Kisah Papa Papi - Guanren

By yourxpine

670K 71.5K 11K

Hanya kisah sederhana mengenai perdebatan 24/7 antara Papa Alin dan Papi Injun. © Yourxpine 🚦BXB , MPREG... More

Bagian Perkenalan
satu.
dua. (Kilas balik)
tiga.
empat.
lima.
enam.
tujuh.
delapan. (Kilas balik)
sembilan. πŸ”ž
sepuluh. (Kilas balik)
dua belas.
tiga belas.
empat belas.
lima belas. (kilas balik)
enam belas.
tujuh belas.
delapan belas.
sembilan belas. πŸ₯΅πŸ”ž
dua puluh.
dua puluh satu.
dua puluh dua.
dua puluh tiga. (Kilas balik)
dua puluh empat.
dua puluh lima.
dua puluh enam.
dua puluh tujuh.
dua puluh delapan.
dua puluh sembilan.
tiga puluh.
tiga puluh satu.
tiga puluh dua. (kilas balik)
tiga puluh tiga. (Kilas balik)
tiga puluh empat.
tiga puluh lima.
tiga puluh enam.
tiga puluh tujuh.
tiga puluh delapan.
tiga puluh sembilan.
empat puluh.
empat puluh satu.
empat puluh dua.
empat puluh tiga.
empat puluh empat. (Kilas balik)
empat puluh lima.
empat puluh enam.
empat puluh tujuh.
empat puluh delapan.
empat puluh sembilan.
lima puluh.
lima puluh satu.
lima puluh dua.
lima puluh tiga.
lima puluh empat.
lima puluh lima.
lima puluh enam.
lima puluh tujuh.
lima puluh delapan.
lima puluh sembilan.
enam puluh. πŸ”ž
enam puluh satu.
enam puluh dua. (kilas balik)
enam puluh tiga.
enam puluh empat.
enam puluh lima.
enam puluh enam.
enam puluh tujuh.
enam puluh delapan πŸ”ž
enam puluh sembilan (kilas balik)
tujuh puluh.
tujuh puluh satu.
tujuh puluh dua.
tujuh puluh tiga.
Tujuh puluh empat.
Tujuh puluh lima.
Tujuh puluh enam.
Tujuh puluh tujuh.
Tujuh puluh delapan.
Tujuh puluh sembilan.
Delapan puluh.
Delapan puluh satu.
Delapan puluh dua.
Delapan puluh tiga.
Delapan puluh empat.
Delapan puluh lima.
Delapan puluh enam.
Delapan puluh tujuh.
Delapan puluh delapan.
Delapan puluh sembilan.
Sembilan puluh.
Sembilan puluh satu.
Sembilan puluh dua.
Sembilan puluh tiga.
sembilan puluh empat.
Sembilan puluh lima.
sembilan puluh enam.
Sembilan puluh tujuh.
Sembilan puluh delapan.
Sembilan puluh sembilan.
Seratus.
Season 2?
Bonus chapter I
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3.
Bonus chapter 4
Bonus chapter spesial ulang tahun papi

sebelas.

10.6K 978 179
By yourxpine


Guanlin terdiam menatap suami mungilnya yang sedang memasak terong balado kesukaannya itu. Entah mengapa Guanlin merasa ada yang tidak beres dengan lelaki berpostur mungil tersebut. Guanlin yang sedaritadi bermain dengan Ayden sembari menunggu Renjun selesai memasak makan malam mereka pun akhirnya memutuskan menghampiri Renjun.

Greppp

Tangan Guanlin melingkar sempurna di pinggang Renjun, lelaki tinggi itu memeluk suaminya dari belakang dan ia kecup tengkuk dari si mungil.

"Lo kenapa?" tanyanya

Renjun sedikit memiringkan kepalanya dan menoleh ke kanan dimana kepala Guanlin kini bersandar di bahunya.

"Apanya yang kenapa?"

"Lo dari kemarin murung terus. Kenapa?"

