KENANDRA βœ…

By tivery

365K 34.7K 2.4K

JAZZIEL PART 2: KENANDRA Ini masih tentang ANDRA And JIEL. Anak baik hati bernama JAZZIEL, Si Semestanya An... More

0. Kenandra
1. doing nothing
2. Siaga
3. Jajan
4. Kind*rjoy
5. gemezzzzz
6. Drama
7. Lost
8. it's raining
9. UnInstal
10. Meeting
11. Mas Andra
12. 24jam πŸ”ž
14. Kupon permintaan
15. Gagal surprise
16. Rega
16. Gagal surprise (lagi)
17.Masih Pengen Surprise??
18. Kebun Teh
19. Bawel
20. Bawel mulu
21. Diiih....
22. WHY???
23. Yasmin
24. Sidang?
25. Juragan
26. juragan part2
27. Preview πŸ”ž
28. Piyama
29. Luka
30. Wangi Kakak
31. flashback
Leo and Kai
🐣🐣🐣
πŸ’πŸ’πŸ’
32. Cerita..
33. Pintu
34. Cicilan
35. Makan Malam
36. Maklumin dulu
37. Sementara
38. Buntung
39. Taring si Bayi
40. Bayiknya Nangis
41. Bertautan bibir
42. Tujuh hari
43. Masker
44. Jiel Pov
45. Semangka πŸ‰
46. Rafting
47. Obat
48. Panik
49. Pulang
50. Kevi
51. Bye...
52. Cemburu?
53. Rencana
54. kita Partner
55. Demam
57. Gadis baju putih
58. Shanum
59. Papi
60. Pertengkaran
61. Terusik
62. Kehilangan Andra
63. Salah paham??
64. Baik-baik saja?
65. Hamil
66. Aku pergi...
67. Putus

13. Pembalasan πŸ”žπŸ”ž

12.6K 706 14
By tivery




Sudah ada peringantan 18+, tunda baca dulu kalau kondisinya belum memungkinkan. Ok?

........

Pas udah sampe basement, Si Bayik lari duluan, main ninggalin aku yang masih harus menyiapkan parkir.

Dih, pacarku kalau lagi malu jadi lebih lutchu yaaa...

Sedari tadi dia belum berani menatapku, belum juga bicara apapun. Diem meringkuk doang, padahal aku udah coba cairin kecanggungan dia: aku acak-acak rambutnya, aku gelitikin pinggangnya, aku mainin jarinya, tapi dianya tetep belum respon.

Diem doang. Segitu Malunya El? Padahal kan gakpapa ya...

Dianya yang ngacir duluan pikirku bakal nungguin di depan lift, gak taunya beneran ditinggal. siap beberapa langkah doang nyampe, disengajain dia nutup pintu liftnya, padahal jelas-jelas dia liat aku yang setengah lari mau nyusulin dia, udah gitu sempet-sempetnya dia meletin lidahnya. Abis itu dia wink trus dada-dada.

Eeerrgggghhhhhhh..... Lutchunyaaaaa!!!

Hhhmmmm.... Siapkan dirimu!! Rasakan pembalasanku yang sebenernya wahai Bayik!!

.

Baru aja aku buka pintu Apartment, pas banget baru nyopot sepatu sambil ngider pandangan ke seluruh sudut ruangan, nyari Jiel tapi gak nemu. Ternyata yang dicari nongol dari kamar.
Dianya yang Liat aku udah dateng jadi agak canggung, masih belum selesai malunya El? Kan tadi udah sempet ngeledekin kakak...

"Hehehe, lupa ambil minum" gitu doang katanya, sedikit terkesan kaku, trus dianya nyelonong nyamperin kulkas, meneguk jus jeruk yang dia pilih.

Aku mendekat, mendekapnya dari belakang, bikin dianya sedikit kaget tapi tetep tenang melanjutkan minumnya.
Aku menyimpan daguku dibahunya, mencoba memberi sinyal kalau aku lagi menginginkan sesuatu.

"Elll.... "

"Hhhhmmm... " dijawab setelah beberapa detik. dianya masih sibuk minum

"Eeell... Kakak mau jugaa"

"Haus? Mau jus?"

