Kumo To Slime Desu Ga Nani Ka...

By Yooo_Dayooo

11.3K 911 1.3K

Kejadian menggemparkan dimana satu kelas di sebuah SMA di Jepang meledak dan membunuh seluruh siswa di dalamn... More

Prolog
Chapter 1: Perburuan
Chapter 2: Evolusi Lagi?
Chapter 4: Menantang Stratum Tengah
Chapter 5: Kekuatan Baru
Chapter 6: Meets Fire Dragon
Chapter 7: Administrator
Chapter 9: Dunia Luar
Chapter 10: Pertandingan Melawan Wrath
Chapter 11: Mother Menginvasi Kami?!
Chapter 12: Rimuru, Kumoko vs Mother
Drop!

Chapter 8: Pembunuh Naga

503 46 73
By Yooo_Dayooo

Kumoko POV

D? Siapa itu? Siapa peduli.

Ini bukan saatnya memikirkan hal aneh itu!

Otak tubuh:"ehhh, dia yang mengelola Skill loh!"

Kumoko:"bodo! Tidak peduli!"

Otak sihir 1:"uhhh, lalu bagaimana cara kita memandangnya? Dia mungkin saja berniat jahat."

Kumoko:"sudah kubilang tidak peduli! Saat ini kita harus melakukan sesuatu yang lebih mustahil! Hwahahaha!"

Otak tubuh:"haa! Otak informasi mulai gila!"

Otak sihir 2:"kau yakin?! Kau mau menyiksa diri?!"

Otak tubuh:"ya ya! Bahkan admistrator tidak bisa melakukannya loh!"

Kumoko:"hahhh?! Apa kalian akan diam saja setelah informasi itu?!"

Otak sihir 1:"kau benar sih..tapi...bagaimana caranya menghentikan kehancuran dunia?"

Kumoko:"mungkin tidak pasti, tapi jika kita bertambah kuat! kita pasti bisa melakukan sesuatu tentang itu!"

Otak tubuh:"apa itu akan berhasil?"

Kumoko:"aku tidak tau, tapi kita harus bisa melakukan sesuatu jika terjebak dalam keadaan darurat."

Otak sihir 1:"ya benar! Apa yang akan kita lakukan nanti?!"

Kumoko:"pertama-tama.......kita..akan melawan Naga Tanah Araba."

....

Mereka diam selama sesaat...katakan sesuatu!

Otak tubuh:"hahh! Tidak! Tidak akan!"

Otak sihir 1&2:"benar! benar!"

Kumoko:"hah?! Dasar bodoh!"

*Bonk..!

Otak tubuh & Otak sihir 1-2:"ouch!"

Kumoko:".....apakah kalian pikir aku melakukannya karena aku ingin...?"

Otak sihir 1:"melawan Araba itu berbahaya! Apa yang kau pikirkan?!"

Kumoko:"kita tidak bisa diam seperti ini! Kita harus melawan trauma kita segera!

Bersama Rimuru, kita pasti bisa memenangkannya!"

Otak tubuh:"....tapi..apakah Rimuru akan menyetujuinya? "

Otak sihir 2:"dilihat dari sikapnya selama ini sih....dia pasti akan ikut-ikut saja."

Kumoko:"desu Yo?! Karena itu kita akan melawannya mau tidak mau!"

Di luar imajinasi...

Kumoko:"jadi begitulah...aku ingin melawan naga tanah Araba."

Rimuru:"huh? Tidak masalah tapi, apa kita cukup kuat untuk mengalahkannya?"

Seperti yang kuduga! Rimuru pasti setuju-setuju saja! Bantuan yang sangat besar!

Kumoko:"untuk itu, kita akan memburu monster dan menaikkan level kita!"

Rimuru:".....jadi kau ingin mengalahkan Araba padahal pintu menuju Stratum atas sudah di depan mata?"

Kumoko:"kukuku, tenang saja, kita bisa menandai tempat ini!"

Rimuru:"...kau ini yah....."

