Kumo To Slime Desu Ga Nani Ka...

By Yooo_Dayooo

11.7K 914 1.3K

Kejadian menggemparkan dimana satu kelas di sebuah SMA di Jepang meledak dan membunuh seluruh siswa di dalamn... More

Prolog
Chapter 1: Perburuan
Chapter 2: Evolusi Lagi?
Chapter 4: Menantang Stratum Tengah
Chapter 5: Kekuatan Baru
Chapter 6: Meets Fire Dragon
Chapter 7: Administrator
Chapter 8: Pembunuh Naga
Chapter 9: Dunia Luar
Chapter 11: Mother Menginvasi Kami?!
Chapter 12: Rimuru, Kumoko vs Mother
Drop!

Chapter 10: Pertandingan Melawan Wrath

594 56 57
By Yooo_Dayooo

Rimuru POV

Kumoko:"ouh! Ouh! Kenapa mereka menyerang kita?!"

Rimuru:"wajar saja, kita monster yang keluar dari labirin terbesar.

Mana mungkin mereka tidak waspada?"

Halo, aku Rimuru Tempest. Raja Iblis Rimuru Tempest dan seorang Dewa Utama Kelima.

Saat ini, aku berada di dunia yang kujadikan tempat berlibur, bersama penduduk dunia ini, Kumoko di sebelahku.

Kami sedang dihujani berbagai serangan, dari mulai panah, hingga sihir kelas rendah. Mereka tidak memberikan kerusakan apapun pada kami, dan oleh sebab itu, ini semua tidak ada artinya.

Tapi tetap saja.... ini sangat mengganggu.

Kumoko:"manusia-manusia ini, kurasa kita perlu menahan diri agar tidak membunuh mereka."

Rimuru:"yah, terserah kau saja sih...."

Aku dan Kumoko membuat serangan sihir yang sama, yaitu tombak sihir hitam. Dengan jumlah yang kurang dari 20, kami menembakkannya ke pondasi dasar dari benteng yang mengelilingi tempat keluar labirin.

Dan hasilnya, bentengnya hancur seketika dan kami kabur dari tempat itu.

Kumoko:"bukan salahku~ bukan salahku~ bentengnya yang jatuh sendiri."

Kumoko berbicara sendiri dengan nada berpura-pura tidak bersalah.

Rimuru:"apakah diluar sana masih beres Ciel?"

Ciel:"masih baik-baik saja, tidak ada yang mencoba menginvasi dunia ini."

Itu membuatku merasa nyaman, biasanya, apabila aku meninggalkan Tempest, akan ada beberapa makhluk kuat yang mencoba mengikutiku atau bahkan mengincar Tempest.

Itu terjadi di setiap liburanku ke dunia lain, dan pada akhirnya, mereka semua dibereskan oleh Ciel.

Dan Terimakasih untuk itu, aku mendapatkan liburan yang tidak menyenangkan. Kurasa dengan Kumoko, aku bisa mengrefresh pikiranku yang penuh dengan pekerjaan.

Beberapa lama kemudian...

Kumoko:"hello, mister kupu-kupu.....jangan takut."

Apa yang dia gumamkan?

Kumoko:"aku, bukan laba-laba yang hungry loh..."

Rimuru:"sepertinya dia terlalu senang saat berhasil keluar dari tempat itu."

Ciel:"tepat sekali."

Ciel pun mengatakan itu.

Kupu-kupu yang mendekati Kumoko berpindah padaku lalu hinggap diatas kepalaku.

Kenapa di sana? Ahh, mungkinkah tubuhku yang nyaman ini juga membuat kupu-kupu ini tertarik untuk hinggap?

Ciel:"ya master, tubuh anda disukai oleh para hewan."

Kumoko:"ahh dia berpindah.

Hihi, melihatmu dengan kupu-kupu itu sangat imut."

Memang, makhluk kecil, mungil dan lembut sepertiku bersama dengan kupu-kupu yang hinggap diatas kepalaku merupakan kombinasi yang terbaik. Keimutan seekor slime dan keindahan seekor kupu-kupu.

Rimuru:"-_-...."

Aku menggoyangkan tubuhku dan membuat kupu-kupunya pergi dari kepalaku.

Rimuru:"fuhhh, rasanya kurang nyaman.

Setelah ini, apa kau mau makan? Kulihat batang kedua SP-nya mulai kosong.

Kumoko:"ah, aku lupa. Pantas saja aku merasa sangat lemas dan lapar.....*groowll...."

Rimuru:"kebetulan, ayo ke tempat yang agak sepi. Aku menyimpan tiga ikan lele raksasa hasil buruan kemarin."

Kumoko:"benarkah? Yatta! Terimakasih! Kau yang terbaik!"

