Cerita Cinta Jennie Dan Jisoo

By sf1992

18.9K 1.8K 765

sekedar Cerita Pendek More

Ku diberi Luka, kau diberi Karma
Ketika Masalalu Meminta Kesempatan
Ketika Masalalu Meminta Kesempatan Ayat 2
Ketika Masalalu Meminta kesempatan Ayat 3
Ketika Masalalu Meminta Kesempatan End
Partner In Crime
Kiss And Make Up
Kiss and Make Up [Selesai]

Mengulang Kembali

2.5K 187 90
By sf1992

"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"

Tahun 1995

Dua remaja SMA berlari kecil menghindari hujan yang mulai mengguyur perlahan hingga mulai deras

"Jen tunggu" teriaknya tertelan suara hujan

"Cepetan Jis, nanti seragam kita basah" balas Jennie agak keras sambil terus berlari menuju rumahnya yang udah di depan mata

Hah hah hah deru nafas Jennie pas udah sampai di teras rumahnya, sambil mengusap tangan yang kena air hujan, dia lihat Jisoo yang masih berlari ke arahnya dengan kaca mata berembun tetesan air hujan

Begitu Jisoo sampai didepan Jennie, Jennie langsung alihin pandangannya, dengan pipi merah dan jantung yang berdebar kencang, bra Jisoo tercetak jelas karna seragam yang basah itu

Untung Jisoo langsung sedikit membungkuk, suara nafas Jisoo yang ngos ngosan bikin Jennie senyum tipis, Jisoo itu lebih lemah di banding Jennie, mungkin karna penyakit paru basah yang di deritanya juga,

"Makanya olah raga Jis" goda Jennie

"Bu-kan karna Olah--ra-ga, aku kan -punya paru basah Jen" tanggap Jisoo ringan sambil mengatur nafas nya

Jennie terdiam sejenak, dia lupa fakta itu, karna Jisoo gak keliatan kaya orang sakit, cuma emang badannya agak kurus

"Ya udah kamu tunggu di rumah aku saja dulu, liat baju kamu basah, ganti baju aku yah" Jennie langsung alihin topik dia gak mau jadi canggung

Jisoo ngangguk tanpa kata, dia masih cukup ngos ngosan

Mereka lalu masuk kedalam rumah Jennie, setelah Jennie membuka pintu dengan kunci yang dia ambil di bawah pot

"Mama mu kemana Jen ?" Tanya Jisoo sesaat setelah masuk

"Tadi pagi pergi sama Bapak ke luar kota, nemenin Bapak tugas"

"Oh" Jisoo manggut manggut

Emang udah biasa Jennie di tinggal sendiri, Mamanya sering kali nemenin Bapak Jennie ke luar kota untuk tugas dan membawa serta saudaranya

Jennie gak pernah mau ikut karna dia suka mabuk darat kalo berpergian lama, dan malah jadi sakit nantinya jadi dia milih di rumah aja,

"Ayo ke kamar, ganti dulu," ajak Jennie

Jisoo cuma mengekor di belakang Jennie

Sampai di kamar Jennie, Jennie langsung buka lemari mencari baju untuk Jisoo

Sedang kan Jisoo duduk di kursi kayu meja belajar Jennie

"Nih Jis" Jennie ngasih baju lengan panjang buat Jisoo pake, Jennie emang cuma ngasih baju atasnya aja karna rok Jisoo gak terlalu basah "nanti seragam kamu di gantung deket kipas angin aja biar kering"

"Iya" Jisoo lalu berdiri dan mulai buka kancing bajunya

"Ehh" tegur Jennie "kamu mau ganti di sini" paniknya

Jisoo agak bengong lalu ngangguk polos, toh ini bukan pertama kalinya dia telanjang di depan Jennie kan pikirnya

"Di kamar mandi sana, jangan di sini"

"Memang kenapa ?" Tanyanya bingung

"Ya-ya" Jennie agak gelagapan "di kamar mandi saja,"

"Apasih" acuhnya jawaban Jennie yang gak jelas bikin Jisoo tetep cuek membuka kancingnya lagi

"ngeyel ih" gerutu Jennie, lihat kancing baju Jisoo yang udah mau terbuka semua, Jennie langsung beranjak keluar, menutup pintu lalu menyandarkan punggungnya sambil megang dadanya yang berdebar kencang

Sering kali Jennie merasakan hal seperti ini, jantungnya sering kali berdebar padahal dia juga udah pernah liat lebih dari itu,

Jisoo yang di tinggal begitu saja cuma bisa tersenyum geli dan mengedikan bahu, "dasar malu malu kucing" gumamnya

....

Setelah berganti baju, mereka mutusin buat bikin mie karna mereka lapar dan gak terlalu bisa masak

"Itu belum matang Jis", protes Jennie pas Jisoo mau ngangkat mienya

"Masa sih, tapi udah lemes ini ?"

"Belum, bentar lagi, nanti kamu sakit perut kalo makan mie masih mentah gitu" peringat Jennie dengan nada perhatian

Jisoo tersenyum lembut, dia kerap kali tersentuh atas perhatian Jennie, semenjak perkenalan mereka ketika MOS entah mengapa mereka cepat dekat

"Iya", lalu Jisoo berdiam sambil liatin Jennie lagi menuang bumbu mie di masing-masing mangkok

Tanpa sadar Jisoo masih mandang Jennie yang sesekali menggigit bungkus bumbu mie itu

Sampai dia ngerasa panas karna sendok yang dia pake buat ngaduk mienya masih terdiam di panci itu bikin panasnya merambat

"Ahh" jeritnya kaget refleks membuang sendok itu

Jennie dengan cepat menarik tangan Jisoo lalu meniupnya pelan

"Hati-hati Jis", cemas Jennie masih sesekali meniup tangan Jisoo

Jisoo masih meringis merasa panas di tangannya

"Lagi melamun," omel Jennie lalu mematikan kompornya

Jisoo cuma cemberut

"Rendam di air dingin saja", Jennie balik dengan mangkok yang udah terisi air

Lalu bawa tangan Jisoo buat di masukin mangkok berisi air dingin "diamkan dulu"

Jennie lalu beralih buat nuang mie ke mangkoknya, "masih nyeri ?" tanya Jennie

Lalu Jisoo angkat tangannya yang agak memerah, "gak sih",

Jennie bawa lap kering buat ngeringin tangan Jisoo "kamu duduk dulu, aku bawa salep bentar"

Jennie lalu pergi ke kamar mamanya buat nyari salep luka bakar

Jisoo udah duduk anteng di meja makan dengan semangkok mie di depannya

Jennie lalu duduk di sebelah Jisoo tanpa kata dia narik pelan tangan Jisoo lalu dia olesin salep di bagian yang kemerahan dengan lembut

"Udah" ucap Jennie

"Makasih Jenjen baik hati seperti bidadari" ucap Jisoo dengan senyum manis

"Iya, lain kali hati-hati kamu," Jennie narik mangkok mienya yang sedikit jauh "ayo makan" serunya

Jisoo ngangguk antusias

"Keluarga kamu kapan pulang ?" tanya Jisoo di sela-sela makan, gak enak kalo makan diem hening gitu Jisoo gak suka

"Lusa sih kata mereka"

"Mau aku nemenin kamu ?" Tawar Jisoo "kalau mau nanti aku hubungin Mamah buat bilang menginap di rumah kamu"

"Boleh, besok sekolah libur juga"

"Ya sudah nanti aku pinjam telepon mu yah"

Jennie lalu ngangguk "iya pakai saja"

Setelah makan dan mencuci piringnya mereka milih berdiam di kamar Jennie sambil membaca novel, hujan masih mengguyur diluar sana

Jisoo juga udah nelp mamanya kalo dia akan menginap buat nemenin Jennie, walau gak deket tapi keluarganya cukup kenal Jennie

"Aku pengen kuliah di luar kota deh nanti" celetuk Jisoo

"Kenapa ?" tanggap Jennie menutup Novelnya mulai merhatiin Jisoo yang tiduran tengkurap dengan majalah di depannya

"Ya pengen saja, belajar mandiri, in the kost" jawab Jisoo sambil benerin kacamanya yang melorot

"Kalau kamu ?" Tanya Jisoo

Hmm Jennie berpikir sejenak "kayanya enak juga kuliah di luar kota"

"Ihh ngikut ngikut gak ada pendirian" cibir Jisoo

"Ya bebas lah, demokratis tau" Jennie melempar selimut lalu nutupin kepala Jisoo

Jisoo duduk lalu nyingkap selimut itu, "ihhh awas yah, sini kamu" Jisoo lalu narik Jennie mulai gelitikin pinggang Jennie hahahahaha dengan tenaganya Jennie mampu mendorong Jisoo sampai Jisoo terbaring dan Jennie menindihnya lalu tangannya mencekal di kedua sisi tangan Jisoo

Tanpa sadar rok Jisoo menyingkap "ihh lepas rok aku keangkat Jenjen," rengek Jisoo setelah dengar ucapan Jisoo, Jennie lalu melepas tangannya supaya Jisoo bisa benerin roknya

Jennie masih ada diatas Jisoo bersiaga takut Jisoo nyerang lagi

"Turun ihh berat," protes Jisoo

"Enak aja aku gak berat yah, liat langsing gini"

"Langsing katamu, pipi kamu aja sebelahnya satu kilo," ledek Jisoo

"Ihh jahat banget, ini gara-gara kamu suka cubitin makanya jadi makin besar,,"

"Apa ngaruhnya, susu aku aja sering kamu pegang gak ngebesarin" frontal Jisoo

Jennie tersenyum malu, "biarin jangan besar lagi itu udah pas di tangan aku, tangan aku kan kecil" cicit jennie

"Pantes kamu suka banget tidur sambil pegang susu aku,"

"Itu kan bikin kamu makin pules tau" jawab Jennie di selingi tawa

"Ihh kata siapa ?" Elak Jisoo

"Iya sihh kamu bahkan sampai dengkur krok krok" goda Jennie

"Ihh fitnah itu aku gak pernah dengkur yah"

"Iya sihh kamu kan gak sadar karna tidur"

"Enggak Jennie" rengek Jisoo

"Iya Jisoo" Jennie terus ngeledekin Jisoo sambil majuin wajahnya

Mereka terus mertahanin argumen masing-masing sampai gak sadar wajah Jennie makin mendekat

Sampai suasana hening tercipta karna jarak wajah mereka yang cukup dekat

Perlahan tangan Jennie bergerak buat buka kacamata Jisoo,

Setelah terlepas, mereka masih saling memandang "kamu cantik" bisik Jennie

"Aku tau, dan kamu lebih suka yang cantik dari pada yang gantengkan" godanya

"Salah,, aku enggak suka yang cantik, tapi aku sukanya Jisoo cewek cantik di depan aku,"

Jisoo seketika tersenyum mendengar penuturan Jennie

Kalo ada yang tanya apa mereka punya hubungan lebih seperti pacaran ? Maka jawabannya,,,, Tidak

Hubungan Jennie dan Jisoo itu cukup rumit mereka teman tapi mereka saling suka, gak malu buat skin ship, saling bilang suka, tapi mereka gak punya komitment kalo mereka pacaran, karna kalo untuk pacaran terlalu jauh buat mereka, mereka cukup nyaman dengan keadaan kaya gini,

"Aku mau cium boleh" ijin Jennie

Pipi Jisoo memerah "apasih biasanya juga langsung gak pernah minta ijin ihh,"

Jennie tersenyum "jadi boleh",

Jisoo cuma jawab pake anggukan

Mereka pun saling menempelkan bibir masing masing menjadi sebuah ciuman lembut nan intens

....