Rimuru menggelengkan wajahnya di depanku. Kami masih berada di Stratum tengah dan segera setelah sedikit berkelana ke berbagai arah, kamu menemukan jalan menuju Stratum tengah.

Namun, aku berpikir untuk melakukan sesuatu terlebih dahulu. Yaitu melawan trauma terakhirku di labirin ini. Aku merasa takut saat melihat Araba membunuh tiga ular yang sulit kulawan dulu.

Dan setelah itu, aku ingin mencoba menjadi lebih kuat untuk menyelematkan dunia ini dari kehancuran.

Karena itulah aku memilih jalur ini, bersama Rimuru.

Rimuru pada akhirnya setuju dan kami berangkat menuju Stratum tengah bersama setelah menandai tempat ini sebagai jalan keluar. Jika aku mengikuti jejak orang-orang yang masuk ke dalam labirin ini, aku pasti bisa langsung keluar dari sini.

Namun, aku belum boleh melakukannya karena aku harus melawan traumaku terlebih dahulu sebelum kembali berkelana di dunia luar.

Dia orang yang selamat dari pertarungan beberapa waktu yang lalu, mereka menghancurkan sarang yang kubuat bersama Rimuru di Stratum bawah tanpa peringatan dan tiba-tiba menyerangku.

Ahhhh! Mengesalkan! Jadi aku menghabisi beberapa dari mereka sebagai bentuk pembelaan diri! Ini bisa disebut sebagai tindakan bela diri bukan?

Padahal Sarang yang kemarin sangat nyaman......ahhh! Lain kali aku bertemu mereka, aku akan membuat mereka membayarnya!

Kumoko:"meski aku bilang begitu, mungkin setelah aku bisa selamat dari pemandangan ini...."

*Groooarrr!!!

*Hissssssshhh!!

Araba! Kami menemukannya sedang bertarung dengan ular kobra ungu yang ukuran tubuhnya lebih besar.

Aku hanya diam memandang pertarungan mereka berdua, Rimuru melihatnya dari atas kepalaku.

Sebelumnya, kau bertemu dua naga tanah lainnya dan kami memutuskan untuk mengabaikannya karena dua naga terlalu kuat untuk kami tangani.

Aku hanya bisa kagum melihat bagaimana pertarungan mereka berjalan.

Ular kobra melilit tubuh Araba dan menggunakan sihir pemberat hingga menekan Araba jatuh berlutut.

Araba memberontak dan langsung menggigit tubuhnya serta menciptakan rune sihir tanah berwarna kuning sebanyak tiga buah.

Bebatuan tajam muncul dari lingkaran sihirnya dan menusuk kepala ular itu tanpa ampun.

Rimuru:"uwah..naga benar-benar kuat yah."

Araba menggigit dan mencabik-cabik tubuh ular kobra raksasa itu dengan ganas.

Kumoko:"......"

Otak sihir 2:"sudah kuduga dia menakutkan! Ayo lari saja!"

Otak tubuh:"berisik! Ini bukan waktunya untuk takut!"

Setelah beberapa saat, tubuh ular kobra terpotong-potong dan diinjak oleh Araba.

Rimuru:"hm?! Hey awas!"

Rimuru tiba-tiba menggenggam tubuhku dengan tangannya dan dia naik ke atas menggunakan benang laba-laba.

*Beammm!!

Kumoko:"uwaaa! Apa itu?!"

Rimuru:"serangan Araba, dia sudah mengetahui posisi kita."

*Booom!!!

Kumoko:"gahh! Kuat sekali!"

Serangan Araba meledak dan meninggalkan kawah besar di daratan.

Untung saja...Rimuru menarikku.

Kalau tidak, sudah musnah diriku ini.

Kumoko:"terimakasih..."

Rimuru:"kau yakin ingin melawannya?"

Kumoko:"...tidak...jangan menolaknya diriku! Jangan merasa takut!

Ya! Aku akan melawannya dan keluar dari sini!"

Aku membulatkan tekadku.

Biarkan itu menjadi bulat seperti bakso! Tidak! Seperti bulan!