Renjun kembali membalikan atensinya ke wajan penggorengan di depannya. "Gue gapapa"

"Bohong. Bilang sama gue, Ren. Lo kenapa? Apa gue ada salah? Atau lo lagi mau apa? Bilang ya"

Renjun membalikan tubuhnya sebentar, kemudian tangannya terulur untuk mengelus pipi Guanlin. "Gue gapapa, Alin" ucapnya sebelum kembali berbalik

"Jujur."

"Apa sih? Gapapa kok. Udah ah sana, itu Ayden kenapa di tinggalin? Nanti kalau jatuh gimana? Gue juga yang lo salahin" cebik kesal Renjun membuat Guanlin terkekeh

"Nanti kalau lo mau apa apa bilang ya. Biar berguna gue jadi laki lo"

"Selama ini lo masih ngerasa gak berguna?"

Guanlin mengangguk. "Masih banyak kurangnya gue buat ngejaga dan bahagiain lo sama bocil"

"Nah kalau lo ngerasa gak berguna, gue gimana dong? Kerjaan gue juga cuma nyusahin lo"

Guanlin menautkan alisnya, kemudian mengesampingkan tubuhnya menghadap Renjun.

"Kata siapa?"

"Gak ada. Tapi gue sadar diri"

"Apasih? Lo ngomong apa? Di rumah ini, yang paling berjasa ya elo. Lo jangan bilang gitu ah. Gue gak tau lo dapet overthinking ini darimana. Tapi yang jelas, lo gak pernah ada nyusahin gue. Kalaupun lo nyusahin, gue suka di susahin asal itu elo"

Renjun terdiam kemudian menatap Guanlin. "Iya ih, ya udah sana jagain Ayden. Gue mau masak dulu biar cepet kelar. Jangan di gangguin mulu, Guanlin!!"

Cuppp

"Ini beneran, lo kalau mau sesuatu bilang gue" ucap Guanlin sebelum meninggalkan Renjun yang hanya bisa menatap kepergian Guanlin dengan senyum tipisnya

Selang beberapa menit, semua makanan yang Renjun masak sudah tertata rapi di atas meja makan. Renjun mengembangkan senyumnya dan mengusap sedikit keringat yang keluar di dahinya. Berada di dalam dapur membuatnya cukup merasa gerah. Ia akan mandi setelah ini, namun sebelum itu ia ingin menghampiri suami dan anaknya yang berada di ruang keluarga dari tadi.

"Astaga! Guanlin, anak gue lo apain?!" pekik Renjun ketika melihat Ayden dengan wajah yang penuh coretan. Bahkan Guanlin juga tidak jauh berbeda. Entah mereka sedang bermain apa, namun yang jelas semua crayon warna milik Ayden tersebar ke sepenjuru ruangan. Bahkan beberapa tembok juga penuh dengan coretan.

Renjun terduduk lemas, rasanya baru saja beberapa jam yang lalu dia membereskan ruang keluarga ini. Namun sekarang, situasi ruangan tersebut mirip dengan kapal pecah.

"Hehehe"

"Pwiii pwiii" Ayden mendekati Renjun dan langsung mencoret wajah Renjun menggunakan pensil warna

Renjun memejamkan matanya sebentar, kemudian tersenyum paksa menatap Ayden.

"Seneng ya mainan sama papa? Papa juga senang kan?"

Guanlin tersenyum canggung, sadar kalau suami mungilnya itu sedang menahan amarah. Ya salahnya juga sih, tadi dia yang lebih dulu coret coretin mukanya Ayden, dan berakhirlah mereka saling coret.

"Nanti gue bersihin, yang"

Renjun hanya mengangguk kemudian menarik Ayden dalam gendongannya. "Mandi dulu yuk sama papi"

"Ikut!!" ucap Guanlin yang kemudian mengikuti Renjun dan Ayden menuju kamar mandi.

*
*
*

"Lin"

"Hm?"

Renjun memberikan secangkir kopi kepada Guanlin yang tengah duduk di taman belakang rumah mereka itu. Biasanya jam segini Guanlin akan kumpul dengan tetangga kanan kirinya di belakang, namun sudah dua harian ini berbeda. Tetangga kanan kirinya sedang beraktivitas di luar kota.