Hari senin seperti biasa di adakan upacara Bendera,

Jisoo dan Jennie berdiri di barisan kelas masing-masing, ya mereka berbeda kelas dan gak banyak yang tahu juga kalo mereka deket, karna emang mereka gak nunjukin kedekatan mereka kalo di sekolah

Upacara berjalan seperti biasa, tapi ada yang sedikit berbeda bibir Jennie terlihat pucat, sesekali dia gelengin kepala buat ngalau rasa pusingnya

Jisoo bisa liat kalo dari tadi Jennie kaya orang sakit, dan sekarang kepala Jennie sedikit tertunduk dengan telapak tangan di dahinya

"Pasti dia gak sarapan" tebak hati Jisoo dia cuma bisa menghela nafas gelisah,

Bener aja gak lama badan Jennie limbung dan itu cukup bikin kehebohan dari yang lain, untung temen sebelahnya langsung sigap pegang lengan Jennie, jadi dia gak sampai jatuh ke lantai lapang,

"Bawa ke UKS saja" Ujar kepala sekolah yang lagi ngasih amanat

dengan segera Jennie dituntut oleh petugas PMR ke UKS

Jisoo cuma bisa liatin dari jauh, walau dalam hatinya khawatir juga,

Upacara pun berjalan tertib kembali

....

Setelah beberapa kali usaha mencari cara akhirnya Jisoo bisa masuk ke ruang UKS,

Pas ia masuk dia liat ada orang yang lagi tiduran disalah satu ranjang pakai hoodie abu-abu sampai nutupin kepalanya, Jisoo pikir itu Jennie karna emang itu hoodie Jennie, orang itu tiduran menghadap belakang Jisoo

"Jenjen" bisik Jisoo tapi belum ada respon dari orang itu, Jisoo makin mendekat dia taro kresek berisi makanan yang dia beli di kantin tadi

Jisoo pegang lengan orang itu lalu dia goyangin "Jen bangun dulu, makan dulu yah biar gak lemes"

Orang itu mulai terusik "hmm" gumamnya lalu berbalik matanya membulat melihat Jisoo di depannya, lalu melihat keseliling yang ternyata sepi cuma ada mereka berdua dia menghela nafas lega "kamu kok ada disini ?" tanyanya pelan "enggak ikut pelajaran" lanjutnya

"Iya sengaja, aku gantiin petugas PMR mau remedial indonesia katanya,"

Jennie cuma ngangguk lemes

"Makan dulu, kamu pasti enggak makan pagi yah, Mamamu belum pulang ?" ucap Jisoo beruntun

"Iya kemarin ngabarin perpanjang 2 hari, tadinya aku mau sarapan di sekolah tapi udah telat jadi enggak keburu"

"Kan aku sudah tebak, ya sudah ayo duduk"

Bukannya duduk Jennie malah lingkarin tangannya di pinggang Jisoo yang berdiri di sebelah ranjangnya

"Mulai deh manjanya"

"Bentar masih Pusing" adunya

"iya makan dulu terus minum obat biar gak pusing Jenjen"

"Aku mau sup ayam tapi,"

"Iya aku tahu, tadi udah beli di kantin masih di kantong aku mau taro di mangkuk dulu,"

Jennie senyum karna Jisoo hafal banget Jennie harus makan sup ayam kalo lagi sakit gini

"Ayo di lepas dulu" ucap Jisoo karna Jennie masih meluk pinggang Jisoo, Jennie dengan gak rela lepas pelukannya Setelah dapat mangkok, Jisoo nuangin sup ayamnya lalu nyuapin Jennie

"Terakhir nih" ucap Jisoo sambil nyendok air sup lalu kasih ke Jennie

"Makasih yah", ucap Jennie

"Iya, aku bersihin dulu yah", Jisoo beranjak buat nyuci bekas mangkoknya

"Jen kamu istirahat yah, aku mau ke kelas lagi, bentar lagi petugas PMRnya datang kok" ucap Jisoo sambil melihat jam di tangannya

Jennie agak cemberut, dia masih pengen Jisoo ada di sini, "nanti aja kamu ke kelasnya, nunggu dia datang baru kamu pergi, yah"

Jisoo berpikir sejenak

"Ya udah" pasrah Jisoo akhirnya

"Duduk sini" titah Jennie nepuk tempat di sebelahnya Jisoo nurut duduk disamping Jennie

"Jangan macam-macam yah," peringatnya

"Iya, cuma satu macam kok,"

"Jen" peringat Jisoo,

"Sekali aja, buat obat aku, biar cepet sembuh" pinta Jennie melas

"Enggak ah ini sekolah nanti ketahuan" tolak Jisoo

"Sepi kok, ayo dong sekali aja please" bujuk Jennie

Jisoo berpikir sejenak "ya udah sekali yah"

Jennie ngangguk semangat

Niatan Jisoo cuma ngasih kecupan singkat tapi Jennie malah nahan tengkuk dia, jadi Jisoo cuma pasrah,

Di sisi lain ada 3 murid cewek yang lagi jalan, Asih, Jenab dan Mila, kayanya mereka baru keluar dari ruang guru buat manggil guru

"Eh tau enggak," mula Asih

"Tau apa Sih ?" Tanya Mila

"si Tia kan sering jalan sama Om Om"

" kau tahu dari mana ?" Tanya Mila lagi

Sedangkan Jenab cuma dengerin aja

"Kemarin ada yang liat pulang sekolah si Tia di jemput Om Om pake mobil gitu" heboh Asih

"Beneran, enggak nyangka yah cantik-cantik" tanggap Jenab

"Iya, buat apa cantik kalau kelakuanya kaya gitu,," Asih bergidik,,, tiba-tiba dia ngerasa kebelet,, "Aduh pengen pipis" ucap Asih

"Ya ampun Asih, ya sudah cepet sana, lewat belakang UKS aja biar deket" saran Mila

Asih ngangguk mulai jalan cepat ke arah toilet

Pas jalan Asih gak sengaja liat bayangan orang yang kayanya dari arah UKS, karna rasa kepo yang tinggi dia ngintip sedikit ke arah jendela yang gordennya sedikit tersingkap, matanya membulat dengan mulut menganga gimana enggak dia baru aja liat orang yang lagi ciuman di UKS dan seketika dia menunduk "si Jisoo sama siapa?" Gumamya "kok pake rok juga sih" bingungnya sedetik kemudian matanya membesar karna apa yang terlintas dibenaknya

Dia lalu puter balik lari kearah temen-temennya gak jadi ke Toilet

"Gila bener" teriak kecil Asih setelah berhadapan sama temennya

"Apasih ? kok kau cepet banget Sih pipisnya" heran Jenab

"Sudah enggak mau, ada yang lebih penting kalian dengerin baik-baik" Asih pun mulai cerita apa yang dia liat di UKS

"Masa ih" tak percaya Jenab

"Iya, enggak mungkin ahh" timpal Mila

"Ihh gak percaya, suer deh berani disamber gledek aku"

"Itu Jisoo lagi kelilipan kali, terus yang satunya niupin gitu jadi kan kalo dari belakang kaya orang ciuman" Ucap Jenab

Dan dapat anggukan dari Mila

"Ihh mana ada kelilipan kepalanya ikut gerak kiri kanan gitu, udah pasti ciuman itu" kekeh Asih sambil praktekin kepala dia yang bergerak kiri kanan

"Kalo bener ngeri ihh Jisoo berarti penyuka sesama jenis" ucap Mila sambil bergedik

"iya ih, jauh jauh deh amit amit" timpal Jenab

"Tapi kau bener enggak liat cewek yang satunya Sih ?" Tanya Mila penasaran

"Iya gak keliatan dia pake jaket sampai nutupin kepalanya jadi aku gak tahu siapa"

Gak lama ada yang menginterupsi kegiatan ghibah mereka "loh kok kalian masih disini ayo ke kelas"

"Ah iya Bu" ucap mereka serempak

Keesokan harinya setelah kejadian itu, gosip Jisoo penyuka sesama jenis terus menyebar dari mulut ke mulut dan sampai juga dikelas Jennie

Jennie lagi kumpul dikelasnya setelah makan, ini masih jam istirahat jadi mereka masih ada waktu buat leha-leha

"Eh pada tahu enggak gosip yang lagi panas di kelas sebelah" heboh Diana temen sebangku Jennie

"Ohh yang itu bukan sih, yang cewek suka sama cewek, itu beneran bukan sih" timpal Mira yang duduk sebelah kiri Jennie

Jadi Jennie duduk ditengah karna mereka semeja di isi tiga orang

Raut wajah Jennie seketika menegang, dia terdiam membeku

"Enggak tau sih, tapi katanya ada yang liat dia ciuman di UKS hari senin kemarin" beritahu Diana

Tangan Jennie langsung gemetar dia yakin yang mereka omongin dia sama Jisoo

"Lahh Senin" seru Mira "Jennie kan di UKS Senin kemarin, kau ada liat kejadian itu Jen ?" tanya Mira

"Hhah" respon Jennie dia masih diambang ketakutan, kepalanya menggeleng otomatis menyangkal "enggak tuh, enggak tau apa-apa aku" bohongnya

Temennya ngangguk percaya

"Emang gimana ceritanya ?" tanya Jennie mencoba mengulik

"Iya jadi anak murid, liat orang ciuman di UKS tapi cewek sama cewek katanya, yang satu sih anak kelas sebelah yang pake kacamata siapa yah lupa namanya" ujar Diana terhenti mencoba mengingat

"Si Jisoo bukan sih" timpal Mira yang emang tau ceritanya

"Iya,, bener, tapi yang satu lagi gak tau soalnya gak keliatan posisinya, ngadap belakang"

Badan Jennie langsung melemas antara lega dan cemas, lega karna gak ada yang tau itu dia dan cemas sama keadaan Jisoo sekarang

'Aku harus gimana ?'

Sementara di kelas Jisoo dia udah mulai di kucilin, terbukti dari dia duduk sendirian tanpa ada yang ngajak ngomong dia, Jisoo baru tau tentang gosip itu, dari selintiran orang yang ngomongin dia, dia cuma bisa pasrah, dia cuma bisa berdoa semoga dia bisa bertahan tinggal satu caturwulan lagi mereka bakal ujian dan lulus dari sekolah ini, jadi dia gak harus dengerin makian halus yang keluar dari temen temen nya lagi

Tiba-tiba ada Murid cowok deketin bangku dia "Pantes saja kau nolak aku, pake alesan mau fokus belajar dulu, tau nya emang enggak doyan lelaki yah" sindirnya halus karna suaranya lumayan keras jadi narik perhatian sekelas

"Iya,,,tahu nya doyan melon dari pada pisang" ledek temannya lagi, sekelas langsung ketawa rame

Jisoo cuma bisa diam, dia mulai berdiri buat keluar dari kelas karna udah gak tahan jadi bahan gunjingan tapi tangannya dengan cepat di cekal cowok tadi,

"Apa enaknya coba ciuman sama wanita lagi, mending sama aku, ada kumis tipisnya jadi geli geli enak gitu" godanya

"Huhhh" sorakan satu kelas

"Lepasin" desis Jisoo

"Iya Jae lepasin" ucap satu murid "nanti kamu harus bersihin pake tanah soalnya kan udah pegang najis" cibirnya

Kelas kembali riuh karna suara tawa,

"Oh iya bener juga" orang yang di panggil Jae ini, langsung lepasin tangannya lalu dia usap usap seolah dia udah megang debu

Jisoo segera berjalan keluar di barengin seruan satu kelas

Airmata terus mengalir di kedua pipinya pas di belokan dia kebetulan papasan sama Jennie dan kedua temennya

mereka refleks berhenti karna kaget

Jennie dan Jisoo masih berdiam saling menatap tapi gak lama Jennie alihin pandangannya

lalu Diana berbisik "dia bukan sih," ke telinga Mira tapi masih bisa di dengar Jennie

Mira ngangguk sekali

Mereka berdua mandangin Jisoo dari bawah keatas dengan pandangan jijik "ayo ah, buru" seolah gak mau lama lama berdekatan sama Jisoo

Jisoo sangat mengharap pelukan Jennie buat jadi penenangnya, tapi apa ? Jennie memalingkan wajahnya dan berjalan menghiraukan Jisoo

Hati Jisoo mencelos, dia tau Jennie takut tapi tetep aja rasanya sakit karna Jennie juga sama seperti temen temennya

Jisoo mulai berlari ke toilet

Di toilet dia numpahin semua kesedihannya sendirian

...