Kumoko memeluk tubuhku dan melemparku ke langit lalu menangkapku kembali.

Kumoko:"Rimuru-sama tidak boleh berjalan! Aku akan membawamu ke tempat sepi! Hwahahah!"

Rimuru:"huh? Hei tunggu-"

Kumoko:"lompat!"

Kumoko melompat dan membawaku berlari dengan kecepatan tinggi.

Kecepatan ini tidak terlalu berbeda dengan biasanya, ini tidak menggangguku sama sekali.

Tapi kulihat ada asap hitam di arah kiri, dan ada keberadaan beberapa manusia disana.

Kami berdua berhenti saat mendengar suara keributan dan dentingan pedang.

Kumoko:"hm? Asap?"

Rimuru:"uhh, sepertinya ada yang membuat masalah disana."

Kumoko:"iya, ya ampun. Manusia memang seorang trouble maker yah."

Dia berkata dengan nada suara datar.

Rimuru & Ciel:"aku setuju/setuju."

Kami berdua bahkan setuju.

Yah, aku telah melihat berbagai Gigaverse yang tak terhitung jumlahnya. Dan kebanyakan dari mereka berisi dunia yang bermasalah karena manusia.

Polusi, krisis kekuatan sihir, krisis aura spiritual dan lain sebagainya, manusia-lah yang selalu menyebabkan itu semua.

Aku tidak pernah berpikir untuk melenyapkan seluruh umat manusia yang ada di setiap Gigaverse. Itu karena manusia sendiri yang merupakan bagian dari dunia yang tercipta.

Hinata-kun menciptakan Gigaverse untuk memudahkan setiap dari kami untuk mengurus Omniverse dalam satu waktu. Dan tanpa diduga, jumlahnya terus bertambah dan hukum alam mulai direkonstruksi akibat dari perbuatan Hinata-kun.

Aku tau niatnya baik, dia ingin mempermudah pekerjaan Eden dan dirinya sendiri, namun hal itu menyebabkan hukum alam yang tadinya mengelola penciptaan 'Omniverse secara berkala dalam beberapa waktu' menjadi penciptaan 'Gigaverse secara berkala dalam beberapa waktu'.

Dia masih belum bisa mengendalikan kekuatannya dengan benar. Hanya sekitar 90% dan pertambahan 1% merupakan jumlah kekuatan yang luar biasa tinggi.

Mari kembali ke waktu sekarang, Kumoko memakan semua ikan lele raksasa yang kusimpan sebagai makanan cadangan.

Dan tidak ada lagi yang tersisa di dalam perutku, Kumoko sudah menghabiskan semuanya dalam satu kali makan.

Rimuru:"serius, kemana perginya semua daging itu?"

Ciel:"tidak tau."

Cielpun bahkan tidak peduli. Ini pertanyaan konyol.

Kumoko:"oh ya Rimuru, tadi aku melihat ada kota di arah sana.

Apa kita akan berkunjung?"

Kumoko menunjuk ke arah kiri.

Hmmm....dia masih belum sadar dengan sesuatu.

Rimuru:".....lihat bagaimana fisikmu terlebih dahulu. Bisa-bisa kita yang diserang oleh pasukan disana."

Kumoko:"..ah benar....aku tidak mau dikejar-kejar oleh petualang sih..."

Rimuru:"yup, karena itu, kita perlu wujud manusia. Kalau laba-laba, mungkin namanya adalah Arachne, kalau Slime...aku tidak tau."

Ciel:"menjawab, namanya adalah Humanoid Slime."

Dia baru saja membuat ras baru di dunia ini, aku yakin dia baru saja membuat ras baru.

Ciel:"hehe."

--_--

Kumoko:"aku cari sebentar."

Selagi Kumoko mencari, aku melihat-lihat pohon evolusi yang diciptakan oleh Ciel untukku.

Dan yah, ada ras bernama Humanoid Slime, Demon Slime, Divine Slime, Anti-Spiral Slime dan Nebula Slime.

Yang paling menakutkan adalah Anti-Spiral Slime dan Nebula Slime. Aku tau bagaimana kekuatan kedua tingkat evolusinya. Dan itu benar-benar merusak keseimbangan dunia.

Jadi, aku akan memilih Humanoid Slime untukku sendiri. Tidak lain.

Kumoko:"ah ketemu-ketemu. Tubuh bagian atas manusia."

Rimuru:"hanya bagian atas?

Nampaknya perlu dilakukan beberapa penyesuaian pada tangga evolusi untuk Taratect. Apa dia bisa mendapatkan wujuda manusia sepenuhnya?"

Ciel:"ya master, individu Kumoko bisa mendapatkan tubuh manusianya secara penuh setelah mencapai tingkat evolusi tertentu."