"Makasih, cantik" ucap Guanlin menerima uluran kopi dari Renjun

"Contak cantik! Gue masih cowok"

"Emang cowok gak boleh di bilang cantik?"

"Yaa.. ya boleh sih"

"Nah iya, lu tuh cantik. Bahkan lebih cantik dari cewek cewek di luar sana" goda Guanlin membuat Renjun mencebik kesal

"Sepi ya, yang?"

Renjun menoleh menatap bingung Guanlin. "Ini sepi, biasanya gue disini di temeni kak Mark sama Jeno" lanjut Guanlin

Renjun mengangguk, dan tanpa sadar bibirnya sudah sedikit melengkung ke bawah dengan tatapan sedih memandangi hamparan tanaman di depannya.

"Lo sedih ya?" tanya Guanlin

"Hm?"

"Lo sedih karena gaada mereka. Gak ada yang nemenin lo kalau gue lagi kerja"

Skak! Pertanyaan Guanlin tepat sasaran dan memang benar adanya. Jujur saja Renjun merasa kesepian karena tidak ada yang menemaninya selama beberapa hari. Kalau biasanya dia akan mampir di rumah Haechan atau Jaemin, ataupun mereka bertiga berkumpul di rumah Renjun sembari menjaga anak anak mereka, beda dengan situasi sekarang. Kedua sahabatnya itu tengah berada di luar kota.

Jaemin sekeluarga yang pergi ke Bandung karena ada acara keluarga besar dari suaminya, selama seminggu. Sedangkan Haechan sedang berada di Makassar untuk menemani Mark meninjau projeknya disana.

"Mau liburan gak?" tawar Guanlin

"Heung?"

"Liburan, lo mau kemana?"

"Lo gak sibuk?"

Guanlin menggeleng, kemudian menarik Renjun agar lelaki mungil itu terduduk di pangkuannya. "Gue bisa kosongin jadwal buat keluarga kita" ucapnya

"Jangan gitu ih. Gue gapapa kok"

Tanpa basa basi, Guanlin menarik ponselnya di meja sampingnya. Kemudian menekan panggilan kepada seseorang.

"Hallo?"

"Iya bang, kenapa?"

"Gue ada meeting gak buat jumat sama sabtu?"

"Ada bang, hari jumat jam satu siang. Sabtunya gaada"

"Meeting penting gak?"

"Enggak kok, bang. Cuma meeting antar divisi"

"Kalau gitu, lo gantiin gue ya. Gue mau ambil cuti dua hari itu. Sama tolong, atur tiket buat gue sama keluarga gue ke Bali. Ambil flight pagi aja"

"Tiga orang ya bang?"

"Yoi, atur ya. Gue mau besok udah beres semuanya"

"Siap bang"

Pippp , panggilan terputus.

"Siapa?" tanya Renjun

"Daehwi. Jumat pagi kita ke Bali. Pulang minggu sore"

"Ha? Kok dadakan?"

"Iya, gue pengen ngajak lo liburan. Gue tau kalau gue akhir akhir ini kerja mulu sampai gak ada waktu buat kalian. Jadi liburan ini gue pengen ngabisin waktu sama kalian"

"Linnn"

"Hm?"

Renjun langsung memeluk erat leher Guanlin dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Guanlin. "Gue sayang banget sama lo" bisik Renjun

"Gue lebih dari itu, Ren"

*
*
*

"Lin, ini baju lo kenapa belum di masukin koper? Astaga! Ini kenapa di berantakin lagi? Guanlin itu kenapa di keluarin lagi? Anjir Guanlin! Woy ini nya masukin. Dih si anjir!"

Ini masih pagi hari, masih pukul lima pagi, namun keributan di rumah sederhana milik keluarga kecil Guanlin itu tidak bisa terlewatkan. Renjun beberapa kali mengumpati suaminya itu karena memberantakan kopernya yang sudah di susun rapi sedaritadi malam.