Hari berganti bullyan yang dialami Jisoo bukan mereda malah semakin menjadi, dari coretan di mejanya yang menghujat dia, surat kaleng yang nyuruh dia pergi dari sekolah,

dia bener bener di kucilin gak ada seorang pun yang mau temenan apalagi keliatan berdua sama dia,

tapi ada juga segelintir yang menatap iba tanpa bisa berbuat apa-apa dan Jennie semakin menjauh seolah gak pernah kenal sama Jisoo dia selalu menghindar jika bertemu Jisoo, pernah sekali dia nemuin Jisoo cuma buat bilang kalo Jisoo gak boleh ngasih tau kalo Jennie yang ciuman sama Jisoo waktu itu

Jisoo lagi ada di kantin, sebenernya dia gak mau makan di kantin karna pasti ada aja yang ngatain atau jailin dia, tapi karna perutnya lapar dia jadi maksain buat pergi ke kantin

Jisoo udah berdiri nyari tempat kosong dengan mangkok baksonya setelah nemu tempat di sudut yang kosong, dia melangkah gak sedikit yang liatin dia sambil bisik bisik, seolah memakai kacamata kuda Jisoo cuma jalan lurus jadi dia gak tau kalo ada yang sengaja julurin kakinya bikin Jisoo kesandung dan berakhir mangkok baksonya jatuh ke pangkuan seseorang

"Di pake dong matanya kalo jalan, dasar najis" bentaknya seketika kantin yang ricuh langsung sunyi

"Maaf", lirih Jisoo yang udah berlinang airmata, lututnya juga sakit dan berdarah kena gesekan lantai yang kasar

"Kau si Jae" bisik teman sebelah orang yang julurin kakinya tadi yang ternyata Jae

"Ssssttt" desis Jae takut ketahuan dia yang bikin Jisoo jatuh dan nimpa Siska murid yang paling di takutin itu

"MAAF MAAF" marahnya masih dengan nada yang tinggi "emang harusnya mahluk menjijikan kaya kau ya diemnya ditempat sampah bukan disekolah, jadinya buat kacau kan" cibirnya

Jisoo cuma bisa nunduk, tapi dari sudut matanya dia bisa liat Jennie yang cuma diam natap dia, Jisoo cuma tersenyum miris, meratapi keadaannya sekarang

"Nih buat sampah kaya kau" Siska nuangin escampur ke kepala Jisoo

Jennie langsung berdiri bikin temen temennya menoleh "a-ku duluan" ucapnya terbata lalu dia pergi dari sana

Dia duduk di bangku taman yang sepi "maaf maafin aku yang pengecut ini Jis" gumamnya dengan perasaan bersalah

Keesokan harinya kelas yang biasanya ribut ngomentari Jisoo jadi agak sepi, karna ya yang biasa jadi bahan hujatan mereka gak masuk,

semenjak kejadian itu Jisoo langsung ijin pulang dan gak pernah kembali kesekolah, padalah tinggal satu bulan lagi mereka ujian

"kau si Jae keterlaluan sama Jisoo" ujar satu Murid

"Mana aku tau bakal kena si Siska" elaknya gak mau di salahin

"kau itu dendam karna Jisoo nolak kau kan dan kau manfaatin gosip itu buat balas dendam" ujar murid lain

"Mana ada, aku emang gak suka, jijik saja"

"Alah jijik ,, kita semua juga jijik tapi gak ada yang main fisik yah kaya kau" ujar murid lainnya mencibir Jae

"Iya, kemarin aku liat lutut Jisoo juga berdarah tau,"

"Kok kalian semua nyalahin aku, kalian juga sadar dong udah gimana sama Jisoo, gak usah nyalahin orang" teriakan Jae membuat semua terdiam lalu Jae pergi berlalu

Sudah seminggu Jisoo belum napakin kaki lagi di sekolah, Jennie jadi banyak melamun biasanya dia pergi ke belakang gudang buat liat Jisoo yang makan bekelnya sendirian walau cuma dari jarak jauh, dia gak mau ambil resiko ada yang liat kalo dia nyamperin Jisoo,

terkadang dia coba nekad kalo udah liat Jisoo nangis sambil makan bahkan sampai keselek tapi baru selangkah kakinya mundur lagi rasa takutnya ternyata lebih besar, akhirnya dia milih pergi karna gak kuat liat Jisoo nangis begitu

Jennie baru pulang dari sekolah, dia langsung ke dapur buat minum air, di dapur dia liat bayangan dia sama Jisoo yang masih deket sebelum gosip itu menyebar dia tersenyum sendu,

"Baru pulang kak ?" tanya sodara Jennie membunyarkan lamunan Jennie

Dia masuk kedapur dan duduk di meja makan

"Hmm iya, Bapak sama Mamah kemana ? ke luar kota lagi ?"

Sodaranya menggeleng "mereka jengukin Jisoo" beritahunya

Kepala Jennie tersentak "jengukin Jisoo" ulangnya

"Iya, kaka enggak tau yah, Jisoo kan di opname udah gak sadar tiga harian,,, semalam tante Sekar nelp mau bicara sama kaka, tapi kaka nya udah tidur" beritahunya lagi

"Hah" jantung Jennie berdetak cepat, jadi semalam itu Tante Sekar, dia pikir Jisoo, karna emang udah beberapa kali Jisoo nelp pengen ngomong sama dia, tapi karna Jennie masih menghidar jadi dia gak jawab pas Mamanya manggil, biar Mamanya kira dia udah tidur benaknya

sebenarnya alasan dia menghindar selain takut karna dia juga merasa bersalah sama Jisoo

"Jisoo di rawat dimana ?" Gugupnya

"Rumah sakit paru,"

Jennie langsung bergegas ke kamarnya buat ganti baju

baru sampai tangga telp rumah nya berdering saudara Jennie yang angkat,

"hallo" samar-samar Jennie bisa denger suara sodaranya

"Hah" seruan kaget sodara Jennie "ahh iya Mah nanti aku sampein"

Setelah nutup panggilannya dia bergegas ke kamar Jennie

"Kak Jen," panggilnya

"Apa ?" tanya Jennie yang lagi masukin barang ke tas kecil

"Jisoo kak", seketika Jennie mengalihkan pandangannya "Jisoo udah gak ada" lanjutnya

Tangan Jennie seakan lemas, tas yang belum selesai di sleting itu terjatuh membuat isinya berhamburan seolah menggambarkan hati Jennie.

Pemakaman Jisoo terlaksana disertai hujan gerimis Jennie berdiri dengan pakaian serba hitam serta payung hitam tatapannya begitu kosong

"penyakit Parunya memburuk, sebelum gak sadar dia sangat ingin ketemu Nak Jennie, Tante pikir dia masih bisa ketemu Nak Jennie setelah sadar tapi nyatanya dia gak pernah bangun lagi,,," ucapnya sendu "tapi seolah udah punya pirasat dia sempat membuat ini, ini ada di atas meja belajarnya" itulah sepenggal cerita dari Mama Jisoo yang dia dengar di Rumah sakit kemarin lalu Mama Jisoo memberikan sebuah amplop dengan tulisan 'untuk Jennie'

Jennie udah ada di kamar miliknya, dia terduduk di tepi kasur dengan sebuah amplop yang masih tertutup rapi Perlahan pandangannya turun melihat amplop di tangannya, tangannya membuka amplop dan menarik isinya perlahan

Bisa dia lihat Surat dengan tulisan tangan Jisoo yang rapi seolah di tulis dengan sepenuh hati

Hai Jen,

Aku sengaja nulis ini, karna aku takut kalo aku enggak bisa ketemu kamu lagi, nafasku sudah engga bisa seringan dulu, entah karna penyakitku atau karna separuhnya sudah aku kasih ke kamu.

Jennie kamu tahu kan kalau aku sangat paham kamu, jadi setelah apa yang terjadi sama aku, aku tahu kamu akan mulai nyalahin diri kamu, jadi aku bikin surat ini buat nyegah kamu berpikiran begitu, aku memaafkan kamu, ikhlaskan semua yang terjadi, hiduplah bahagia kamu tau kan senyum kamu adalah segalanya buat aku,

Jennie semoga kita berdua bertemu di kehidupan selanjutnya, dan saat itu terjadi, ayo lebih berani perjuangin apa yang kita rasa, apa yang kita punya

Terakhir Aku enggak akan bilang selamat tinggal tapi sampai jumpa di kehidupan selanjutnya berbahagialah di kehidupan ini Jennie itu pinta ku

Ada tetesan air yang sudah mengering di kata terakhir di surat itu membuat tintanya sedikit luntur

Tangis Jennie tak terbendung lagi, dia merengek meminta Jisoo kembali, penyesalannya teramat dalam dengan kata 'seandainya' tapi waktu tak dapat di putar barang sedetik pun kan

Orang tua Jennie yang mendengar tangisan putri mereka hanya bisa diam, karna pada mereka pikir Jennie butuh waktu sendiri,

4 hari berlalu

"Sudah kamu bawa ?" tanya Mama Jennie pada saudara Jennie

"Sudah Mah,,, ini dia" nunjukin kotak musik "semoga kak Jennie suka yah, dan semangat lagi" harapnya

"Mudah-mudahan", timpal Bapaknya "yuk masuk kasian saudara kamu sendirian"

Mereka lalu ngangguk dan mulai jalan masuk,

"kak Jen" panggil sodaranya agak keras didepan kamar Jennie

tuk tuk tuk

dia mengetuk pintu kamar Jennie "kak Jen aku masuk yah" ijinnya, lalu dia memutar knop pintunya yang ternyata tidak di kunci

Matanya membulat begitu pintu terbuka menampilkan Jennie yang tergeletak tak bernyawa bersandar di depan lemari dengan pergelangan tangan yang sudah bersimbah darah dan pisau kecil ditangan lainnya

Serta selembar kertas tak jauh dari tubuh Jennie bertuliskan Ayo bertemu

"KAK JENNIE" teriaknya hiteris

....