"Mau kamuuu.... "

Jiel memiringkan wajahnya biar pandangan kita bisa bertemu, dan itu aku manfaatkan untuk mencuri ciuman darinya, sebentar karna keburu dianya bisa meloloskan diri.

"Kaaaaak.. " rengeknya minta dilepaskan saat aku mulai lebih kenceng meluk dia.

Daguku masih bertengger dibahunya.

"Panggil Mas Andra lagi dong sayang... " bisikku ditelinganya.

Dianya kegelian, meskipun masih lanjutin minumnya. Haus segitunya? Hampir sebotol tuntas

"Gak mau ah, hukumannya gak nanggung-nanggung" jawabnya pas botolnya udah lepas dari bibirnya..

Aku ketawa geli, apa tadi dia bilang hukuman? Hukuman macam mana yang bikin dianya keeenakan?

"Sayang, Mas Andra mauuuu"

"JIEL?? " jawabnya spontan.

"JUSnyaaa... "

Jiel melengos kesal, bisa aku liat di sudut mataku, bibirnya mengerucut sebel. Sebel aja masih sempet bikin gemes El.

Keselnya Jiel tu masih bisa baik, dia membalikkan tubuhnya dan menyodorkan minum ke dekat bibirku. Dikiranya aku beneran mau minum jusnya.

Aku menggelang, tanda penolakan.

Dianya berdecih, kayaknya kali ini kesel beneran. Langsung Abis itu jus dihabisin sama dia sampai tetes terakhir. Trus dengan savage-nya dia buang aja gitu botolnya entah kemana.

Satu yang dia lupakan, dia masih dalam pelukanku, masih dalam kekuasaanku.

"Mas mau minum dari bibir kamuu" tunjukku ke bibirnya yang basah.

Secepat kilat aku mengangkat tubuhnya dan menahannya di dinding. Kali ini gak semudah itu aku lepaskan walaupun dia sempet kasih penolakan.

Sedikit memberontak tapi nyatanya Jiel tetap pasrah ketika ciumanku mulai menggerayangi hampir disetiap sisi wajahnya juga Menjalar ke leher.

Muah.. muuah... muuah.. muuah.. muuah.. muuah.. Mmmmmmuuuuaaahhh.... Muah.. muuah... muuah.. muuah.. muuah.. muuah.. Mmmmmuuuaaaaaaahhhhhh..

Ingat, dia sukanya kalau nyium pipi harus sampai bunyi...

Dia yang aku mainin pipinya, akhirnya bisa tersenyum geli juga.

Dia betah bermanis-manis tapi punyaku sudah gak bisa ditawar lagi, kasian yang dari tadi meringkuk sudah minta segera dibebaskan.

Aku menggendong Jiel sampai sofa, mendudukkanya dipangkuanku. Merayunya untuk membagi ciumannya.

"Kiss me please.... "

Dan dianya tersipu patuh, menyimpan wajahku di kedua telapak tangannya, menatapku dengan penuh arti, seolah hanya aku satu penghuni ruang dalam fikirannya saat ini.

Tiba-tiba ditatap sendu seperti ini membuatku mendadak Kaku,

Dengan kedua ibu jarinya dia mengusap kedua alisku, membelai lembut kelopak mataku, memainkan hidungku.
senyumnya merekah ketika melakukan itu. Matanya seperti bayi yang sedang mengagumi ibunya.

Licik sekali dia, Tidakkah dia tau bahwa ketulusan yang dia perlihatkan saat ini sudah mempertanyakan segala egoku,
Gak tega jadinya kakak El.....,
Yang lagi mode polos begini, mana berani aku bikin dia mendesah. Vibesnya justru minta dipuk-puk banget.

Pliss, binal dikit deh El, kasian pacar ini lhooo.... Kemana perginya El yang usil tadi?? Ayolaaaaah....

