I Choose You [Complete]

By Shineliefde

13.6K 4.6K 3.3K

Romance & Thriller/Action [18+] Note: -Alur cerita novel ini hanyalah fiksi. Hasil dari ide, kreatifitas dan... More

Prolog
Chapter 01 ~ Beach
Chapter 02~ Who Is She?
Chapter 03 ~ Knowing You
Chapter 04~ Find Out
Chapter 05 ~ A Man In Black
Chapter 06 ~ A Plan
Chapter 07 ~ A Choice
Chapter 08 ~ Come To Me
Chapter 09 ~ Mysterious Man
Chapter 10 ~ Another Home
Chapter 11 ~ Close To You
Chapter 12 ~ A Friend
Chapter 13 ~ Cold Night
Chapter 14 ~ He Cares
Chapter 15 ~ I'm okay
Chapter 16 ~ Little Story
Chapter 17~ Someone
Chapter 18 ~ The Journey
Chapter 19 ~ Togetherness
Chapter 20 ~ Broken brush
Chapter 21~ Hidden Reasons
Chapter 22~ Misunderstanding
Chapter 23 ~ An Expression
Chapter 24 ~ Sweet memories
Chapter 25 ~ Morning Gift
Chapter 26 ~ Winter
Chapter 27 ~ I Will Come
Chapter 29 ~ I don't know you!
Chapter 30 ~ Among The Stars
Chapter 31 ~ Don't Be Sad
Chapter 32 ~ Doubt
Chapted 33 ~ Shadow
Chapter 34 ~ Don't wanna Let You Go
Chapter 35 ~ Walk Away
Chapter 36 ~ Found You
Chapter 37 ~ I Won't Let You Go
Chapter 38 ~ Are You Okay?
Chapter 39 ~ Letting Go
Chapter 40 ~ Ti Amo
Chapter 41 ~ White House
Chapter 42 ~ I don't Want to Give Up on You
Chapter 43 ~ An Offer
Chapter 44 ~ Stars
Chapter 45 ~ Not Easy
Chapter 46 ~ Hurt
Chapter 47 ~ I'm Sorry
Chapter 48 ~ Snowy Night
Chaper 49 ~ Trust Me
Chapter 50 ~ Snow In December

Chapter 28 ~ Revealed Reality

223 74 51
By Shineliefde

~28~
Kenyataan Yang Terungkap

🍃


     Alighty menuju ke lokasi tempat ia dan Claudy membuat janji untuk bertemu. Janji yang mereka tetapkan namun sempat tertunda sehari. Lokasi pertemuan itu merupakan salah satu tempat wisata dan ada restoran di sekitarnya. Suasana hening dan jauh dari keramaian. Ia berjalan sambil menengadah wajahnya dan tersenyum pada langit. Sesekali ia juga menangkap butiran salju yang turun dan melayang-layang di udara. Alighty sangat menikmati keindahan musim dingin itu.

Di dalam restoran Claudy telah menantinya. Alighty pun mendekati meja tempat di mana Claudy sedang duduk seorang diri mengenakan baju winter hitam dan berbulu tebal di bagian kerahnya. Alighty tiba di meja itu dan Claudy menyambutnya seraya berdiri dan senyum merekah di wajah manisnya.

"Kau sudah datang Christal?" ucap Claudy dan memeluk Christal dengan hangat.

"Ya, maafkan aku sedikit terlambat Claudy," jawab Alighty dan melepas kembali pelukan itu.

Mereka duduk bersama dan saling melengkungkan garis senyuman hangat. Alighty menoleh ke kiri dan ke kanan, tapi hanya ada mereka berdua.

"Katamu ingin memperkenalkan seseorang padaku, lalu di mana dia?" Alighty memulai percakapan.

"Dia dalam perjalanan, sebentar lagi tiba," sahut Claudy dan tersenyum lebar.

"Kau tidak membawa ibumu bersama kita?"

"Tidak Christal, ibuku sedikit kurang sehat, dan ingin di rumah saja."

"Oh, begitu. Kuharap ibumu segera pulih Claudy."

Percakapan ringan di antara mereka terjalin dengan sangat manis dan penuh kehangatan. Tawa lembut menghiasi di sudut bibir keduanya. Seolah-olah mereka telah lama saling mengenal hingga tak ada lagi suasana yang canggung.