Ohh, kalau begitu tidak ada yang perlu dipikirkan lagi. Lagipula dia akan mendapatkan tubuh manusia dalam beberapa waktu kedepan.

Kumoko:"hmm...tapi, hanya setengah yah....tapi setidaknya kita bisa masuk ke dalam kota!"

Tapi....bagaimana reaksi manusia jika mereka melihat setengah manusia dan laba-laba? Mungkin dalam dunia modern, mereka akan menganggapnya sebagai cosplay....atau tidak. Di dunia ini pasti akan dianggap sebagai makhluk aneh.

Kumoko:"karena itu....ayo kita men-uh?"

Kumoko terdiam seketika.

Itu....ada semacam transmisi pikiran yang masuk ke dalam kepalanya.

Ahhh, dari induknya yah.

Ciel:"skill pengendali kerabat yang dilakukan oleh Queen Taratect telah dinetralisir berkat peniadaan sihir sesat."

Rimuru:"counter alami.

Ada apa Kumoko?"

Kumoko:"....aku merasa..ingin kembali ke labirin. Motherku sedang marah.

Atau tidak?"

Skillnya bekerja, dan keinginannya untuk kembali ke dalam labirin lenyap seketika.

Kumoko:"ternyata berkat ini! aku bisa menghilangkan perintah dari Mother!"

Kumoko terlihat tersengat, namun seketika dia kembali normal.

Kumoko:"kukuuk....perintahmu tidak akan bisa mempengaruhiku! Tidak! Kukatakan tidak padamu!

Aku....adalah orang Jepang yang tau cara menolak! Ah, aku bukan orang lagi sekarang, tapi bodo amat!"

Rimuru:"hiraukan saja dan lanjutkan perjalanan kita."

Kumoko:"okey! Ayo!"

Kumoko berlari terlebih dahulu menyusuri hutan, dan aku mengikutinya dari belakang.

15 tahun di masa depan....

S

hun:"nii-sama...."

Cylis:"memang sangat disayangkan tentang Julius, tapi bukankah kita perlu mengumumkan sesuatu yang penting? Untung saja pahlawan yang baru ada disini sekarang.

Dan kita perlu mengirimnya ke garis depan secepat mungkin."

Leston:"Aniue, Sclain masih seorang siswa, tidak mungkin mengirimnya ke Medan perang."

Cylis:"Julius berada di Medan perang pada usia yang lebih muda lagi."

Potimas:"...pahlawan baru yah. Itu berarti, mulai kedepannya kau akan berhubungan dengan penganut agama.

Apa kau merasa terganggu?"

Shun terdiam sambil menggaruk pipinya. Dia tidak bisa menjawab 'tidak' pada perkataan Potimas.

Potimas:"kau tidak suka yah."

Shun:"eh- tidak-"

Potimas:"tidak, itu bagus.

Pemimpin Penganut agama dewa, Dustin. Dia memang terlihat seperti orang tua yang ramah dan baik, tapi jangan terlalu percaya padanya.

Atau kau akan dimanfaatkan sampai ke jiwamu lalu dibuang seperti sampah layaknya kakakmu."

Shun tergerak dan berbicara.

Shun:"huh? Apa maksudnya itu?!"

Dia bertanya dengan tergesa-gesa. Potimas hanya mengangkat bahunya lalu pergi dari ruangan rapat di kerajaan Analeit.

Aku sudah mengamati mereka dari dalam bayangan Shun. Ini hanya misi sederhana dari Ariel, aku melakukannya karena aku agak bosan di dunia iblis.

Baiklah, mari kita pindahkan diri ke tempat Katia.

Rimuru:"etto....ah disana dia."

Aku berteleportasi ke koordinat Katia dan bersembunyi di balik bayangannya.

Nampaknya semuanya berjalan dengan baik. Hugo digunakan sebagai alat dan secara tidak sadar dikendalikan.

Katia sedang sendirian dan bergumam tentang Shun. Aku tidak akan heran jika mereka berdua akhirnya menikah dan punya anak.

Tapi yah, kuharap skill pengendaliannya tidak membangkitkan gairah Hugo. Yap, mari kita berharap seperti itu.

Hugo mendobrak pintu dengan senyum sombongnya, astaga, dia seperti pemain antagonis dari sinetron-sinetron.

Dan dia masuk ke dalam. Katia waspada terhadap kedatangan Hugo.

Hugo:"Yo Katia."

Katia:"Hugo... bukankah kau sudah keluar dari akademi? Kenapa kau disini-"

Hugo:"aku punya permintaan untukmu..."

Dia berjalan mendekati Katia. Katia mengarahkan tangannya kepada Hugo. Nampaknya dia tidak akan segan menembak Hugo dengan sihir.