Tahun 2017

Segerombolan remaja dengan seragam SMA duduk mengelilingi meja kantin asik berghibah ria

"Rene anak temen Papa lo jadi pindah sini"

Irene yang lagi nyeruput jus alpukatnya menoleh ke Lisa yang tadi bertanya "iya, awas yah jangan pada lo ledekin soalnya orangnya cupu gitu, apa lagi lo Jen" peringatnya

"Napa gue, gue itu siswa teladan yah" kilahnya

"Teladan wedus gembel" ejek Seulgi "gak ingat cewek cupu yang pake rok dibawah lutut yang lo gunting, karna cuma gak enak diliat"

"Ya gimana gue kan menjaga keindahan sekolah tercinta kita ini"

"Terserah,, pokoknya lo jangan gangguin dia, soalnya bokapnya udah nitip buat gue jaga"

"Yah" jawabnya malas "gak janji" cicitnya

"Lo kenapa sih alergi banget sama cewek-cewek cupu ?" tanya Wendy, penasaran

"Ehmm" dia berpikir sejenak "gak tau" jawabnya sambil gedikin bahu

"Ihh dasar aneh" cibir mereka

Cewek dengan mata kucing itu berjalan sendiri menyelusuri lorong yang sepi, kepalanya mendongkak menatap langit, dia mengamati dengan serius seolah ada yang berbeda dengan langit itu, seolah dia mendapat firasat akan segera mendapatkan apa yang dia tunggu, menggeleng kan kepala kecil dia kembali menelusuri lorong sepi ini

....

Keesokan harinya

"Hai guys" sapa Irene dengan seseorang berkacamata dan tampilan rapi yang berdiri gugup disampingnya

mereka lagi kumpul di taman sekolah

"Hai" jawab mereka serempak kecuali satu yang nampak mengamati orang yang berdiri disamping Irene

Kenalin semuanya ini Jisoo, mereka semua lambaian tangan ke arah Jisoo

Jisoo cuma ngangguk dan senyum

"Nah Jisoo yang tinggi rambut hitam namanya Joy, sebelahnya rambut panjang blonde Rose, yang rambut pendek blonde Wendy, yang poni an Lisa yang sipit Seulgi dan sebelahnya Jen,, "ucapan Irene terputus karna orang yang di sebelah Seulgi tiba-tiba berdiri

"gue duluan" lalu berjalan menjauhin teman temannya yang menatapnya bingung

"Udah cuekin aja, lagi dapet paling" ucap Roje "sini duduk Jis" ajak Rose

"Ahh iya" jawab Jisoo rada tersentak karna Jisoo masih liatin cewek yang tiba tiba pergi itu, dia bahkan belum tau nama sepenuhnya cewek tadi

mereka lalu mengobrol ternyata Jisoo gak secupu penampilannya malah dia cepat bergaul sama temen-temen Irene

....

Rose sama Jisoo lagi jalan di koridor mau ke Kelas mereka, mereka semua beda-beda kelas tapi karna udah temenan dari SMP bahkan ada yang dari SD jadi mereka dekat

Lagi asyik ngobrol badan Jisoo di tubruk seseorang

"Aww" seru Jisoo

"Eh sorry -sorry gak sengaja gue" ucap Cowok yang nabrak Jisoo

"Iya-iya gak papa" jawab Jisoo

Ketika Jisoo angkat pandangannya, mereka terdiam saling menatap dengan tatapan yang sulit diartikan

Mata Rose menyipit melihat orang yang jalan kearah mereka dari kejauhan setelah yakin dia langsung ngajak Jisoo pergi

"Aduhh Jis ayo-ayo" sambil narik tangan Jisoo

Setelah cukup aman mereka berhenti "aduh maafnya, soalnya genting tadi" beritahu Rose

"Iya gak papa Rose, emang ada apa?" Tanya Jisoo penasaran

"Cowok yang nabrak lo tadi namanya Zayn dan tadi ceweknya lagi jalan ke arah kita, aduhh itu ceweknya cemburuan abis udah gitu galak banget jangan sampe deh lo berurusan sama dia, ihh atutt" ucap Rose bergidik ngeri

"Iya Ros makasih yah"

Rose ngangguk mereka pun mulai jalan lagi

....

Jam istirahat

"Kantin yuk Ji, lapar banget gue,, " ajak Rose sambil ngelus perutnya

Jisoo ngangguk mereka jalan keluar kelas,

"Rose gue mau ke toilet dulu deh kayanya tiba-tiba pengen pipis, lo duluan aja,"

"eh jangan jangan gue temenin aja," tolak Rose

"Gak usah lo kasih unjuk aja jalannya"

"Bener gak papapa"

"Iya nanti gue nyusul"

"Ya udah" Rose pun ngasih petunjuk arah ke Jisoo

...

Jisoo udah selesai pipis, dia keluar dari bilik Toiletnya

Udah ada tiga cewe berdiri disamping wastafel seolah lagi nungguin dia

Jisoo mencoba ramah, walau orang orang didepannya ini punya expresi siap menerkam, dia senyum sambil bilang permisi karna dia mau cuci tangan

"Heh anak baru" sentak salah satu dari mereka

Jisoo sampai terperanjat kaget

"Berani banget lo deket-deket cowok gue"
lanjutnya sambil mendekat kearah Jisoo

"Cowok," bingung Jisoo 'Jangan-jangan ini cewek yang Rose ceritain' pikirnya

"Heh malah diem lagi," bentaknya lagi

"Maaf tapi gue gak deket sama cowok manapun kok" jawab Jisoo mencoba tenang walau dalam hati was-was aja

"Bulshit tuh Sis, sikat aja" ucap temennya ngomporin

"Pegang" perintah Sisca sama temen satunya yang agak tinggi besar

Jisoo yang di cengkram tanganya mencoba berontak "apasih lepasin" jeritnya

Sementara teman Sisca satunya ngasih ember kecil bekas pel an sama Sisca

"Ini akibatnya karna udah berani deketin cowok gue"

Si mata kucing yang lagi sedikit bosan berjalan sendirian mengelilingi sekolah, sampai di depan toilet dia denger ada orang yang kaya berantem dan minta tolong biasanya dia akan acuh, tapi entah kenapa kali ini dia agak penasaran dan berniat melihat yang terjadi didalam

Dia udah mulai masuk sedikit menengok dari belakang tembok karna gak terlalu keliatan, kakinya membawa dia semakin masuk

Dia terdiam seolah tubuhnya membeku melihat kejadian didepannya Jisoo lagi di pegangin seseorang dan satu orang siap dengan ember akan menyiram Jisoo

Seketika sebuah bayangan terlintas di benaknya, dia seolah mengalami dejavu, hatinya seperti diremas begitu menyakitkan, tenggorokannya serasa tercekat sampai tak terasa dia ngeluarin airmata, seluruh badannya gemetar, nafasnya mulai memburu

Dia baru tersadar karna Jisoo teriak minta tolong sama dia, dengan segera dia mengambil sapu dan mukul orang yang lagi megang Jisoo, orang itu mengaduh dan akhirnya Jisoo terlepas

Karna terus menghindar dari pukulan sapu, orang yang tinggi itu gak sengaja nyenggol Sisca sampai air di ember itu jatuh mengguyur sepatu Sisca

"Aduh" seru Sisca

keadaan jadi kacau karna mereka bertiga berlarian menghindari pukulan sapu itu,

Jisoo yang berdiri di pojokan cuma terkikih geli

Sampai mereka bertiga berhasil keluar meninggal kan Jisoo dan si mata kucing

Si mata kucing menoleh mendengar suara cekikikan dari Jisoo

Kembali dia terpaku matanya berkaca, ketika melihat Jisoo

Tiba-tiba dia melangkah mendekat ke arah Jisoo, tangannya otomatis terulur ingin menggapai wajah Jisoo perlahan

Jisoo terdiam karna si mata kucing bertingkah aneh, saat tangannya hampir memegang pipi Jisoo

Kepala Jisoo tersentak mundur

Dia jadi tersadar dan ikut melangkah mundur, kepalanya menunduk lalu dia berbalik mau pergi

"Makasih Jen", ucapan Jisoo berhasil menghentikan langkahnya

"Jen" ulang si mata kucing

"Iya lo temen Irene kan ? Tadi kita ketemu di Taman tapi gue cuma tau kalo nama lo Jen"

Orang yang dipanggil Jen ngangguk paham "Jennie" sebutnya

"Jennie" ulang Jisoo lalu tersenyum kecil

Jennie ngangguk kecil "dan kam, ahh lo"

"Jisoo" beritahunya sekali lagi

Jennie terdiam sejenak, seolah dia udah memendam kerinduan sejak lama pada nama itu

"Jisoo" panggilnya dengan nada sendu

....

Hari berikutnya

Jisoo lagi ada di Perpus, dia lagi nyari buku paket ekonomi, dia nyari di setiap rak, setiap beberapa langkah Jisoo selalu berhenti dan nengok kebelakang, dia ngerasa ada yang lagi ngikutin dan liatin dia dari tadi, tapi setiap noleh dia gak nemuin siapapun, tapi Jisoo gak ngerasa takut karna perpusnya cukup rame sama anak-anak yang lagi ngerjain tugas

Jisoo mulai jalan lagi, akhirnya dia nemuin buku itu, ketika dia ambil ada secarik kertas yang ikut terjatuh, lalu dia ambil,

datang kebelakang gudang, pas istirahat gue mau lihatin sesuatu

Jennie

Alis Jisoo bertaut bingung, ini Jennie yang kemarin nolong dia bukan yah, tapi Jisoo agak ragu kalo surat itu buat dia karna surat itu gak tau di peruntukan buat siapa cuma kebetulan banget surat itu dia temuin

Jisoo cuma angkat bahu, gak terlalu mikirin itu, karna bisa aja itu buat orang lain, dia jalan ke salah satu meja dan mulai ngerjain tugasnya

Sementara seseorang dari balik rak tersenyum mengamati Jisoo

Bel istirahat pun berdering

Rose ngajak Jisoo buat ke taman sekolah, dimana temen-temen mereka biasa nongkrong dan makan di situ karna kalo di kantin suka penuh

Jisoo udah beranjak tiba-tiba kertas tulisan Jennie jatuh, Jisoo berpikir sejenak apa harus dia nurutin kata-kata di kertas itu, tapi bisa aja itu bukan buat dia kan, jadi Jisoo lebih milih buat ikut Rose aja

Pas dia sampai ke Taman, temen-temen mereka udah pada ngumpul yang gak ada cuma Lisa dan Jennie,

"Dua lagi kemana ?" Tanya Rose

"Nanti nyusul katanya masih ada urusan" jawab Irene

Ngeliat gak ada Jennie, Jisoo jadi kepikiran apa Jennie ada dibelakang gudang yah

"Ji mau pesen apa ?" tanya Joy membuyarkan lamunan Jisoo, dia udah megang kertas buat nulis pesenan mereka

Hah ehmm Jisoo menggigit bibirnya entah kenapa hatinya nuntun Jisoo buat ke belakang Gudang, "gue gak deh, gue lupa masih ada urusan, gue duluan yah" dia bergegas pergi bikin semua bingung

Gak lama ada seseorang datang, "hai hai hai" sapa nya

....

