Ricard yang dibalas anggukan kecil oleh Avita.
"Aduhh.. bakal CLBK nihhh ceritanya?" goda Davy kepada Avita yang telah menghampiri temannya.
"CLBK ? kalian, eh maksudnya Avita sama orang tadi pernah ada rasa ?" tanya Xynerva bingung
"Hemmmm, jangan ditanya ! si Ricard butol, bucin tolol banget sama si Avita. Iya kan Vit ?" goda Davy sambil menaik turunkan alisnya, berniat menggoda Avita
Avita menatap Xynerva jengah, ia hanya berniat meminjam topi untuk Xynerva, apakah itu bisa disebut CLBK ? akhh... siapa yang gila sekarang ?
"Gua mau ambil topi dulu buat Xynerva, kalian disini atau mau ikut ?" tanya Avita sedikit kesal
Siapa yang tidak kesal jika sahabat kita mengungkit masa lalu ?! sebagian orang mungkin juga akan kesal, tetapi siapa yang tau dengan hatinya ? mungkin saja sedang senang, bukan ? Mungkin saja ?!
"Gua mau poles make up di muka cantik gua dulu, lu pergi aja sama Xynerva. Gua sibuk, mau urus bedak gua biar nanti tetep badai walau terkena paparan sinar matahari yang melelahkan diri serta tetesan keringat perjuangan yang ikut serta menikmati hikmatnya upacara bendera" ujar Davy dramatis sambil memejamkan matanya dan merentangkan kedua tangannya
"Lu terlalu berbelit-belit Dav," ujar Xynerva
____________________
"Nah ! ini dia topinya. Untung aja si Ricard bawa dia Xy. Nih, bawa" ujar Avita, setelah Xynerva menerima topi yang Avita ulurkan, Avita kembali mengunci loker milik Ricard.
"Besok gua taruh loker aja ga si topi gua biar ga ketinggalan? bodoh banget gua, ga mikir sampai situ" gerutu Xynerva yang sedang merutuki kebodohan
Avita yang mendengar ucapan Xynerva ikut merutuki kebodohan Xynerva
"Masih ada 10 menit lagi, gimana kalau kita kekantin dulu ?" tanya Xynerva kepada Avita yang di balas anggukan oleh gadis itu
Sebenarnya, Xynerva sedang mencari kesempatan untuk berbicara empat mata dengan Avita. Banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada Avita
___________
"Gua malas banget upacara ! mana panas banget lagi" gerutu Aidan
Saat ini inti Outlaws tengah berada kantin untuk menyantap sarapan mereka yang terlewat atau pun hanya bermain game online di ponsel mereka
"Gua ada ide !" seru Farel nyaring yang membuat para sahabatnya menatapnya dengan tatapan menuntut penjelasan.
Apa ide yang dipikirkan oleh Farel ? yang otaknya didominasi seperti otak Dhanu, otak selakangan !
"Gimana kita ratu Bu Lilis aja ?" ujar Farel
FYI, Bu Lilis adalah guru kesiswaan yang masih terbilang muda, bahkan ia belum memiliki pasangan hidup yang sering kali membuat para siswa menggoda Bu Lilis dengan jurus buaya mereka
Darren mendengus jengah ! harusnya ia dari awal tahu, otak temannya tidak pernah ada yang benar. Ya ! tidak ada yang benar kecuali Valter !
"Ide lu boleh juga, tapi lu tolol ! buat apa lu goda Bu Lilis, bodoh ? dengan cara lu menggodanya lu bisa terbebas dari upacara bendera?" ujar Agam sarkas
Aiden terbahak atas ucapan sarkas yang terlontar dari mulut Aiden. Memang benar, bukan ? dengan cara menggoda guru kesiswaan, bukan berarti ia terbebas dalam upacara bendera?
Disisi lain, Valter tetap tenang dalam situasi ricuh yang disebabkan oleh sahabatnya itu. Ia masih tak bergeming dan tetap fokus membaca buku tebal tentang kedokteran yang berisikan bab mengenai organ tubuh manusia serta syaraf manusia.
Ntahlah apa yang Valter lakukan. Apakah Valter berniat menjadi dokter ?
Sedangkan Rafael ? pria manis itu tengah bermain game online di ponselnya sesekali menyeruput susu coklat kemasan serta permen yupi yang tak pernah absen
Lalu Dhanu ? pria itu tengah memandang sekeliling gadis cantik untuk target incarannya berikutnya. Mimik wajahnya tak terlihat seperti biasa, sepertinya ia tengah memendam masalah, di buktikan telah berulang kali ia menghembuskan nafas kasar serta berdecak dengan sendirinya
"Lu si Nu ? ga dapat jatah apa gimana lu ?" tanya Agam kepada Dhanu
Dhanu menatap lawan bicaranya lalu mengangguk dengan samar
Sial ! benar-benar otak playback cap badak ini !
"Gitu aja kesel gitu, gua ada cewek, mainnya mantep. Kalau lu mau gua oper ke lu" ujar Farel ikut menimpali
Tolong, siapapun ! jangan pertemuan Agam, Dhanu, dan Farel secara bersamaan! lihat pembahasan sampah ini ?
Apakah lelaki seperti ini ? setelah dipakai akan dioper kepada temannya ? persetanan dengan lelaki
Valter menutup bukunya dengan kasar, lalu netranya menelisik penjuru kantin.
Tanpa sengaja, netra hijau Valter bertubrukan dengan netra coklat Xynerva.
Xynerva yang mengetahui itu langsung membuang mukanya asal
Saat ini ia tengah antri untuk membayar minuman, tetapi sialnya ia bertemu dengan Valter, pria yang ingin ia hindari agar hidupnya tenang terlebih dahulu.
Tetapi Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya. Justru ia bertemu dengan Valter bahkan lelaki itu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan semakin mendekat kearah dirinya
Xynerva dengan gugup langsung menarik Avita untuk bergegas pergi dari kantin. Persetanan dengan ingin tahunya mengenai Avita !
"Eh-eh, kembaliannya belum Xy" ujar Avita kepada Xynerva
Xynerva menarik lengan Avita dengan gugup, tetapi baru beberapa langkah ia berhenti
Bukan ! bukan karena kembalian Avita yang belum diberikan. Melainkan cekalan dipergelangan tangannya.
Xynerva menoleh kebelakang dan mendapati Valter tengah mencekal tangannya dengan senyum miringnya
Xynerva tercengang, begitu pun para penghuni kantin.
"K-ka-kak Valter, a-ada apa ya ?" tanya Xynerva gugup
Valter maju selangkah untuk mengikis jarak diantara keduanya, tangan Valter bergerak ke kepala Xynerva lalu merapikan rambut Xynerva yang berantakan
"Kamu telah jadi milikku dan kamu..."
"Tidak bisa mengabaikan ku" ujar Valter dengan tangan yang masih menata rambut Xynerva
Bukan hanya Xynerva yang tercengang, tapi semua penghuni kantin ikut tercengang. Apakah Valter benar jatuh hati kepada Xynerva ?
Bila iya, dengan alasan apa yang mendasari ? apakah Valter tahu semuanya mengenai Xynerva yang memata-matainya ?