Puas melembut di wajahku, seolah dia mulai tau apa yang aku pikir, dia mengecup keningku lembut, turun di kedua mataku, kanan dan kiri bergantian.
Hidung dan pipi juga, terakhir sedikit mrngangkat daguku dan memberi kecupan cepat dibibirku. Tidak mengulumnya, juga tidak menghisapnya, hanya sekedar gigitan kecil, Lalu dia tersenyum, masih dengan menatapku sayu mengintari setiap fitur wajahku...

"I Want more El... " rengekku, semoga dia berbelas kasih. Karna disaat begini, musuh terbesarku adalah Jazziel yang sedang mode Bayik seperti ini, gak tega! Sumpah gak tega!!!

"Katakan dengan bahasa yang benar, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta..... " begitu dia menggodaku, bisa-bisanya dia menyapu bibirku dengan lidah sejuknya, secepat kilat, lalu ibu jarinya mengusap dan sedikit memainkan sudut bibirku.

Auranya yang tadi cerah berangsur semakin berkabut. Kerlingan matanya sudah beda makna.
Nah, gini kan enaaak.... Binal pada tempatnya! Disaat yang tepat!

Apa yang dia maksud dengan memperbaiki bahasa? Sempet aku bingung, tapi aku akan mencoba sebisaku:

"Adek Jiel, Mas Andra pengen di Sun boleh?"

Gak disangka, bayi yang lagi gak bisa ditebak itu akhirnya sekali lagi patuh. Dia menyeringai ketika mendengar kalimatku barusan, dan mulai menautkan bibirnya ke bibirku dengan lembut. Tak ada penekanan, hanya seperti pelan menikmati plumpy dan mengakhirinya dengan menggigit sedikit bibir bawahku.

"Do it again, Mas Andra...." perintahnya mesra dengan memainkan rambutku. Jangan lupakan bibir bawahnya yang dia mainkan.

"Adeek... Give me more. Mas andra pengen adek Jiel"

Got it!!

Aku tercekat ketika kekasihku mulai berani membungkus bibirku, menyapukan lidahnya dibibirku, tanpa undangan lidahnya mulai menyisip di celah bibirku, dan menjemput lidahku untuk menari bersama.

Gak banyak yang bisa aku lakukan kecuali pasrah mengikuti permainan, karna disaat seperti ini Jiel sudah semangat mendominasi.

Aku bisa merasakan sentuhan panas yang menjalar keseluruh tubuhku, entah dari mana sumbernya ketika Bibir kecil itu berani mengumpulkan bibirku dan menghisapnya kuat, lidahnya dengan terampil bermain dan menyapu seluruh bibirku, sudah kuyakini bibirku pasti bengkak.
Aku tak bisa menyangkal bahwa kekasihku pintar dalam hal ini.

Jiel melepaskan bibirku, kini hidungnya yang tajam berjalan ke sisi pipiku, mengambil waktu sebentar kemudian pindah le dasar rahangku, dia menyeret lidah panasnya menyusuri jakunku dan sedikit memberikan gigitan kecil.

Secara bertahap dia mulai menyusuri pangkal daguku dan telaten meninggalkan gigitan-gigitan kecil disetiap incinya.

Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku sendiri, sebisa mungkin bertindak pasif. Karna sudah bisa kutebak, jika aku membalasnya Jiel akan cenderung menyudahi gerakannya dan berujung pasrah.

Aku membimbing lidahnya pulang untuk menyapu bibirku lagi, sedikit berhati-hati ketika memberikan balasan atas panggutan menggodanya. Membiarkannya tetap memimpin.

Kedua tanganku mengusuri punggungnya yang melengkung, lembut halus dan meremang. Menaikkan sedikit demi sedikit kaos yang dia kenakan, hingga yang memiliki tubuh itu memberi akses untuk melepasnya.

Adalah tubuh ramping indahnya yang memanjakan mataku, sudah kesekian kali tapi aku tetap terpaku pada keindahan kulit putih bening itu, hingga aku tak menyadari kedua tangan jiel sudah meninggalkan bahuku dan turun hingga berhasil membuka seluruh kancing bajuku.

