Kita dan Takdir (On Going)

hsnlsr által

10.9K 1.3K 53

Kisah yang menceritakan dua insan yang saling mencintai dan saling menjaga satu sama lain. Dua insan yang di... Több

PERKENALAN TOKOH
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
part 5
PART 6
part 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
part 14
PART 15
part 16
Part 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
info!!!

PART 13

285 40 5
hsnlsr által

Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
         Tik tok : hsnlsr
Btw ada yang nunggu author up ngga?

Happy reading
































"Ka Lo udah di tunggu pak Eza di depan." Ucap salah satu temen kelasnya.

Pak Eza adalah guru olahraga yang juga memegang ekstrakurikuler basket.

"Ngapain?" Tanya Aska.

"Latihan katanya." Jawab teman sekelas Aska itu.

Aska pun mengangguk dan mulai berjalan menuju ruang ganti.

Setelah mengganti seragamnya dengan baju basket Aska segera beranjak menuju lapangan. laki-laki itu berjalan dengan membawa bola basket di tangannya, pemandangan Aska tentu tidak di lewatkan oleh siswi-siswi HIS.

"Aska." panggil seseorang yang membuat langkah Aska berhenti, laki-laki itu menoleh hendak melanjutkan langkahnya namun orang yang memanggilnya tadi menahan lengannya.

"Lepas!" Ketus Aska.

Nancy yang mendapat perlakuan ketus dari Aska pun tidak goyah, wanita itu malah tersenyum lembut.

"Aska ini jaket kamu, makasih ya." Ucap Nancy dengan senyum yang belum pudar.

"Kenapa bisa di Lo?" Tanya Aska.

"Kan kamu yang pinjemin aku" ucap Nancy dengan percaya diri.

Aska mengangkat sebelah alisnya hendak mengeluarkan bantahan tapi ternyata sudah ada pak Eza yang memanggilnya.

"Aska buruan, dari tadi bapak cari kamu." Ucap pak Eza.

"Iya pak" jawab Aska.

Sebelum benar-benar pergi Aska memberikan tatapan yang sangat tajam pada Nancy.

"Kak Aska beneran sama Nancy ya?"

"Iya kali, tapi ngga papa lah. Nancy kan cantik baik, udah gitu pinter."

"Iya gue juga dukung banget kalau mereka beneran jadian."

"Kalau gue sih ngga, lagian gue denger-denger kak Aska udah punya pacar. Tapi ngga sekolah di sini."

Nancy yang mendengar banyak pujian yang di lontarkan padanya pun merasa senang, gadis itu tersenyum senang dan setelah itu berlalu begitu saja.

...

"Aska, Alvin kalian berdua tidak bisa kah berlatih dengan serius. Latihan kita sudah tidak lama, dan kalian berdua ini pemain penting. Cepat berlatih dengan serius." Marah pak Eza pada Alvin dan Aska yang sedari tadi terus berkelahi hanya karena masalah-masalah sepele.

"Untuk latihan pada siang hari ini bapak sudahi. Untuk Aska dan Alvin, kalian berdua tetap di sini." Ucap pak Eza.

Akhirnya semua anak basket pergi meninggalkan lapangan dan hanya menyisakan pak Eza, Aska dan Alvin.

Kedua remaja itu saling menatap tajam satu sama lain.

"Kalian berdua kalau masih tidak bisa mengikuti arahan dari saya kalian boleh keluar dari tim basket ini." Tegas pak Eza.

"Kalian berdua ini sudah kelas dua belas, seharusnya kalian bisa menjadi contoh untuk adik kelas kalian." Ucap pak Eza lagi.

"Kamu juga Aska, sebagai kapten dan pemimpin kamu seharusnya bisa lebih bijaksana lagi dalam menyikapi."

"Dan Alvin, kamu tidak seharusnya memancing Aska dan menyebabkan keributan tidak penting seperti tadi."

Alvin hanya menghiraukan dan langsung berlalu begitu saja.

"Saya minta maaf pak, saya tidak akan mengulangi ini lagi." Ucap Aska.

"Bapak percaya sama kamu Aska, kamu kapten yang baik." Ucap pak Eza.

Setelah itu Aska pamit untuk kembali ke kelasnya, sebelum kembali ke kelas Aska berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

Saat tiba di ruang ganti ternyata di sana masih ada Alvin, Aska menghiraukan keberadaan Alvin dan langsung mengganti pakaiannya dengan baju seragam yang tadi dia simpan di lokernya.

Aska hendak beranjak setelah selesai berganti baju, namun suara Alvin membuat Aska mengurungkan niatnya.

"Gue tunggu Lo di tempat biasa." Ucap Alvin.

Aska menoleh sebentar dan melanjutkan jalannya "oke".

...

Di tempat berbeda tempat di SMA LENTERA BANGSA Fayra sedang duduk santai sembari menikmati baksonya di kantin bersama Feli.

"Ra" panggil Feli tiba-tiba.

"Kenapa Fel?" Tanya Fayra.

"Lo ngerasa ngga dari tadi kak Ilham lihatin bangku kita Mulu." Ucap Feli.

"Ngga usah ke PD an gitu Fel, siapa tau lihatin sebelah kita." Ucap Fayra.

"Sebelah kita tembok bego." Kesal Feli.

Benar juga, dia dan Feli kan duduk di pojok.

"Biarin Fel." Ucap Fayra dan kembali melahap baksonya.

"Ra, Ra, kak Ilham jalan ke bangku kita." Ucap Feli dengan bisik-bisik.

"Hai" sapa laki-laki tadi di bicarakan oleh Feli.

Ke duanya pun menjawab dengan ramah, karena Ilham ini salah satu anggota Osis yang cukup populer.

"Kalian berdua aja?" Tanya Ilham.