"Kalau di pikir-pikir, sepertinya kita berdua ada kemiripan wajah," ucap Alighty polos.

"Ya, aku juga berpikir begitu," balas Claudy serta memperhatikan sedikit wajahnya.

"Beberapa orang bilang kalau aku mirip ibuku," tukas Claudy.

"Oh ya, ibumu kurasa pasti sangat cantik."

"Akan aku perkenalkan ia padamu Alighty."

"Aku pasti meluangkan waktuku Claudy."

Beberapa menit kemudian, seorang pria datang dari arah pintu depan. Pria itu berusia sekitar 60 tahun lebih. Ia melihat-lihat di sekeliling tempat itu seperti mencari seseorang. Alighty menoleh ke arah pintu itu dan tatapannya langsung menjurus pada pria yang tengah berdiri di seberang sana.

"Astagaaa, pria itu, bukannya?... aaah tidak, tidak. Aku pasti salah lihat," ucapnya dalam hati dan menyipitkan kedua matanya. Pria itu berjalan santai sambil melihat ke setiap sudut ruang. Sepertinya ia belum menemukan seseorang itu.

"Tapi  kalau benar itu dia, untuk apa ia ada di sini? Atau, apakah dia orang yang ingin di perkenalkan oleh Claudy? Ah tidak, tidak. Pasti aku salah lihat. Aaah, memikirkan hal ini membuat kepalaku semakin berat saja," Alighty mengusap keningnya karena sedikit berkeringat. "Tapi, tapi waktu itu ia pernah bilang..." lamunannya seketika terhenti beberapa saat.

Pikirannya semakin terusik tatkala ia mengingat kembali tentang percakapan mereka di pertemuan sebelumnya, bawah Claudy pernah mengatakan nama ayahnya itu adalah Philip Urdagyas. Tapi, mungkin saja hal itu hanya kebetulan bukan?

Pria itu berjalan dan semakin mendekati meja di mana Alighty berada, tanpa memperhatikan dengan teliti siapa yang tengah duduk di sana. Ia hanya berjalan dan terus berjalan.

Alighty terus memperhatikan pria itu dan ia sibuk dengan pikirannya sendiri. "Benar, tidak salah lagi. Di, diaaa... tuan Urdagyas," bisiknya dalam hati.

Alighty memucat, jantungnya berdebar-debar, ia sungguh tak menyangka akan bertemu lagi dengannya. Apa yang menjadi kecurigaannya sekarang mulai terungkap perlahan-lahan. Kecurigaan nyonya Salsa juga bukan tidak beralasan.

"Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus menyapanya lebih dulu?" Katanya lagi dalam hati. Alighty bersiap-siap ingin menyapanya, tapi Claudy telah bangkit berdiri dan menyusul pria itu.

"Ayah, kemarilah," ujar Claudy seraya menggandeng lengan pria itu.

"Ayah? Dia benar-benar bilang ayah? Oh tidak Tuan, bagaimana mungkin kau memiliki seorang putri lain di luar? Aku sulit percaya!" Alighty tak bekerjab. Tak ada lagi kata-kata sebagai alasan untuk menolak memercayai apa yang ia lihat dan dengar secara langsung. Sebelumnya ia masih bisa tidak memercayai apa yang menjadi kecurigaan nyonya Salsa, bahkan ketika nona Claudy menjelaskan padanya saat pertemuan mereka yang pertama, ia masih berusaha untuk tidak percaya begitu saja. Tapi sekarang, bukankah ia melihat dan menyaksikannya sendiri?

Tuan Urdagyas dan Claudy berjalan beriringan mendekati Alighty yang sedang membisu. "Perkenalkan, ini ayahku Christal. Namanya Philip Urdagyas."

Wajah pria itu seketika berubah dan merah melebam seakan telah di hantam oleh kepalan keras saat memandang wajah Alighty yang ada di depannya sekarang. Ia tak bergeming, dan hanya berdiri mematung. Namun, Alighty yang menyadari kecangungan itu akhirnya membuka suara dan menyapa tuan Urdagyas.

"Senang bertemu dengan anda Tuan, perkenalkan saya nona Christal," sapa Alighty seraya merunduk dan menyodorkan tangan kanannya untuk menyalami tuan Urdagyas.