Tubuh kita berdua sudah sama-sama panas sekarang, aku hampir tak kuasa merespon sentuhan yang Jiel berikan. Sekali lagi, aku sedang berusaha keras melawan naluriku, aku harus sepasif mungkin jika ingin Kekasihkan lebih agresif.

Sedikit mengangkatnya, pelan-pelan aku mendorongkan hingga berbaring di bahu sofa. Aku ingin sedikit menuruti inginku melucuti semua pakaian yang menempel di kulitnya.
Sekali tarik, aku bisa membebaskan bagian bawah itu, ninodnya sudah menegang tanpa arah. Aku ingin mengecap kulit manisnya tanpa terhalang apapun, tapi Jielnya meraih bahuku dan mencari bibirku sekali.

Erangan halus makin memanjakan telingaku, masih aku berhati-hati untuk tidak mendominasi. Aku masih ingin Jiel yang menguasai permainan ini.

Aku terkejut ketika tangan nakal Jiel mulai menuruni selangkanganku, memastikan punyaku yang sudah menegang kencang. Dia juga berakal melepas resletingnya sampai aku membantunya memberi akses agar celanakupun tertanggal dari badanku. Tinggalan aku yang berkemeja tak berkancing. Bagian bawah kita sudah benar-benar naked.

Jiel sedikit melorotkan posisinya, dia menenggelamkan giginya diantara dada bidangku, sedikit memilin nipelku dan memberikan gigitan kecil disekitar kulitku.

Entah bagaimana caranya, kita kembali ke posisi semula, dia berada dipangkuanku lagi, aku hanya terbuai dan patuh mengikuti ritme siasatmya.

tetap dengan tubuhnya yang panas meremang, punggungnya yang melengkung dengan kesintalan pinggulnya yang kenyal.

Aku mengedarkan kecupanku disekitar dadanya, Jiel membalasnya dengan menggigit daun telingaku, mendesahkan namaku yang memuncakkan gairahku.

"Mas.. An.. Draaa... Mmmmpphh"

Bagaimana bisa aku yang beberapa menit lalu merasa jengah ketika dia memanggilku Mas, justru sekarang membuatku candu. Rasanya seperti sangat erotis ketika itu keluar dari mulut Jiel disaat yang menggairahkan seperti ini.

"Maaaaasssssss.... Mmmmmpphhh... "

Desahan itu sekali lagi keluar ketika aku menarikan lidahku di nipelnya yang menegang. Kedua tanganku masih betah meremas pinggul sintal itu.

Aku bangun, dan menggendongnya kekamar. Bukan tanpa alesan, karna disana tempat l*be dan k*nd*m berada. Mudah menemukannya karna aku selalu menyimpanya di nakas dengan baik.

Aku bermaksud merebahkan Jiel di atas Bed, ingin segera melakukan adegan puncak. Tapi, kakinya tetap mengalung di pinggangku, dia menolak berbaring.

"Maaaas, Jiel pengen diSofa" katanya dengan suara parau.

Aiiisssshhh.... Mimpi apa aku semalam, kenapa dia bisa sesemangat ini... Ini benar-benar diluar ekspetasiku.

Aku menurutinya, membawanya ke Sofa, dengan posisi semula, tidak lupa l*be dan k**dom sudah ikut bersamaku.

Karna aku sedikit membaca maksudnya, jadi aku biarkan Jiel tetap pada kepemimpinannya. Dan benar saja, dia mulai menghujaniku dengan ciumannya pada bagian leher dan bahuku.

Aku hanya bisa mencengkeramkan tanganku pada gumpalan kenyal pinggulnya, aku benar-benar hampir meledak.

"Eeelll.... Adeeekk... Mmmmpphhh" aku mencoba memberi sinyal bahwa kita harus segera ke menu utama.

Aku mengambil pengamanku dan mulai memakaikannya pada anuku, sementara Jiel mulai mengerti maksudku ketika L*be dingin itu sudah teroles pada belakangnya...

"Let me in baby.... "

Dan Jiel memberiku akses untuk memudahkan inginku. sekali hentak, hole Jiel udah membungkus mesra anuku yang kepalang menegang keras. Tak seluruhnya, karna sisanya harus aku lakukan dengan sangat pelan dan hati-hati.