Jisoo udah ada di lorong kecil, menuju belakang gudang dia agak ngeri karna di sini cukup sepi,

Pas nyampe di ujung lorong Jisoo nengok kekiri dari kejauhan dia liat seseorang yang lagi nunduk ngadap tembok, sambil kakinya menendang kecil tembok itu, dari perawakannya dia bisa tau itu Jennie

Tanpa sadar seutas senyum kecil terbit di bibir hatinya

Karna sadar ada sebuah pergerakan Jennie noleh, senyumnya terus melebar melihat orang yang dia tunggu datang juga, dia bahkan lari kecil buat nyamperin Jisoo

"Hai" sapanya pas udah di depan Jisoo

"Hai, lo bener nunggu gue ?" Tanya Jisoo ragu

Jennie ngangguk lucu, "lo lama" protesnya kecil

"Maaf gue kira bukan buat gue, soalnya gak ada nama gue di kertasnya"

Jennie nepuk jidatnya dia lupa gak nyantumin nama Jisoo

"Terus kenapa lo tetep datang ?" tanya Jennie,

Jisoo geleng kecil, dia juga bingung "hati gue nyuruh kesini"

Jawaban Jisoo nimbulin senyum bahagia di bibir Jennie

"Jadi apa yang mau lo liatin ?" Tanya Jisoo

"Ayo ikut," Jennie ngajak Jisoo ke sebuah jalan yang udah tertutup bangku tapi ada sedikit celah yang bisa dimasukin satu orang Jennie masuk dulu terus Jisoo nyusul ngikutin cara Jennie

Jisoo gak nyangka kalo di sekolah ini ada tempat tersembunyi yang indah kaya gini,

Mata Jisoo melebar "indah banget" gumamnya terpesona

"Bagus kan, gue yang jaga" angkuh Jennie

Jisoo noleh ke arah Jennie "Lo yang jaga ?"

Jennie ngangguk, "gue jaga biar gak ada satu orang pun yang kemari dan nyakitin bunga bunga ini"

"Terus kenapa lo kasih lihat ke gue" tanya Jisoo bingung

"Karna gue tau lo pasti suka" sendu Jennie dengan mata menatap taman itu

Jisoo menatap ke arah Jennie, gak tau kenapa dia kaya nangkap kesedihan di mata Jennie

"Lo bener, gue suka ini indah"

Lalu mereka saling menatap diam, menyelami mata masing-masing

....

Mereka masih ada ditaman itu, Jisoo sama Jennie duduk di dua bangku yang gak kepakai

"Boleh gak, kalo kapan kapan gue kesini, gue suka tempatnya hening bikin tenang,"

"Boleh,, lo bisa kemari kapan aja, tapi jangan pernah bilang siapa-siapa" pintanya

"Serius ?" Tanya Jisoo senang "iya gue gak akan bilang siapa-siapa, gue janji" Jisoo nyodorin kelingkingnya buat bikin janji

Tapi

Bukan nyambut kelingking Jisoo, Jennie malah cium pipi Jisoo

Mata Jisoo membulat karna terkejut

"Itu cara gue bikin janji" bisik Jennie

....

Sejak hari itu Jisoo selalu habisin waktu istirahatnya disana bareng Jennie, dia jarang ikut ngumpul sama temen-temennya

Dia selalu alasan kalo dia mau ke perpus, ngeliat tampilan Jisoo yang cupu jadi mereka percaya aja kalo Jisoo anak yang ambis

Jennie dan Jisoo semakin dekat tapi anehnya kalo di depan teman-teman mereka Jennie seolah cuek dan sering mengabaikan keberadaan Jisoo, tapi kalo berdua Jennie itu perhatian dan bikin Jisoo nyaman.

Mereka cuma bakal ketemu di taman belakang gudang ini, contohnya kaya sekarang Jisoo lagi makan bekelnya di temenin Jennie yang cuma liatin Jisoo

"Mau" tawar Jisoo karna Jennie cuma liatin dia

Jennie senyum terus menggeleng ringan "gak kam- ck lo aja"

Jisoo terkekeh ini udah kesekian kalinya Jennie kaya keceplosan manggil kamu

"Bener enak loh gue yang bikin" goda Jisoo

Jennie sedikit menjilat bibirnya lalu menggeleng yakin

"Jennie" panggil Jisoo yang udah selesai makan

"Yah" sahut lembut Jennie

"Boleh gue tanya sesuatu ?"

"Tentu, apa ?"

Ehmm sedikit ragu Jisoo terdiam sebentar "lo kenapa gak pernah ngumpul sama anak yang lain, ? Setiap istirahat lo selalu disini sama gue,"

Jennie terdiam sebentar, "karna gue lebih suka berdua sama lo," jawabnya ringan

Jisoo nahan senyum, "bercanda lo" sambil nepuk bahu Jennie

"Serius" jawab Jennie sambil terkikik

"Jangan ngerayu gue" rengek Jisoo

"Kenapa ??"

"Ya aneh aja lo kan cewe"

"Tapi pipi lo merah, dan Gue suka liat pipi lo berubah jadi merah gini kalo gue rayu" ungkapnya "Lagian kalo gue disini, mereka gak akan protes dan nyari gue kok" lanjutnya

"Sok tau"

"Ya tau aja,,, coba aja nanti lo tanya mereka"

Jisoo ngangguk dia bakal nyoba nanti

"Kalo bener kata gue lo harus cium pipi gue gimana" tantang Jennie

"Ihh kok gitu, kalo mereka ternyata nyariin lo gimana"

"Ya nanti gue yang cium pipi lo" jawabnya ringan

"Ihh mau mu,,"

"Cie kamu kamu an" goda jennie

"Lo juga sering keceplosan aku kamuan yah,," ucap Jisoo tak terima

"Iya iya, dari pada keceplosan terus, mending sekarang kita aku kamuan aja gimana" saran Jennie sambil naik turunin alisnya

"Geli ahh kaya orang pacaran"

"Ya udah kita pacaran"

"Ihh apasih, udah ah makin ngawur, mending aku masuk kelas" Jisoo beranjak bahkan dia gak sadar udah bilang aku

"Tuh tuh kan" heboh Jennie "lidah kamu tuh udah terlatih panggil aku kamuan tau"

"Ihh terserah, Jennie rese" Jisoo jalan cepet sambil nangkup pipinya

Jennie cuma terkekeh menatap kepergian Jisoo, "semoga kita tetep bisa kaya gini" gumamnya sendu

....

"Jis nanti lo jadi ikut kan ?" tanya Irene mereka lagi jalan ke parkiran

"Ikut ? Kemana ?" Jisoo agak lupa kalo dia ada acara sama Irene

"Lupa mulu, Kita mau lihat perform anak anak di Cafe Lets do It" beritahu Irene

"oh iya, emang siapa aja Rene,?

"Biasa Trio JeRoLi "

'Jennie juga dong, kok dia gak bilang mau perform yah' batin Jisoo padahal tadi siang seperti biasa mereka ketemuan di Taman belakang gudang

"suara nya bagus bagus loh Jis, lo belum pernah dengerkan, ?"

"Boleh, nanti malam kan ?"

"Iya nanti lo bareng gue aja, nanti gue jemput"

Jisoo cuma ngangguk

....

Malam harinya Jisoo di jemput Irene ada Seulgi, Joy Sama Wendy juga

Sedangkan yang lain udah ada di cafe buat persiapan

Mereka udah sampai di depan Cafe suasananya cukup ramai

"Eh duduk situ yuk" ajak Irene nunjuk meja kosong

Mereka semua ngangguk setuju,

Gak lama MC mulai mandu acaranya "Gak perlu berlama-lama kita sambut penampilan selanjutnya"

Mata Jisoo ikut menatap lampu yang menyorot panggung kecil itu, disana udah ada Rose Jennie sama Lisa yang mulai nyanyi

Padangan Jisoo gak lepas dari Jennie, dia begitu menikmati suara Jennie, bahkan Joy ngomong aja gak Jisoo dengerin

Perform mereka berakhir baik, mereka bertiga langsung nyamperin meja temen-temennya

"Wahh gila keren kalian" puji Joy

"Iya suara kalian bagus banget, apalagi pas lo ngerap Jen" Irene acungin dua jempol depannya

"Ohh jelas" angkuhnya

"Iya suara kamu bagus nyatu banget sama lagunya" puji Jisoo dengan senyum kecil

Yang dapat pujian terdiam alisnya terangkat seolah kaget "thanks" singkatnya, segera menyudahi percakapan mereka

"Kamu" beo Rose yang ada di sebelah Jisoo, Rose lalu lihat ke arah mereka gantian

Yang satu ngedikin bahu acuh dan pergi karna ada pelayan yang datang nyamperin dia, buat ketemu manager Cafe itu,

Jennie kan selalu begini seolah nutupin kedekatannya sama Jisoo di depan mereka "maksud gue, lo" ralat Jisoo

Mereka gak permasalahin lagi

kaya gini lagi Jisoo kadang aneh Jennie kaya orang berbeda kalo depan temen-temennya cuek banget sampai sekarang Jisoo gak tau apa alasannya

"Sabar ya Jis" ucap Joy "dia emang gitu anaknya kalo ke orang yang dia pikir cupu, cuek gitu deh pokoknya, kita semua udah pada tahu, dia rada anti deket-deket orang cupu gitu" jelasnya

Omongan Joy bikin Jisoo terdiam jadi ini alasannya sikap dia yang beda kalo depan temen-temennya, Jennie pasti gengsi kalo orang lain sampai tahu kalo mereka deket

....

Keesokan harinya

Seperti biasa Jisoo bakal jadi penghuni perpus, bahkan sekarang cuma ada dia sama penjaga Perpus aja karna anak-anak lebih milih buat liat pertandingan bulu tangkis antar kelas

tiba-tiba penjaga Perpus itu keluar buat terima telp, menyisakan Jisoo seorang diri

Jisoo masih sibuk nulis, sampai suara bangku yang di geret bikin dia noleh, dan ternyata Jennie pelakunya dia duduk di samping Jisoo

Setelah tahu Jennie, Jisoo lanjut nulis lagi dia masih kesel soal semalam dan apalagi setelah tau alasan Jennie bersikap beda

"Serius banget nih" goda Jennie

"Hmm" dehem pendek Jisoo sambil benerin kaca matanya

Jennie masang muka bingung tumben Jisoo cuek gini, seolah dia bener-bener gak tau penyebabnya

"Tumben mau nyamperin gue, ohh iya disini kan sepi jadi gak usah jaga image" sindir Jisoo masih sambil nulis

Jennie tertegun karna Jisoo balik panggil Gue lagi padahal udah semingguan mereka ngubah gue -lo jadi aku kamu "kamu marah yah" tanyanya pelan

Jisoo hela nafas dia simpen pulpennya agak keras, lalu melirik Jennie "emang gue berhak marah, gak kan" judesnya

Dan itu udah memperlihatkan kalo Jisoo emang marah

"Maaf kalo aku cuma berani nyamperin kamu, kalo kamu lagi sendiri kaya gini, tapi aku bener-bener gak maksud bikin kamu tersinggung sungguh" tulus Jennie seolah emang dia gak berdaya, bahkan matanya mulai memerah,

"Gue bingung kadang lo baik banget tapi kadang lo kaya gak suka sama gue, sebenernya lo tuh yang mana Jen"

Jennie cuma terdiam dan nunduk perlahan

Mereka sama -sama terdiam, hanya keheningan yang menyelimuti

"Disini gue mau serius belajar jadi gue gak mau mikirin hal kaya gini" ungkap Jisoo memecah keheningan "mempertanyakan kenapa dan kenapa atas sikap lo ke gue" lanjutnya

Jennie masih diam sambil mainin jarinya

Tanpa tau itu malah tambah bikin marah Jisoo, Jisoo cuma gak mau terus tambah bingung akan sikap Jennie, tapi Jennie malah gak ngasih penjelasan apapun

"Jadi sebelum lo milih mau gimana bersikap sama gue mending lo jangan temuin gue dulu kaya gini"

Sedetik kemudian kepala Jennie mendongkak gimana bisa dia gak ketemu Jisoo,

"karna gue gak suka orang plin plan" ucap Jisoo menutup bukunya dan mulai beranjak pergi meninggalkan Jennie yang terdiam

"aku mau deket terus sama kamu pengen dunia tau kedekataan kita perasaan aku, tapi maaf aku gak bisa lakuin itu" lirihnya

....

