TAEYONGIE - JAEYONG

By ppeachrose

980K 99.4K 9.4K

BXB || JAEYONG || MPREG "Hei! apa yang kau lakukan?! kau mau telanjang dipinggir jalan?!" - Jaehyun. πŸ₯‡#1- ta... More

1. ☁️
2. ☁️
3. ☁️
4. ☁️
5. ☁️
6. ☁️
7. ☁️
8. ☁️
9. ☁️
10. ☁️
11. β˜€οΈ
12. β˜€οΈ
14. β˜€οΈ
15. β˜€οΈ
16. β˜€οΈ
17. β˜€οΈ
18. β˜€οΈ
19. β˜€οΈ
20. β˜€οΈ
21. πŸͺ (repost)
22. πŸͺ
23. πŸͺ
24. πŸͺ (πŸ”ž)
25. πŸͺ (πŸ”ž)
26. πŸͺ (πŸ”ž)
27. πŸͺ
28. πŸͺ
29. πŸͺ
30. πŸͺ
31. πŸŒ™
32. πŸŒ™
33. πŸŒ™
34. πŸŒ™ (πŸ”ž)
35. πŸŒ™ (πŸ”ž)
36. πŸŒ™
37. πŸŒ™
38. πŸŒ™
39. πŸŒ™
40. πŸŒ™
41. 🀍 (End)
42.🀍 (Bonchap 1/2πŸ”ž)
43.🀍 (Bonchap 2/2)

13. β˜€οΈ

21.8K 2.6K 327
By ppeachrose

JAEHYUN keluar dari mobilnya, merapikan sedikit jasnya dan juga dasinya yang sedikit miring. Jaehyun memutari bagian depan mobil dan berdiri disamping pintu penumpang, menunggu seseorang keluar dari sana. Menunggu beberapa saat membuat Jaehyun menyerngit, pintu mobil disampingnya masih tertutup rapat, tidak ada tanda-tanda akan terbuka.

Jaehyun akhirnya membuka pintu itu, takut saja jika seseorang didalamnya pingsan, namun saat pintu mobil itu terbuka hal yang dia lihat adalah wajah memelas dengan bibir yang mencebik. Sepertinya sedang kesal, tapi malah terlihat lucu. Jaehyun tidak tahu, apa yang membuat anak itu terlihat seperti ini.

"Kenapa tidak keluar?" Jaehyun bertanya.

"Aku menunggumu membukakan pintu." Wajah Taeyong terlihat kesal.

Jaehyun mendengus, "Cepat keluar."

Taeyong mengulurkan tangannya, tentu saja membuat Jaehyun tidak mengerti.

"Ayo, bantu aku keluar!"

Jaehyun akhirnya meraih tangan itu, menggenggamnya dan membantunya untuk berdiri. Entah, karena Taeyong yang tidak hati-hati atau Jaehyun yang tidak bisa diandalkan, kepala Taeyong membentur atap mobil hingga terdengar bunyi duk yang Jaehyun yakin sakitnya juga tidak main-main karena benturannya lumayan keras. Bukannya mengusap kepala Taeyong, Jaehyun malah tertawa melihatnya.

"Kau menertawakan ku?!"

Jaehyun membekap mulut Taeyong cepat, karena berteriak nyaring membuat beberapa tamu yang baru saja datang menatap pada mereka.

"Jangan berteriak." Bisik Jaehyun.

Brak!

Taeyong menutup pintu mobil dengan kasar.

Meski sedang marah, Taeyong tetap menggandeng lengan Jaehyun seperti pasangan kekasih. Jaehyun mencoba melepaskan kaitan tangan Taeyong pada lengannya tapi tidak bisa.

"Taeyong, kau harus ingat peraturan yang kita sepakati."

"Tentu saja aku ingat. Peraturannya adalah, tidak boleh terlalu banyak bicara hanya menjawab jika ada yang bertanya, bersikap tenang tidak boleh bertingkah konyol, tidak boleh jauh dari jangkauan mu, jangan aneh-aneh, menuruti ucapanmu tanpa merengek untuk menolak, tidak boleh berkedip —"

"Aku tidak mengatakan itu." Potong Jaehyun, mana mungkin Jaehyun melarang seseorang untuk berkedip.