"Iya kak" jawab Feli sedikit canggung, Karen Ilham ini kakak kelasnya.

"Gue boleh ikut gabung nggak?" Tanya laki-laki itu.

"Iya kak silahkan" jawab Fayra yang juga canggung dengan keberadaan Ilham di meja yang dia tempati dengan Feli.

"Nama kalian berdua siapa?" Tanya Ilham membuka obrolan.

"Aku Felicia kak, panggil Feli aja." Ucap Feli.

"Kamu" tanya Ilham pada Fayra yang sedari tadi fokus pada baksonya.

Fayra menoleh dan menjawab pertanyaan Ilham "aku Fayra kak." Jawab Fayra dan kembali fokus pada baksonya.

Jujur Fayra tidak nyaman dengan keberadaan Ilham di mejanya dengan Feli, seperti yang Fayra kata kan, dia sangat takut dengan keberadaan orang baru.

"Eh gue kemarin lihat Lo ngasih makan kucing deket halte, bener nggak? Atau gue salah lihat." Ucap Ilham yang tertuju pada Fayra.

Fayra hanya mengangguk dan tetap terus fokus pada bakso miliknya.

"Lo suka kucing ya?" Tanya Ilham lagi pada Fayra.

"Lumayan kak" jawab Fayra.

"Kalau Lo mau kucing, Lo ke rumah gue aja. Di sana banyak kucing, atau kalau Lo mau besok gue bawain." Ucap Ilham.

Fayra memberi kode pada Feli harus menjawab apa, sedangkan sahabatnya itu menaikan pundaknya yang berarti tidak tau.

"Em boleh kak." Jawab Fayra.

"Biar gue bawain aja, Lo tunggu gue di halte aja sebelum pulang sekolah besok." Ucap Ilham dengan senyum yang dia berikan pada Fayra.

Fayra pun hanya mengangguk.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya." Pamit Ilham dan mulai melangkah pergi meninggalkan meja Fayra dan juga Feli.

"Njir, itu yang katanya cowok cool?" Ucap Feli pada Fayra, "cool dari mananya anjir." Lanjut Feli.

"Gue juga kaget Fel." Jawab Fayra.

"Tapi bener sih kata mereka, kak Ilham ganteng juga." Ucap Feli.

"Menurut gue biasa aja." Jawab Fayra.

"Kan yang ganteng menurut Lo cuma itu si Aska." Goda Feli.

"Dih. Apaan sih, ngga kali." Jawab Fayra dengan muka julid yang di tujukan pada Feli.

"Idih, salting lo ya" goda Feli lagi.

"Emang gue elo? Di lihatin bang El dikit aja mleyot." Ucap Fayra.

"Mana ada, ngga ya. Ingat Ra, cinta gue itu cuma buat kak William seorang." Ucap Feli.

"Iyain kasihan." Ucap Fayra.

Dan tak lama bunyi bel menandakan jam istirahat sudah habis, semua anak lentera bangsa pun kembali berjalan menuju kelasnya masing-masing.

...

"Kalau Lo malam ini kalah, pertandingan basket Minggu depan gue sebagai kapten." Ucap Alvin.

Sesuai janji tadi siang, Aska malam ini mengikuti keinginan Alvin untuk tanding balap di tempat biasanya mereka beradu.

Aska mengangguk "kalau Lo menang malam ini, sampai lulus Lo gantiin gue sebagai kapten basket." Jawab Aska tak lupa senyum miring yang laki-laki itu berikan pada Alvin.

"Gue pegang omongan Lo." Ucap Alvin.

"Tenang, seorang Bagaskara ngga pernah main-main." Jawab Aska dan langsung berlalu dari hadapan Alvin.

Sekarang Aska sudah siap di atas motor sport ke sayangnya, begitu juga Alvin yang sudah berada di sebelah Aska dan siap untuk bertanding.

Di depan ke duanya sudah ada gadis dengan pakaian minim yang akan memulai pertandingan antara Aska dan juga Alvin.

"Siap" teriak gadis itu sembari mengangkat bendera di tangannya.

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

Setelah mengucap angka tiga gadis itu melempar benderanya dan dengan segera Aska dan Alvin mulai menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Gini amat nyenengin anak orang" celetuk Jay tiba-tiba.

"Tau, lagian norak banget si Alpin." Ucap Gavin menyahuti.

"Kaya baru kenal aja kalian berdua." Sahut El.

"Mana tuh anak buahnya juga pada norak-norak lagi" julid Jay yang melihat para anak geng Alvin yang mencoba memancing pada anak Aodra.

"Julid banget, kaya cewek." Ucap Rion yang tiba-tiba ikut menyahuti obrolan mereka.

"Ngga julid kali bang, kan emang kenyataannya gitu." Ucap Jay.

Rion pun tidak lagi menyahuti ucapan Jay.

Tak lama terdengar dentuman motor milik Alvin yang tau jauh dari garis finis.

"Bang, bang Aska kok belom muncul." Panik Jay melihat motor Alvin yang sudah terlihat.

"Diem Lo, gue yakin Aska pasti Menang." Ucap El.

Dan benar saja, hampir Alvin melewati garis finis namun motor Aska dengan kecepatan tinggi mampu menyalip motor milik Alvin yang berakhir dia sebagai pemenang.

"Wih, keren banget Abang gue." Ucap Gavin.

"Idih" gumam Rion yang masih di dengar Gavin.

Keempatnya pun langsung berjalan mendekati Aska, Aska langsung melepas helm yang di kenakan dan memberi senyum sinis pada Alvin.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

RAYDEN onel által

Ifjúsági irodalom

3.6M 220K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
6.2M 93.8K 20
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
943K 46.1K 61
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
2.1M 103K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...