Hari ini mereka akan berangkat berlibur ke Bali. Flight terjadwal pukul delapan pagi, namun Guanlin lagi lagi membuat semuanya menjadi rumit karena enggan mendengarkan perintah Renjun. Seharusnya mereka berangkat ke bandara pukul enam, namun hingga pukul enam lewat lima belas menit, mereka belum juga siap.

"Yang, ini di taruh mana? Eh jangan yang itu yang"

"Terus yang mana?!"

Mereka berdua sekarang tengah berdebat masalah kacamata. Guanlin ingin membawa kacamata koleksinya, namun Renjun hanya membolehkannya membawa dua.

"Bawa semuanya aja ya yang?"

"Gak muat, Alin! Jangan banyak banyak. Dua atau tidak sama sekali?"

"Hhhh, oke ini sama ini"

Renjun menghela nafas pelan kemudian menaruh kacamata itu di dalam kopernya. Setelahnya Renjun menutup koper yang sudah rapi.

"Ayden masih tidur, nanti langsung di gendong aja. Mandinya di Bali aja" ucap Renjun

Guanlin mengangguk, kemudian mengulurkan botol berwarna biru berisi cairan kental transparan. "Ketinggalan nih bro, masukin gih peralatan tempur kita. Gue rasa kita butuh ini disana" ucap Guanlin sembari memamerkan smirknya kepada Renjun

Renjun menghela nafas pelan, menerima uluran botol tersebut kemudian memukul kepala Guanlin dari belakang. "KENAPA GAK DARI TADI SEBELUM GUE NUTUP KOPER, ANJIR!!"

"Hehe, gue baru inget yang. Kalau gak pake itu, ntar lo sakit"

"Ck! Pikiran lo gak bisa ya jauh jauh dari sana?"

"Ya enggak dong. Lo begitu—"

Renjun berkacak pinggang. "Apa?!"

"Gak, gak jadi yang"

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, mereka bertiga akhirnya sampai di Bali dengan selamat. Di Bali, Guanlin sudah menyewa satu mobil untuk mereka bertiga. Rencananya mereka akan menginap di daerah Karangasem, Bali. Dimana resort yang mereka sewa memberikan akses pemandangan langsung ke laut melalui kamar yang mereka sewa.

"Mau makan apa buat siang ini, bro?" tanya Guanlin

"Babi"

Guanlin yang sedang sibuk mengendarai mobil seketika menoleh cepat kepada Renjun. "Kok lo ngatain gue?!" ucap Guanlin tak terima

Renjun menghela nafas pelan kemudian meletakan ponselnya di pangkuannya. "Gue mau makan siang pake babi guling. Bukan ngatain lo babi!!"

Guanlin terkekeh mengusak rambut Renjun.

"Gue kira lo ngatain gue, babi"

"Lo bukan babi, tapi kudanil!"

Guanlin menarik pipi Renjun menggunakan tangan kirinya. "Kalau gue kudanil, lo apa dong?"

"Akkhh!! Lepasin!"

"Gak mau, jawab dulu"

Renjun berusaha melepaskan tangan Guanlin dari pipinya, namun usaha Renjun sia sia.

Plukkk

"Aduh" Guanlin mengaduh ketika botol susu terlempar ke arahnya. Ia langsung menarik tangannya dari pipi Renjun dan melirik Ayden yang duduk di carseat belakang dari center mirror mobil tersebut.

Renjun terkekeh kemudian menoleh. "Nah kan, anak gue pinter banget emang" ucapnya membuat Guanlin mendengus kesal.

Keluarga kecil itu sekarang tengah berada di pantai Resort yang mereka tempati. Mereka bertiga sama sama memakai baju berwarna putih, membuat siapa saja yang melihat mereka bertiga akan merasa gemas.

Renjun mendudukan dirinya di kursi pantai, sedangkan Guanlin dan Ayden tengah bermain pasir bersama. Guanlin menggalikan pasir dan menempatkan mainan mainan Ayden di dalamnya. Membuat bocah mungil itu tertawa kegirangan.

Renjun sesekali mengabadikan kebersamaan antara Papa dan anak itu. Ia terkikik geli ketika Ayden sesekali mengganggu Guanlin yang tengah membuatkan Ayden istana pasir itu dengan melemparinya pasir.