Taeyong terkekeh, "jadi, aku boleh berkedip?"

"Tentu saja."

Taeyong tersenyum, dan mengedipkan matanya dengan cepat.
Jaehyun mendatarkan wajahnya, berjalan cepat membuat Taeyong terkejut dan sedikit terseret karena tangannya masih mengapit dilengan Jaehyun.

Saat masuk pada ballroom hotel, keduanya disambut dengan ramai nya acara, ruangan megah ini ditata sedemikian rupa untuk meriahkan pesta. Mereka juga mengundang artis terkenal untuk mengisi acara. Jaehyun pikir hanya pesta biasa, nyatanya ada banyak tamu undangan disini.

Jaehyun tersenyum ramah saat pandangan nya bertemu dengan Tuan Park, langkahnya menghampiri pria paruh baya itu.

Jaehyun menyapa dan menjabat tangan Tuan Park dengan sopan.

"Kau membawa seseorang Tuan Jung?" Tanya Tuan Park lalu melirik ke arah Taeyong.

"Ya, perkenalkan dia Lee Taeyong." Jawab Jaehyun dan tersenyum, membiarkan Taeyong menjabat tangan Tuan Park.

"Anda sangat tampan Tuan." Puji Taeyong dengan terang-terangan, membuat Tuan Park terkekeh mendengarnya.

"Jangan merayuku anak muda." Kekeh Tuan Park, dan menggelengkan kepalanya.

Jaehyun hanya tersenyum canggung. Bukankah Jaehyun sudah katakan untuk diam saja, dan berbicara jika sedang ditanya?!

Setelah beberapa menit, Taeyong berdiri dengan bosan mendengar Jaehyun berbicara dengan pria tua lainnya, ia juga lelah karena berdiri terus sementara Jaehyun sepertinya pria tampan itu melupakannya.

Taeyong mengedarkan pandangannya, melihat ke berbagai sisi yang terdapat meja panjang dengan banyaknya makanan. Taeyong menarik pelan ujung jas milik Jaehyun untuk mendapat perhatian dari pria tampan itu.

"Jaehyun, aku ingin mengambil minum disitu." Taeyong menunjuk bagian meja yang terisi berbagai jenis minuman.

Jaehyun mengikuti arah kemana Taeyong menunjuk, Jaehyun mengangguk pelan mengizinkan. Saat ia menoleh kembali untuk melihat Taeyong, anak itu justru berlari kecil berlawanan arah dengan yang ditunjuk nya tadi, ia pergi kebagian meja yang menyediakan berbagai macam kue dan juga ice cream. Jaehyun menghela nafas lelah.

Taeyong menatap berbinar pada barisan kue didepannya. Ia mengambil beberapa piring kecil yang disediakan lalu mengisinya dengan macam-macam kue dengan penuh, membuat dua perempuan yang menjaga makanan hanya bisa saling pandang, membiarkan Taeyong mengambil sepuasnya, mereka juga tersenyum ramah saat Taeyong menatap keduanya, sementara Taeyong tidak membalas senyuman itu, ia sibuk kembali memilih makanan.

Setelah merasa cukup dengan kedua tangan yang sudah penuh, Taeyong mencoba mencari meja yang kosong, kebanyakan sudah terisi, namun matanya kembali berbinar saat melihat satu meja dengan kursi yang masih kosong, walaupun ada perempuan disana, tapi tidak masalah lagipula perempuan itu terlihat sendirian.

Taeyong menghampirinya dan berdehem pelan membuat perempuan itu mendongak dengan pandangan yang terlihat tajam dan tegas.

"Bolehkah aku duduk disini? Meja lainnya sudah penuh."

Perempuan itu melihat sekelilingnya, dan benar saja semua meja terlihat penuh dengan makin banyaknya tamu yang berdatangan.