Rimuru:"baiklah....? Aku akan membiarkanmu memimpin."

Rimuru menurunkanku tepat di tengah-tengah kawan dan Araba datang dengan berjalan ke arah kami.

Statusnya empat digit, dan rata-rata statusnya berada pada angka 7000, dia sangat kuat.

Statusnya mungkin sekitar 5,8 kali lipat dari milikku saat ini, namun dengan Rimuru yang melakukan grinding bersamaku, kami pasti bisa mengatasinya!

Araba menatap kami.

Rimuru:"sejujurnya ini bukan ide bagus sih...."

Kumoko POV end

15 tahun di masa depan....

Rimuru POV

Hmm.....aku sedang iseng-iseng melihat status semua murid di kelas ini...nampaknya ada sesuatu yang mengejutkan terjadi yah.

Shun tiba-tiba mendapatkan gelar 'Pahlawan'. Aku tau apa artinya itu.

Semua orang tau apa artinya apabila gelar Pahlawan satu-satunya berpindah kepada orang lain.

Kematian, aku belum pernah merasakannya, mungkin diambang kematian aku pernah.

Rimuru:"aku agak kasihan pada Shun.."

Aku sedang duduk di kantin sekolah bersama Katia dan Oka-sensei. Fei ikut dengan Shun karena Fei sudah tinggal bersama Shun sejak lama.

Mereka berdua terlihat agak sedih. Dalam situasi ini, tentu saja guru dan teman baiknya akan merasa khawatir kenapa Shun tiba-tiba pergi meninggalkan sekolah.

Kerajaan tidak akan mengumumkan hal ini sampai mereka menentukan waktunya yang pas, jika sekarang diumumkan, maka akan terjadi kepanikan dan seluruh kota akan langsung mulai berpindah ke kota lain atau bahkan kerajaan lain yang lebih aman. Seperti itulah jika dipikir secara logis.

Katia:"kenapa Shun tiba-tiba meninggalkan sekolah yah?"

Oka:"hmmm, aku juga khawatir dengan keadaannya...."

Rimuru:"kalian terlihat sangat khawatir yah."

Katia:"tentu saja, Shun pergi tanpa alasan yang jelas! Dia bahkan tidak memberitahuku terlebih dahulu!"

Oka:"h-hei tunggu, kita sedang ada di kantin."

Katia tiba-tiba berbicara dengan nada keras dan membuat seisi kantin sedikit memperhatikan kami.

Katia kembali duduk setelah Oka-sensei memegang tangannya.

Katia:"maaf..hanya saja...aku sangat khawatir...."

Ohhh, apakah Oshima Kanata mulai melihat Shun sebagai pria? Apakah cinta diantara mereka berdua akan tumbuh?

Ahhh, masa muda, aku ingat bagaimana Ciel dan aku pertama kali bertemu.

Ciel:"kita terbalik saat itu master."

Rimuru:"mmm benar, melihat mereka seperti ini membuatku teringat masa lalu."

Yah, itu cerita lama dan saat aku masih memiliki tubuh manusia.

Rimuru:"aku mengerti kalian khawatir, kenapa tidak mengunjunginya saja atau mencoba mengirimkan surat? Shun pasti akan membalasnya jika dia tidak sibuk."

Aku membawa satu suapan makanan ke dalam mulutku lalu mengunyahnya.

Rimuru:"ugh, rasanya kurang menyenangkan di mulutku."

Ciel:"karena kekurangan garam dan terlalu banyak menggunakan bawang."

Mungkin lidahku terlalu terbiasa dengan makanan buatan Shuna, rasa-rasa yang kurang enak tidak ditolerir oleh lidahku sendiri.

Dan Ciel tidak perlu menganalisis sesuatu seperti itu.

Katia:"dia anggota keluarga kerajaan, sulit untuk menghubunginya tanpa janji."

Oka:"hmmm.....ha!"

Katia:"Oka-chan? Ada apa?"

Oka:"minta saja Fei atau adiknya untuk memberikan surat yang kita tulis?"