Katia:"mundurlah, aku tidak ingin menyakiti temanku."

Hugo:"heh, coba saja. Memangnya kau bisa apa dengan pelindung sihir yang kupunya ini?!"

Hugo memberikan Katia sihir pengendalian dari skillnya.

Tangan kanannya bersinar dengan warna ungu yang membuat Katia lengah.

Dan yah, misi selesai. Hugo berhasil mengendalikan Katia.

Rimuru:"baiklah, satu lagi di kerajaan Analeit.

Pastinya berhasil."

Hugo:"hahahhah, tunggu aku Shun."

Di tempat lain...

Shun:"h-huh? Sue....apa yang...kau lakukan?"

Shun bergetar.

Sue:"kyaaa! Nii-sama sudah...!"

Sue berteriak.

Shun terlihat gemetar. Ayahnya, Raja Analeit dibunuh di depannya dengan tembakan langsung menembus kepala.

Teriakan sontak mengundang perhatian Cylis bersama pasukannya dan dia membawa pasukannya menuju ruangan ayahnya.

Cylis:"apa yang terjadi?!"

Sue:"Nii-sama!"

Cylis melihat ayahnya yang terbunuh.

Cylis:"apa yang kau lakukan Shun?!"

Shun:"kau salah! Bukan aku yang-!"

Cylis:"kejahatan membunuh raja! Tangkap dia!"

Satu orang prajurit menangkap Shun dengan kasar.

Dia bahkan mencoba menebas Shun, namun Shun menarik pedangnya lalu menahan tebasan dari prajurit tersebut.

Sayangnya, pedang Shun terpotong oleh tebasan dari prajurit tersebut dan sontak, Shun terkena tendangan di perutnya.

Shun:"agh!"

Shun berlutut sambil memegang perutnya lalu melihat ke atas. Prajurit itu membuka helmnya.

Shun:"...Hugo..?!"

Hugo:"heheh, Yo Shun. Apa kau baik-baik saja?"

Shun:"kenapa kau melakukan ini...Cylis-nii-sama?"

Cylis:"karena aku ingin mendapatkan takhta."

Shun:"takhta? Bukankah ayah akan memilihmu?"

Cylis:"kau salah Shun. Ayah memilihmu, bukan diriku.

Bawa dia..!"

Shun dibawa pergi.

Yosh, skema hari ini sudah selesai tanpa ada gangguan, dan ini saatnya melapor.

Aku berteleportasi ke koordinat kastil iblis dan hanya menemukan Wrath ada disana sedang duduk di atas sofa dengan santainya.

Rimuru:"huh? Dimana Maoli (Maou Loli) itu?"

Wrath:"kau ini memang tidak ada rasa takut yah.

Ariel sedang pergi. Dan juga, kebetulan sekali kau muncul."

Ariel tidak ada? Kalau begitu aku akan melaporkannya nanti.

Rimuru:"kebetulan? Apa yang kau mau dariku?"

Hmmm.....dia mengingatkanku pada Guy.

Wrath:"ambil pedangmu dan bertarunglah denganku. Sudah lama aku tidak melakukan peregangan."

Rimuru:"......hm? Kau bercanda?"

Wrath:"aku tidak bercanda, kali ini aku pasti akan mengalahkanmu..."

Rimuru:"....baiklah, aku akan menggunakan ranting pohon saja."

Wrath:"lagi-lagi ranting pohon....ayolah, gunakan pedangmu untuk melawanku...!

Terakhir kali aku melawannya menggunakan ranting pohon. Dia tidak bisa membalas seranganku. Dan bahkan dia sekarat setelah melawanku.

Dia selalu mengganggu, ini tidak berguna.

Rimuru:"hahh...baiklah, kesempatan sebulan sekali sudah digunakan.

Ayo ke tempat sepi."

Aku sudah membatasi diri untuk meladeni Wrath setiap sebulan sekali. Jadi yah, setelah ini, dia tidak akan bisa menantangku lagi.

Kami berteleportasi ke hutan di dekat pinggiran kastil raja iblis.

Disini sepi, aku suka. Dan tempat ini cocok untuk dijadikan tempat persembunyian bagi kalian yang butuh tempat untuk 'aktivitas' lima jari.

Wrath dan aku berada dalam jarak 5 meter. Kami berhadapan.

Aku harus menuruti keinginannya. Bertarung menggunakan pedang itu merepotkan. Kecuali melawan Dewa dengan tubuh manusia biasa, itu baru greget.

Rimuru:"baiklah, aku akan melempar sesuatu, setelah jatuh kita mulai."

Wrath:"ohhh, lempar saja."

Dia membawa katana yang ditaruh di bahunya sambil memegang gagangnya.