Perempuan itu mengangguk singkat mempersilahkan Taeyong untuk duduk. Dia harus rela menggeser beberapa bekas botol wine yang baru saja ia minum karena meja bulat itu terlihat penuh dengan makanan yang Taeyong bawa.

Taeyong meringis pelan, "Maaf."

Perempuan itu hanya berdehem singkat dan tersenyum tipis.

"Kau mau? Ambil saja satu, tidak boleh banyak, kau bisa mengambilnya sendiri jika mau." Tawar Taeyong dengan cengiran lebarnya.

"Aku tidak suka makanan manis." Jawab perempuan itu, dan menenggak kembali wine yang baru saja ia tuang pada gelas kecil.

Taeyong mengangguk mengerti, "siapa namamu? Kita belum berkenalan." Tanya Taeyong dengan mulut yang sudah sibuk mengunyah.

"Yeji." Jawab nya singkat.

"Aku Taeyong."

Tidak ada percakapan lagi, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Taeyong menoleh dan melihat Jaehyun yang kini sedang bercengkrama dengan seorang wanita dengan dress putih terlihat begitu mencolok, keduanya seperti nya membicarakan hal yang menyenangkan hingga membuat pria tampan itu tertawa.

Taeyong menatap Jaehyun terlalu lama membuat Yeji menyadarinya.

"Jung Jaehyun. Kenapa melihat nya seperti itu?" Celetuk Yeji, membuat Taeyong menoleh padanya.

"Kau mengenalnya?"

"Siapa yang tidak tahu pria itu? Semua orang mengenalnya."

"Aku datang bersamanya."

"Tapi, sepertinya dia sibuk dengan orang lain." Ucap Yeji.

Taeyong hanya mengangguk, dan kembali melanjutkan makannya.

"Minum?" Tanya Yeji, dan menawarkan satu gelas wine yang diterima Taeyong dengan gelengan.

"Kenapa?"

"Aku tidak suka wine, karena rasanya asin." Jawab Taeyong.

Yeji terkekeh kecil mendengarnya, "kau pikir ini oralit, huh?"

Kemudian terdengar kekehan keduanya. Tampak cukup akrab untuk seukuran orang yang baru kenal beberapa menit.

"Kau lihat pasangan yang sebelah sana?" Taeyong menunjuk salah satu meja yang berisi dua orang pasangan yang sepertinya suam istri. Yeji mengikuti arah pandang Taeyong.

"Bukankah terlihat aneh? Bagaimana bisa istrinya terlihat muda dan cantik seperti itu, sementara suaminya sudah terlihat tua. Aku yakin pasti perempuan itu mau menerima laki-laki tambun itu hanya untuk hartanya."

Yeji menatap Taeyong dengan datar, "mereka orang tuaku. Aku berada disini karena mereka mengajakku."

Taeyong terlihat terkejut, dan memukul pelan mulutnya yang selalu berbicara sembarangan.

"Ibuku memang lebih muda dari ayahku. Jarak umur terpaut dua puluh tahun, tapi aku tahu jika keduanya saling menyayangi."

Taeyong hanya meringis, "pantas saja kau terlihat cantik, menurun dari ibumu."

Yeji menyeringai kecil, "aku sungguh terkesan dengan pujianmu." Sarkasnya.

Untung saja Yeji bukanlah tipe orang yang gampang mengambil hati, omongan Taeyong hanya ia anggap angin lalu seperti tidak terjadi apa-apa.

Beberapa menit mereka habiskan untuk sekedar berbincang ringan. Yeji terlihat cukup kuat untuk menerima toleransi pada minuman alkohol, ia sudah minum beberapa gelas tapi tetap terlihat baik-baik saja.

Setelah menghabiskan semua makanan nya dimeja, Taeyong berdiri mengambil satu gelas minum dan duduk kembali pada tempatnya. Saat melihat Jaehyun yang sepertinya hendak menghampiri nya dan mencoba menerobos kerumunan tamu dengan cepat Taeyong menghabiskan minumnya dalam satu tenggak lalu mengganti isinya dengan menuang wine yang tersisa pada botol.