Bener ajak udah seminggu Jisoo gak nemuin Jennie dimana pun,

mau nanya ketemen temennya pun dia ragu, ini juga kan dia yang mau

Jisoo agak nyesel juga, nyuruh Jennie menjauh

dia kangen Jennie sekarang, dia bahkan pergi ke Taman, tetep aja dia gak nemuin keberadaan Jennie, tapi dalam hatinya seolah dia bisa merasa keberadaan Jennie

"Lo dimana" lirih Jisoo sambil natap bunga-bunga di taman itu

"Apa gak bisa lo milih tetep di sisi gue dan buang jauh-jauh gengsi lo, apa gue gak seberharga itu di banding image lo," ujar Jisoo agak keras

Tanpa dia tau ada yang tertunduk mendengar semua perkataannya "Maaf" lirihnya sendu "lagi lagi aku nyakitin kamu sama kepengecutan aku,, aku takut gak bisa lihat kamu lagi kalo aku bilang yang sebenernya"

Lalu dia berbalik mulai jalan

"Mau kemana ?" sentak seseorang di belakangnya

Badannya membeku, dia berbalik perlahan dan bener aja Jisoo berdiri gak jauh dari dia

Jisoo jalan cepet lalu meluk Jennie "aku kangen sama kamu" bisiknya di telinga Jennie

Kalo emang pasangan harus saling melengkapi biar dia jujur apa adanya dan Jennie yang gengsian

Mereka lagi duduk di bangku kecil menghadap taman, ini pertama kalinya Jisoo bolos pelajaran karna jam istirahat udah selesai dari 10 menit yang lalu

"Kamu udah gak marah kan ? tanya Jennie

Jisoo tersenyum tipis, lalu sedetik kemudian dia masang wajah datar "ya marah lah, Kamu bener bener gak muncul di hadapan aku, apa segitu gak bisanya kamu milih antara aku sama gengsi kamu,"

Tapi Jennie lagi lagi cuma diam

Jisoo hela nafas lelah "tapi aku berubah pikiran ternyata aku gak bisa jauh dari kamu, deket sama kamu udah kaya kebiasaan bernafas buat aku" jujur Jisoo

Denger itu Jennie tertegun sejenak lalu tersenyum sendu, perkataan Jisoo kembali membuatnya dejavu

ada sedikit rasa bersalah karna dia gak bisa memperlihatkan kedekatan mereka ke semua orang, karna dia tahu, itu yang Jisoo mau

"Kamu pasti pede banget kan sekarang karna keliatan banget kalo aku kecintaan sama kamu" kesel Jisoo

Jennie terkekeh Jisoo yang ungkapin cintanya dengan marah marah

"Ihh ketawa lagi" protes Jisoo

"Ya kenapa, aku cuma seneng aja kalo ada yang bucin banget sama aku"

Jisoo datarin wajahnya

Semenjak itu mereka sepakat buat rahasiain apa yang terjadi di belakang teman-temannya, bukan hanya karna gensi Jennie tapi karna hubungan mereka juga yang gak biasa

....

Jisoo makan bekalnya seorang diri di Taman belakang Gudang, dia juga lagi nunggu Jennie,

Biasanya Jennie udah stanbye nunggu dia disini, tapi tadi pas dia nyampe gak ada siapa-siapa, dia juga bingung Jennie kemana,,

Tiba-tiba dia kaya nyium aroma wangi, lalu matanya ada yang menutupi dengan telapak tangan

"Jennie" tebak Jisoo

"Lohh kok tau," protes Jennie padahal dia udah jalan ngendap-ngendap

"Aku kan hafal wangi kamu," Jennie senyum tipis

Jisoo lalu pegang tangan Jennie yang masih nutup matanya, "kamu sakit Jen ? Tangan kamu dingin deh"

"Hhah", Jennie langsung narik tangannya dari Jisoo, Jisoo sampai bingung "ahh enggak- gak kok, aku baik-baik aja," gugupnya "kamu makan apa ?" Jennie langsung alihin topik

"Ohh sayur capcay ada bakwan jagung sama ayam kecap, kamu mau ?" Tawar Jisoo

Jennie geleng "kamu aja, aku kenyang"

Jisoo ngangguk "ehh bentar deh, perasaan aku gak pernah liat kamu makan atau minum gitu ?" Bingung Jisoo

Jennie terdiam sebentar,, "masa sih,"

"Iya,, kapan kamu makannya ? Setiap bel istirahat aku langsung kesini kadang kamu udah disini ?"

"Aku makan sebelum kamu datang," jawab Jennie

Tapi Jisoo masih bingung, dan sedikit gak percaya soalnya dia gak pernah nemuin bekas orang makan disini

Baru mau buka mulut Jennie langsung masukin bakwan ke mulut Jisoo,, "makan gak boleh sambil ngomong" peringat Jennie

Jisoo yang udah dijejali bakwan mau gak mau dia kunyah,, Jennie senyum liat pipi Jisoo yang mengembung lucu

Jisoo udah selesai makan,

"Kamu kapan manggung lagi ?" tanya Jisoo

"Manggung ?"

"Iya sama Lisa, Rose kaya waktu di Cafe"

"Ohhhhh" Jennie berpikir sejenak,, "kamu tanya Lisa sama Rose aja, aku kurang tahu" cengir Jennie akhirnya

"Dasar" cibir Jisoo

.....

Beberapa bulan berlalu hubungan Jisoo dan Jennie semakin dekat, mereka udah gak canggung buat skinship kaya sekarang Jisoo duduk di pangkuan Jennie ngadap ke Jennie sambil mainin pipinya,

"Pipi kamu kok nambah gak ada,, padahal aku suka pipi kamu tau buat aku uyel uyel kaya gini" protes Jisoo karna dia ngerasa Jennie semakin kurus

Jennie yang lingkarin tangannya di pinggang Jisoo, lepas satu tangan buat pegang satu tangan Jisoo

"Ya udah kamu kan bisa uyel uyel yang lain" goda Jennie sambil ngarahin tangan Jisoo ke dadanya

Jisoo langsung narik tangannya "ihh mesum" jeritnya

Jennie cuma terkekeh

Bukannya turun dari pangkuan Jennie, Jisoo malah meluk Jennie dia senderin dagunya di bahu Jennie,,

"Aneh" gumam Jisoo

Jennie yang dengar gumaman Jisoo menjawab "apa ?"

"Badan kamu kadang anget, tapi kadang juga sedingin es dan sekarang anget"

Jennie terdiam "gimana gak anget kamu peluk kaya gini" Jennie kasih usapan lembut di punggung Jisoo

Mata Jisoo sayup sayup ngantuk,

"Jis" panggil Jennie pelan

"Hmm"

"Kamu ngantuk yah ?"

"Heem nyaman banget kaya gini, aku mau bobo bentar yah" ijin nya

"Hmm ya udah" Jennie gak merubah posisinya dia masih kasih usapan lembut di punggung Jisoo

Mata Jennie lalu terpaku ke bunga-bunga di depannya, mereka mulai layu gak sesegar dulu,

Tiba tiba Jennie eratin pelukannya, bahkan matanya udah berkaca

....

Jisoo lagi jalan di lorong sendirian sambil bawa buku, dia lalu gak sengaja papasan sama Sisca,,

Ini baru pertama kali lagi dia ketemu Sisca sejak insiden di toilet waktu itu,, karna emang Siska kaka kelasnya jadi wajar Jisoo jarang ketemu dia

Langkah Jisoo terhenti, dia agak takut kalo dia bakal di bully lagi sama Sisca genggaman di bukunya langsung mengerat

Jisoo liat Sisca juga terdiam liatin dia, Jisoo masih terdiam di tempatnya dia bahkan udah rencanain buat puter balik dan lari, tapi yang aneh rencana yang Jisoo pikirin malah di lakuin sama Sisca dia puter balik bahkan lari kenceng kaya ketakutan gitu

Jisoo sampai bingung sendiri, dia noleh ke belakang dan gak ada siapa-siapa, karna mungkin aja ada orang lain yang dia takutin tapi nihil Jisoo cuma sendiri disana

Apa dia takut sama Jennie kali yah, karna waktu itu pikir Jisoo,

Jisoo gak hirauin lagi, dia lanjut jalan

Sampai dia denger suara samar-samar orang lagi ngobrol, suara cewek sama cowok, Jisoo berhenti sejenak karna dia kenal sama suara cewek ini, tepatnya suara Jennie

Karna mau mastiin Jisoo mutusin buat liat sumber suara yang terdengar dari belakang kelas

Sedikit ngintip Jisoo di buat terpaku hatinya mencelos, mereka bukan lagi ngobrol lagi, tapi menyapa bibir masing-masing, dia segera berbalik lari dengan hati yang terluka, apa Jennie selama ini cuma mainin dia

Sampai dia nubruk seseorang gak jauh dari situ,

"Ya ampun Ji" panik seseorang karna Jisoo jatuh cukup keras,

"Lo gak papa ?" Tanya orang itu yang ternyata Irene

Jisoo masih terduduk dengan kepala nunduk, bahunya juga bergetar,,

Irene bisa tahu kalo Jisoo lagi nangis,,

Apa segitu kerasnya Jisoo jatoh sampai nangis sesegukan kaya gini pikirnya

suara jatuhnya Jisoo cukup terdengar keras karna bukunya juga ikut jatuh, jadi dua orang yang lagi bemesraan tadi jalan nyamperin mereka

Melihat orang keluar dari lorong yang sama kaya Jisoo tadi, bikin Irene berpikir kalo nangisnya Jisoo ada campur tangan dari orang ini

Irene menatap tajam cewek yang merupakan sahabatnya itu

Sedangkan yang di tatap hanya diam menatap kosong mereka

"Lo" tunjuk Irene berdiri di depan sahabatnya "gue udah pernah bilang jangan ganggu Jisoo" bentaknya marah

"Salah gue apa ?" Elaknya

"Lo pasti yang bikin Jisoo nangis kan, lo apain dia ?"

Jisoo masih terdiam, air mata gak berhenti ngalir di pipinya, dengan tangan mengepal dadanya erat

"Lo jangan asal nuduh yah ?" Sentaknya balik

Sedangkan cowok itu mulai mengusap pelan tangan ceweknya

"Jelas-jelas kalian keluar dari tempat yang sama dan dia dalam keadaan nangis, siapa lagi kalo bukan lo dalangnya, lo kan paling benci sama orang cupu"

Hati Jisoo mencelos apa segitu bencinya Jennie, sampai mainin hati dia kaya gini

"Makin ngawur Lo, gue gak ngapa-ngapain dia yah, tanya aja anaknya"

"Heh lo ngomong dong" sentaknya ke arah Jisoo

Hati Jisoo makin sakit karna Jennie yang biasanya lembut sekarang ngebentak dia kaya gitu,

"Gak usah bentak bentak, gak liat lo dia masih nangis" bela Irene

"Cih" decihnya "cengeng banget" cibirnya

"Ehhh jaga omongan lo"

"CUKUP" teriak Jisoo nutup kupingnya

Jisoo berdiri dan berbalik "cukup Jennie" tekannya, "lo jangan pernah temuin gue lagi"

Alis mereka bertaut bingung

Jisoo lalu pergi berlari, Irene walaupun masih bingung dengan ucapan Jisoo karna khawatir dia akhirnya ngejar Jisoo

....