Alighty juga tidak menduga jika wanita yang ingin diketahui oleh nyonya Salsa itu adalah wanita yang sama dari pemilik dokumen itu sendiri. Nyonya Salsa memang pernah mengatakan kalau ada bukti yang di tinggalkan di sana, tapi ia sendiri tidak menyangka jika bukti yang di maksud adalah dokumen hasil tes DNA milik nona Claudy.

"Ayah, ini temanku Christal, ayo ayah, sapa dia," pinta Claudy.

Tuan Urdagyas terlihat sedikit buncah, tapi akhirnya ia pun menyambut uluran tangan dari Alighty dan berkata, "Senang bertemu denganmu nona."

"Silahkan ayah," ucap Claudy dan menuntunnya duduk di kursi.

Dalam kebingungannya, Alighty berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja meski pun sebenarnya dalam hati ia sangat terkejut dan bertanya-tanya entah bagaimana hubungan itu dan kisah seperti apa sebenarnya yang telah di miliki oleh kedua orang yang kini ada di hadapannya sekarang? Alighty sungguh tak percaya. Pria di hadapannya itu benar-benar tuan Philip Urdagyas, pimpinan perusahaan tempat di mana ia pernah bekerja, dan ayah dari mantan kekasihnya Rayes.

"Aku tahu berapa jumlah saudara Rayes, mereka hanya dua bersaudara. Lalu bagaimana ceritanya dengan nona Claudy? Aku sangat penasaran," ungkapnya dalam hati sambil menunduk melepas tatapan pada permukaan meja.

Sorot mata tuan Urdagyas tak hentinya menancap tajam pada netra coklat madu milik Alighty. Tak hanya Alighty yang bertanya-tanya dalam hatinya, namun juga tuan Urdagyas. Ia tak menyangka akan bertemu dengan nona Alighty, salah satu mantan sekretaris andalannya itu setelah kepergiannya dari perusahaan. Ia bahkan tidak tahu bagaimana ia bisa bertemu dengan putrinya Claudy.

"Bagaimana kalian bisa berteman seperti ini?" tanyanya pada Claudy penasaran.

"Dia yang mengembalikan dokumenku ayah. Dokumen yang isinya tentang hasil tes DNA kita beberapa bulan yang lalu.

Tuan Urdagyas semakin terkejut. Wajahnya tak bisa menyembunyikan hal itu lagi. Ia gelisah kemudian bangkit berdiri sambil meneguk segelas minuman hangatnya. Tetapi Alighty mencairkan suasana dengan tetap tersenyum walaupun ia sadar sikap tuan Urdagyas agak membingungkan bagi Claudy.

"Aku tidak sengaja menemukannya tuan," jawab Alighty.

"Apakah ayahku mengenalmu Christal?"

"Aaah, tidak. Tidak Claudy. Kami baru saja bertemu," sangkal Alighty agak terbata-bata.

Tuan Urdagyas kembali menatapnya dengan tajam saat ia menyangkal bahwa sebenarnya mereka saling mengenal satu sama lain. Namun Alighty tetap bersikap santai dan tetap tersenyum lalu berkata, "Apakah tuan tinggal di Sidney?"

"Ya, nona," jawabnya singkat dan sangat tegang.

Namun di tengah-tengah percakapan mereka, ponsel Claudy berdering tiba-tiba. Ia menerima panggilan tersebut dari nomor yang tidak ia kenal. Ia pun bangkit berdiri dan keluar ruangan untuk sementara. Alighty hanya diam menyaksikannya berlalu dari balik pintu begitu juga dengan tuan Urdagyas.

Tuan Urdagyas kembali berpaling dan menatap dengan serius serta berkata, "Nona, mengapa kau tidak jujur saja jika kita saling mengenal?"

"Jika aku mengatakan segalanya sekarang, apakah tuan siap?"

"Apa maksudmu nona?"

"Dokumen itu, bukankah menunjukkan bukti kalian adalah ayah dan anak?"

"Kau sudah mengetahui isinya?"

"Tentu saja tuan. Aku tahu jelas apa yang ada di dalamnya."

"Kalau begitu, kau cukup menutup mata dan mulutmu atas apapun yang kau lihat dan apa yang kau ketahui."

"Itulah yang sedang coba kulakukan sekarang, tuan."