Menggunakan mereka sebagai perantara? Aku kurang yakin dengan Fei, tapi Sue tidak berhenti sekolah seperti Shun. Cara ini pasti berhasil.

Katia:"begitu...kita bisa tetap menghubungi Shun jika melakukan itu."

Oka:"desu Yo...! Hehe.."

Aku hanya diam sambil makan dan memperhatikan mereka. Aku terpaksa mematikan indera perasa lidahku agar bisa terus memakannya.

Maaf pembuat makanan! Karena masakanmu kurang enak, aku tidak bisa menghabiskannya sambil merasakannya!

Keesokan harinya....

Bersih-bersih, bersih-bersih.

Ciel:"kenapa tidak memakan semua debunya menggunakan skill anda?"

Rimuru:"hmm? Itu yang dinamakan dengan penyia-nyiaan fungsi! Dan juga, aku tidak tau apa yang ingin kulakukan disini.

Jadi, aku akan membersihkan rumah saja."

Ciel:"hahh...master memilih cara yang sulit daripada cara termudah yah...."

Rimuru:"ohhhh~, lagipula jika ada yang sulit, kenapa harus yang mudah?"

Ciel:"mungkin hanya anda orang di dunia ini yang mengatakan itu."

Aku dan Ciel sedang membersihkan rumah di dunia manusia, tepatnya di rumahku di kerajaan Analeit. Ini tempatku bernaung jika sedang dalam misi pengintaian.

Meski pengintaian, aku tidak menuliskan semua laporannya. Semua yang kulakukan hanya menjalani kehidupan sehari-hari.

Shiraori:"Rimuru, Raja Iblis Ariel memanggil."

Rimuru:"oh pas sekali."

Telepati mati tepat setelah aku menyelesaikan kalimatku.

Lantas, aku memakan semua debu yang ada di rumah ini menggunakan Beelzebuth. Lalu berteleportasi menuju koordinat Shiraori di benua Iblis.

Aku tiba di sebuah ruangan yang memiliki kasur besar yang terbuat dari benang laba-laba dan kulihat Shiraori sudah memakai bajunya.

Shiraori menunggu di depan pintu.

Shiraori:"ke ruangannya."

Rimuru:"oke."

Entah apa yang sedang Ariel pikirkan sampai memanggil kami, mungkin Guil-apalah-itu-namanya juga akan datang.

Kami keluar dari kamar Shiraori bersama lalu berjalan menuju ruangan Ariel.

Hanya ada beberapa pemimpin pasukan iblis di istana ini, sisanya sedang melatih pasukan mereka sendiri.

Terakhir kali, pasukan yang menyerang benteng yang dijaga oleh Julius berhasil dikalahkan. Karena itu Shiraori datang menyelesaikan tugasnya.

Pasukan di benteng itu telah dihabisi tanpa meninggalkan mayat, aku sedikit melihat-lihat saat Shiraori melenyapkan mereka dengan sihir pembusukan. Ternyata ada yang membawa satu bulu Phoenix dan kami membiarkannya hidup.

Kami sudah sampai di ruangan Ariel dan dia sedang tidur menyamping diatas sofa panjang. Di belakangnya berdiri Gulidestodiez....mungkin.

Dan ada dua orang lain di dalam sini.

Wrath

Awalnya dia bernama Sasajima Kyouya, salah satu teman Shun yang ketiga.

Sungguh sebuah ironi, teman yang tadinya akrab menjadi musuh karena berbeda kubu dan keyakinan.

Dan yang satu lagi adalah.

Sophia


Awalnya dia bernama Negishi Shouko, teman-teman sekelas memanggilnya Rihoko(Real Horor Girl).

Sungguh tidak sopan memanggil seseorang dengan nama panggilan aneh.

Meski aku tidak banyak berinteraksi dengannya, aku cukup merasa iba padanya.


Ariel:"akhirnya kalian datang juga."

Wrath:"yo kalian berdua."

Shiraori mengangguk dan aku mengangkat tanganku padanya.