Yeji yang melihatnya tentu saja bingung, ia mengerutkan keningnya dan menoleh kesebrang bisa dia lihat Jaehyun tengah berjalan kearah mejanya atau lebih tepatnya untuk menghampiri pria cantik yang duduk didepannya. Ketika dia menoleh lagi menatap Taeyong, pria itu memijit pelipisnya, berlagak seperti orang yang sedang mabuk. Yeji mengangkat sebelah alisnya heran.

Jaehyun berdehem pelan, menarik perhatian Yeji untuk mendongak kearah nya dengan wajah datar.

"Apakah dia mabuk?" Jaehyun bertanya langsung tanpa berbasa-basi setelah melihat satu gelas berisi wine didekat Taeyong.

Yeji mendesis pelan, "kurasa tidak."

Namun, Yeji mendapat tendangan kecil pada kakinya dibawah meja yang tentu saja Taeyong lah pelakunya. Bisa Yeji lihat, Taeyong sedang memolototinya dibalik wajahnya yang tertutup sebelah tangan karena pria itu menopang kepalanya.

Yeji mendengus, menyandarkan bahunya pada punggung kursi, lalu melipat kedua tangannya didepan dada.

"Aku tidak tahu pasti, tapi dia menghabiskan dua botol wine bersamaku." Jawab Yeji tanpa mengalihkan pandangannya pada Taeyong. Sepertinya, mengobrol hampir sejam lebih bersama Taeyong mampu membuat Yeji tahu tabiat Taeyong dan paham dengan rencana yang pria itu buat.

Jaehyun terkejut, tapi langsung digantikan dengan decakan kesal. Jaehyun meraih bahu Taeyong, membuat Taeyong mendongak dengan cengiran namun dengan mata yang ia buat sesayu mungkin.

Saat Jaehyun menepuk pipinya, Taeyong malah jatuh pingsan yang tentu saja hanya akal-akalan nya.

"Menyusahkan." Gumam Jaehyun pelan.

Taeyong membayangkan jika Jaehyun akan menggendongnya seperti pengantin, tapi ternyata itu hanyalah ekpektasi nya saja yang berlebihan, nyatanya Jaehyun malah mengangkat tubuhnya dan menggendongnya seperti karung beras.

Taeyong ingin muntah saja rasanya, ketika perut kenyangnya yang berisi makanan manis tertekan pada bahu Jaehyun. Ia ingin berteriak tapi dirinya masih dalam masa 'mari pura-pura pingsan.'

Lagipula, kenapa juga Jaehyun malah menggendongnya seperti karung beras ditempat umum dan ramai seperti ini? Memalukan!

Sementara Yeji dengan susah payah, menahan gelak tawanya.

"Apa mereka berpacaran?" Gumam Yeji pelan. "Tapi, bukankah dulu Jaehyun sudah memiliki tunangan?" Yeji mengendikan bahunya acuh. Ia bukan perempuan yang suka mengikut campur urusan orang lain.

🌷

Taeyong keluar dari mobil Jaehyun dengan sempoyongan, berlaku seolah-olah ia mabuk sungguhan. Taeyong terbangun dari pingsan pura-pura nya yang sekalian tidur, karena Jaehyun mengapit lubang hidung nya, membuat nya kesulitan bernafas dan akhirnya terbangun dengan wajah terkejut.

Taeyong membuka pintu rumah nya, dan menoleh kebelakang cukup terkejut karena wajahnya menabrak dada bidang Jaehyun.

"Kau bisa ke kamar mu sendiri?" Jaehyun bertanya, yang sepertinya tertipu dengan gelagat Taeyong.

Mana mungkin Taeyong mabuk jika dia hanya minum satu gelas jus jeruk?

Taeyong menggeleng lemah.

Jaehyun menghela nafas, berniat menuntun Taeyong masuk, namun berhenti saat Taeyong menahan lengannya.

"Aku ingin menagih janjimu dulu." Ucap Taeyong.

"Janji apa?"