"Satu lagi, jangan mengatakan hal ini pada salah satu anggota keluargaku karena aku sendiri yang akan mengatakannya suatu saat nanti."

"Aku sangat mengerti dan sangat tahu apa yang harus aku lakukan sekarang tuan."

"Bagus nona Alighty! Aku percaya padamu."

"Tapi, mengapa tuan memiliki putri lain di luar?"

"Sekarang bukan saat yang tepat untukku menjelaskan hal ini padamu."

"Baiklah tuan, aku mengerti," jawab Alighty ringan.

Sekarang ia sangat tahu, wanita yang dicurigai sebagai wanita lain dari tuan Urdagyas ternyata salah, melainkan wanita itu adalah anak kandungnya. Namun, walau demikian Alighty masih tak habis pikir. Ia masih belum mengetahui cerita apa sebenarnya yang telah terjadi di masa lalu.

"Jika Claudy adalah anaknya, lalu siapa sebenarnya sosok dari wanita lain itu? Siapa sesungguhnya ibunya Claudy?"

Kemudian setelah percakapan menegangkan itu, Claudy akhirnya kembali dan duduk bersama dengan mereka. "Seseorang menelponku, katanya ibuku mengalami sedikit kecelakaan di rumah dan sedang di bawa ke rumah sakit. Aku harus pergi sekarang ayah," desak Claudy dengan wajah yang cemas.

"Apa yang terjadi Claudy?" tanya tuan Urdagyas seraya berdiri mendekati putrinya.

"Katanya ibu tidak sengaja terjatuh dari tangga. Aku harap ibu baik-baik saja ayah, aku harus segera ke sana."

"Ayah ikut denganmu Claudy."

"Baik ayah. Oh iya, Christal, kau juga boleh ikut dengan kami aku akan memperkenalkan ibuku padamu," pinta Claudy seraya menggandeng Alighty menjauh dari tempat itu.

Alighty tidak dapat berkata apa-apa selain mengikutinya, tuan Urdagyas juga turut menyusul dari belakang. Mereka menuju ke parkiran lalu menancap gas dan melaju kencang menuju rumah sakit.

Setibanya mereka di sana, Claudy berlarian mencari ruang instalasi gawat darurat lalu bertemu dengan ibunya yang terbaring lemah di atas ranjang. Beberapa perban terbungkus di bagian kaki kiri dan juga di kepala. Alighty hanya melihat dari luar ruangan itu dan berdiri tepat di depan pintunya yang berkaca. Tuan Urdagyas juga berada di dalam ruangan tersebut, ia berdiri menutupi sebagian wajah dari ibunya Claudy sehingga Alighty tidak dapat melihatnya dengan jelas.

Namun, seorang dokter mendekat dan tuan Urdagyas pun menjauh. Dokter itu terlihat berbicara beberapa saat, kemudian ia berlalu. Alighty yang memperhatikan suasana itu akhirnya bisa melihat wajah ibunya Claudy dari jauh, namun saat itu Alighty tiba-tiba menjadi sesak dan amat sesak.

Ia refleks mencengkeram dadanya dengan tangan kirinya yang tengah bergetar dengan hebat. Dengan perlahan Alighty mundur selangkah demi selangkah, serta pandangannya tak lepas dari wajah wanita yang sudah berumur itu. Usia wanita itu terlihat tak begitu jauh beda dengan tuan Urdagyas. Alighty menjadi lemas dan semakin luruh, air matanya mengucur dengan sangat deras dan ia pun berlari keluar.

"Tidak. Ini tidak mungkin." Ia menjerit dalam batinnya dan berdiri dibalik dinding di salah satu ruang yang sepi.

"Aku tak percaya ini semua. Sungguh, aku tidak bisa memercayai hal ini," ucapnya dalam kerapuhannya sementara air matanya terus berderai.

Alighty goyah, hatinya meluruh dalam pilu. Apa yang di lihatnya sungguh mengguncang batinnya. "Ya, Tuhan. Aku tak percaya. Aku bertemu ibuku," lirihnya tak kuasa menahan isak tangis yang amat menyesakkan dalam dada.