Ariel:"aku ingin meminta pendapat kalian, soal peperangan kedua nanti."

Ini dia, perang lagi.

Perang kecil seperti ini tidak terlalu menyenangkan, mungkin aku butuh hiburan yang lebih besar daripada ini?

Ke waktu yang telah berlalu, aku selalu bertarung melawan makhluk yang mampu melenyapkan Multiverse bahkan Omniverse. Dan beberapa pasukan makhluk kuat lainnya.

Itu cerita sebelum aku menjadi Dewa Utama Kelima, sudah lamaaaa sekali itu terjadi.

Dan setelah menjadi Dewa Utama, tidak ada lawan bodoh yang berani menantangku. Agak sedih sih...tapi aku akhirnya mendapatkan kehidupan yang tenang dan nyaman bersama bawahan dan teman-temanku.

Ariel:"soal penyerangan ke desa Elf....bagaimana menurut kalian ini akan berjalan?"

Bagaimana katamu..? Denganku sendiri saja cukup untuk memusnahkan mereka. Tapi jika aku melakukan itu, orang-orang akan beranggapan kalau aku adalah monster yang setara dengan Ariel.

Aku tidak bilang dengan kekuatan asliku, tidak pernah.

Wrath:"aku serahkan pada kalian saja~"

Ini dia, Wrath lari dari rapat ini, dia tidak ingin repot dengan membuat sebuah rencana.

Lain kali akan kupukul dia.

Rimuru POV end

15 tahun lalu....

*ROARRR!!

Kumoko:"howah! Hampir saja!"

Rimuru:"jangan melamun.!"

Kumoko dan Rimuru menghindari serangan nafas api dari Araba.

Serangannya meledak dan membuat kawah sedalam 3 meter. Rimuru dan Kumoko memilih untuk hinggap di dinding dengan mengaitkan dirinya pada jaring laba-laba.

Araba menengok ke atas dan membuat tiga lingkaran sihir tanah dan menembakkan beberapa tombak batu ke langit-langit.

Kecepatannya masih bisa dihindari oleh mereka berdua, Kumoko dengan menggunakan percepatan pikiran dan proyeksi masa depan sedangkan Rimuru melihatnya tanpa menggunakan skill apapun.

Mereka berdua berpisah dan berlari ke dua arah. Kumoko merayap secara zig-zag untuk menghindari tusukan tombak tanah yang terus menghujaninya, dan sesaat dia melihat sebuah tombak batu tiba-tiba muncul di depannya dari tempatnya berpijak.

Dengan bantuan proyeksi masa depan, Kumoko menghindarinya dengan cepat dan segera melompat ke tanah karena pijakannya mulai habis.

Rimuru berayun seperti Spider-Man di Newyork menghindari semua tombak batu dengan sempurna.

Araba kesal dan menembakkan sinar penghancur yang sebelumnya ke arah langit-langit untuk mengenai Rimuru.

Tanpa diduga, kecepatannya sangat cepat dan lasernya mengenai Rimuru.

Kumoko:"tidak!!"

Kumoko segera berlari secepat mungkin lalu melompat ke arah kepala Araba.

Dia melapisi sabit di tangan kanannya dengan sihir pembusukan lalu mengangkatnya ke atas.

Kumoko:"beraninya kau...!!"

Namun, begitu Kumoko hendak menebas leher Araba, Araba berbalik dengan sangat cepat dan mencoba menghantam Kumoko dengan telapak tangannya.

Serangannya sangat cepat, dan sesaat sebelum Kumoko tertabrak, Rimuru menariknya dengan benang laba-laba ke langit.

Kumoko terkejut disaat dia bertemu Rimuru di langit-langit.

Kumoko:"kau baik-baik saja?!"

Rimuru:"jangan pedulikan aku, lakukan saja tugasmu dengan hati-hati."

Kumoko sedikit khawatir dengan perkataan Rimuru, dia mulai memikirkan kalau jika Rimuru mati, maka itu salahnya karena bersikap egois untuk melawan Araba.