"Cil, aduh. Kena mata papa nih"

Ayden tidak menggubris. Ia masih melempari Guanlin dengan pasir.

"Nih nih papa balas yaaa"

Guanlin mendekat kepada Ayden, namun bocah mungil itu malah melarikan dirinya. Membuat Guanlin harus mengejar Ayden.

"Hwahahaha pwaa"

Guanlin sebenarnya bisa mengejar dan langsung menangkap Ayden. Namun ia memperlambat larinya agar membuat Ayden senang.

"Cil, awas!"

Brughhh

"HAHAHAHA!! JATUH KAN LU! Kualat sih sama orang tua!" tawa Guanlin menggema ketika melihat Ayden jatuh terjerembab karena berlari sambil melihat ke belakang

Guanlin mengangkat tubuh Ayden, Ayden jatuh dengan wajah yang menyentuh pasir terlebih dahulu membuat wajahnya kini penuh pasir.

"Huahhhh pwiiii" tangis Ayden pecah ketika merasakan pasir pasir memenuhi wajahnya

Guanlin yang melihat penampakan wajah Ayden makin tertawa lepas. Ia gendong Ayden dengan satu tangannya menuju Renjun.

"Lah? Anak gue lo apain, alin?! Kenapa lo pakein masker pasir sih?" protes Renjun yang kemudian langsung mengambil alih Ayden dari gendongan Guanlin

"Nih, jatoh dia gara gara habis jailin gue"

Renjun buru buru mengambil tissue kering dan membersihkan wajah Ayden. Setelahnya ia baru membersihkan dengan tissue basah agar tidak lengket.

"Hati hati dong, sayang. Jangan lari larian"

Tangis Ayden sudah meredah. Bocah mungil itu kembali mengulurkan tangannya kepada Guanlin.

"Ngapain?" tanya Guanlin

"Mau papa gendong?"

Ayden mengangguk, kemudian Guanlin mengangkat Ayden. Mereka akhirnya kembali melanjutkan bermain bersama.

Guanlin membawa Ayden sedikit ke tepian pantai. Ayden berdiri dengan tegaknya di depan Guanlin. Guanlin dengan segala ide jailnya pun mulai menimbun kaki Ayden dengan pasir.

"Bentar cil, tunggu sini"

Ayden menurut, Guanlin mengambil satu mainan Ayden dan ia isi dengan air laut kemudian kembali kepada Ayden.

"Nih, siram pakai ini"

Ayden yang polos pun mengikuti saran dari Guanlin. Bocah mungil itu mulai menyiram kakinya yang tertimbun pasir. Membuat kakinya semakin sulit bergerak. Sedangkan Guanlin semakin menambahkan pasir menutupi kaki Ayden

"Astaga! Guanlin anak gue kenapa lo jadiin kayak taneman gitu? Segala di timbun kakinya!" protes Renjun ketika melihat Ayden yang setengah kakinya sudah tertimbun pasir.

"Hahahah biar numbuh ke atas kayak gue. Biar gak pendek kayak lo" jawab Guanlin yang langsung membuat Renjun berkacak pinggang.

"Gue mau misuh misuh depan lo, tapi ada Ayden" Renjun mencoba menetralkan emosinya. Dia tidak mau memberi pengaruh buruk untuk anaknya

"Ya udah, misuh misuhnya simpan buat nanti malam aja" ucapan Guanlin langsung membuat Renjun merotasikan matanya. Ia sudah paham kemana arah bicara suaminya ini.

"Udah sore banget. Balik aja yuk"

"Ya udah hayuk deh"

Renjun langsung menarik Ayden dan membersihkan kaki bocah mungil itu. Setelahnya mereka bertiga kembali ke Hotel dan memilih untuk berendam di Jacuzzi yang berada di balkon kamar mereka bersama.

Renjun duduk di depan Guanlin. Badannya ia sandarkan pada dada bidang suaminya itu. Sedangkan Ayden, bocah mungil itu tengah asik bermain bebek bebekan membelakangi Renjun dan Guanlin.