"Kau bilang padaku, jika kau ingin mempertemukan ku dengan Jisoo lagi. Tapi sampai sekarang aku belum bertemu dengan nya." Jelas Taeyong dengan lantang, lupa jika dia sedang mabuk.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu, jika aku akan berbohong?"

"Huh?" Taeyong mengerjapkan matanya. "Kau mau kucium?" Ucap Taeyong begitu pelan, nyaris hanya bisikan yang tidak mampu didengar dengan baik.

Jujur saja, dia hanya bercanda waktu itu, jika Jaehyun tidak bisa membuatnya bertemu dengan Jisoo lalu berbohong dan dia akan menciumnya. Jaehyun tidak perlu menanggapi omong kosongnya!

Jaehyun mengusap sisi kepala Taeyong dengan lembut.

"Taeyong, aku..." Jaehyun memperhatikan setiap rupa dari wajah Taeyong, mulai dari mata, hidung, pipi yang merona dengan gemas, Jaehyun juga baru menyadari jika Taeyong memiliki bekas luka yang mirip seperti kelopak mawar didekat matanya dan terakhir bibir tipis merah muda yang selalu saja berbicara asal tanpa pikir akibatnya.

Usapan Jaehyun pada kepala Taeyong turun hingga ke tengkuk. Jaehyun merunduk, menarik Taeyong lebih dekat dengannya hingga belah bibir keduanya menempel tidak ada jarak.

Binar mata Taeyong membulat lucu, ketika merasakan tekstur lembut bibir Jaehyun benar-benar menempel padanya tanpa bisa dicegah.

Jaehyun memiringkan kepalanya, menggerakkan bibirnya dengan pelan, bisa dia lihat Taeyong yang mulai memejamkan matanya, dengan begitu ia pun menutup kelopak matanya. Ia mulai melumat bibir atas dan bawah secara bergantian walaupun tidak ada balasan sedikit pun dari Taeyong. Namun, tahu Taeyong yang hanya diam tanpa perlawanan membuatnya sadar jika Taeyong menerimanya dengan baik.

Jaehyun menyudahi ciumannya, mengusap pelan bibir bengkak milik Taeyong dengan ibu jarinya.

Nafas Taeyong terengah, meraup oksigen dengan buru-buru. Jantung nya berdegup tak karuan, mengepalkan kedua tangannya sebagai pengalihan dari rasa gugupnya.

"Tidak ada bau alkohol pada tubuhmu, kau tidak mabuk."

Setelah mengatakan itu, Jaehyun berbalik meninggalkan Taeyong yang masih berdiri kaku didepan pintu. Taeyong tidak tahu, apakah Jaehyun sedang marah atau tidak saat pria itu tahu ia sedang berbohong, karena Jaehyun berbicara tanpa ekspresi yang bisa dia baca.

Sebelum Jaehyun benar-benar melajukan mobilnya, ia membuka kaca pintu mobilnya dengan sedikit berteriak pada Taeyong.

"Kau manis, Taeyong."

Dan Taeyong rasa, tidak ada pemikiran buruk yang perlu ditakutkan ketika melihat pria tampan itu tersenyum tipis padanya.

🌷

To be continue..




Terimakasih, dan sampai jumpa 🤍🤍




Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 563 16
"Hah untung aja kabur,kalau enggak udah ada bini dah gw" "Woi ngapain lu narik gw bego" "Lah lu kok ikut gw,apa jangan jangan lu stalker lagi" "Woi m...
3.8M 420K 33
[Romance] Taeyong bekerja sebagai sekretaris dan terjebak bersama seorang Bos yang sangat menyebalkan; Jung Jaehyun. β€’BXB || YAOI || GAY || HOMO. ...
1.2M 154K 36
[COMPLETE] [BAKU/NON BAKU] Jaehyun dan Tzuyu akan menikah, namun Taeyong datang, menghancurkan semuanya. - JUNG JAEHYUN X LEE TAEYONG - BOY X BOY - N...
430K 40.4K 32
Jung Taeyong yang secara tiba2 mendapat seorang adik, kisah awal Taeyong bahagia memiliki adik, namun setelah tumbuh dewasa ada keraguan didalam diri...