Namun, sesaat dia melihat Rimuru terlihat serius, keraguannya menghilang dan dia mencoba menenangkan dirinya.

Kumoko:"benar....Rimuru setuju denganku dan melakukannya dengan serius...aku juga harus..."

Araba menembakkan serangan nafas peledak ke arah langit-langit.

Kumoko:"Rimuru! Aku akan menggunakan sihir neraka!"

Rimuru:"oh!"

Setelah percakapan singkat melalui telepati, mereka berdua kembali menyebar dengan cepat.

Serangan Araba meledak dan menjatuhkan berbagai puing-puing batu yang berasal dari langit-langit. Serangannya menggetarkan seisi ruangan dengan luas 20 m² itu.

Kumoko menciptakan beberapa lingkaran sihir berwarna merah bercahaya di atasnya. Dia memulai konstruksi sihir neraka dibantu dengan dua otak sihirnya.

Dan otak tubuhnya menggerakkan diri untuk menghindari setiap serangan yang diarahkan padanya.

Secara berkelanjutan, Araba menembakkan beberapa tombak batu ke segala arah.

Rimuru dan Kumoko bersembunyi dibalik puing-puing setiap kali serangan Araba bergerak ke arah mereka. Araba kesal karena mereka berdua terus menghindari serangannya.

Rimuru berada dibawahnya tanpa dia sadari, dan setelah itu, Rimuru memuntahkan lava dari mulutnya ke arah perut Araba yang keras. Dia mengeluarkannya seperti sebuah jet water Cannon yang menabrak tubuh Araba yang sangat keras.

Sebelumnya, di Stratum Tengah, Rimuru menyerap lava secukupnya untuk memanggang daging-daging monster yang ada di dalam tubuhnya, dan tidak disangka dia akan menggunakannya seperti itu.

Meski tidak langsung membunuh, lava yang dia tembakkan terus menabrak dinding sisik Araba yang sangat keras dan itu menyebabkan beberapa kerusakan kecil pada Araba.

Araba menginjakkan kakinya ke arah Rimuru, dan tanpa berhenti memuntahkan lava, Rimuru bergerak dengan gesit untuk mengecoh dan menghindari Araba.

*GRROOAARR!!

Araba berteriak dan membuat banyak lingkaran sihir kecil yang menempel di bawah kaki Rimuru dan di sekitarnya sejauh 10 meter.

Dalam sekejap, Rimuru melompat ke langit sambil berayun menggunakan jaring laba-laba. Dan sesaat setelah itu, ratusan tombak batu yang berukuran kecil menjulang ke atas dengan cepat.

Kumoko tidak berada di daerah serangannya dan masih berusaha untuk membuat rune sihir neraka bersama kedua otak sihirnya.

Kumoko:"sedikit lagi...! Tinggal sedikit lagi!"

Rimuru:"berapa lama lagi Kumoko akan selesai menyiapkan lingkaran sihirnya?"

Ciel:"sekitar 2 menit."

Rimuru:"oh oke...?"

Araba melihat ke arah Kumoko lalu dia membuka mulutnya.

Kumoko tidak bisa berhenti begitu saja di tengah-tengah pembuatan sihirnya, dan dia melihat percikan cahaya ungu di dalam mulut Araba.

Lantas, Rimuru langsung mengikat mulut Araba dengan benang laba-laba yang telah diperkuat dengan SP miliknya secara berkala.

Rimuru:"uwhhh!! Berat...!"

Rimuru menarik kepala Araba ke atas sambil terjun turun menuju darat. Tanpa diduga, Rimuru membuat kepala Araba tertunduk kebawah karena dipaksa.

Rimuru menggunakan momentum dimana Araba mencoba menyerang Kumoko. Dengan begitu, Rimuru bisa menghentikan serangannya sebelum itu terjadi.

Kumoko:"....selesai!"

Kumoko menembakkan jaring secara acak ke langit menandakan bahwa dia berhasil menyelesaikan lingkaran sihirnya.

Rimuru:"yosh!"