Dia menggunakan pedang petir Seiryuu. Kurasa dia serius menggunakan pedangnya.

Tapi yah....menanggapinya dengan serius bukanlah hal yang baik. Aku akan mencoba menahan diri untuk menggunakan tanganku.

Wrath:"oy tunggu! Biarkan aku yang melempar!"

Rimuru:"uh? Ya...tidak masalah..."

Aku melemparkan batu kepada Wrath. Dia menangkapnya.

Ada satu masa dimana aku lelah meladeninya untuk berlatih menggunakan pedang. Aku melemparkan batunya sejauh mungkin ke luar angkasa.

Batunya tidak terjatuh dan membuat Wrath kehilangan kesempatannya karena kelelahan menunggu batunya hingga terjatuh.

Wrath melemparkan batunya lalu menurunkan pedangnya dan membuat posisi kuda-kuda.

Hmmm....pedang petir lebih cocok melawan pedang tanah. Kalau begitu solusinya adalah Yumichi!

Rimuru:"Yumichi."

Yumichi:"y-ya Rimuru-sama."

Yumichi keluar dalam bentuk bola cahaya yang terbang di sampingku.

Rimuru:"sesuaikan kekuatan kita agar tidak membunuhnya yah."

Aku menepuk-nepuk bola cahayanya dan Yumichi beterbangan kesana kemari memutariku.

Yumichi:"y-ya Rimuru-sama, aku akan berusaha!"

Aku memasukkan tanganku ke dalam bola cahaya berwarna kuning kecoklatan ini.

Batunya jatuh dan dalam kedipan mata, Wrath telah berada di depanku dengan ujung pedangnya yang mengarah ke leherku.

Aku menangkapnya dengan tangan kiri dan Wrath terlihat sedikit kecewa.

Wrath:"gunakan pedangmu, jangan tanganmu..."

Rimuru:"ahahah, itu hanya reflek, maaf-maaf."

Wrath menarik pedangnya secara bersamaan denganku.

Aku sengaja melepaskan tanganku dari pedangnya. Wrath mundur beberapa langkah lalu kembali menerjang ku dengan kecepatan suara.

Yumichi sudah ditarik dalam bentuk pedang. Bentuknya tidak ada bedanya dengan katana biasa, hanya saja berwarna coklat mengkilap.

Wrath:"hyaatt!"

*Klang!

Wrath menebas dengan kekuatan penuh, menyebabkan hempasan angin yang sangat kuat di belakangku.

Aku menangkisnya dengan mengadukan bilah pedangku dengan tebasannya. Jika aku tidak membuat Yumichi menjadi semakin tumpul, pedang Wrath akan langsung terpotong sesaat setelah menyentuhnya.

Wrath:"heh, sudah kuduga, serangan seperti itu pun tidak akan mampu menjangkaumu."

Rimuru:"kalau sudah tau, kenapa kau masih mencoba menyerangku?"

Wrath melompat ke belakang lalu berdiri tegak dengan posisi santai.

Wrath:"yah, aku hanya ingin meningkatkan kemampuanku lewat melawanmu.

Selain itu, tidak ada yang cocok bertarung menggunakan pedang."

Rimuru:"nnn...."

Wrath:"hahaha, aku tau kau agak jengkel, tapi aku tidak akan berhenti~."

Wrath melangkahkan kakinya ke depan dan dia mulai menggunakan sihirnya. Serius, dia tidak berencana untuk membunuhku kan?

Rimuru POV end

*

Swosshh.!

Wrath meninggalkan telapak kaki sedalam 6 cm di tanah sesaat setelah dia bergerak dengan kecepatan tiga kali suara.

Dia bergerak dengan kecepatan penuh menghadapi Rimuru. Dengan kekuatan penuhnya ditambah dengan sihir, Wrath mengayunkan pedang petirnya ke arah Rimuru.

*Klang!

Lagi-lagi, tebasannya ditangkis oleh Rimuru. Tanpa berhenti, dia berputar lalu menerjang Rimuru dengan kecepatan yang sama.

Rimuru berdiri diam disana untuk mempermudah Wrath menyerangnya. Lagipula.

Tidak ada yang bisa menyentuhnya di dunia ini tanpa dia inginkan.

Wrath bersikeras untuk terus menyerangnya, bahkan menggunakan petir untuk menghantam Rimuru.

Bagaimana pun...

Lawannya adalah Rimuru.

Sekeras apapun dia berusaha, jika Rimuru tidak menginginkannya menyentuh dirinya, maka tidak ada yang bisa menyentuhnya di dunia ini.

Wrath terus-menerus menebas Rimuru sambil berlari.