Alighty kini menemukan ibunya yang selama ini bertahun-tahun tanpa kabar dan tidak tahu keberadaannya di mana. Ibunya yang selama ini sangat ia rindukan dan berharap baik-baik saja. Ibunya yang selama ini ia harap suatu saat akan kembali lagi bersamanya, kini ada di depan mata.

Akan tetapi, kenapa ibunya ada di tengah-tengah mereka? Dapatkah hati seorang anak menahan rasa kecewanya ketika ia mengetahui sesuatu yang telah membuat hatinya terpukul?

Alighty jatuh tersungkur. Ia tak dapat lagi menahan emosi yang tengah bergejolak. Seluruh dadanya bergetar. Apa yang ia saksikan itu telah mengguncangnya dengan sangat hebat. Ia tak dapat menahannya seorang diri dan menangis terseduh-sedan sambil bertelungkup.

"Ibu, aku merindukanmu." Isaknya dengan lemah. "Tapi, Ibu, kenapa mereka ada di sisimu? Lalu bagaimana denganku dan Luke? Apakah ibu telah membuang kami selama ini?" Suaranya sengau dan hampir tak terdengar lagi. Air matanya terus berlinang membasahi seluruh pipi manisnya.

Kini, wajah jelita itu tak lagi cerah. Seribu tanya tengah menyelimuti hatinya. Apa yang ia lihat dan dengarkan, apa yang ia perjuangkan selama ini, tak di sangka membawanya menemukan keberadaan ibunya. Moment yang tak pernah terbayangkan dan seperti mimpi baginya.

Namun, Alighty kembali bangkit. Ia kembali berdiri tegak, dan menyapu air matanya. Ia teringat pada sosok seorang pria yang selama ini di sisinya dan bersikeras membuatnya mempertahankan keberadaan dokumen itu.

"Halvard? Di mana dia? Aku harus bertanya padanya tentang semua ini," ucap Alighty dan meraih ponselnya dari dalam selempang mini yang ia kenakan.

"Halv? Tidak di angkat? Ke mana dia?" Alighty kembali membuat panggilan.

Di saat-saat seperti itu, Alighty tidak menyadari jika ada seseorang sebenarnya telah memperhatikan seluruh gerak geriknya dari kejauhan. Ia sedang di pantau oleh sekelompok orang suuhan nyonya Salsa dan tidak mengenalnya. Salah satu dari mereka telah mengikuti Alighty diam-diam sampai ke rumah sakit.

Orang itu juga salah satu dari pria yang pernah menguntit Alighty di taman ketika ingin bertemu Claudy pertama kali. Ia menunggu saat-saat yang tepat untuk bereaksi. Ketika Alighty mencoba menghubungi Halvard, orang itu mulai memberanikan diri semakin lebih dekat.

Setelah beberapa menit kemudian, sambungan telepon itu pun terhubung dan Alighty dapat berbicara dengan Halvard. "Halv, kau di mana? Aku sangat ingin berbicara denganmu."

"Aku sedang dalam perjalanan, aku akan menghubungimu nanti," jawabnya singkat lalu mengakhiri panggilan itu.

"Halv? Aku belum selesai berbicara denganmu," gumamnya sedikit kesal.

Alighty terlihat mondar mandir. Tangannya memegang kepalanya. Ia ingin kembali ke ruangan tapi rasa tak percaya atas apa yang ia lihat, masih menyelimuti hati kecilnya.

"Bagaimana mungkin mereka adalah keluarga? Bagaimana mungkin ibuku juga merupakan ibunya Claudy? Bagaimana mungkin tuan Urdagyas dan ibuku juga adalah," ia terhenti sejenak.

"Aaah, kepalaku penuh, rasanya seperti mau meletus memikirkan ini semua," erangnya dan kembali berjalan ke depan kemudian kembali lagi ke belakang beberapa kali.

Alighty kemudian berhenti, ia mencoba menenangkan diri dan bersandar pada dinding serta menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saat itulah seseorang mendekatinya dan bereaksi tanpa sepengetahuannya. Orang itu mendekatinya lalu menodongkan pistol di pelipisnya.

"Diam, dan jangan bersuara atau timah panas ini akan menembus bagian pelipismu yang lain," ucap seseorang itu dengan tegas, dan mendorongnya menjauh dari tempat itu.