Rimuru segera melepaskan dirinya dari benang laba-laba dan langsung menembakkan benang lain dalam waktu singkat dengan jumlah yang banyak.

Araba sangat kesal, dan sesaat kemudian Araba memanaskan tubuhnya menggunakan sihir api. Dia mencoba membakar benang Rimuru.

Namun, Kumoko telah datang dan berada di depannya, dan setelah itu Rimuru langsung menempelkan dirinya di dinding.

Kumoko:"Sihir Neraka!"

Kumoko mengangkat kedua tangannya dan mengaktifkan sihir neraka. Dan setelah itu, Araba membuka mulutnya ke arah Kumoko dan menembakkan sihir laser ke arahnya.

Gerbang neraka muncul tepat di depan Kumoko dan terbuka seketika. Serangan laser dari Araba terserap masuk ke dalam sana bersamaan dengan Araba seperti sedang dihisap oleh lubang hitam.

Namun, Araba melawan, dia menembakkan berbagai serangan ledakan ke langit-langit dengan tujuan menjatuhkan puing-puing batu ke arah Kumoko agar dia mati.

Rimuru segera berdiri di depan Kumoko dan membuat benang laba-laba dari dinding ke dinding untuk mencegah bebatuan menghantam tubuh mereka.

Araba semakin terhisap. Dia terus melawan dan membuat tubuhnya menjadi lebih kuat menggunakan suatu skill lalu merangkak maju.

Dia berhenti menyerang secara acak dan segera merangkak untuk lepas dari gerbang neraka. Rimuru mengetahui niatnya dan langsung membuat duri batu menggunakan sihir tanah di depan gerbang neraka.

Rimuru mengeraskan setiap durinya menggunakan SP lalu melompat ke arah Araba.

Dia mendarat di depan wajah Araba dan dengan susah payahnya, Araba membuka mulutnya dengan niat melenyapkan Rimuru menggunakan sihir laser.

Rimuru sedikit tersenyum tipis dan dengan kecepatan penuhnya, dia menabrak wajah bagian bawah Araba menggunakan kepalanya dengan sangat keras.

Araba terhantam teknik sundulan Rimuru dan kehilangan momentum. Pada akhirnya, dia tertarik ke arah gerbang neraka.

*Jleb!

Araba tertusuk duri yang tajam dan keras dan berhenti bergerak dalam beberapa saat.

Rimuru:"hmm...kuharap Kumoko yang mendapat XP nya..."

Kumoko terjatuh lalu gerbang neraka lenyap karena Kumoko kehabisan sihir dan sangat kelelahan.

Rimuru berdiri di dekat Kumoko lalu menggenggam tangannya dan menariknya untuk berdiri.

Rimuru:"kerja bagus..."

Kumoko:"apa yang kau harapkan dari ku, yah, terimakasih banyak telah membantuku Rimuru."

Rimuru:"ahh, tidak apa-apa.",

Dengan begitu, pertarungan di dalam labirin telah berhenti.

Namun-

*GRROOAARR!!!

Araba kembali mengamuk dan membuat Rimuru serta Kumoko yang agak jauh terkejut.
-----------------------------------------------------------

Dyoiiii, akhirnya selesai juga.

Alhamdulillah ya uy.

Ngantuk....euy










Um feel Empty....

Continue Reading

You'll Also Like

80.4K 7K 100
Tokyo Noir Familia salah satu keluarga Mafia di kota TokyoVerse.Dipimpin oleh Rion Kenzo yang dipanggil dengan Papi dan Caine Chana yang selalu dipan...
72.9K 7K 20
"Semakin banyak hartamu, semakin dekat juga ajalmu." Disclaimer!! Banyak adegan kekerasan dan ucapan kotor, tolong lebih bijak menanggapi. Ini hanya...
12.5K 2.7K 16
Memiliki kelebihan untuk melihat warna kematian orang lain, membuat Renjun memiliki keinginan untuk melindungi orang-orang disekitarnya. Hingga akhir...
56.4K 3.8K 24
BOBOIBOY MOVIE 2 & BOBOIBOY GALAXY SORI × READER