Rimuru menggunakan satu tangan untuk menangkis semua serangan dari Wrath, bahkan dengan tubuh avatar-nya saat ini, Rimuru bisa melihat serangan diatas kecepatan cahaya dengan mudah.

Wrath berhenti setelah beberapa puluh kali menebas Rimuru seperti orang yang kesurupan. Dengan beralih ke rencana lain, Wrath menarik pedang api Suzaku dan melawan Rimuru dengan kedua pedangnya.

Wrath:"ada apa? Aku sudah menyerangmu? Apakah kau tidak berniat menyerangku?"

Rimuru tersenyum bertanya-tanya. Kenapa Wrath bersikeras ingin dirinya menyerang Wrath.

Rimuru:"....baiklah...aku masih punya pekerjaan setelah ini."

Rimuru mengangkat pedangnya sedikit lebih tinggi.

Rimuru:"Yumichi, keluarkan 'sedikit' Sword Intent milikmu."

Yumichi:"b-baik Rimuru-sama."

Yumichi agak ragu saat Rimuru memerintahkannya untuk melepaskan sedikit Sword Intent miliknya.

Di dunia Kultivasi, Sword Intent merupakan hal tertinggi yang dicapai oleh suatu pedang kelas Peri.

Dan Yumichi beserta dengan tiga saudarinya telah mencapai hal tersebut pada tingkat tertinggi.

Namun, karena Rimuru yang memerintahkannya, dia mengeluarkan sedikit Sword Intent pada Wrath.

Bilah pedang Yumichi sedikit bersinar dengan warna emas kecoklatan. Dan seketika, dunia yang dilihat Wrath menjadi sangat gelap.

Wrath:"sial, dia menggunakan ini lagi."

Wrath berkeringat.

Sebelumnya, Wrath pernah diperlihatkan pemandangan seperti ini juga.

Pertama kali dia melihatnya, seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak. Dia bergetar.

Sword Intent merupakan sebuah bentuk kekuatan seperti sihir. Namun tidak bisa dibentuk menjadi sebuah elemen.

Namun, Sword Intent berguna untuk serangan apapun. Bahkan serangan mental sekalipun bisa dikeluarkan.

Seorang master pedang seperti Wrath merasakan perasaan intimidasi yang sangat kuat.

Dunia yang dilihat di mata Wrath sangat mengerikan.

Wrath diperlihatkan berbagai kejadian yang mengejutkan.

Darimanapun dia menyerang Rimuru, jika Rimuru menginginkan untuk membunuhnya, maka Wrath akan mati.

Tebasan apapun, bahkan dengan kekuatan penuhnya, Rimuru akan langsung membunuhnya begitu dia membuat gerakan penyerangan.

Dia telah melihat pemandangan seperti itu berkali-kali. Dan pada akhirnya dia merasa terbiasa sedikit demi sedikit.

Wrath:"...pemandangan seperti ini...aku sudah melihatnya berkali-kali!"

Wrath mengayunkan pedangnya secara horizontal dengan sekuat tenaga. Dan semua bayangan yang ditunjukkan di depan matanya terhempas seketika.

Wrath:"jangan kira sesuatu seperti itu bisa mengecohku Rimuru."

Rimuru sedikit mengangkat alisnya.

Dia baru melihat ada seseorang yang bisa bertahan melawan Sword Intent, meskipun yang dikeluarkan sangat sedikit.

Rimuru:"baiklah, aku akan menggunakan pedangku dengan benar."

Yumichi:"maaf Rimuru-sama...aku tidak bisa menjatuhkannya."

Rimuru:"ahh jangan pikirkan hal kecil, lagipula kau hanya mengeluarkan tidak lebih dari 0%

Setelah ini, aku akan membuatkan mu permen manis, oke?"

(Sedikit penjelasan, 0 bukan berarti kosong. 0 ada nilainya, tapi tidak terdefinisi, mungkin bener)

Yumichi:"baik Rimuru-sama!"

Tanpa peringatan, Wrath dikejutkan dengan pedang Rimuru yang berada di depan matanya.

*Klang!!

Untungnya, secara reflek, dia memalangkan pedangnya secara menyilang.

Wrath:"guhgh!!!"

Wrath berlutut satu kaki setelah menerima serangan Rimuru. Pedang mereka masih saling tertempel dan Wrath berusaha keras untuk menyingkirkan pedang Rimuru dari kedua pedangnya.

Namun, dia merasakan kalau kedua tangannya tidak bisa bergerak sama sekali melawan kekuatan kasar dari Rimuru.

Berbeda dengan Rimuru, dia tidak menggunakan otot-ototnya sama sekali. Simpel saja, Rimuru melemaskan tangannya dan membiarkan pedang Yumichi jatuh ke pedang Wrath.