"Mmmmmmmmpppphhhh, Maaaaasssss....... "

Jiel masih kesusahan mengatur kondisinya, aku memberinya sedikit waktu untuk menyesuaikan.

Berharap penetralan, dia membungkuk dan mencari ciumanku. Kali ini aku yang memimpin, lidah panasku menjelajah ke setiap sudut mulutnya, mencari lidahnya untuk saling menari. Mencuri salivanya yang manis.

Pergerakan datang dari pinggulnya ketika dirasanya sudah nyaman, melepaskan ciumannya Jiel membawa wajahnya mendangak dan hanya berfokus pada pergerakan yang dibawah.

Sekali lagi dia memimpin, punggungnya yang melengkung itu menonjolkan dada rampingnya kearahku, kedua tangannya berpegang pada bahu sofa dengan kuat, mungkin itu sebabnya dia ingin tetap melakukannya disofa.

Gerakan naik turun terus dia lakukan tanpa bantuanku, tangan kananku terus meremas pinggul sintalnya, tanganku satunya sibuk memilin nipel merah mudanya. Hanya dengan menjulurkan lidahku, nipel kaku yang naik turun itu sudah bergesekan mesra dengan ujung lidahku.

"Mmmmmppph... Kaaaaakkkk, Jiel gak bisa lamaaa" cicitnya, masih dengan pergerakan tetapnya.

"Call me Mas, El... Ini akan lebih cepat"

"Eeemmmmpph... Maaasss... Mmmmppphhh"

Aku memperbantukan kedua tanganku dipinggang Jiel, mencoba membantunya bertahan, tak lupa ikut mengayunkankan pinggulku keatas dan kebawah seirama dengan gerakan Jiel.

Aku bahkan belum menyentuh Ninod, tapi itu sudah terasa membatu dan mandiri bergesekan dan membentur perutku.

Tubuh ramping Jiel yang agresif didepan mataku, memanjakan seluruh indraku, menyukakan seluruh tubuhku. Bayik manis itu menjelma menjadi sangat erotis tanpa ampun.

"Aaaahhhgggttt.... Aaaaggghhhhhhhgggttthh....."

Jiel terengah-engah, Cairan putih panas itu benar tumpah disekitar perutku. Dianya melemahkan gerakannya, berfokus menikmati pencapaiannya. Justru giliranku yang semakin mempercepat ayunan pingguku menerjang lubang yang berkedut seolah menyempit itu.

"Aaaaaaahhhhhhgggggttt.... Maaaaaassssss And... Draaaaahhh.... Mmmmmpppttt"

Erangannya menyebut namaku membuat aliran darahku memuncak, Jiel sangat memuaskan ketika dia membenamkan bibirnya ditelingaku, mendesahkan berkali-kali namaku dengan suara binalnya..

"Mmaaaaaasssss....... AAaahhh AAaaaahhhh Mmmmppppttt"

Desahan binal itu membuat pencapaianku rampung dengan lebih cepat dari yang bisa aku tahan.

Bukanlah Jiel namanya Jika tak menunjukkan tingkah Bayiknya. bahkan aku masih terengah-engah ketika dia tiba-tiba bilang:

"Oopsss, air bathtub-nya pasti udah penuh dari tadi"

Setelah itu dia ngacir ke kamar mandi, tak payah memperdulikan keberantakanku sekarang.

.
.
.
.
.
.

Meskipun gak janji bakal bisa Up tiap hari lagi, tapi Author janji next chapter cerita bakal berlanjuuut...
Semoga esok senin kita tetep menyenangkan.....




Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 54.1K 36
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
1.3M 9.1K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
39.6K 1.3K 17
Dia bukanlah Kuntilanak, dia bukanlah Leak, dia juga bukanlah Valak, yang begitu menyeramkan, dan dia bukanlah makhluk terkutuk lainnya, yang pernah...
2.2M 367K 49
CALVIN SAMUDRA alias Si Empang, si anak Yakuza yang prik, bener-bener prik. ............ Seme => Samudra Calvin Uke => Kiki