Sepulang sekolah Temen-temen Jisoo nongkrong di Taman kampus cuma personil mereka belum lengkap, mereka gak tahu tentang kejadian di lorong itu,,

"Eh Jen sini" teriak Lisa

Dia ngangguk dan jalan ke arah mereka baru mau duduk tangannya di tarik seseorang gak sampai di situ, Irene juga ngedorong bahunya

Kejadian cepat itu bikin semuanya kaget, Semua orang langsung berdiri buat misahin mereka

"Emang bangsat ya lo" maki Irene

"Maksud lo apa ?" Tanya nya gak terima

"Harus nya gue yang tanya maksud lo apa mainin hati Jisoo hah"

Jisoo yang baru datang rada ngos-ngosan karna kayanya dia ngejar Irene

"Udah Rene" Jisoo coba nenangin Irene

"Heh Lo cerita palsu apa sih sama Irene," tanya si mata kucing tajam ke arah Jisoo

"Palsu" Jisoo terkekeh miris,, "gue cerita hal nyata yang terjadi sama Gue dan Lo, gak ada gue ngarang" jengahnya

"Maksud lo apa yang terjadi sama kita, Heh gue ketemu lo aja cuma beberapa kali yah gak usah halu lo"

Jisoo jadi terpancing emosi, dia tau gengsi Jennie itu gede tapi ini udah keterlaluan menurutnya "terus aja ngelak"

"Sttt udah tenang, lo pada kenapa sih" sentak Joy

Mereka lalu terdiam

"Iya sebenernya ada apa Ji ?" Tanya Rose

"Dia" tunjuk Irene ke si mata kucing "udah mainin hati Jisoo, jadi dia selama ini deketin Jisoo di belakang kita, sampai Jisoo luluh dan dia tinggalin" cerita Irene yang dia dapat dari Jisoo "dan gue yakin itu cara dia buat nyakitin Jisoo karna kita semua tahu gimana gak sukanya dia sama cewek cupu"

"Bener Jen ?" Tanya Seulgi natap tajam lawan bicaranya

"Apaan sih ? Kapan gue deketin dia ? Gue emang gak suka sama cewek cupu, tapi gue gak setega itu buat mainin perasaan orang, dan gue straight oke" jelasnya

Lalu mereka melihat ke arah Jisoo, "gue gak bohong" Jerit Jisoo yang merasa terpojokan "Jennie selalu nemenin gue di Taman belakang gudang"

"Jennie" bingung mereka,

"Nah tadi juga dia manggil gue Jennie, nama gue Jenna bukan Jennie" jelasnya lagi

"Iya Ji, dia Jenna bukan Jennie" konfirmasi Lisa

"Gak mungkin jelas-jelas mukanya mirip kok" elak Jisoo "ohh apa lo juga bohong soal nama ?"

"Aduhh makin ngaco deh"

Irene yang tadinya belain Jisoo juga sekarang terdiam

"Lo bilang Jenna atau Jennie sering nemenin lo,,, kapan ?" Tanya Wendy

"Setiap jam istirahat kita pasti ketemu di Taman belakang gudang"

Mata mereka membulat, "tapi setiap jam istirahat dia selalu sama kita kok, memang kadang telat, tapi dia pasti bareng kita" ucap Lisa

Ucapan Lisa membuat Jisoo terdiam, apa bener selama ini dia cuma mengkhayal ?

Jisoo gelengin kepalanya gak gak mungkin jelas-jelas dia bisa rasain kehadiaran Jennie, dan sentuhan Jennie terasa begitu nyata untuk di sebut khayalan

Tiba-tiba aja ada suara cekikikan dan orang ngobrol dari arah lorong dan itu Sisca sama temen-temennya yang jalan kayanya baru pulang

"Sisca" gumam Jisoo, lalu pandangannya mengarah ke Jenna "lo pernah nolongin gue dari dia kan" desaknya ke Jenna

"Hah ngapain,,, gue aja takut sama dia" elak Jenna

"Tapi tapi tapi," Jisoo masih belum bisa mencerna semua

Jisoo lari nyamperin Sisca bikin semua orang kaget, dan ikut ngejar

Jisoo ngehadang Sisca

"Tolong bilang waktu lo bully gue, gue di tolongin dia kan" Jisoo nunjuk Jenna

"Apasih minggir deh, gue gak mau di ganggu setan lagi yah karna berurusan sama lo" ucap Sisca ketakutan

Mereka semua terdiam,

Sisca udah pergi sama temennya

"Ji" Irene megang pundak Jisoo

"Jelas-jelas dia nyata Rene, dia bukan khayalan gue, gue yakin" lirihnya

Tiba-tiba Jisoo tergelatak pingsan

"JISOO" Seru semua orang

....

Jisoo masih terbaring di ruang UKS, semua temennya nunggu dia di luar,

Mereka lagi diskusi soal yang terjadi sama Jisoo

"Jen lo bener gak pernah deket sama Jisoo" celetuk Seulgi

Dia cuma ngerasa aneh aja karna cerita Jisoo kaya gak ada unsur kebohongan di dalamnya, kaya itu nyata terjadi sama dia

Jenna puter bola mata malas karna untuk kesekian kalinya dia dapat pertanyaan itu

"gue bahkan gak pernah ngobrol sama dia lebih dari lima kata, kalian tau itu" alibinya

Sebagian mereka mengangguk

"Terus yang selama ini sama Jisoo siapa ?" tanya Lisa memecah keheningan

Jenna angkat bahu pertanda gak tahu "yang pasti bukan gue"

"Iya gak mugkin satu orang, di tempat berbeda pada waktu yang sama kan" ungkap Wendy

"Jadi itu mahluk halus gitu" ragu Rose

Tiba tiba mereka merasa merinding

"Stt udah lah jangan kita bahas dulu, gue pusing, gue takut papa marah karna biarin Jisoo sampai pingsan gini"

"Tenang Rene bukan salah lo kok, nanti kalo papa lo marah kita mau kok jadi saksi" ucap Seulgi

Mereka ngangguk serempak

....

Jisoo masih belum sadar, tiba tiba ada yang megang tangan dia ngelus lembut pake jempolnya

"Maafin aku, jangan sakit, kamu harus baik-baik aja" lirihnya

Jisoo kaya bisa merasakan sentuhan lembutnya matanya perlahan terbuka

Melihat ke kiri Jisoo liat orang yang dari tadi dia perdebatkan

Jennie yang genggam tangan Jisoo senyum lembut menatap Jisoo

Seketika Jisoo nangis tersedu sedu airmata keluar gitu aja basahin pelipisnya "kamu nyata kan ?" tanyanya mendesak

"Ma-maaf" ujar orang itu dengan suara yang tercekat

Jisoo geleng masih terisak "kamu itu nyata Jennie" kekeh Jisoo "sentuhan kamu nyata, wujud kamu nyata terus kenapa kamu minta maaf"

"Maaf karna kamu gak bisa ngenalin aku sama semua orang, maaf karna kita cuma bisa sembunyi-sembunyi karna aku-aku gak nyata adanya"

"BOHONG" sentak Jisoo

Jennie yang takut suara Jisoo bisa ngundang temen temennya masuk mencoba menarik diri dari genggaman Jisoo, tapi Jisoo dengan erat mempertahankannya

"Jangan pergi" lirihnya dia udah berdiri meluk Jennie dari belakang

bener aja temen temen Jisoo masuk mereka bingung karna posisi Jisoo yang cukup canggung seolah meluk seseorang

"Ji" panggil Irene

"Kalian liat, ini Jennie" Jisoo dengan ceria ngenalin Jennie sama mereka

"Jen-Jennie tapi gak ada siapa-siapa Ji," ucap irene bingung

Jisoo yang tersenyum, seketika senyumnya mudar "ini-ini Jennie" Jisoo ngarahin tangannya seolah memperkenalkan seseorang ke mereka tapi yang mereka liat Jisoo cuma ngarahin tangannya kearah angin kosong

Jennie udah geleng dengan mata berkaca

"Ini tangannya" Jisoo megang tangan Jennie dan dia arahin ke mereka tapi mereka makin menatap bingung Jisoo

Jennie masih geleng "stop Jis, please" mohonnya

Tapi Jisoo gak gubris dia masih nyoba nunjukin keberadaan Jennie ke mereka "ini badannya, tingginya sama kaya gue, pipinya gembil, matanya tajam kaya kucing" Jisoo terus deskripsiin gimana Jennie di mata dia

Tapi mereka gak ada satu pun yang nanggepin dia

"KENAPA KALIAN GAK ADA YANG BISA LIAT DIA" teriak Jisoo frustasi

"Ji lo tenang yah" ucap Irene mulai deketin Jisoo

"Dia disini Rene, dia disamping gue" lirih Jisoo terjatuh lemah

Jennie udah nangis keras liat keadaan Jisoo yang putus asa, "maaf seberapa besar aku berusaha pun kita gak bisa kasih tau seluruh dunia apa yang kita punya apa yang kita rasa" sendunya

Jisoo semakin menangis di pelukan Irene

Lalu pintu terbuka munculah Jenna membawa sebuah benda, matanya tertuju pada ruang kosong sebelah Jisoo seolah dia sedang menatap seseorang

....

Jisoo kembali terbaring di ranjang UKS

"Lo udah bilang penjaga sekolah kan kita masih disini" ucap Seulgi

Jenna ngangguk, "ada yang mau gue omongin juga" ucapnya

"Apa ?" tanya Lisa

"Nunggu Jisoo bangun deh, ini ada kaitannya sama dia"

Mereka ngangguk

Mereka sekarang nungguin Jisoo didalam karna kalau diluar mereka takut hal kaya tadi terjadi lagi

"Ehh Jisoo bangun tuh" seru Joy yang melihat pergerakan Jisoo

Jisoo terbangun "Jennie" gumamnya masih setengah sadar

"Ji" Irene ngusap kepala Jisoo pelan

Mereka menatap kasihan kearah Jisoo

Mata Jisoo mulai terbuka, perlahan dia duduk dibantu Irene, Jisoo menatap Jenna tapi dia tahu itu bukan Jennie kepalanya menunduk perlahan

Rasa sesak di dadanya kembali datang

"Dia mirip banget gue kan" celetuk Jenna

Jisoo langsung mendongkak kearah Jenna

Jisoo ngangguk cepet "lo-lo liat ?" parau Jisoo

Jenna senyum ngangguk "iya"

Yang lain langsung pada liat kearah Jenna minta penjelasan dia

"Gue gak tau tapi gue bisa liat dia, gue juga punya informasi buat lo" Jenna melangkah maju duduk disamping Jisoo menghadap ke arah Jisoo

"Dulu pas gue baru masuk sekolah ini penjaga sekolah pernah manggil gue dengan nama Jennie" cerita Jenna "dan gue baru inget tadi pas nemuin beliau, jadi gue nanya nanya sama beliau dan bener aja dia tahu soal anak yang namanya Jennie, dia pernah sekolah disini" Jenna ngasih buku daftar siswa yang sedari tadi dia pegang "dia bilang itu sekitar tahun 95 an, jadi gue mutusin buat nyari ke Ruang Arsip dan gue nemuin ini"

Jenna ngasih tunjuk foto hitam putih siswi yang mirip dia dengan nama Jennira, Jisoo tertegun melihat foto Jennie

Mereka terdiam bingung, "jadi ini Jennie yang Jisoo maksud" ucap Rose

Jenna ngangguk

"Emang sih mirip banget sama Jenna" celetuk Lisa

Mereka nggangguk setuju

"Bukan cuma itu" Jenna buka halaman demi halaman lalu dia berhenti, dia nunjuk seorang siswi di foto itu