Wrath:"berat sekali! Aku tau kekuatannya sangat besar, tapi kekuatan fisiknya tidak masuk akal!"

Rimuru menendang Wrath dengan keras.

*Dakk!

Wrath:"uaghh!"

Wrath sudah berusaha menggerakkan sikutnya untuk menahan tendangan dari Rimuru, namun dia tetap saja terlempar dan menumbangkan beberapa pohon dengan tubuhnya.

Rimuru berdiri tegak di tempatnya.

Sementara itu, Wrath duduk di pohon besar yang sudah tumbang karena menahan tubuhnya yang terlempar.

Dia mengelap darah di mulutnya lalu menyembuhkan dirinya dengan sihirnya.

Wrath:"aku harus menyerang dengan strategi."

Rimuru:"benarkah?"

Rimuru berjalan melewati pepohonan yang tumbang dengan santainya.

Wrath:"sial, aku ingin kau menggunakan pedangmu, bukan kakimu..."

Rimuru:"reflek."

Rimuru berhenti berjalan dan menatap Wrath yang berada diatas pohon yang tumbang.

Wrath bergerak dengan kecepatan penuh. Dengan tebasan kekuatan penuh, Wrath menebas Rimuru dengan kedua pedangnya.

Rimuru tidak bergerak, dia menghentikan tebasannya dengan pedang Yumichi.

Lalu, Wrath menguatkan posisi kedua kakinya dan menebas Rimuru secara terus menerus dari jarak dekat.

Kedua tangannya terlihat bergerak dan meninggalkan bayangan.

Sangking cepatnya kedua tangannya.

Rimuru terus menangkis semua serangannya. Bahkan melawan tebasan dari Wrath, Rimuru hanya menggerakkan tangan kanannya.

Tebasan dari Wrath tidak pernah mengenai Rimuru, semuanya hanya memotong-motong pohon yang ada di belakang Rimuru dan menghancurkan tanah dengan tebasannya.

Wrath menebas Rimuru secara diagonal dari bawah. Rimuru melihat lintasan gerak pedang Wrath dan segera memalangkan pedangnya secara diagonal dengan sudut yang sedikit lebih besar.

*Klang!

Pedang Wrath terseret ke atas oleh Rimuru. Rimuru telah membelokkan pedang Wrath ke atas saat mengenai pedangnya.

Sontak, tebasan Wrath mengeluarkan api serta petir ke langit. Rimuru melompat ke belakang dan menunggu di saat yang tepat saat Wrath menarik pedangnya.

Dalam waktu sepersekian detik, Wrath telah menarik pedangnya kembali dan disaat itu pula Rimuru menyerangnya dengan tebasan yang bertubi-tubi.

Wrath sangat kewalahan melawan Rimuru.

Kedua tangannya terpental ke belakang begitu melawan tebasan Rimuru. Dia menariknya lagi dan menggunakannya lagi untuk menahan tebasan Rimuru.

Dia terus melakukan itu dan di belakangnya, pepohonan dan bebatuan telah dibelah dua oleh Rimuru.

Wrath menerima luka sayatan di seluruh tubuhnya seiring berjalannya waktu.

Dan dalam sesaat, Rimuru menunjukkan celah untuk Wrath. Wrath tidak menghiraukannya karena dia tau Rimuru sedang menjebaknya.

Disaat dia mencoba menebas Rimuru secara vertikal, Rimuru akan langsung menghantam pedangnya sampai terlepas dari tangannya.

Wrath tetap memegang pesannya dan mencoba menebas Rimuru secara diagonal dari bawah.

Dia berencana untuk menyerang Rimuru dari arah yang tidak dia duga.

Sesaat dia berpikir dia berhasil mengenai Rimuru, Rimuru menancapkan pedangnya dan tebasan Wrath ditangkis oleh Rimuru.

Rimuru menarik pedangnya bersamaan dengan Wrath.

Rimuru maju lebih dulu dengan posisi yang tidak menunjukkan bahwa dia akan menyerang.

Rimuru membawa pedangnya berlari menuju Wrath.

Wrath:"apa yang akan dia lakukan..?"

Wrath bersiap untuk serangan kejutan dari Rimuru, namun setelah ditunggu, Rimuru tidak mengubah posisi pedangnya.

Wrath berpikir bahwa Rimuru akan menyerang secara diagonal. Jadi, Wrath berputar ke kanan sambil melangkahkan kakinya ke kanan. Dia mencoba menebas Rimuru dengan kedua pedangnya disaat Rimuru tidak berhasil mengenainya.

Pedang Wrath hampir mengenai Rimuru, namun seketika, Rimuru menggerakkan tangan kanannya dan menghantam pedang Wrath dengan keras.

*Klang!!