Tangan Guanlin mulai mengelus punggung polos milik Renjun. Renjun yang sedang memejamkan matanya pun seketika tersentak merasakan perlakuan Guanlin.

"Lo jangan aneh aneh ya!"

Guanlin terkekeh kemudian menarik tangannya dari tubuh Renjun.

"Lo pasti capek banget ya, Ren?" tanya Guanlin

Renjun menolehkan wajahnya sebentar. "Capek kenapa?"

"Capek ngurusin gue, capek ngurusin Ayden, capek ngurusin rumah"

Renjun terdiam sejenak kemudian menggeleng.

"Gue gak pernah capek buat ngejalanin kewajiban gue. Lagian gue happy happy aja kok. Itu kan termasuk tugas mulia. Kan kata lo, gue yang paling berjasa di rumah ini" jawab Renjun yang di angguki Guanlin

Guanlin menarik tangan kanan Renjun. Di jari manisnya tersemat cincin pernikahan mereka. Cincin yang ia beli menggunakan gaji pertamanya. Cincin ini tidak terlalu mahal, bahkan Guanlin pernah merekomendasikan Renjun untuk mengganti cincinnya dengan yang lebih mahal ketika finansial mereka sudah stabil. Namun Renjun menolak, karena bagi Renjun cincin ini banyak perjuangannya.

Ada satu cincin lagi yang masih tersimpan rapi di kotak perhiasan miliknya, yaitu cincin yang Guanlin berikan saat lelaki tinggi itu mengutarakan perasaannya. Ternyata cincin itu Guanlin beli dari uang tabungannya. Jika Renjun flashback kembali, ia ingat saat saat itu Guanlin jarang pergi main dengan teman temannya, jarang pergi nongkrong dan menghabiskan uang bulanannya seperti biasanya. Ternyata alasan bukan karena Guanlin malas, namun karena lelaki itu sedang mengumpulkan uang untuk membelikannya cincin.

Guanlin mengecup cincin yang tersemat di jari manis Renjun itu membuat Renjun menyunggingkan senyumnya.

"Lo pernah nyesel gak, nikah sama gue?" tanya Guanlin dan dibalas gelengan Renjun

"Gue gak akan pernah nyesel nikah sama lo"

"Kenapa?"

Renjun menggedikan bahunya. "Bagi gue, lo adalah orang terbaik yang dikirim Tuhan buat nemenin gue. Lo ngeselin, sering bikin gue marah. Tapi lo juga yang selalu buat gue jatuh cinta setiap harinya"

Guanlin terekekeh dan mencium pipi Renjun.

"Gue harap lo dan Ayden gak bakal pernah nyesel ya jadiin gue bagian hidup kalian"

"Lo yang terbaik buat gue sama Ayden, Guanlin"

"Sama satu lagi.."

Renjun kembali menoleh. "Apa?"

"Terbaik buat adiknya Ayden" ucap Guanlin yang langsung mendapat satu sikutan dari Renjun

"Akhh!"

"Udah ah, lo aneh gak jelas. Mending gue main sama Ayden!"

Renjun langsung menarik dirinya dari Guanlin dan kemudian ikut bermain dengan Ayden membuat Guanlin terkekeh melihatnya.









Tbc

*******

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴ ᴀɢᴀʀ ᴀᴋᴜ ᴍᴀᴋɪɴ ʀᴀᴊɪɴ ᴜᴘᴅᴀᴛᴇ! ʜᴇʜᴇʜᴇ

~~~~~~~~~~~~

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
157K 14.5K 60
FOLLOW DULU YA, SEBELUM MEMBACA😊 Alkan tidak mengerti bagaimana semesta mempermainkannya. Dijodohkan dengan cucu dari sahabat kakeknya disaat Alkan...
89.1K 11K 35
πΊπ‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘’π‘›π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘– π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”?? π½π‘–π‘˜π‘Ž π‘Žπ‘˜π‘’ π‘šπ‘’π‘›π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘– π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” 𝑖𝑑𝑒 π‘π‘Žπ‘ π‘‘π‘– π‘Žπ‘˜π‘’ 𝑠𝑒�...
72.2K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...