Alighty tak bisa lagi berbuat apa-apa. Ia menuruti perkataan orang itu dan melangkah menjauh dari rumah sakit. Mereka menuju ke parkiran mobil dan orang itu membawanya pergi.

🍃

***

     Setelah berbicara dengan dokter, nona Claudy segera beranjak dari ruangan instalasi, kemudian disusul oleh tuan Urdagyas. Claudy mulai menyadari bahwa Alighty sudah tidak lagi berdiri dan menunggu di depan pintu.

"Ayah, di mana Christal? Aku ingin memperkenalkannya pada ibu."

"Ayah juga tidak melihat ke mana perginya."

Mereka pun memencar dan mencari keberadaan Alighty di luar. Dengan bergegas Claudy menuju ke pekarangan depan rumah sakit, sedangkan tuan Urdagyas menebarkan seluruh pandangannya ke sekeliling instalasi tetapi tidak menemukan keberadaan Alighty.

"Ayah, kau sudah menemukannya?" tanya Claudy dan mendekati di mana ayahnya berdiri.

"Tidak Claudy. Ayah juga sedang mencarinya."

"Kau di mana Christal? Bukankah tadi kau berdiri di depan pintu?" ucap Claudy berbicara sambil berjalan kembali ke dalam ruangan.

Claudy mencoba menghubunginya, tetapi tidak ada jawaban dari panggilan itu. "Ponselnya aktif tapi kenapa ia tidak mengangkat teleponku?"

Di saat mereka sedang berdiri ponsel tuan Urdagyas berdering. Dengan segera ia mengangkatnya. Tuan urdagyas terlihat berbicara sangat tegang dan sedikit membuat emosinya melambung. Wajahnya kembali memerah lebam, tatapan matanya menghujam tajam ke langit-langit ruangan. Tetapi ia berusaha menyembunyikan hal itu dari Claudy dan ibunya. Tuan Urdagyas akhirnya menghindari tempat itu dan melanjutkan pembicaraan di luar ruangan.

"Nanti kita bicarakan ini baik-baik. Tolong tunggu hingga aku pulang ke rumah lebih dulu," ucap tuan Urdagyas lalu mengakhiri panggilan itu.

Ia melangkah kembali menuju ruangan bersama Ckaudy, dan berdiri di samping ranjang di mana ibunya Claudy berbaring. "Bagaimana perasaanmu sekarang Marine?" tanyanya santai dan memegang tangannya.

"Aku merasa lebih baik sekarang, Philip. Terimakasih sudah datang."

"Claudy memintaku bertemu seseorang karena itu aku di sini. Tapi, aku senang bertemu denganmu."

"Iya ibu, aku yang memintanya, tapi saat ayah mendengar ibu terluka, ayah langsung ikut ke rumah sakit," ucap Claudy menyelah di antara percakapan mereka.

Tuan Urdagyas memandang jauh ke dalam tatapan lembut wanita itu. Ia kembali mengingat bagaimana kisah masa lalu yang pernah mereka miliki.

"Andai aku tidak mengikuti saran kedua orang tuaku, kau dan putri kita tak akan mungkin menjalani kehidupan sesulit ini," batinnya berbisik lembut dan menyesal karena ketidaktahuannya atas kehadiran putrinya di masa lalu.

🍃

Continue..

Hai all reader ICY, terimakasih sudah menunggu walau sempat seminggu off update karena banyak acara.

Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk jangan lupa ikutin terus kisah mereka, karena akan ada hal-hal mengagetkan lainnya di depan.. ;)

Semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak saat kemari ya.. :)

Happy Week End

With Love
~Shine Liefde~

25 Juni 22

Continue Reading

You'll Also Like

Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

216K 13.8K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
1.7M 153K 35
Kehidupan Catherine Hovers memang berbeda dengan gadis sebayanya. Ayahnya yang seorang pengusaha ternama, membuatnya jarang mendapat perhatian dari k...
70.6K 8.5K 25
⛔[Warn!GS/GenderSwitch] ❎ PRIVATE! Kehidupan Soonyoung benar benar rumit. Saat kehilangan kedua orang tuanya 10 tahun silam, dia mendapatkan sebuah k...
132K 5.7K 39
* Novel ini sudah TAMAT / LENGKAP * Saya berlari. Berlari secepat mungkin. Jauh. Jauh darinya. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Hailey Pritchett mencintai pek...