Rimuru berputar sambil membawa pedangnya. Dan dia mengayunkannya secara vertikal kebawah disaat menghadap ke arah Wrath.

Wrath menguatkan genggamannya dan mengayunkan pedangnya di jalur tebasan Rimuru.

*Klang!

Wrath berhasil mengenai pedang Rimuru, namun dia tidak bisa mengganggu jalur tebasannya. Alhasil, Wrath menarik dirinya dengan pedangnya yang terkena pedang Rimuru.

Lompatannya ke samping berhasil menyelamatkan dirinya dari kematian. Tebasan Rimuru memberikn efek besar pada tanah yang sampai membelahnya sejauh 3 meter ke depan.

Wrath menggunakan seluruh kecepatannya dan mencoba menusuk Rimuru dengan yang pedangnya tertancap di tanah.

Seketika, Rimuru lenyap dan bergerak dengan arah yang berlawanan dengan Wrath.

Dari depannya, Rimuru tiba-tiba muncul dengan pedangnya yang hampir mengenai wajahnya.

Wrath tidak bisa bergerak kala itu. Tusukannya tidak berhasil mengenai Rimuru.

Sekitar 1 cm lagi, Wrath hampir saja terkena mata pedang Rimuru.

*Swoshhh!!

Angin yang sangat kencang tiba-tiba menerpa begitu Rimuru muncul dengan posisi seperti telah menebas.

Di belakang Wrath, angin tersebut berhembus dengan sangat keras hingga menerbangkan pepohonan serta bebatuan yang tidak memiliki penyangga.

Wrath terdiam.

Rimuru menarik pedangnya dan mengembalikannya ke bentuk bola cahaya Yumichi.

Rimuru:"huft, itu menyenangkan, aku tidak pernah bergerak secepat itu."

Rimuru meregangkan tangan kanan dan kirinya secara bergantian seperti telah melakukan olahraga tangan(bukan).

Wrath menyarungkan kembali pedangnya.

Rimuru mengulurkan tangannya pada Wrath dan membantunya berdiri.

Rimuru melepaskan tangannya.

Rimuru:"yosh, saatnya kembali."

Dia berteleportasi menuju kerajaan Analeit dan meninggalkan Wrath sendirian di hutan yang telah porak poranda.

Wrath:"dia tidak menggunakan kekuatannya saat melawanku.

Matanya terlihat tidak serius."

Wrath tidak pernah melihat Rimuru mengerutkan kedua matanya saat bertarung, Rimuru hanya membuka matanya dan melihat secara biasa semua tebasannya.

Wrath:"jika dia terlihat bosan melawanku, aku sebaiknya berusaha keras untuk membuatnya serius."

Wrath melihat ke belakang dan berkeringat sambil tersenyum meski dipaksakan.

Wrath:"...ahaha....yang pasti bukan usaha sangat keras yang biasa..."

Wrath meninggalkan hutan yang sudah porak-poranda itu dengan berteleportasi.

Tebasan terakhir dari Rimuru meninggalkan bekas yang bisa diingat oleh siapapun.

Dibelakangnya ada gunung yang telah dibelah menjadi dua, dan jurang yang sangat gelap telah tercipta karena tebasan Rimuru.

Ada beberapa iblis yang jatuh ke dalam jurang dan tertebas karena tebasan dari Rimuru yang secara kebetulan mengenai mereka.

Hasil dari pelatihan Wrath selama bertahun masih tidak menunjukkan sedikit kemenangan.

Bagaimanapun, lawannya adalah Rimuru.

-----------------------------------------------------------

Helo guys sankyu buat yang udah baca Ampe abis.

Arigato gozaimasu!

Dan silahkan tinggalkan vote serta komen kalo ada kritik atau saran dan jangan lupa follow saya untuk mendapatkan ingfo terbaru mengenai update fanfic terbaru!

Soreja, mataneee!

DUP:"aowakwoak om-om lagi mandi."

Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 502 5
Aland Gavin Mahendra, Pemuda berusia 18 tahun anak tunggal Mahendra, Seorang Ketos dingin dan kejam, yang memiliki keahlian multitalenta Dia bertrans...
46K 869 66
Kisah kehidupan seorang wanita yang terperangkap dalam hubungan dengan seorang mafia kejam. _Sydney Violet Anderson, seorang mahasiswa di universitas...
15.3K 2.3K 21
Sekolah menengah atas 48, Sekolah khusus wanita, Sekolah berandalan yang ada di Distrik 8 kota Nagasaki, Sekolah para berandalan yang mencari kebebas...
30.6K 3.7K 41
[ BL!, bahasa!, rioncaine!AU, tnf!AU, tokyoverse!AU, on-going! ] Seorang perusuh dan seorang penolong seharusnya berbeda seperti api dan air. Tetapi...