Mereka terkejut sampai menutup mulut "i-ini" Irene alihin pandangannya ke Jisoo yang masih menatap lekat foto itu

Jenna ngangguk "ya Jisoo di masa lalu tepatnya tahun 95, kalian liat ini" dia nunjuk foto siswa bernama Jae

"Zayn" ucap Rose agak keras, lagi-lagi Jenna ngangguk

"Ah ini yang bikin gue takjub" dia kembali membalik halaman sampai dia nemuin foto siswi dengan nama Siska

"Waw" mereka gak tau harus ngomong apa

Wendy si pintar mencoba merunut kejadian ini "Kalo mereka bereinkarnasi, kenapa Jennie tetep ada sementara lo juga ada ? harusnya Jennie gak ada dong kan udah ada lo" logika wendy

Mereka mengangguk setuju

Jisoo juga natap ke arah Jenna "ya karna gue bukan Jennie dimasa lalu" terang Jenna

Alis mereka bertaut bingung

"Bukan Jennie gimana jelas jelas kalian mirip" ucap seulgi

Jenna lalu ngambil satu buku lagi buku angkatan 96, dia buka lalu nunjukin foto seseorang dengan nama Jennara

"ini lo ?" Tanya Irene

"Iya dulu gue kembaran Jennie karna tanggal lahir kita sama, tapi di situ ada keterangan Jenara cuti satu tahun karna harus berobat, itu kenapa Jenara dan Jenira gak sekelas" jelas Jenna

"Pantes lo bisa liat dia karna kalian punya koneksi" celetuk Irene

"mungkin" jawab Jenna

"Gue jadi penasaran gue reikarnasi dari siapa yah" celetuk Lisa

"Tampang tampang mesum kaya lo paling reinkarnasi dari tukang jualan cd bokep" canda Rose

"Sialan" ucap Lisa gak terima

Mereka ketawa

"Tapi kenapa Jennie gak bereinkarnasi ?" tanya Jisoo

"Kalo itu gue gak tahu mungkin lo bisa tanya dia nanti" jawab Jena bijak

Udah 3 hari ini Jisoo gak bisa nemuin Jennie padahal setiap jam istirahat dia pergi ke Taman belakang gudang

"Aku kangen kamu" ucap Jisoo natap bunga-bunga yang semakin layu "apa kamu udah pergi" paraunya kenapa aku gak bisa nemuin kamu dimana pun Jennie, jangan bikin aku takut, please temuin aku walau cuma sekali jangan ngilang gitu aja" ungkapnya

Jisoo yang udah putus asa beranjak dari sana

Dia berbalik buat pergi tapi baru satu langkah dia terdiam mencium wangi yang familiar

"Jisoo" panggil seseorang benar aja, itu suara orang yang punya wangi ini

Jisoo langsung berbalik dia senyum tapi matanya menatap sedih Jennie "akhirnya" parau Jisoo

Jennie senyum dengan bibir pucatnya, mereka saling berlari menghampiri masing masing saling memeluk erat "maaf" ucap Jennie

Jisoo cuma bisa ngangguk karna dia gak kuasa berucap satu kata pun

Mereka duduk sambil begandengan tangan menatap bunga-bunga itu

"Jadi kamu udah tahu siapa aku" ucapan Jennie menyadarkan Jisoo yang lagi termenung merasakan tangan Jennie yang begitu dingin, lebih dingin dari biasanya

Jisoo ngangguk "Jennira" sebutnya "kita pernah ada di zona waktu yang sama" pas Jisoo mau sebut tahunnya Jennie menyelanya

"1995" sela Jennie

"Jadi apa pernah terjadi sesuatu juga antara kita dulu ?" tanya Jisoo

"Banyak" mula Jennie "kamu sama aku dulu dekat, kita punya perasaan yang sama seperti sekarang" Jennie menatap mata Jisoo "tapi kita gak pernah memperlihatkannya, karna kita terlalu takut menghadapi dunia waktu itu, tapi apa yang kita jaga akhirnya ada orang lain yang mengetahui, tepatnya cuma tau kamu yang menyimpang, dan aku-" mata Jennie udah berkaca "ninggalin kamu" ucapnya parau "aku acuhin kamu, maaf karna terlalu pengecut" ucap Jennie penuh penyesalan "harusnya aku bisa berdiri disamping kamu" Jennie terus nangis "genggam tangan kamu, bukannya ngebiarin kamu hadapin semua sendiri," hati Jisoo seakan tersayat, dia kaya bisa merasakan perasaan itu "kamu pasti ketakutan saat itu, tapi dengan egoisnya aku biarin kamu berdiri di masa tergelap itu" Jennie udah sesegukan begitu pun Jisoo "bahkan sampai kamu gak ada di dunia ini,,,, Maafin aku Jisoo, maafin aku, maaf" Jennie terus minta maaf sambil mencium tangan Jisoo seakan dia meminta ampunan

Dan Jisoo cuma bisa nangis sesegukan

"Jennie" Jisoo coba berhentiin Jennie yang terus minta maaf "aku yakin baik Jisoo yang dulu pun pasti selalu maafin kamu, udah yah"

"aku gak akan bisa maafin diri aku sendiri, salah aku begitu besar sama kamu"

"kamu harus belajar maafin diri kamu, itu juga pasti yang di mau Jisoo dulu"

Jennie tertegun karna yang di bilang Jisoo benar,

Jisoo genggam tangan Jennie tapi dia malah nemuin luka sayatan di nadi Jennie, hatinya mencelos karna dia yakin itu cara Jennie mengakhiri hidupnya sendiri

Jisoo nangis dengan dahi yang menempel di bekas luka Jennie, Jennie yang sadar tersenyum sendu "maaf aku gak bisa nepatin janji aku buat nerusin hidup dan bahagia, dan memilih nyusul kamu berharap kita ketemu di kehidupan selanjutnya" Jisoo makin sesegukan mendengar penjelasan Jennie

"tapi aku terjebak disini sebagai arwah, mungkin tuhan pengen aku ketemu kamu sebagai Jennie dengan penyesalan yang sama dan meminta maaf dari kamu" jelas Jennie

Jennie megang kedua pipi Jisoo ngangkat padangannya tatapan mata mereka bertemu rasa sakit, penyesalan, rasa bersalah, saling menyayangi terpancar dari mata keduanya

"Sekarang waktunya aku pergi," ujar Jennie

Jisoo menggeleng

"hati aku udah lega, penyesalan aku udah berkurang, setelah mendengar kamu maafin aku, aku sangat sangat menyayangi kamu,, semoga di kehidupan selanjutnya rasa ini gak akan hilang dan kita di pertemukan lagi"

Jennie narik wajah Jisoo mendekat lalu nyatuin bibir mereka, mereka menutup mata saling memagut bibir dengan lembut

Perlahan bayangan Jennie memudar dan menghilang

Sampai Jisoo gak ngerasa apa-apa lagi, matanya masih tertutup dia terlalu takut membuka mata, dia kembali nangis tanpa membuka matanya

....

"Ji", panggil Irene

Jisoo yang lagi ngelamun tersentak, "ah iya kenapa Rene"

Hmm Irene menghela nafas, "udah dong Ji biarin dia tenang di sana"

Jisoo tertunduk "gue cuma kangen dia Rene"

"Kangen boleh tapi jangan sampai lo stuck gini dong,"

Jisoo ngangguk, gak lama temen temen mereka datang,

"Yuk" ucap Lisa

Mereka rencananya bakal pergi liburan ke pantai buat menghibur Jisoo, mereka udah tahu cerita Jennie dari Jisoo kalo Jennie udah menghilang

"Udah siap semua kan ?" Tanya Jenna ke Jisoo

Jenna juga jadi lebih lembut dan gak kasar lagi sama Jisoo,

Jisoo senyum lalu ngangguk sekali

Pas Jisoo mau masuk mobil Irene, dari kejauhan dia liat kereta dorong Bayi yang meluncur sendiri, dan ibu ibu di belakang mengejar sambil teriak teriak

Jisoo noleh di persimpangan ada sebuah truk besar melaju kencang

Jantung nya berdebar, reflek dia lari, temen-temen mereka yang gak tahu ada kejadian itu bingung menatap Jisoo

Sedetik kemudian mata mereka melebar

"Jisoo" teriak mereka serempak

Dan si Ibu yang udah berhenti mengejar, dia terdiam karna shock melihat Truk yang hampir menyambar kereta Bayinya

Jisoo masih berlari, sampai dia berhasil menangkap kereta bayi itu lalu mendorongnya menjauh

Tapi naas dia harus tertabrak sampai badannya terpental dan berguling beberapa kali

Jisoo terbatuk mengeluarkan darah, darah segar menggenang di belakang kepala Jisoo

Mereka langsung lari ke arah Jisoo, beberapa pengemudi bahkan turun ikut membantu,

"Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya" batin Jisoo

....

Tahun 2021

Di sebuah pusat perbelanjaan seorang Ibu muda sedang menggandeng tangan anak perempuan sekitar 3 tahun

Mereka berdiri menunggu lift terbuka

Gak lama Hp si Ibu muda berdering sambil tetep memegang tangan anaknya dia berusaha mencari Hpnya di kantong tas

"Bentar Ji, Bunda Susah nyari Hpnya nih" ucapnya karna Si anak begerak random seperti tidak sabar menunggu lift terbuka

Setelah ketemu dia menerima panggilan itu,

"Ya selamat siang"

"Iya saya Irina"

Percakapan telp itu tetap berlanjut

Sementara di dalam lift, ada Ibu Ayah dan anak perempuan di gendongan sang Ayah

"Nanti Jennie kamu pegangin yah, jangan di lepas dia suka lari-lari" wanti Si ibu

"Iya,," balas si Ayah yang udah siap nurunin Jennie, karna mereka akan segera sampai di lantai lift tujuannya

Pintu lift terbuka, Jennie yang lepas dari genggaman si Ayah langsung berlari dan menabrak si anak perempuan di depannya

"Ya ampun Jennie" jerit Si ibu kaget, "Tio aku kan udah bilang pegangin"

"Ya maaf, tadi gak ke tahan Hanna"

Si Ayah udah jongkok bantuin berdiri anaknya dan anak yang di tabrak Jennie

"Jisoo sayang kamu gak papa ?" Tanya Irina cemas

Anak yang di panggil Jisoo hanya ngangguk

"Aduh maaf yah nak,, kamu gak papa kan ?" tanya Tio

"Iya, Ji kuwat" celoteh nya

Tio yang merasa gemas mengusak lembut rambut Jisoo

"Maaf yah jeng" ucap Hanna gak enak

Irina senyum "gak papa namanya juga anak-anak"

"Jennie minta maaf sayang" ucap Hanna

"Maaf" cicitnya di belakang kaki Hanna

Irina lalu menoleh ke arah Jennie "iya gak papa anak manis, lain kali hati hati yah, nanti kamu terluka"

Tanpa para orang tua sadari anak-anak mereka masih saling menatap dengan tatapan polos

Jisoo sama Irina udah masuk Lift

Sementara Jennie di gendong Tio, takut lari-lari lagi

Jennie masih liat ke belakang ke arah Jisoo, mereka lalu tersenyum ke arah masing-masing

Sekian 🦖🦖🦖

Continue Reading

You'll Also Like

832K 9.8K 63
cerita singkat
389K 25.2K 31
"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama...
883K 7.1K 24
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
68.6K 6.3K 37
"Jangan harap saya bisa sayang sama kamu, Christy." Ucap chika dan pergi meninggalkan Christy sendirian, di tengah hujan deras. "Tuhan, aku iri deng...